Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK

Dosen Pengampu:

Dr. Rike Setiawati, S.E. M.M

Oleh
Kefin Putra Yandito
P2C220050

JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Soal
1. Perusahan “Afalah” memperkirakan pengeluaran kas setiap tahun sebesar Rp
22.800.000.000 Perusahaan merencanakan untuk memenuhi kebutuhan kas ini
dengan menjual surat berharga secara periodik dari portofolio yang ada. Saat ini
portofolio memberikan return 10%, sementara biaya setiap transaksi sebesar Rp
200.000,-
a. Tentukanlah transaksi yang optimal untuk melakukan
perubahan/konversi.
b. Hitung rata-rata saldo kas perusahaan.
c. Hitung besarnya biaya total untuk mempertahankan saldo kas.
d. Bagaimana jika perusahaan ingin mempertahankan saldo kas sebesar Rp
50.000.000,- atau ingin mempertahankan saldo kas sebesar Rp0,-
Jawab

1. A. Tentukan transaksi yang optimal untuk melakukan perubahan konversi

B. Hitung rata – rata saldo kas perusahaan

C. Hitung biaya total untuk mempertahankan saldo kas


Jumlah transaksi/penukaran surat berharga yang diperlukan dalam 1
tahun

TC= Rp (200.000)(75,49834445)+0,10(150.996.689)
= Rp 15.099.668,9 + Rp 15.099.668,9
= Rp 30.199.337,8

D. Perusahaan yang menginginkan saldo kas menjadi Rp 50.000.000


maka sekuritas perusahaan yang harus dijadikan kas sebesar Rp
1000.000.000.Begitu juga jika perusahaan menginginkan saldo kas
sebesar Rp 0, maka sekuritas yang harus dijadikan kas sebesar Rp. 0
2. Perusahaan “Affalah” memproduksi dan menjual produk A dengan tingkat
produksi 500.000 unit dan dijual dengan harga Rp 10.000,- per unit, dengan biaya
tetap Rp60.000.000,- dan biaya variabel Rp2.2...(tambah dua angka dari
belakang nomor mahasiswa masing-masing, contoh 2.201, 2.202),- per unit.
Diminta :
a. Apakah perusahaan mengalami laba/rugi pada kondisi penjualan 200.000
unit?
b. Pada tingkat penjualan berapa unit dan berapa rupiahkah perusahaan
mencapai titik pulang pokoknya? Gambarkan juga dalam bentuk grafik.
c. Seandainya tingkat penjualan hanya mencapai 50.000 unit apa rekomendasi
yang saudara berikan pada perusahaan?
d. Bila tingkat harga dinaikkan 25% berapa tingkat penjualan yang harus dicapai
agar mencapai titik pulang pokok?

Jawab
Tingkat Produksi = 500.000 unit
Biaya tetap = 60.000.000
Biaya variable = 2.250 / unit
Harga jual = 10.000 / unit

A. Penjualan 200.000 unit


Maka = total jual= 200.000 unit x 10.000 = 2.000.000.000
Biaya tetap = 60.000.000
Biaya variable = 200.000 x 2.250 = 450.000.000
Laba sebesar = Rp 1.490.000.000
B. BEP titik pokok

=
C. Jika produksi 50.000 unit itu sudah mengalami laba, maka

50.000 x 10.000 = 500.000.000

Biaya tetap = 60.000.000

Variabel 50.000 x 2.250 = 112.500.000

Hasil = Rp 327.500.000

Note = Semakin besar produksi semakin bagus

D. Jika variabel dinaikkan 25% berarti menjadi 2812.5

Maka BEP =

=
3. Seringkali suku bunga jangka pendek lebih tinggi dari suku bunga jangka

panjang. Apakah hal ini berarti kebijakan keuangan perusahaan yang terbaik

adalah menggunakan sumber hutang jangka panjang seluruhnya tanpa hutang

jangka pendek?

Jawab

Dalam upaya mengembangkan atau melakukan ekspansi bisnis, umumnya

perusahaan memang membutuhkan sumber dana yang cukup besar sebagai modal

usaha. Selain dari dana pribadi, modal usaha bisa diperoleh dari investor dan utang.

Utang menjadi salah satu sumber modal yang sering kali tak bisa dihindari.

Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam perekonomian suatu negara karena

sangat berpengaruh terhadap “kesehatan” suatu perusahaan. Hal ini tidak hanya

mempengaruhi keinginan konsumen untuk membelanjakan ataupun menabungkan

uangnya tetapi juga mempengaruhi dunia usaha dalam mengambil keputusan. Oleh

karena itu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya

pada sektor moneter, melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, bahkan

sektor internasional.

Hutang jangka panjang umumnya digunakan untuk memperkuat posisi modal

perusahaan. Tak hanya itu, utang jangka panjang juga digunakan untuk meningkatkan

jumlah aset perusahaan baik dalam bentuk properti, peralatan, maupun investasi.

Sebab itu, utang jangka panjang mencerminkan rasio ekuitas (total debt to equity

ratio), yaitu ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi seluruh

kewajibannya. Rasio ini membandingkan total utang baik jangka pendek maupun

panjang dengan total modal perusahaan. Selain modal, utang jangka panjang juga
mencerminkan rasio aset yang mengukur bagian dari keseluruhan aktiva yang

dibelanjai dari utang.

Dalam transaksinya, utang jangka panjang biasanya disertai dengan jaminan

berupa barang tidak bergerak. Barang tidak bergerak ini lebih umum mengarah pada

properti seperti gedung, gudang, pabrik, rumah, dan tanah. Tentu penyerahannya

bukan berupa barang riilnya tetapi berupa sertifikat yang menyatakan hak

kepemilikan atas properti tersebut. Meski disertai dengan jaminan, namun perusahaan

yang berutang tetap bisa memanfaatkan barang tersebut. Misalnya perusahaan

memiliki utang jangka panjang dengan jaminan sertifikat gudang. Meski sertifikat

atas properti tersebut diserahkan kepada pihak yang memberikan utang jangka

panjang, namun perusahaan yang berutang tetap bisa menggunakan gudang miliknya

untuk menjalankan operasional kegiatan usahanya.

Sesuai dengan namanya, utang jangka panjang memiliki tempo pembayaran yang

relatif lama, sekitar 5 hingga 20 tahun. Intinya, tempo pembayaran lebih dari satu

tahun. Penentuan jangka waktu pembayaran atas utang jangka panjang ini tergantung

pada kesepakatan antara kedua belah pihak dan tentunya kemampuan pihak yang

mengajukan utang jangka panjang untuk melakukan pembayaran.

Meski memiliki manfaat dan beberapa keuntungan, namun utang jangka panjang

pun tak lepas dari adanya risiko. Adapun risiko dari utang jangka panjang yang dapat

ditanggung oleh perusahaan yaitu:

• Semakin lama jangka waktu pelunasan utang, maka risiko yang mungkin

ditanggung juga semakin besar. Artinya, banyak faktor eksternal yang

mempengaruhi keuangan perusahaan selama masa atau jangka waktu utang,

seperti persaingan bisnis, pertumbuhan ekonomi, kondisi ekonomi global,

mekanisme pasar, dan lain sebagainya. Jika perusahaan tidak memiliki fondasi
dan strategi keuangan yang kuat, maka berisiko tidak mampu memenuhi

seluruh utangnya termasuk utang jangka panjangnya, sehingga risiko yang

dihadapi tentunya adalah kehilangan aset yang digunakan sebagai jaminan.

• Utang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan hingga

berakhirnya masa atau jatuh tempo pelunasan tiba. Perusahaan dituntut untuk

meningkatkan pendapatannya sehingga keuntungannya pun akan meningkat.

Namun, pendapatan yang diperoleh tak semuanya menjadi hak milik

perusahaan, karena adanya kewajiban untuk membayar utang.

• Harus melakukan pembayaran cicilan atau pelunasan utang saat jatuh tempo.

Perusahaan harus senantiasa menyiapkan dana cukup yang dialokasikan

secara khusus untuk membayar utang saat jatuh tempo tiba. Hal ini tentu

menuntut perusahaan untuk pandai-pandai mengatur keuangannya agar

mampu menghindari gagal bayar utang.

• Utang jangka panjang mempengaruhi nilai saham perusahaan yang menurun

apabila nilai utang yang dimiliki perusahaan terlalu tinggi atau bahkan terlalu

rendah. Utang jangka panjang menjadi ukuran kemampuan perusahaan dalam

mengelola modal dan juga utang-utang yang dimilikinya.

Utang jangka panjang memberikan manfaat sekaligus ancaman risiko bagi

perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola utang jangka panjang dengan baik,

maka risiko yang mengancam keuangan perusahaan dapat diminimalisir. Alhasil,

perusahaan justru dapat meningkatkan arus kas dan merencanakan strategi keuangan

yang lebih baik di masa yang akan datang.

Perusahaan hendaknya tetap mempertahankan posisi likuiditas perusahaan dengan

tetap berusaha untuk meningkatkan aktiva lancar perusahaan dengan cara


mengendalikan jumlah persediaan dan mengurangi penggunaan kas yang tidak

efisien, agar dapat menjamin seluruh hutang lancar yang dimiliki perusahaan dengan

baik, dan tetap menjaga agar hutang lancar perusahaan dapat ditekan atau dikurangi.

Selain itu, perusahaan hendaknya tidak hanya memiliki hutang jangka pendek saja,

dan disarankan juga memiliki hutang jangka panjang, agar dapat digunakan untuk

membiayai aktiva tetap.

4. Apakah peningkatan periode penagihan selalu tidak baik ? Mengapa ?


Jawab

Iya, karena Semakin besar rasio tunggakan akan semakin buruk bagi perusahaan,

karena ini berarti perusahaan tidak mampu menangani pengembalian piutangnya

dengan baik. Begitupun dengan rasio penagihannya. Semakin besar rasio penagihan

maka akan semakin baik bagi perusahaan karena itu berarti semakin besar

pengembalian modal perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil rasio penagihan maka

akan berakibat buruk bagi perusahaan karena semakin kecil piutang perusahaan yang

berubah menjadi kas.

Hal ini berdasarkan perkataan para ahli dimana menurut Horngren dan Harisson

(2007) mengemukakan bahwa rata-rata periode penagihan piutang menunjukkan

berapa hari yang diperlukan untuk menagih tingkat piutang rata-rata. Semakin singkat

periode penagihan, maka semakin cepat perusahaan dapat menggunakan kas, semakin

lama periode penagihan, maka semakin sedikit kas yang tersedia untuk operasi

perusahaan

Anda mungkin juga menyukai