2. Pada tahun 2014 100% dari aset yang dimiliki PT Phokpand terdiri dari 48% aset lancar dan
52% aset tidak lancar. Komposisi aset lancar 21%nya terdiri dari persediaan. 52% dari aset tidak
lancar dibentuk oleh 43% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi
yaitu fluktuasi nilai wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan
kondisi sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa
melakukan kegiatam operasional dengan baik.
ANALISIS
1. Pada tahun 2014 100% dari aset yang dimiliki PT Phokpand terdiri dari 48% aset lancar dan
52% aset tidak lancar. Komposisi aset lancar 21%nya terdiri dari persediaan. 52% dari aset tidak
lancar dibentuk oleh 43% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi
yaitu fluktuasi nilai wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan
kondisi sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa
melakukan kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang jangka pendek
dan jangka panjang dengan total masing-masing 45% dan 55%.
2. Pada tahun 2015,proporsi aktiva terbentuk dari 49% aset lancar dan 52% aset tidak lancar.
Komposisi aset lancar 22%nya terdiri dari persediaan. 52% dari aset tidak lancar dibentuk oleh
45% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi yaitu fluktuasi nilai
wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan kondisi
sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa melakukan
kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang yang terdiri dari utang
jangka pendek sebesar 47% dan utang jangka panjang sebesar 53%
2. Pada tahun 2016, 100% dari aset yang dimiliki PT Phokpand terdiri dari 50% aset lancar dan
50% aset tidak lancar. Komposisi aset lancar 21%nya terdiri dari persediaan. 50% dari aset tidak
lancar dibentuk oleh 46% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi
yaitu fluktuasi nilai wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan
kondisi sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa
melakukan kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang jangka pendek
dan jangka panjang dengan total masing-masing 55% dan 45%.
Bagian lancar utang bank jangka panjang 1,131,086 1,563,819 13% 16%
Total Liabilitas Jangka Pendek 5,059,552 5,550,257 57% 55%
2. Pada tahun 2017 ,proporsi aktiva terbentuk dari 48% aset lancar dan 52% aset tidak lancar.
Komposisi aset lancar 23%nya terdiri dari persediaan. 52% dari aset tidak lancar dibentuk oleh
45% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi yaitu fluktuasi nilai
wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan kondisi
sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa melakukan
kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang yang terdiri dari utang
jangka pendek sebesar 57% dan utang jangka panjang sebesar 43%
ANALISIS
1. Pada tahun 2017 ,proporsi aktiva terbentuk dari 48% aset lancar dan 52% aset tidak lancar.
Komposisi aset lancar 23%nya terdiri dari persediaan. 52% dari aset tidak lancar dibentuk oleh
45% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi yaitu fluktuasi nilai
wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan kondisi
sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa melakukan
kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang yang terdiri dari utang
jangka pendek sebesar 57% dan utang jangka panjang sebesar 43%
2. Pada tahun 2018, 100% dari aset yang dimiliki PT Phokpand terdiri dari 52% aset lancar dan
48% aset tidak lancar. Komposisi aset lancar 23%nya terdiri dari persediaan. 48% dari aset tidak
lancar dibentuk oleh 43% aset tetap. Risiko yg dihadapi oleh perusahaan dengan aset tetap tinggi
yaitu fluktuasi nilai wajar yang tidak bisa di prediksi dan masa manfaat yang tidak sesuai dengan
kondisi sesungguhnya,biaya perawatan, peluangnya dapat margin dari harga pasar bisa
melakukan kegiatam operasional dengan baik. Perusahaan di danai dengan utang jangka pendek
dan jangka panjang dengan total masing-masing 57% dan 43%. Apabila utang lebih besar
daripada total aset akan berdampak baik pada likuiditas perusahaan.
ANALISIS COMMON SIZE
1. COMMON SIZE LABA RUGI
PT CHAROEN PHOKPAND INDONESIA Tbk
Laporan Laba Rugi Common Size
Akun 2,014 2013 2014 2013
PENJUALAN NETO 29,150,275 25,662,992 100% 100%
BEBAN POKOK PENJUALAN 25,016,020 20,531,184 86% 80%
LABA BRUTO 4,134,255 5,131,808 14% 20%
Beban penjualan 545,889 379,734 2% 1%
Beban umum dan administrasi 960,589 866,141 3% 3%
Pendapata operasi lain 105,672 162,561 0% 1%
Beban operasi lain 365,701 488,197 1% 2%
LABA USAHA 2,367,748 3,578,297 8% 14%
Pendapatan keuangan 23,371 21,365 0% 0%
Biaya
LABAKeuangan
SEBELUM PAJAK 284,227 148,329 1% 1%
PENGHASILAN 2,106,892 3,541,333 7% 14%
Beban pajak penghasilan-neto 360,248 922,643 1% 4%
LABA TAHUN BERJALAN 1,746,644 2,528,690 6% 10%
Pendapatan komprehensif lainnya 0% 0%
TOTAL LABA RUGI 0% 0%
KOMPREHENSIF 1,746,644 2,528,690 6% 10%
Laba urugi tahun berjalan/total laba rugi
komprehensif yang di atribusikan kepada: 0% 0%
Pemilik entitas induk 1,746,795 2,530,909 6% 10%
Kepentingan non-pengendali 151 2,219 0% 0%
Total
LABA PER SAHAM YANG DI 1,746,644 2,528,690 6% 10%
ATRBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK 107 154 0% 0%
ANALISIS
100% dari penjualan 86%nya dikeluarkan untuk beban pokok penjualan, sisanya digunakan
untuk pembayaran beban. Laba dari tahun 2013 (20%) ke tahun 2014 (14%) mengalami
penurunan, hal ini bahwa PT Charoen Phokpand tidak mampu membebankan kenaikan
biayanya. Laba bersih pada tahun 2013 sebesar (10%) ke tahun 2014 (6%) mengalami
penurunan, hal ini dapat dikatakan bahwa kinerja laporan keuangan pada laba rugi,
kemampuan meminimalkan beban operasi pada tahun 2013 lebih bagus dibandingkan tahun
2014. Komponen biaya yang paling besar adalah pada beban pokok penjualan yaitu sebesar
80% dan 86%. Artinya dimasa yang akan datang perusahaan masih perlu untuk berusaha
meningkatkan efisiensi produksinya untuk menekankan beban pokok penjualan agar menjadi
lebih kecil lagi.
ANALISIS
100% dari penjualan 86%nya dikeluarkan untuk beban pokok penjualan, sisanya digunakan
untuk pembayaran beban. Laba dari tahun 2014 ke tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan dari 14% ke 17% , hal ini bahwa PT Charoen Phokpand mampu membebankan
kenaikan biayanya. Laba sebelum pajak mengalami sedikit kenaikan dari 7% ke 8%. Hal ini
disebabkan karena harga pokok penjualan mempunyai proporsi yang lebih tetap terhadap
penjualan,sehingga menghaslkan margin laba yang stabil. Laba bersih pada tahun 2013
sebesar ke tahun 2014 tetap yaitu 6%, hal ini dapat dikatakan bahwa kinerja laporan keuangan
pada laba rugi, kemampuan meminimalkan beban operasi pada tahun 2013 ke 2014 tetap.
Komponen biaya yang paling besar adalah pada beban pokok penjualan yaitu sebesar 86%
dan 83%. Artinya dimasa yang akan datang perusahaan masih perlu untuk berusaha
meningkatkan efisiensi produksinya untuk menekankan beban pokok penjualan agar menjadi
lebih kecil lagi.