Anda di halaman 1dari 10

NAMA : KEFIN PUTRA YANDITO

NIM : P2C220050
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK
TUGAS : UJIAN TENGAH SEMESTER
DOSEN PENGAMPU : Dr. ASEP MACHPUDDIN S.E. M.M.

Jawaban:

1. Laporan keuangan adalah berkas yang berisi pencatatan uang. Maksudnya adalah
laporan yang berisi segala macam transaksi yang melibatkan uang, baik transaksi
pembelian maupun penjualan dan kredit.Biasanya laporan ini dibuat dalam periode
tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap
bulan atau setiap satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga menggunakan
keduanya.

Laporan keuangan dibuat semata untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan.


Sehingga pihak atasan bisa mengevaluasi dengan tepat jika kondisi keuangan usaha
mengalami masalah. Maka dari itu laporan ini harus dibuat dengan tepat dan cermat.
Karena ini berupa laporan tentu ada pertanggungjawaban yang diserahkan secara
mutlak kepada operator keuangan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang
telah dibuatnya dengan detail di depan atasan. Biasanya ini dilakukan pada saat
evaluasi.

Bagi pihak pemberi pinjaman seperti perbankan membutuhkan data-data keuangan


suatu perusahaan yang akurat sangat penting karena data keuangan perusahaan
menentukan apakah pengajuan kredit yg diajuakan oleh pihak perusahaan akan
diterima, biasanya bank melihat data" keuangan perusahaan utk melihat apakah
perusahaan yg akan diberikan kredit dpat mengembalikan kredit tsb sesuai dgn
perjanjian dan apakah perusahaan tsb akan maju stlh diberi kredit.

Dengan laporan keuangan yang baik dan akurat, pihak perbankan akan merasa yakin
terhadap bisnis suatu perusahaan. Laporan keuangan yang baik dan akurat merupakan
pertimbangan penting bagi perbankan untuk memutuskan disetujui atau tidaknya
suatu pinjaman. Penyajian informasi keuangan suatu perusahan akan menunjukan
kemampuan perusahaan dalam membayar dan mengembalikan pinjaman sesuai
jangka waktu yang telah disepakati bersama. Pihak perbankan akan memastikan
bahwa didalam data laporan keuangan, pemohon memiliki sumber-sumber
penghasilan yang memadai untuk membayar kewajibannya sesuai jangka waktu yang
telah disepakati. selain itu, laporan keuangan yang lengkap akan meliputi laporan
posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.

Analisa ini lebih ke arah aset yang dimiliki oleh calon debitur. Aset bisa dilihat dari
neraca lajur perusahaan calon debitur. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan
mengenai hubungan dan kecenderungan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan,
hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan tersebut memuaskan atau tidak
memuaskan. Analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting
bagi pihak perbankan (terutama kreditur jangka pendek). Kreditur jangka pendek
sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka
pendeknya. Kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui prospek
bunga. Bagi kreditur jangka panjang, analisis laporan keuangan diperlukan terutama
untuk mengetahui jaminan investasinya, prospek keuntungan di masa depan, dan
bagaimana perkembangan perusahaan selanjutnya.

2. Sangat mungkin bahkan dalam pelaporan keuangan untuk menejemen, investor, dan
orang lain yg bersangkutan pun bisa beda. penggunaan metode pencatatan juga bisa
membuat laporan berbeda. namun jika perusahaan sengaja membuat laporan data
yang tidak valid biasanya agar pengenaan pajak menjadi lebih sedikit atau juga untuk
menarik investor.

Beberapa perusahaan pasti ada yang memalsukan data , termasuk data keuangan. Hal
ini bisa untuk memperkaya diri (korupsi), bisa juga hanya untuk formalitas belaka,
dan bisa juga dipalsu karena lalainya petugas sehingga data ada yang kurang lengkap.

Contohnya :

Akuntan perusahaan Z memalsukan data-data tentang penerimaan kas serta jumlah


aset perusahaan sehingga laporan yang dibuat tidak benar adanya atau tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada hal ini dilakukan oleh akuntan dan pihak manajemen
perusahaan untuk meminjam sejumlah uang di Bank, pada kenyataannya perusahaan
sedang dalam masalah dan dekat dengan kebangkrutan dan jika tidak diberi suntikan
dana, perusahaan benar-benar akan bangkut, untuk mengatasi hal tersebut maka
akuntan membuat laporan keuangan palsu agar bisa meminjam uang di Bank, akan
tetapi setelah beberapa waktu berjalan ternyata kondisi perusahaan sudah tidak dapat
dikendalikan, dan berakhir dengan kebangkrutan.

Komisaris selaku pengawas yang bertanggungjawab kepada rapat umum pemegang


saham tidak mengetahui hal ini, para pemilik saham meminta pertanggungjawaban
kepada komisaris tentang apa yang terjadi di perusahaan, hal ini tentu merugikan
komisaris karena komisaris hanya melakukan pengawasan terhadap pengurusan
Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan
kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan. dan laporan keuangan palsu ini
merupakan tindakan fraud karena tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang
sebenarnya. belum lagi tuntutan dari pihak bank yang telah ditipu dengan laporan
keuangan palsu.

 
3. Financial Performance atau kinerja keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang
disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan periode sekarang harus
dibandingkan dengan kinerja keuangan periode masa lalu, anggaran neraca dan laba-
rugi dan rata-rata kinerja perusahaan sejenis. Perusahaan yang memiliki kinerja
keuangan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di atas perusahaan
pesaingnya, atau diatas rata-rata perusahaan sejenis.
Kinerja keuangan atau Financial Performance juga merupakan suatu prestasi yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar. Bisa terlihat dalam  perubahan- perubahan pada laporan keuangan
( Financial Statement ) yang terdiri dari Laporan Neraca, Laporan Laba-rugi, Laporan
Perubahan Modal dan Laporan Arus Kas

Iya, data-data pada laporan keuangan suatu perusahaan telah dapat diajdikan acuan
untuk melihat kinerja suatu perusahaan. karena laporan itu melaporkan data-data
keluar masuknya uang dalam kinerja, jikalau aliram keluar masuk uang baik dan
menghasilkan keuntungan berarti kinerja suatu perusahaan itu baik, sedangkan
laporan keuangan yang defisit rugi berarti manajemen keuangan dalam perusahaan itu
kurang baik begitupun dengan kinerjanya.

4. A) Keunggulan Analisis Rasio Keuangan.


Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan
kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang. Dengan analisis
keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang
busines enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan
memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang
yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran
investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Dengan menganalisis prestasi
keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan
dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara
konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping
itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk
menilai apakah cukup beralasan(layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit
baru, calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa dating (R.
Agus Sartono, 1994 :119–120).

B. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.


Teuku Mirza dan Imbuh S (1999), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan :
(1) Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya
modal ekuitas.
(2) Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari
industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan
data suatu industri.
(3) Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam
akuntansi.
(4) Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan
atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi
masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan.
(5) Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang
tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena
perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.
(6) Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam
membandingkan rasio.
(7) Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat
bagus.

5. Sebuah laporan keuangan menggambarkan kondisi sebuah perusahaan, dengan


laporan keuangan juga kita dapat membandingkan perusahaan mana yang paling tepat
dan mempunyai masa depan yang cukup cerah jika kita berinvestasi didalamnya,
karena spekulasi yang dilakukan oleh investor ini tentu mengharapkan keuntungan,
oleh sebab itu para investor harus berfikir dan memutuskan dengan cepat dalam
berinvestasi.

Laporan keuangan memuat semua informasi tentang sebuah perusahaan, dapat kita
bandingkan kemajuan perusahaan dari waktu ke waktu berdasarkan laporan keuangan
tersebut, karena sebuah laporan keuangan sudah mampu memberikan informasi yang
lengkap bagi penggunanya, mulai dari besarnya harta perusahaan, kewajiban sampai
dengan keuntungan dan kerugian yang mereka derita.

Pengertian investor menerapkan konsep “think fast and decision fast” dalam konteks
analisis rasio keuangan yaitu investor dapat memutuskan untuk berinvestasi hanya
dengan mengandalkan sebuah laporan keuangan, karena rasio keuangan mampu
memberikan jawaban apa yang mereka inginkan dengan cepat.

6. a.  Liquid dan solvable


Liquid dan solvable adalah suatu perusahaan dinyatakan sehat dalam keadaan baik ,
karena ia mampu melunasi utang-utangnya yang jangka pendek dan jatuh tempo
secara tepat waktu. Artinya secra financial dan non finansial perusahaan di anggap
idak memiliki kendala atau permasalahan. Artinya secara financial dan non finansial
perusahaan dianggap tidak memiliki kendala atau permasalahan.
b.  Liquid dan insolvable
Liquid dan insolvable adalah keseimbangan finansial secara baik karena likuiditasnya
dianggap sehat namun solvabilitasnya atau kemampuannya atau kemampuan
membayar utang-utangnya secara tepat waktu dianggap berada dalam posisi
bermasalah bahkan cenderung tidak lagi tepat waktu.
c.  iLiquid dan solvable
iLiquid dan solvable adalah suatu perusahaan tidak mampu lagi memiliki
keseimbangan finansial secara baik  ini terjadi karena likuiditasnya sudah tidak sehat
lagi atau pihak manajemen perusahaan sudah tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
finansialnya secara tepat waktu. Namun di sisi lain kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya yang jatuh tempo masih baik.
d.  iLiquid dan insolvable
iLiquid dan insolvable adalah kondisi perusahaan yang berada dalam kondisi menuju
kebangkrutan. Kondisi ini terjadi pada saat sebuah perusahaan tidak mampu lagi
melunasi utang-utang jangka pendeknya dan utang-utang jatuh temponya atau
kewajiban solvabilitasnya. Jika tidak cepat  diatasi maka perusahaan ini
memungkinkan akan mengalami kondisi untuk di akuisisi oleh perusahaan lain, atau
melakukan kebijakn marger. Akuisisi adalah pengambilan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain. Merger adalah pengabungan atau perusahaan dengan perusahaan
lainnya.

Contoh:
Likuiditas Perusahaan “XYZ” tersebut adalah:

A. Current ratio = Aktiva lancar / utang lancar = Rp.7.350.000/Rp.3.250.000 = 2,26


B. Acid Test Ratio = Aktiva lancar – Persediaan / Utang lancar

= Rp.7.350.000 – Rp.2.000.000 / 3.250.000 = 1,65

C. Solvabilitas Perusahaan “XYZ” tersebut adalah:

Solvabilitas = Total aktiva / Total Utang = 33.350.000 / 16.750.000 = 1,99

7. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (bararti). Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset,
antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya (Syafri,
2008:297).
Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi
keuangan perusahaan (Sawir, 2009:6)

Dari beberapa pengertian diatas dapat di pahami bahwa rasio keuangan adalah suatu
perhitungan berupa pengukuran terhadap data keuangan yang digunakan untuk
mengukur perkembangan keuangan dan menilai kinerja manajemen suatu perusahaan.
Dalam hal ini rasio keuangan menjelaskan hubungan antara suatu jumlah dari pos
tertentu dengan jumlah pos yang lain dalam suatu laporan keuangan. Rasio keuangan
dihitung berdasarkan atas angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi
saja, atau bahkan neraca dan laba rugi. Dari rasio keuangan tersebut dapat menjadi
dasar dalam menganalisis rasio keuangan yang bertujuan agar perbandingan yang
dilakukan terhadap pos-pos dalam laporan keuangan merupakan perbandingan yang
logis, dengan menggunakan rumus/pengukuran tertentu. Dari analisa resiko tersebut
nantinya dapat diketahui apa kelemahan dan kelebihan dari perusahaan dan dapat
dipakai sebagai pedoman pengambilan keputusan.

Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada


laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba). Menurut Lukas Prasetya (2001:415)
Ada 5 jenis rasio keuangan yaitu :

1. Leverage ratios, memperlihatkan berapa hutang yang digunakan untuk perusahaan.


Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan yang
solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang
cukup untuk membayar semua hutang - hutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan
yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya
disebut perusahaan yang insolvable 

2. Liquidity ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-


kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampauan peruasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

3. Efficiency atau Turnover atau Asset Management Ratios, mengukur seberapa efektif
peusahaan mengelola aktivanya. 

4. Profitability Ratios, mengukur kemampuan peusahaan menghasilkan laba. merupakan


rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas
manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi
perusahaan
5. Market-Values Ratios, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di
pasar modal. Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di
pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar
modal.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ekonomi berbagai jenis rasio
keuangan yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya masing-masing dan jenis
perusahaannya. Tetapi memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur
perkembangan keuangan dan menilai kinerja manajemen suatu perusahaan.

Menurut Wakil Presiden dan Analis PT. Valbury Asia Securities Nico Omer
Jonckheere cara melilai perusahaan yang baik dengan melihat pada empat indikator :

1. Perhatikan Penjualan (Sales) dan Laba Bersihnya.


Dalam hal ini kita harus melihat apakah ada kenaikan Sales dan Laba Bersihnya dari
tahun ke tahun. Jika Laba Bersihnya turun karena iklim usaha kalo ada perlambatan
dalam GDP dan sebagainya, jadi dapat dimengerti bahwa perlambatan kinerja dalam
perusahaan itu merupakan hal yang wajar. Tetapi secara keseluruhan dari tahun ke
tahun seharusnya sales dan laba bersihnya naik Dan cara perusahaan
menaikkan sales-nya adalah dengan menaikkan harga atau jasanya atau bisa juga
menjual lebih banyak barang dan jasanya.
Tetapi harus ada konsistensi dalam kenaikan laba bersih dan pendapatannya.
Perusahaan yang baik itu, naik dari tahun ke tahun sehingga perusahaan itu jauh lebih
layak untuk dibidik.

2. Arus Kas-nya (Cashflow)
Perusahaan yang baik dapat dilihat dari dilihat dari arus kas (cashflow) yang positif.
Cashflow yang dimaksud adah free cashflow. Free cashflow adalah: operating
cashflow (arus kas/kas bersih dari aktivitas operasi) dikurangi belanja modal (capital
expenditure/capex) sama dengan free cashflow.
jika cashflow suatu perusahaan itu negatif maka perusahaan berpotensi kolaps
karena cashflow-nya negatif. Solusinya, perusahaan tersebut akan tambah utang untuk
tambah modal. jika menambah utang maka konsekuensinya beban bunga akan naik.
jika kita melihat cashflow-nya negatif, maka akan mempengaruhi DER-nya (Debt to
Equity Ratio/rasio utang terhadap modal) juga.

3. DER (Debt to Equity Ratio) atau Rasio Utang Terhadap Modal


Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang DER-nya kecil atau berada di bawah
0,8 atau dibawah 80 persen tergantung perusahaan lain melihatnya. Cara melihat DER
suatu perusahaan adalah : total utangnya (total
liabilities) dibagi equity (modal/ekuitas) dikali 100 persen.

4. Operating Profit Margin (OPM)


Jika OPM semakin besar maka semakin bagus. Karena jika ada perlambatan
perekonomian atau kompetisi meningkat yang punya OPM yang sangat besar bisa
menurunkannya agar mudah. Tetapi kalau misalkan punya OPM kecil, maka
perusahaan tersebut untuk menurunkannya akan sangat susah.
Cara melihat OPM itu : Laba usaha dibagi sales (penjualan) dikali 100 persen.
filter yang kedua, Price Earning Ratio (PER) dari suatu perusahaan. Cara
menghitungnya: laba bersih per saham dibagi harga sahamnya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menemuka perusahaan yang
bagus dapat digunakan 4 indikator salah satunya dengan menghitung rasio utang
terhadap modal, perusahaan yang bagus memeiliki rasio DER yang kecil, jika
perusahaa memiliki DER yang besar maka akan mengurangi laba dan modal yang ada
untuk digunakan membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, sehingga
dapat menurunkan laba perusahaan

Anda mungkin juga menyukai