Diminta:
a. Menurut Pendapat Anda, bagaimana kondisi keuanganPT XYZ tahun 2019 dan 2020!
b. Jelaskan kriteria yang menyatakan bahwa kondisi suatu perusahaan aman dan sedang
tidak aman berdasarkan komposisi aktiva, utang dan modalnya!
1. a. Perhitungan rasio
2019 2020
Rasio cepat digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan. Rasio cepat yang terlalu tinggi
untuk persediaan menunjukkan indikasi bahwa perusahaan kelebihan kas atau piutang. Sedangkan rasio
cepatyang terlalu kecil menunjukkan bahwa risiko likuiditas perusahaan lebih tinggi. PT XYZ tahun
2019 memiliki rasio cepat sebesar 162% dan 97% ditahun 2020.
Jika rasio total hutang terhadap total aktiva pada perusahaan sangat tinggi, maka menandakan bahwakemampuan
perusahaan dalam membayar atau melunasi kewajiban saat jatuh tempo sangat rendah. Dengan
demikian, menurut sudut pandang kreditur, semakin rendah rasio total hutang terhadap totalaktiva pada perusahaan,
maka semakin baik. PT XYZ memiliki rasio total hutang terhadap total aktivatahun 2019 sebesar 40% dan 64%
tahun 2020.
b. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan dalam kondisi aman
atau tidak aman berdasarkan komposisi aktiva, utang, dan modalnya. Berikut adalah beberapa kriteria
yang biasa digunakan:
1. Rasio keuangan: Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur kesehatan
keuangan perusahaan dengan membandingkan beberapa angka keuangan penting. Beberapa rasio
keuangan yangdapat digunakan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan adalah rasio
utang terhadap ekuitas, rasio lancar, rasio cepat, rasio profitabilitas, dan rasio arus kas. Rasio-
rasio ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar risiko keuangan perusahaan.
2. Struktur Modal : Struktur modal mengacu pada kombinasi dari modal sendiri dan utang yang digunakan
perusahaan untuk mendanai operasinya. Jika perusahaan menggunakan terlalu banyak utanguntuk
membiayai operasinya, maka risiko kebangkrutan akan lebih tinggi jika perusahaan mengalamikesulitan
keuangan. Sebaliknya, jika perusahaan mengandalkan terlalu banyak pada modal sendiri,maka
perusahaan mungkin tidak mengoptimalkan penggunaan utang untuk menghasilkan laba
yanglebih tinggi.
3. Likuiditas: Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Jika perusahaan tidak memiliki cukup kas atau aset likuid untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, maka risiko kebangkrutan akan lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan
yangmemiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan lebih aman.
4. Pertumbuhan: Pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi faktor yang menentukan apakah perusahaan
aman atau tidak. Jika perusahaan tumbuh dengan stabil dan sehat, maka perusahaantersebut cenderung
lebih aman daripada perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang cepat namuntidak stabil.
Pertumbuhan yang berlebihan dapat menyebabkan perusahaan mengambil risiko yang lebih besar.
5. Peringkat Kredit: Peringkat kredit adalah penilaian independen terhadap risiko kredit sebuah perusahaan
oleh lembaga rating kredit. Perusahaan dengan peringkat kredit yang lebih tinggicenderung lebih aman
daripada perusahaan dengan peringkat kredit yang lebih rendah.
Perlu diingat bahwa kriteria-kriteria ini bukanlah suatu kebenaran mutlak dan tidak dapat
dijadikan patokan tunggal untuk menentukan apakah suatu perusahaan aman atau tidak. Sebaiknya, kriteria-
kriteriaini harus digunakan bersama-sama dan dalam konteks yang tepat untuk memberikan gambaran yang
lebihlengkap tentang kesehatan keuangan sebuah perusahaan
2. Laba ekonomi dan laba akuntansi adalah dua konsep yang berbeda dalam konteks keuangan dan
akuntansi. Berikut adalah penjelasan perbedaan antara keduanya:
Laba Akuntansi:
1. Definisi: Laba akuntansi adalah laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan, seperti Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum (PAK).
2. Fokus: Laba akuntansi berfokus pada pengukuran dan pelaporan laba berdasarkan aturan dan
prinsip akuntansi yang berlaku. Hal ini melibatkan pengakuan pendapatan dan pengeluaran sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
3. Pengukuran: Pengukuran laba akuntansi didasarkan pada metode akuntansi yang digunakan,
seperti metode persediaan (FIFO, LIFO, atau metode rata-rata), metode penyusutan, dan kebijakan
akuntansi lainnya.
4. Subjektivitas: Laba akuntansi dapat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi perusahaan dan
interpretasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Ini dapat menghasilkan variasi dalam
pengukuran laba antara perusahaan yang berbeda.
Laba Ekonomi:
1. Definisi: Laba ekonomi (juga dikenal sebagai laba bersih ekonomi) adalah laba yang dihitung
dengan mempertimbangkan biaya oportunis atau biaya ekonomi. Biaya oportunis adalah biaya
yang mencerminkan pengorbanan alternatif yang dilakukan dalam penggunaan sumber daya,
termasuk biaya kesempatan yang hilang.
2. Fokus: Laba ekonomi berfokus pada pengukuran laba yang mencerminkan kinerja sebenarnya
suatu perusahaan dari sudut pandang ekonomi. Hal ini melibatkan pengukuran pendapatan dan
pengeluaran dengan mempertimbangkan biaya oportunis.
3. Pengukuran: Pengukuran laba ekonomi memperhitungkan biaya-biaya yang tidak selalu tercantum
dalam laporan keuangan akuntansi konvensional, seperti biaya kesempatan yang hilang atau biaya
penggunaan modal sendiri dalam perusahaan.
4. Objektivitas: Laba ekonomi didasarkan pada prinsip ekonomi dan mencoba untuk
memperhitungkan biaya sebenarnya yang terlibat dalam penggunaan sumber daya. Dalam konteks
ini, laba ekonomi lebih objektif dan terkait langsung dengan pengambilan keputusan ekonomi.
Singkatnya, laba akuntansi didasarkan pada prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dan
mempertimbangkan aturan yang berlaku, sementara laba ekonomi mencerminkan kinerja sebenarnya
perusahaan dari perspektif ekonomi dengan mempertimbangkan biaya oportunis. Laba ekonomi lebih
fokus pada pengambilan keputusan ekonomi, sementara laba akuntansi digunakan untuk tujuan pelaporan
keuangan.
3. Laporan arus kas adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang arus kas
masuk (penerimaan kas) dan arus kas keluar (pembayaran kas) suatu perusahaan selama periode waktu
tertentu. Berikut ini adalah tiga aktivitas utama yang tercakup dalam laporan arus kas:
1. Aktivitas Operasi:
Aktivitas operasi mencerminkan arus kas yang terkait dengan operasional inti perusahaan, seperti
penjualan produk atau jasa, pembelian persediaan, pembayaran gaji, dan penerimaan dari
pelanggan. Aktivitas ini merupakan indikator penting dari kesehatan operasional perusahaan.
Penerimaan kas dalam aktivitas operasi biasanya meliputi penerimaan dari penjualan produk atau
jasa, penerimaan bunga, dan penerimaan dividen. Pembayaran kas dalam aktivitas operasi
mencakup pembayaran kepada pemasok, pembayaran gaji, pembayaran pajak, dan pembayaran
bunga.
2. Aktivitas Investasi:
Aktivitas investasi mencakup arus kas yang terkait dengan investasi dalam aset tetap dan aset
jangka panjang lainnya, serta perolehan atau penjualan investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam aktivitas operasi. Penerimaan kas dalam aktivitas investasi dapat berasal dari penjualan aset
tetap, penjualan saham atau obligasi, atau pengembalian pinjaman. Pembayaran kas dalam
aktivitas investasi dapat mencakup pembelian aset tetap, pembelian saham atau obligasi, atau
pemberian pinjaman.
3. Aktivitas Pendanaan:
Aktivitas pendanaan mencerminkan arus kas yang terkait dengan sumber pendanaan perusahaan,
seperti modal saham, pinjaman bank, atau penerbitan obligasi. Penerimaan kas dalam aktivitas
pendanaan bisa terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru, menerima pinjaman baru, atau
menerima hasil dari penerbitan obligasi. Pembayaran kas dalam aktivitas pendanaan bisa terjadi
ketika perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, membayar pinjaman, atau
menebus obligasi.
Melalui analisis aktivitas penerimaan dan pembayaran kas dalam laporan arus kas, pemangku
kepentingan dapat memahami sumber dan penggunaan kas perusahaan serta mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan dan
melakukan investasi yang diperlukan.