Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Analisis Informasi Keuangan


Kode Mata Kuliah : EKSI4204
Nama : Kurnia Khayaturohmah
NIM : 049420086
1.
Selisih
Akun 2019 2020

Kas dan Setara Kas 748.000 310.000 Turun 438.000

Piutang Usaha 129.000 145.000 Naik 16.000

Sediaan 683.000 200.000 Turun 483.000

Aset Lancar 1.560.000 655.000 Turun 905.000

Naik 910.000
Properti, Bangunan dan Peralatan 550.000 1.460.000

Goodwill 96.000 84.000 Turun 12.000

Aset Tidak Lancar 646.000 1.544.000 Naik 898.000

Total Aset 2.206.000 2.199.000 Turun 7.000

Utang Usaha 313.000 250.000 Turun 63000

Biaya Tangguhan 120.000 120.000 -

Pajak Tangguhan 109.000 100.000 Turun 9.000

Total Utang Lancar 542.000 470.000 Turun 72000

Utang Jangka Panjang 340.000 929.000 Naik 589.000

Total Utang 882.000 1.399.000 Naik 517.000

Saham Biasa 904.000 400.000 Turun 504.000

Laba ditahan 420.000 400.000 Turun 20.000

Total Ekuitas 1.324.000 800.000 Turun 524.000

Total Utang dan Ekuitas 2.206.000 2.199.000 Turun 7.000

a. Menurut Pendapat Anda, bagaimana kondisi keuangan PT XYZ tahun 2019 dan 2020!
Berdasarkan laporan posisi keuangan PT XYZ, dapat dilihat perubahan kondisi
keuangan perusahaan antara tahun 2019 dan 2020 sebagai berikut:
1. Aset Lancar: Total aset lancar mengalami penurunan yang signifikan dari 1.560.000
pada tahun 2019 menjadi 655.000 pada tahun 2020. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas serta sediaan. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan menghadapi masalah likuiditas, dengan penurunan sumber daya
yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Aset Tidak Lancar: Total aset tidak lancar mengalami peningkatan yang signifikan
dari 646.000 pada tahun 2019 menjadi 1.544.000 pada tahun 2020. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh peningkatan properti, bangunan, dan peralatan. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan investasi yang lebih besar dalam
aset tetap.
3. Utang Lancar: Total utang lancar mengalami penurunan dari 542.000 pada tahun
2019 menjadi 470.000 pada tahun 2020. Penurunan ini menunjukkan bahwa
perusahaan berhasil mengurangi kewajiban jangka pendeknya.
4. Utang Jangka Panjang: Total utang jangka panjang mengalami peningkatan yang
signifikan dari 340.000 pada tahun 2019 menjadi 929.000 pada tahun 2020.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan telah meningkatkan tingkat utang
jangka panjangnya, yang dapat memberikan beban keuangan jangka panjang.
5. Ekuitas: Total ekuitas perusahaan mengalami penurunan dari 1.324.000 pada tahun
2019 menjadi 800.000 pada tahun 2020. Penurunan ini menunjukkan adanya
penurunan laba ditahan perusahaan.

Berdasarkan analisis tersebut, kondisi keuangan PT XYZ pada tahun 2020


terlihat lebih menantang daripada pada tahun 2019. Perusahaan menghadapi masalah
likuiditas dengan penurunan signifikan dalam aset lancar, peningkatan utang jangka
panjang, dan penurunan ekuitas.

b. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan
sebagai aman atau tidak aman berdasarkan komposisi aktiva, utang, dan modalnya
antara lain:
1. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio): Rasio ini mengukur
seberapa besar utang yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi risiko keuangan yang dimiliki perusahaan.
Umumnya, rasio utang terhadap ekuitas yang rendah dianggap lebih aman.
2. Rasio Lancar (Current Ratio): Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Rasio lancar
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya. Sebuah rasio lancar yang rendah dapat
menjadi indikasi risiko keuangan.
3. Rasio Cepat (Quick Ratio): Rasio ini mirip dengan rasio lancar, tetapi hanya
memperhitungkan aset lancar yang paling likuid, yaitu kas, setara kas, dan piutang
usaha. Rasio cepat memberikan gambaran yang lebih konservatif tentang
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
4. Rasio Keuntungan Bersih Terhadap Penjualan (Net Profit Margin): Rasio ini
mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan dengan membandingkan
keuntungan bersih yang dihasilkan dengan pendapatan penjualan. Rasio
keuntungan bersih yang tinggi menunjukkan kondisi keuangan yang lebih kuat dan
lebih aman.
5. Pertumbuhan Pendapatan: Melihat pertumbuhan pendapatan perusahaan dari tahun
ke tahun juga dapat memberikan indikasi tentang kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan positif cenderung
menunjukkan keadaan keuangan yang baik.
6. Keberlanjutan Laba: Penting untuk memperhatikan apakah perusahaan mampu
mencatatkan laba secara konsisten. Keberlanjutan laba yang baik menunjukkan
stabilitas dan keamanan kondisi keuangan.
7. Struktur Modal: Menilai proporsi antara utang dan modal perusahaan juga penting.
Jika perusahaan memiliki struktur modal yang seimbang dan proporsi utangnya
terkendali, maka kondisi keuangan lebih aman.
Sumber : BMP EKSI4204 modul 4
2. Jelaskan perbedaan konsep laba ekonomi dan laba akuntansi!

Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi terjadi karena adanya beberapa
faktor yang memengaruhi pelaporan keuangan suatu perusahaan. Aturan dalam akuntansi
membutuhkan estimasi yang seringkali bersifat subjektif, sehingga dapat menghasilkan
perlakuan berbeda untuk transaksi ekonomi yang sama. Selain itu, konsep dasar akuntansi
seperti biaya historis, basis transaksi, dan konservatisme juga memengaruhi pelaporan
keuangan. Namun, faktor yang paling memengaruhi perbedaan laba akuntansi dan laba
ekonomi adalah manajemen laba, yaitu tindakan yang dilakukan manajer untuk
mempengaruhi angka-angka keuangan demi kepentingan pribadi atau kepentingan
perusahaan. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat terjadi karena
beberapa alasan:
 Konsep laba alternatif: Konsep laba alternatif mengacu pada kemampuan perusahaan
untuk memilih metode akuntansi yang berbeda untuk menghasilkan angka laba yang
berbeda. Hal ini mungkin terjadi karena aturan akuntansi yang memberikan opsi pada
perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang paling cocok dengan
kepentingannya.
 Biaya historis: Aturan akuntansi sering kali memerlukan penggunaan biaya historis
untuk mengukur aset dan kewajiban. Namun, biaya historis tidak selalu merefleksikan
nilai pasar aktual dari aset dan kewajiban tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi.
 Basis transaksi: Laba akuntansi dihitung berdasarkan basis transaksi, seperti penjualan
atau pembelian barang. Namun, basis transaksi ini mungkin tidak selalu merefleksikan
nilai pasar aktual dari transaksi tersebut.
 Konservatisme: Konservatisme adalah prinsip akuntansi yang mengharuskan
perusahaan untuk menghindari pengakuan laba yang belum pasti, tetapi mengizinkan
pengakuan kerugian yang mungkin terjadi. Hal ini dapat menyebabkan laba akuntansi
lebih rendah daripada laba ekonomi.
 Manajemen laba: Manajer perusahaan dapat mengelola laba akuntansi dengan cara
memilih metode akuntansi yang menguntungkan perusahaan, melakukan penyisipan
pendapatan atau biaya, atau memilih waktu pengakuan pendapatan atau biaya. Hal ini
dapat menyebabkan perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi.

Dalam praktiknya, perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat
memberikan informasi yang berharga kepada investor dan kreditor dalam mengevaluasi
kinerja perusahaan dan potensi risikonya.

Sumber : BMP EKSI4204 modul 5.


Indrawati, D., & Sari, R. P. (2019). Analisis Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Ekonomi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 21(1), 26-38. https://doi.org/10.9744/jak.21.1.26-38

3. Jelaskan tiga aktivitas penerimaan dan pembayaran kas pada laporan arus kas!
Tiga aktivitas penerimaan dan pembayaran kas yang umum terdapat dalam laporan arus kas
adalah:
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities):
Aktivitas operasi mencakup penerimaan dan pembayaran kas yang terkait dengan
kegiatan utama perusahaan, seperti penjualan produk atau jasa, pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, dan penerimaan dari pelanggan. Aktivitas ini mencerminkan arus kas
dari operasi yang menciptakan pendapatan dan biaya yang terkait dengan aktivitas inti
perusahaan. Contoh penerimaan kas dalam aktivitas operasi adalah penerimaan
penjualan produk, sedangkan contoh pembayaran kas adalah pembayaran gaji kepada
karyawan.

b. Aktivitas Investasi (Investing Activities):


Aktivitas investasi mencakup penerimaan dan pembayaran kas yang terkait dengan
investasi dalam aset tetap, investasi dalam saham atau obligasi perusahaan lain, atau
pengambilan pinjaman jangka panjang. Aktivitas ini mencerminkan perubahan dalam
investasi jangka panjang perusahaan. Contoh penerimaan kas dalam aktivitas investasi
adalah penjualan aset tetap, sementara contoh pembayaran kas adalah pembelian aset
tetap baru.

c. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities):


Aktivitas pendanaan mencakup penerimaan dan pembayaran kas yang terkait
dengan pendanaan perusahaan, seperti penerbitan saham baru, pembayaran dividen
kepada pemegang saham, atau pembayaran utang jangka panjang. Aktivitas ini
mencerminkan perubahan dalam struktur modal perusahaan. Contoh penerimaan kas
dalam aktivitas pendanaan adalah penerbitan saham baru, sedangkan contoh pembayaran
kas adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Dalam laporan arus kas, ketiga aktivitas ini dijelaskan secara terpisah untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang asal dan penggunaan kas perusahaan. Laporan
arus kas membantu para pemangku kepentingan untuk memahami arus kas perusahaan dan
memonitor kesehatan keuangan serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan
mengelola kas secara efektif.

Sumber : Indrawati, D., & Sari, R. P. (2019). Analisis Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Ekonomi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 21(1), 26-38. https://doi.org/10.9744/jak.21.1.26-38

Anda mungkin juga menyukai