(EAST)
MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN
DISUSUN OLEH :
1. Santika 20231020022
2. Abdi Brillian 20231020023
3. Anita Firdaus 20231020024
4. Indra Gunawan 20231020026
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
Analisis Perhitungan Rasio
CURRENT RASIO
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun menggunakan aset lancar atau kekayaan lancar.
Current rasio pada tahun 2022 adalah 11,28% sedangakn pada tahun 2021
current ratio EAST sebesar 18,36 dari perbandingan kedua tahun tersebut terjadi
penurunan current rasio sebesar 7,08%.
Adapun beberapa fungsi dari current rasio secara umum pada sebuah
perusahaan sebagai berikut :
1. Evaluasi kemampuan likuiditas.
2. Indikator Kesehatan Keuangan.
3. Perbandingan dengan Pes konkuren.
4. Pemantauan Perubahan dalam Kesehatan Keuangan.
Secara umum, faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadi penuruanan ini
sebagai berikut :
1. Penurunan Penjualan: Jika penjualan perusahaan turun secara
signifikan, maka pendapatan yang masuk juga akan berkurang, dan ini
dapat mengurangi jumlah kas dan piutang dagang yang masuk ke
dalam aset lancar.
2. Peningkatan Kewajiban Jangka Pendek: Jika perusahaan mengambil
lebih banyak hutang jangka pendek, seperti pinjaman atau utang
dagang, tanpa mengimbangi peningkatan ini dengan peningkatan aset
lancar yang sesuai, maka current ratio akan menurun karena
kewajiban jangka pendek lebih tinggi daripada aset lancar.
3. Pembayaran Hutang Jangka Pendek: Jika perusahaan membayar
kewajiban jangka pendeknya lebih awal atau lebih banyak daripada
yang seharusnya, ini dapat mengurangi jumlah kas yang tersedia
dalam aset lancar dan mengakibatkan penurunan current ratio.
4. Pengeluaran Investasi Besar: Jika perusahaan memutuskan untuk
melakukan investasi besar-besaran dalam aset jangka panjang, seperti
peralatan atau properti, ini dapat mengurangi jumlah kas yang tersedia
dalam aset lancar, yang dapat mempengaruhi current ratio.
5. Penurunan Persediaan: Jika perusahaan mengurangi tingkat persediaan
untuk menghemat biaya penyimpanan atau mengelola persediaan
dengan lebih efisien, ini dapat mengurangi komponen aset lancar
dalam current ratio.
6. Kehilangan Piutang Dagang: Jika perusahaan menghadapi masalah
dalam mengumpulkan piutang dagang dari pelanggan, ini dapat
mengurangi jumlah piutang dagang dalam aset lancar, yang dapat
mempengaruhi current ratio.
7. Penurunan Pendapatan Operasional: Jika pendapatan operasional
menurun secara signifikan, maka kas yang dihasilkan dari operasi
bisnis juga akan menurun, yang akan memengaruhi current ratio.
8. Pengelolaan Kas yang Buruk: Manajemen yang buruk dari kas
perusahaan atau penggunaan yang tidak efisien dari aset lancar juga
dapat menyebabkan penurunan current ratio.
Secara General penurunan current rasio yang terjadi pada sebuah perusahaan
dapat ditingkatkan kembali dengan beberapa cara seperti dibawah ini :
1. Tingkatkan Kas dan Setara Kas.
2. Kurangi Persediaan.
3. Peningkatan Penjualan.
4. Optimalkan Manajemen Piutang.
5. Pertimbangkan Pendanaan Jangka Pendek.
6. Revisi Kebijakan Persediaan.
7. Penjualan Aset Tidak Produktif.
8. Peningkatan Perencanaan Keuangan.
9. Kendalikan Pengeluaran.
10. Penggunaan Modal Sendiri.
QUICK RASIO
Sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun menggunakan aset lancar yang paling likuid (aset yang dapat dengan cepat
diubah menjadi uang tunai).
Quick ratio pada tahun 2022 sebesar 11,21% sedangakn pada tahun 2021 quick
ratio EAST sebesar 18,26 dari perbandingan kedua tahun tersebut terjadi
penurunan quick rasio sebesar 7,5%.
Adapun beberapa fungsi dari quick ratio secara umum pada sebuah perusahaan
sebagai berikut :
1. Evaluasi Kemampuan Likuiditas yang Cepat.
2. Indikator Kesehatan Keuangan.
3. Pemantauan Kualitas Piutang.
4. Perbandingan dengan Pes konkuren.
5. Pengambilan Keputusan Kredit.
Secara umum, faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadi penuruanan
quick ratio ini sebagai berikut :
1. penurunan penjualan.
2. peningkatan piutang dagang.
3. Pengeluaran Investasi Besar.
4. Penurunan Laba Bersih.
5. Pembayaran Kewajiban Jangka Pendek.
6. Pertambahan Hutang Jangka Pendek.
7. Penurunan dalam Pendapatan Kas Operasional.
8. Kerugian Investasi.
9. Pengeluaran Dividen yang Tinggi.
10. Kebijakan Persediaan yang Tidak Efisien.
Secara General penurunan quick rasio yang terjadi pada sebuah perusahaan
dapat ditingkatkan kembali dengan beberapa cara seperti dibawah ini :
1. Mengurangi Piutang Dagang yang Lama.
2. Mengelola Persediaan dengan Lebih Efisien.
3. Jangka Pendek.
4. Meningkatkan Likuiditas Kas.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Pinjaman Pendek.
6. Pengelolaan Pendapatan Lebih Baik.
7. Evaluasi Kebijakan Pembayaran.
8. Pertimbangkan Faktor Eksternal.
CASH RASIO
Cash Ratio = (Kas dan Setara Kas) 100%
Total Kewajiban Lancar
Salah satu rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya hanya dengan menggunakan kas atau
setara kas (aset yang paling likuid).
Cash ratio pada tahun 2022 sebesar 8,93% sedangkan pada tahun 2021 cash
ratio EAST sebesar 15,31 dari perbandingan kedua tahun tersebut terjadi
penurunan cash ratio sebesar 6,30%.
Adapun beberapa fungsi dari cash ratio secara umum pada sebuah perusahaan
sebagai berikut :
1. Evaluasi Kemampuan Pembayaran Langsung.
2. Indikator Kemampuan Mengatasi Krisis Keuangan.
3. Pengambilan Keputusan Investasi.
4. Pengelolaan Kas.
Ratio solvabilitas asset ratio pada tahun 2022 sebesar 0,09% sedangkan pada
tahun 2021 ratio solvabilitas asset ratio sebesar 0,05 dari perbandingan kedua
tahun tersebut terjadi peningkatan ratio solvabilitas asset ratio sebesar 0,04%.
Adapun beberapa fungsi dari ratio solvabilitas asset ratio secara umum pada
sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Evaluasi Tingkat Solvabilitas.
2. Indikator Kemampuan Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang.
1. Penambahan modal.
2. Peningkatan Pendapatan.
3. Penjualan Aset yang Tidak Penting.
4. Reduksi Kewajiban.
5. Operasi yang Efisien.
6. Kenaikan Nilai Aset: Kenaikan nilai aset perusahaan, seperti
peningkatan nilai properti atau nilai investasi, akan meningkatkan total
aset perusahaan, yang dapat meningkatkan rasio solvabilitas aset.
7. Pengurangan Aset Non-produktif: Jika perusahaan mengurangi aset
yang tidak produktif atau yang tidak memberikan kontribusi signifikan
terhadap operasi bisnisnya, ini dapat meningkatkan rasio solvabilitas
aset karena total aset berkurang.
8. Penerimaan Dana Hibah atau Hibah: Dalam beberapa kasus, perusahaan
atau organisasi non-profit dapat menerima dana hibah atau hibah yang
meningkatkan ekuitas mereka tanpa peningkatan dalam utang. Ini dapat
meningkatkan rasio solvabilitas aset.
9. Penambahan Kas dan Setara Kas: Penambahan kas dan setara kas dalam
neraca perusahaan akan meningkatkan total aset dan secara langsung
memengaruhi rasio solvabilitas aset.
Secara General peningkatan pada ratio solvabilitas asset ratio dapat
mengalami penurunan dikarenakan beberapa faktor dibawha ini :
1. Penurunan Pendapatan.
2. Peningkatan Hutang Jangka Pendek.
3. Kerugian Operasional.
4. Kenaikan Kewajiban Jangka Panjang..
5. Penggunaan Modal Ekuitas yang Tidak Efisien.
6. Kerugian Investasi.
7. Utang yang Berkualitas Rendah.
8. Ketidakmampuan Mengumpulkan Piutang.
9. Perubahan dalam Nilai Aset.
10. Perubahan dalam Nilai Ekuitas.
RATIO SOLVABILITAS DEBT RATIO :
Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas
atau kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
dengan menggunakan ekuitas pemegang saham.
Ratio solvabilitas debt ratio pada tahun 2022 sebesar 0,10% sedangkan pada
tahun 2021 ratio solvabilitas equity ratio EAST sebesar 0,06 dari perbandingan
kedua tahun tersebut terjadi peningkatan Rasio solvabilitas equity rasio sebesar
0,04%.
Adapun beberapa fungsi dari ratio solvabilitas debt ratio secara umum pada
sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Evaluasi Tingkat Solvabilitas.
2. Indikator Kemampuan Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang.
Beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan peningkatan ratio
solvabilitas debt ratio:
1. Peningkatan Keuntungan Bersih: Jika perusahaan berhasil
meningkatkan laba bersihnya dari waktu ke waktu, ini dapat
menyebabkan peningkatan ekuitas pemegang saham. Semakin besar
ekuitas, semakin tinggi rasio solvabilitas ekuitas.
2. Pertumbuhan Modal Sendiri: Peningkatan modal sendiri (ekuitas)
melalui penjualan saham tambahan, retensi laba, atau kontribusi modal
tambahan dari pemegang saham dapat meningkatkan ekuitas
perusahaan, yang pada gilirannya meningkatkan rasio solvabilitas
ekuitas.
3. Penurunan Hutang Jangka Pendek: Jika perusahaan berhasil
mengurangi hutang jangka pendeknya, baik dengan membayar utang
atau dengan menggantinya dengan modal sendiri, ini akan
meningkatkan rasio solvabilitas ekuitas.
4. Peningkatan Nilai Aset Bersih: Peningkatan nilai aset bersih (aset
dikurangi liabilitas) juga akan menghasilkan peningkatan rasio
solvabilitas ekuitas. Ini bisa terjadi jika aset meningkat lebih cepat
daripada kewajiban atau jika perusahaan berhasil mengurangi
kewajiban dengan cara tertentu.
5. Peningkatan Efisiensi Operasional: Jika perusahaan menjadi lebih
efisien dalam menghasilkan pendapatan atau mengelola biaya, ini dapat
menyebabkan peningkatan laba bersih, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan ekuitas dan rasio solvabilitas ekuitas.
6. Penerbitan Utang Jangka Panjang: Meskipun rasio solvabilitas ekuitas
umumnya mengukur solvabilitas dengan menggunakan ekuitas,
penerbitan utang jangka panjang dengan tingkat bunga yang rendah
juga dapat meningkatkan rasio ini karena menambahkan modal
tambahan ke perusahaan.
7. Kebijakan Dividen yang Konservatif: Jika perusahaan memiliki
kebijakan dividen yang konservatif dan memilih untuk
mempertahankan sebagian besar laba untuk reinvestasi atau
penggunaan lainnya, ini dapat mengarah pada akumulasi ekuitas
pemegang saham, yang akan meningkatkan rasio solvabilitas ekuitas.
Secara General peningkatan pada ratio solvabilitas debt ratio dapat mengalami
penurunan dikarenakan beberapa faktor dibawha ini :
1. Kerugian Berkelanjutan.
2. Dividen yang Tinggi.
3. Utang Jangka Panjang yang Tinggi.
4. Pembelian Aset Tetap yang Mahal.
5. Pertumbuhan yang Cepat.
6. Pengelolaan Kas yang Buruk.
7. Risiko Bisnis yang Tinggi.
8. Kerugian Investasi yang Signifikan.
9. Penurunan Nilai Aset.
10. Hutang yang Jatuh Tempo.
RASIO PROFITABILITAS RETURN ON ASSET (ROA)
ROA atau Return On Assets secara umum merupakan jenis dari rasio
profitabilitas, dimana biasanya dimanfaatkan untuk menilai kemampuan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memperoleh laba lewat aktiva.
EAT 100 %
total asset
Rasio profitabilitas return on asset (ROA) pada tahun 2022 adalah 0,11%
sedangakn pada tahun 2021 ROA EAST sebesar 0,05% dari perbandingan kedua
tahun tersebut terjadi peningkatan rasio profitabilitas return on asset
(ROA) sebesar 0,06%
Adapun beberapa fungsi dari ratio profitabilitas return on asset secara umum
pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Mengukur Efisiensi Aktivitas Lain : Analisis rasio ternyata juga
untuk menilai efisiensi dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan
oleh divisi lain, yaitu mengalokasikan seluruh biaya dan modal di
bagian yang berkaitan.
EAT 100%
Total Ekuitas
Daripada laba yang dihasilkan dari penggunaan dana tersebut, ROE dapat
meningkat. RASIO PROFITABILITAS RETURN ON EQUITY (ROE) pada
tahun 2022 adalah 0,12% sedangakn pada tahun 2021 RASIO
PROFITABILITAS RETURN ON EQUITY (ROE) EAST sebesar 0,05% dari
perbandingan kedua tahun tersebut terjadi peningkatan RASIO
PROFITABILITAS RETURN ON EQUITY (ROE) sebesar 0,07%
Adapun beberapa fungsi dari rasio profitabilitas return on equity (roe) secara
umum pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Mengukur Kinerja Perusahaan
2. Membandingkan Perusahaan
3. Evaluasi Kebijakan Keuangan
4. Faktor Penilaian Saham
EAT 100 %
Penjualan
Net Profit Margin pada tahun 2022 adalah 0,34% sedangkan pada tahun 2021
Net Profit Margin EAST sebesar 0,24% dari perbandingan kedua tahun tersebut
terjadi peningkatan Net Profit Margin sebesar 0,01%
Adapun beberapa fungsi dari Net Profit Margin secara umum pada sebuah
perusahaan sebagai berikut :
1. Mengukur ProfitabilitasPerbandingan
2. Pemantauan Kinerja.
3. Keputusan Investasi dan Pembiayaan
4. Pengukuran Kualitas Manajemen
EBIT 100%
Total Aset
Rasio Basic Earning Power (BEP) pada tahun 2022 adalah 0,13% sedangkan
pada tahun 2021 Rasio Basic Earning Power (BEP) EAST sebesar 0% dari
perbandingan kedua tahun tersebut terjadi peningkatan Rasio Basic Earning
Power (BEP) sebesar 0,13%.
Adapun beberapa fungsi dari Rasio Basic Earning Power (BEP) secara umum
pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
Penjualan 100%
Pendapatan
Rasio aktivitas perputaran piutang pada tahun 2022 sebesar 3,39% sedangkan
pada tahun 2021 rasio aktivitas recevieble turnover EAST sebesar 4,88% dari
perbandingan kedua tahun tersebut terjadi penurunan Rasio aktivitas perputaran
piutang sebesar 1,49%.
Adapun beberapa fungsi dari rasio aktivitas recevieble turnover secara umum
pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Seberapa baik perusahaan mengumpulkan penjualan kredit.
2. Peluang jaminan apa yang mungkin dimiliki perusahaan.
3. Ketika itu mungkin bisa melakukan investasi modal besar.
4. Seberapa memadai perusahaan mengevaluasi kredit klien.
Beberapa alasan umum yang dapat menyebabkan penurunan rasio recevieble
turnover:
Penjualan 100%
Piutang Dagang
Rasio aktivitas inventory turnover persediaan pada tahun 2022 sebesar 25,46%
sedangkan pada tahun 2021 rasio aktivitas perputaran persediaan EAST sebesar
20,46% dari perbandingan kedua tahun tersebut terjadi peningkatan Rasio aktivitas
perputaran persediaan sebesar 5%.
Adapun beberapa fungsi dari rasio aktivitas inventory turnover secara umum
pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Mempermudah Pengambilan Keputusan.
2. Mengukur Key Performance Indicator.
3. Menghemat Pengeluaran.
Rasio aktivitas fixed asset turnover pada tahun 2022 sebesar 0,32% sedangkan
pada tahun 2021 rasio aktivitas perputaran-perputaran aktiva EAST sebesar 0,20%
dari perbandingan kedua tahun tersebut terjadi peningkatan Rasio aktivitas
perputaran-perputaran aktiva sebesar 0,12%.
Adapun beberapa fungsi dari rasio aktivitas fixed asset turnover secara umum
pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Menganalisis Pertumbuhan Perusahaan.
2. Pertimbangan Investasi.
3. Mengukur dan mengevaluasi laba investasi.
Beberapa hal umum yang dapat menyebabkan peningkatan rasio aktivitas fixed
asset turnover:
1. Peningkatan Penjualan: Peningkatan penjualan adalah salah satu faktor
utama yang dapat meningkatkan rasio aktivitas perputaran aktiva. Jika
perusahaan berhasil meningkatkan penjualannya tanpa harus
meningkatkan asetnya secara signifikan, rasio ini akan meningkat.
2. Optimalisasi Penggunaan Aset: Perusahaan yang mampu
mengoptimalkan penggunaan asetnya akan memiliki rasio aktivitas
perputaran aktiva yang lebih tinggi. Ini bisa berarti memanfaatkan
kapasitas produksi yang ada dengan lebih baik atau mengurangi aset
yang tidak produktif.
3. Efisiensi Operasional: Meningkatkan efisiensi operasional, seperti
mengurangi biaya produksi, mengoptimalkan rantai pasokan, atau
mempercepat proses produksi, dapat membantu meningkatkan rasio
aktivitas perputaran aktiva.
4. Manajemen Persediaan yang Baik: Meminimalkan persediaan yang
tidak perlu atau meningkatkan perputaran persediaan dapat
menghasilkan peningkatan rasio aktivitas perputaran aktiva.
5. Kebijakan Kredit yang Ketat: Menerapkan kebijakan kredit yang ketat
pada pelanggan dapat membantu mempercepat pengumpulan piutang
dagang, yang pada gilirannya meningkatkan rasio aktivitas perputaran
aktiva.
6. Peningkatan Penggunaan Teknologi: Implementasi teknologi baru atau
sistem informasi yang lebih baik dapat membantu perusahaan
mengelola asetnya dengan lebih efisien dan meningkatkan
produktivitas.
7. Diversifikasi Produk atau Layanan: Memperluas lini produk atau
layanan dapat membantu meningkatkan penjualan tanpa harus
menambah aset secara signifikan.
8. Aliansi atau Akuisisi yang Efektif: Melakukan aliansi atau akuisisi
dengan perusahaan lain yang dapat meningkatkan efisiensi atau
membuka peluang penjualan baru dapat memengaruhi positif rasio
aktivitas perputaran aktiva.
9. Kualitas Manajemen: Kemampuan manajemen dalam mengambil
keputusan yang tepat dan efektif dalam mengelola sumber daya dapat
berdampak positif pada rasio aktivitas perputaran aktiva.
10. Perubahan dalam Struktur Bisnis: Pergantian struktur bisnis, seperti
outsourcing atau restrukturisasi, dapat membantu perusahaan
meningkatkan efisiensi operasional dan, sebagai akibatnya, rasio
aktivitas perputaran aktiva.
RASIO AKTIVITAS TOTAL ASSET TURNOVER
Total Asset Turnover adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana sebuah perusahaan efisien dalam mengelola dan
memanfaatkan aset-asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Penjualan 100%
Total Aset
Rasio Aktivitas Total Asset Turnover pada tahun 2022 adalah 0,32% sedangkan
pada tahun 2021 Rasio Aktivitas Total Asset Turnover EAST sebesar 0,20% dari
perbandingan kedua tahun tersebut terjadi peningkatan Rasio Aktivitas Total Asset
Turnover sebesar 0,12%
Adapun beberapa fungsi dari Rasio Aktivitas Total Asset Turnover secara
umum pada sebuah perusahaan sebagai berikut :
1. Mengukur Efisiensi Operasional
2. Perbandingan Antara PerusahaanPengukuran Kinerja Manajemen
3. Keputusan Investasi
4. Perencanaan Strategi
Beberapa Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis Total Asset Turnover
meliputi:
1. Pendapatan Penjualan
2. Total Aset
3. Manajemen Persediaan