Anda di halaman 1dari 9

FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

BINUS University
BINUS ONLINE LEARNING Semester: Odd/ Even *)
 Graduate Program  Undergraduate Program Period: 1 / 2 *)
Academic Year:
 Final Exam  Others Exam:
2022/2023
Faculty / Dept. : Binus Online Learning/Akuntansi
Course : ACCT6384039 Accounting for Small Medium Student ID : 2402014563
Enterprise
Day/ Date : Senin-Senin/ 7-14 November 2022
BULC : Bekasi, Jakarta, Palembang, Samarinda, N a m e : Zasqia Putri Damayanti
Bandung, Makassar, Medan, Malang,
Semarang, Bandung
Class : EMEA, MBDE, MCDE, MDBE, MDCE,
MDFE, MDFE, MEBE, MGEE, MHEE
Time : 00.00 – 12.00 WIB Signature :
Exam Feature : Open/ Close Books*)
Equipment : Exam Booklet / Calculator / Laptop 🞸)
🞸) Strikethrough the unnecessary items

Please insert this test paper into the exam booklet and submit both documents after the test!!!
The penalty for CHEATING is DROP OUT!!!

PETUNJUK UJIAN
i. Jawablah setiap pertanyaan yang berada pada bagian PERTANYAAN UJIAN dibawah ini
ii. Unduh soal ujian ini, kemudian ubah file dalam bentuk PDF ini ke bentuk words
iii. Jawaban di ketik rapi pada halaman JAWABAN UJIAN dibawah ini
iv. Jawaban dikumpulkan paling lambat tanggal 14 November 2022 dalam bentuk file dan submit melalui portal ujian
v. Format file Jawaban adalah : KodeMatakuliah-Nama Matakuliah-NIM.pdf
Contoh : ACCT6384039-Accounting for Small Medium Enterprise -2012345678.pdf

PERTANYAAN UJIAN
Variasi 2

Kasus 1
Apabila anda hendak membuat suatu usaha UMKM, jelaskan secara detail apa yang akan anda buat: (LO
1 - 25%)
a. Nama dan jenis produk
b. Alasan memilih produk tersebut
c. Target Pasar
d. Rencana Produksi
e. Rencana Distribusi
f. Rencana Pemasaran

Kasus 2
Neraca percobaan Toko Pakaian Olahraga Celine pada 31 Desember menunjukkan Persediaan Rp
5.200.000, Pendapatan Penjualan Rp 22.550.400, Retur dan Potongan Penjualan Rp. 800.000, Diskon
Penjualan RP 2.350.600, Harga Pokok Penjualan Rp 8.210.000, Pendapatan Sewa Rp 600.000, Freight-
Out Rp 300.500, Beban Sewa Rp. 1.000.000, dan Beban Gaji dan Upah Rp.4.500.000. Buatlah ayat jurnal
penutup untuk akun-akun di atas. (LO 2 - 20%)

Kasus 3
Laporan Keuangan Kereta Api Diduga Salah

Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/81332/laporan-keuangan-kereta-api-diduga-salah

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kesalahan laporan keuangan PT Kereta Api diduga terjadi sejak 2004. Karena
pada tahun itulah laporan keuangan perseroan diaudit Kantor Akuntan Publik S. Mannan. Menurut Ketua
Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia Ahmadi Hadibroto, berdasarkan informasi dari
Akuntan Publik S. Manan, audit terhadap laporan keuangan PT Kereta Api untuk 2003 dan sebelumnya
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sedangkan, audit terhadap laporan keuangan 2004
dilakukan oleh BPK dan Akuntan Publik S. Manan. "Hanya audit laporan keuangan 2005 yang dilakukan

FM,FM | Page 1 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

oleh Akuntan Publik S. Manan," kata Ahmadi kepada pers kemarin. Penjelasan ini terkait dengan
penolakan komisaris Kereta Api atas laporan keuangan perseroan tahun buku 2005 yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik S. Manan. Komisaris yang menolak itu adalah Hekinus Manao lantaran laporan
keuangan itu tidak benar sehingga menyebabkan perseroan yang seharusnya merugi Rp 63 miliar kelihatan
meraup laba Rp 6,9 miliar.Dalam penjelasannya kepada Ikatan Akuntan Indonesia, Hekinus Manao
menyatakan ada tiga kesalahan dalam laporan keuangan Kereta Api. Pertama, kewajiban perseroan
membayar Surat Ketetapan Pajak pajak pertambahan nilai Rp 95,2 miliar, yang diterbitkan Direktorat
Jenderal Pajak pada akhir 2003, disajikan dalam laporan keuangan sebagai piutang/tagihan kepada
beberapa pelanggan yang seharusnya menanggung beban pajak tersebut. "Komisaris berpendapat
pencadangan kerugian harus dilakukan karena kecilnya kemungkinan tertagihnya pajak kepada para
pelanggan," kata Hekinus dalam laporannya. Kedua, adanya penurunan nilai persediaan suku cadang dan
perlengkapan sekitar Rp 24 miliar yang diketahui pada saat dilakukannya inventarisasi pada tahun 2002,
pengakuannya sebagai kerugian oleh manajemen Kereta Api dilakukan secara bertahap (diamortisasi)
selama 5 tahun. Pada akhir tahun 2005 masih tersisa saldo penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai
kerugian sekitar Rp 6 miliar. "Komisaris berpendapat saldo penurunan itu nilai Rp 6 miliar itu harus
dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005," ujar Hekinus. Kesalahan ketiga, lanjut dia, bantuan pemerintah
yang belum ditentukan statusnya senilai Rp 674,5 miliar dan penyertaan modal negara Rp 70 miliar oleh
manajemen disajikan dalam Neraca 31 Desember 2005 yang konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya
sebagai bagian dari utang. "Menurut komisaris, bantuan pemerintah dan penyertaan modal tersebut harus
disajikan sebagai bagian dari modal perseroan." Menurut Ahmadi, jika pendapat Hekinus benar, maka
kesalahan penyajian laporan keuangan tersebut telah terjadi bertahun-tahun. "Seharusnya komisaris
terlibat sebelum laporan keuangan diterbitkan."Kementerian BUMN juga akan memanggil komisaris
Kereta Api pada pekan ini juga mengenai penolakan komisaris. "Tapi belum ada kesimpulan laporan siapa
yang benar atau salah," kata Deputi Menteri BUMN bidang Logistik dan Pariwista Hari Susetio. Kurniasih
Budi/Anton Aprianto

Bedasarkan artikel tersebut, lakukan analisa dalam 1 halaman penuh minimal, apa yang terjadi, kesalahan
apa yang dilakukan oleh kedua belah pihak, dan bagaimana mengatasi agar hal tersebut tidak terulang
dikemudian hari? Anda diperbolehkan mencari referensi dari artikel atau bahan bacaan lain, tapi dilarang
men copy paste dari artikel tersebut, silahkan tulis ulang dengan kata kata sendiri (LO 3 - 25%)

Kasus 4
Dibawah ini adalah beberapa akun di laporan keuangan perusahaan:
2021 2020
Current Asset 68,949,922 43,935,616
Current Liabilities 18,817,445 10,467,072
COGS 50,286,701 35,503,872
Inventory 10,398,461 7,660,646
Total Liabilities 21,093,274 11,900,160
Total Assets 129,343,738 90,356,659
Net Sales 112,069,810 78,526,310
Operating Income 38,674,440 26,220,646
Gross Profit 61,783,109 43,022,438
EBIT 20,278,332 10,468,361
EBT 40,304,813 27,490,176
Cash Flow Operation 34,801,334 21,424,998
Retained Earning 36,063,350 23,489,152
Stock Holders Equity 108,242,938 78,456,499

Berapakah nilai di tahun 2021 dan 2020 dan berikan interpretasi hasil dari:
(LO 4 - 30%)
a. Current Ratio
b. Inventory Turnover
c. Working Capital
d. Debt Ratio
e. Debt to Equity Ratio
f. Total Asset Turnover
FM,FM | Page 2 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

g. Operating Income Margin


h. Gross Profit Margin
i. Degree of Financial Leverage
j. Operating cash flow to total debt

FM,FM | Page 3 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

RUBRIK PENILAIAN
NILAI
SKORE : % dari Bobot Skor x bobot
LO
Level KONTEN / ELEMEN
Bobot 3 : 71 – 100 2 : 51 – 70 1 : 0 - 50

the theory of SME,


accounting concepts the theory of SME, the theory of SME,
Explain the theory of and principles as a accounting concepts and accounting concepts and
SME, accounting basis in the principles as a basis in principles as a basis in
concepts and principles preparation of the preparation of the preparation of
LO 1 as a basis in the financial statements financial statements financial statements
preparation of financial accordance with accordance with SMEs accordance with SMEs
statements accordance SMEs Accounting Accounting Standard are Accounting Standard are
with SMEs Accounting Standard are clearly applied with minor error applied with minor error
Standard explained and and supported with and/or not supported
supported with limited examples with example
excellence examples

the accounting
activities in the accounting activities
the accounting activities
merchandising, in merchandising,
Explain the accounting in merchandising,
service and service and
activities in service and
manufacturing SME manufacturing SME
merchandising, service, manufacturing SME
LO 2 accordance with accordance with SMEs
and manufacturing SME accordance with SMEs
SMEs Accounting Accounting Standard are
accordance with SMEs Accounting Standard are
Standard are clearly explained with minor
Accounting Standard explained with minor
explained and error and/or not
error
supported with supported with example
excellence examples

the concept and


methods relating to the concept and methods the concept and methods
Explain the concept and
inventories and fraud relating to inventories relating to inventories
LO 3 methods relating to
and internal control and fraud and internal and fraud and internal
inventories and fraud
are clearly explained control are explained control are explained
and internal control.
and supported with with minor error some error
excellence examples

analyse SME’s analyse SME’s analyse SME’s


Analyse SME’s
performance by using performance by using performance by using
LO 4 performance by using
the information stated the information stated in the information stated in
the information stated in
in financial statement financial statement are financial statement are
financial statement
are clearly applied applied with minor error applied some error

TOTAL NILAI UJIAN

FM,FM | Page 4 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

JAWABAN UJIAN

KASUS 1

Jika saya berencana membuat UMKM, saya akan memilih untuk membuat usaha pada sector perdagangan.
Berdasarkan pengertiannya sendiri, perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa Perubahan
teknis) barang baru maupun bekas. Perdagangan secara umum terbagi menjadi dua, yaitu:
A. Perdagangan umum, yang mencakup jenis perdagangan Sembilan bahan pokok, klontong/pracangan,
perdagangan bahan bangunan, perdagangan peralatan elektronik/listrik, perdagangan hasil bumi, dll.
B. Bisnis penyalur/distributor, yang melakukan penjualan secara tunai/kredit suatu produk tertentu
secara grosir (dalam jumlah besar.

Untuk usaha yang akan saya pilih, saya memilih untuk menjual sajian makanan Korea atau K-Food.
Perkembangan kebudayaan Korea Selatan kini semakin menyebar luas di Dunia, tak terkecuali dirasakan pula
bagi Indonesia. Kebudayaan ini berkembang melalui K-Pop, K-Drama, dan K-Food, fenomena ini disebut
juga K-Wave (Korean Wave). Meningkatnya perekonomian Korea Selatan di Asia merupakan salah satu
akibat dari meluasnya Korean Wave di Dunia.

K-Food merupakan bagian dari penyebaran kebudayaan Korea Selatan yang lebih dikenal sebagai
gastrodiplomasi. K-Food mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia, mulai dari street food hingga
restoran yang mengadirkan makanan Korea. Makanan Korea juga hadir dalam bentuk makanan siap saji yang
banyak menghiasi rak-rak toko ritel di Indonesia. Tingginya minat masyarakat Indonesia dalam mencoba
makanan Korea Selatan ini dapat menjadi peluang bagi saya dalam membuat bisnis kuliner yang
menghadirkan makanan Korea sebagai menu utamanya.

Berikut adalah detail rencana UMKM yang akan saya susun:


A. Nama dan Jenis Produk
Nama Produk yang akan dijual adalah KeKorea. KeKorea merupakan produk makanan instan khas
Korea maupun snack yang dapat memberikan sensasi kepada pelanggan untuk mencoba makanan
Khas Korea. Pelanggan jadi serasa sedang KeKorea. Terdapat beberapa jenis produk yang dijual,
yaitu:
a. Tteokbokki
Dengan karakteristik snack yang berbahan tepung beras, bentuk silinder kecil dan kenyal,
membuat snack tteokbokki sangat disukai. Ditambah dengan saus yang rasanya pedas manis
melengkapi rasa tteokbokki yang unik.
b. Odeng
Odeng adalah salah satu makanan kaki lima yang terbuat dari campuran ikan dan tepung terigu
lalu dibentuk seperti sate dan disajikan dengan kuah panas.
c. Mandu
Mandu ada yang disajikan dengan cara dikukus, digoreng atau dikonsumsi memakai kuah gurih.
Berisi daging cincang atau sayuran, mandu dibungkus dengan kulit pangsit yang sangat enak
disantap bersama kimchi.
d. Bungeoppang
Jajanan Korea berbentuk ikan ikan lucu ini umumnya terbuat dari tepung dan berisi selai kacang
merah. Tersedia juga varian rasa cokelat.
e. Ramyun
Dengan tekstur mie yang kenyal, satu kemasan Ramyun dilengkapi dengan bumbu serta sayuran
kering, plus potongan jamur shitake yang kenyal. Makanan instan ini kayak akan serat dan
kalsium.
f. Jjajangmyeon
Cita rasa yang ditawarkan berupa manis dan gurih yang dihasilkan dari saus kacang kedelai hitam
yang lezat.

B. Target Pasar
Menurut Kotler dan Armstrong (2018:213), market segmentation make buyers in any market differ in
their wants, resources, locations, buying attitudes, and buying practices. Yang berarti segmentasi pasar
membuat pembeli di pasar mana pun berbeda dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembelian,
dan praktik pembelian. Berikut jenis-jenis segmentasi pasar yang akan disasar oleh KeKorea:
a. Geografis
Segmentasi ini dibagi berdasarkan wilayah yang dianggap memiliki potensi terhadap produk yang
akan dijual. Misalnya berdasarkan negara, kota, daerah, bahkan antar-negara. Target pasar
“KeKorea” berdasarkan geografis yaitu berada di wilayah Jabodetabek.
FM,FM | Page 5 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

b. Psikologis
Segmentasi ini berdasarkan dengan perilaku konsumen atau reaksi pembeli pada masa tertentu.
Beragam budaya yang berasal dari Korea Selatan kini sudah popular di Indonesia. Tren makanan
sering kali muncul di serial drama yang banyak ditonton masyarakat. Target pasar “Kekorea”
berdasarkan psikologis yaitu berfokus pada konsumen K-popers, K-Drama Lovers, dan K-Food
Lovers.
c. Demografis
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis
kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan. Untuk kelompok usia target pasar “Annyeong
Haseyo” adalah usia 15 – 39 tahun dengan fokus utama usia 20 tahun. Untuk kelompok jenis
kelamin target pasar “Kekorea” adalah perempuan dan laki-laki dengan fokus utama perempuan.
Untuk tingkat ekonomi target pasar “Kekorea” adalah berfokus pada kelompok masyarakat
dengan pendapatan menengah ke atas dilihat dari harga menu yang ditawarkan.

C. Rencana Produksi
Perencanaan produksi merupakan perencanaan strategi yang dilakukan oleh sebuah usaha saat akan
memproduksi barang atau jasa. Pada hal ini, produksi yang dilakukan adalah K-Food. Perencanaan
tersebut termasuk memastikan produk yang dibuat, volume produksi, kapasitas, bahan yang
diperlukan, penjadwalan, dan lainnya. Rencana produksi dapat membantu sebuah usaha dalam
melakukan produksi seefisien mungkin. Perencanaan produksi yang efektif memungkinkan
perusahaan untuk memantau proses produksi, mengidentifikasi isu, mengirimkan produk tepat waktu,
dan menghindari terjadinya eskalasi masalah. Berikut adalah rincian rencana produksi dari Kekorea.
a. Pembelian Bahan Pokok
Untuk pembelian bahan pokok, Kekorea akan membeli bahan pokok di pasar tradisional maupun
pasar swalayan. Terkait bahan-bahan pokok akan digunakan untuk membuat seluruh hidangan.
Proses pembelian bahan pokok dilakukan selama 1 minggu sekali untuk menjaga kesegaran dari
bahan yang digunakan.
b. Pembuatan K-Food
g. Pembuatan Korean Food dilakukan secara homemade menggunakan bahan-bahan pokok yang
dibeli dari pasar tradisional maupun pasar swalayan. Korean Food Instan yang dibuat tahan selama
1 (satu) bulan jika disimpan di dalam freezer, dan 2 (dua) minggu di suhu ruangan. Pembuatan dan
stock produk diproduksi setiap hari minggu, terdiri dari Tteokbokki, Odeng, Mandu,
Bungeoppang, Ramyun, dan Jjajangmyeon.

D. Rencana Distribusi
Menurut Philip Kotler (2007:122) “Saluran Distribusi adalah organisasi-organisasi yang saling
tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk
digunakan atau dikonsumsi”. Ada beberapa jenis saluran distribusi, yaitu:
a. Saluran Distribusi Langsung Saluran Distribusi Langsung mengacu pada saluran distribusi yang
langsung dilakukan kepada konsumen selama proses produksi oleh produsen.
b. Saluran Distribusi Tidak Langsung
Saluran Distribusi Tidak Langsung adalah saluran distribusi yang pertama kali dilakukan melalui
agen distribusi seperti distributor, grosir, agen, dan pengecer selama proses distribusi komoditas
dari produsen ke konsumen.

Saluran distribusi yang digunakan oleh “Kekorea” adalah distribusi langsung karena “Kekorea”
memberikan produknya langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara. Namun terkait dengan
pendistribusian dilakukan secara online maupun offline. Strategi pemasaran untuk distribusi akan
dijelaskan pada bagian Rencana Pemasaran.

E. Rencana Pemasaran
Terdapat beberapa rencana pemasaran yang akan dilakukan “Kekorea’, yaitu sebagai berikut:
a. Channel online dan offline
Dalam memasarkan produk-produk Kekorea, saya akan menggunakan berbagai channel online
maupun offline. Untuk channel online, menggunakan berbagai marketplace yaitu Shopee,
Tokopedia, dan Blibli.com. Untuk media sosial sebagai channel penjualan, akan menggunakan
TikTok Shop dan Instagram Shop. Setiap pembeli juga dapat menghubungi admin melalui
WhatsApp Messenger, Telegram, maupun Line@. Kekorea juga akan bekerja sama dengan
aplikasi Grab, Gojek, dan Shopee untuk dapat didistribusikan.
b. Strategi Promosi
Dalam memasarkan Kekorea, tentunya diperlukan sebuah Strategi Promosi. Promosi adalah semua
kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan produk atau jasa kepada
pasar sasaran agar segera dilakukan tindakan. Media sosial sangat dibutuhkan dalam
FM,FM | Page 6 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

memperkenalkan Kekorea kepada masyarakat luas. Media sosial dinilai sebagai alat promosi yang
efisien dikarenakan jaman sekarang masyarakat banyak menggunakan media sosial dalam
kehidupan sehari-harinya. Media sosial yang digunakan oleh Kekorea adalah Instagram,
Facebook, Twitter, TikTok, E-mail Marketing, Whatsapp Marketing, maupun dan aplikasi Grab,
Gojek, dan ShopeeFood.

KASUS 2
Toko Pakaian Olahraga Celine
Jurnal Penutup
Per 31 Desember
Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31 Des Pendapatan 22,550,400
Pendapatan Sewa 600,000
31 Des Ikhtisar Laba/Rugi 22,361,100
Persediaan 5,200,000
Retur dan Potongan Penjualan 800,000
Diskon Penjualan 2,350,600
Harga Pokok Penjualan 8,210,000
Beban Sewa 1,000,000
Beban Gaji dan Upah 4,500,000
Freight Out 300,500

KASUS 3

Bedasarkan artikel tersebut, lakukan analisa dalam 1 halaman penuh minimal, apa yang terjadi, kesalahanapa
yang dilakukan oleh kedua belah pihak, dan bagaimana mengatasi agar hal tersebut tidak terulang
dikemudian hari? Anda diperbolehkan mencari referensi dari artikel atau bahan bacaan lain, tapi dilarang
men copy paste dari artikel tersebut, silahkan tulis ulang dengan kata kata sendiri (LO 3 - 25%)

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat disampaikan bahwa kasus tersebut menunjukkan bagaimana proses
tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan, serta bagaimana peran dari setiap organ pengawas untuk
memastikan penyajian laporan keuangan secara tepat dan mampu menggambarkan keadaan keuangan
perusahaan yang sebenarnya.

Kasus PT. KAI ini berawal pada perbedaan pandangan antara Manajemen dengan Komisaris, khususnya
Komisaris yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit, yang mana Komisaris tersebut menolak
menyetujui laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Perbedaan pandangan antara
Manajemen dengan Komisiaris pada hal-hal sebagai berikut:

A. Piutang PPN
Piutang PPN per tanggal 31 Desember 2005 yaitu senilai Rp 95,2 milyar. Menurut Komite Audit
harus dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan kolektibilitasnya. Namun hal
ini tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor. Manajemen menganggap bahwa
pemberian jasa yang dilakukannya tidak terkena PPN, namun karena Dirjen Pajak menagih PPN atas
jasa tersebut, PT. KAI menagih PPN tersebut kepada pelanggan.
B. Beban Ditangguhkan Berasal dari Penurunan Nilai Persediaan
Saldo beban yang ditangguhkan per tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp 6 milyar merupakan
penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum diamortisasi. Menurut Komite Audit harus
dibebankan sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.
C. Isu Persediaan Dalam Perjalanan
Terdapat penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sekitar Rp 24 miliar yang
diketahui pada saat dilakukannya inventarisasi pada tahun 2002, pengakuannya sebagai kerugian oleh
manajemen Kereta Api dilakukan secara bertahap selama 5 tahun.
D. Isu Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya dan Penyertaan Modal Negara
BPYBDS senilai Rp 674,5 milyar dan Penyertaan Modal Negara senilai Rp 70 milyar yang dalam
laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah hutang jangka panjang, menurut Komite
Audit harus direklasifikasi menjadi kelompok ekuitas dalam neraca tahun buku 2005.

Berdasarkan isu-isu tersebut, sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pelayanan publik, PT. KAI
memiliki business environment yang berbeda dengan perusahaan swasta lainnya dan merupakan
FM,FM | Page 7 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

pembelajaran yang menarik bagi perusahaan lainnya terutama mengenai bagaimana mambangun pengawasan
yang efektif. Sehingga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi departemen teknis maupun Kementerian
BUMN sebagai wakil pemegang saham untuk menerapkan public governance. Solusi yang bisa dilakukan
saat ini adalah:

A. Harus adanya sebuah upaya untuk membenarkan kesalahan beberapa tahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan karena kesalahan-kesalahan sudah terakumulasi dari tahun-
tahun sebelumnya.
B. Manajemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat.
C. Komite Audit seharusnya menjembatani agar semua pihak di perusahaan terlibat aktif dalam
pengawasan.
D. Komite Audit seharusnya tidak berbicara kepada publik, karena esensinya Komite Audit adalah organ
Dewan Komisaris. Sehingga pendapat dan masukan Komite Audit harus disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
E. Komite Audit dan Dewan Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun budaya
pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga pengawasan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam organisasi.

Kasus 4
a. Current Ratio
Current ratio = Current assets (aktiva lancar) / Current Liabilities (utang lancar)
2021
Current Ratio = 68,949,922 / 18,817,445 = 3,664
2020
Current Ratio = 43,959,616 / 10,467,072 = 4,199

b. Inventory Turnover
Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan
2021
Inventory Turnover = 50,286,701 / 10,398,461 = 4,835
2020
Inventory Turnover = 35,503,872 / 7,660,646 = 4,634

c. Working Capital
Working Capital = Current assets (aktiva lancar) - Current Liabilities (utang lancar)
2021
Working Capital = 68,949,922 - 18,817,445 = 50,123,477
2020
Working Capital = 43,959,616 - 10,467,072 = 33,492,544

d. Debt Ratio
Debt Ratio = Total Hutang /Total Asset
2021
Debt Ratio = 21,093,274 / 129,343,738 = 0,155
2020
Debt Ratio = 11,900,160 / 90,356,659 = 0,131

e. Debt to Equity Ratio


Debt to Equity Ratio = Total Debt / Total Modal (Equity) x 100%
2021
Debt to Equity Ratio = 21,093,274 / 108,242,938 x 100% = 0,194
2020
Debt to Equity Ratio = 11,900,160 / 78,456,499 x 100% = 0,151

f. Total Asset Turnover


ATR = Total penjualan / (jumlah aset pada awal tahun + jumlah aset pada akhir tahun)
2021
ATR = 112,069,810 / (68,949,922 + 129,343,738) = 0,565
2020
ATR = 78,526,310 / (43,935,616 + 90,356,659) = 0,584

FM,FM | Page 8 of 4
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

g. Operating Income Margin


Operating Income Margin = Operating Income / Revenue
2021
Operating Income Margin = 38,674,440 / 112,069,810 = 0,345
2020
Operating Income Margin = 26,220,646 / 78,526,310 = 0,333

h. Gross Profit Margin


Gross Profit Margin = Revenue - Cost of Goods Sold / Revenue
2021
Gross Profit Margin = 112,069,810 - 50,286,701 / 112,069,810 = 0,551
2020
Gross Profit Margin = 78,526,310 - 35,503,872 / 78,526,310 = 0,547

i. Degree of Financial Leverage


Degree of Financial Leverage = EBIT / EBT
2021
DFL = 20,278,332 / 40,304,813 = 0,503
2020
DFL = 10,468,361 / 27,490,176 = 0,38

j. Operating cash flow to total debt


CFDR = (Arus kas dari aktivitas operasi) / (total utang)
2021
CFDR = 34,801,334 / 21,093,274 = 1,649
2020
CFDR = 21,424,998 / 11,900,160 = 1,8

FM,FM | Page 9 of 4

Anda mungkin juga menyukai