Anda di halaman 1dari 5

Nama :

NIM :

Tugas : Analisa Laporan Keuangan PT ACE HARDWARE INDONESIA Tbk

Dari Analisa Dupont Dapat Diinformasikan sebagai Berikut :


1. Return on Equity Ratio

RETURN ON EQUITY
2017 2018 2019 2020 2021
22,2% 23,3% 21,9% 14,0% 13,0%

Perhitungan yang didapat dari Rasio Net Income / Equity atau Laba Bersih terhadap Modal menunjukkan bahwa
Selama tahun 2017 s/d 2018 selalu ada kenaikan keuntungan, namun sejak tahun 2019 terdapat penurunan
signifikan, hal ini mungkin disebabkan kemunculan Covid-19. .
2. Net Profit Margin Ratio

NET PROFIT MARGIN


2017 2018 2019 2020 2021
13,15% 13,48% 12,57% 9,87% 10,99%

Perhitungan yang didapat dari Rasio Laba Bersih dibanding penjualan Bersih, juga menunjukkan bahwa sejak
tahun 2017 s/d 2018 Laba Bersih selalu mengalami kenaikan. namun sejak tahun 2019 terdapat penurunan
signifikan, hal ini mungkin disebabkan kemunculan Covid-19. Untuk tahun 2021, Penjualan ada sedikit kenaikan
walaupun penjualan turun, tetapi Laba Bersih tetap meningkat, hal ini berarti telah ada pengurangan biaya,
sehingga dari Net Profit Margin ratio tetap ada peningkatan.
3. Total Asset to Equity Ratio

TOTAL ASSET TO EQUITY

2017 2018 2019 2020 2021


21% 29% 30% 28% 23%

Sesui Perhitungan Rasio dengan membandingkan Total Asset dibanding Equity. Hal ini dari tahun ke tahun
menunjukkan bahwa Asset telah berkembang sejak tahun 2017 hingga tahun 2019, Asset to Equity menunjukkan
bahwa Modal yang telah ditanamkan, diinvestasikan dan dikembangkan telah berkembang menjadi Asset yang
menjadi kekayaan Perusahaan, dan nilainya terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun ada penurunan semenjak
tahun 2019 hingga 2021

Note : Ratio yang digunakan pada analisa Dupont adalah Debt to Total Asset Ratio oleh karena itu perlu
juga dijelaskan dalam hal ini :

Debt to Total Asset


2017 2018 2019 2020 2021
21% 29% 30% 28% 23%

Hal ini menunjukkan bahwa Total Asset dari Cukup untuk menutup semua hutang-hutang dari
Perusahaan, sehingga menunjukkan bahwa Investor maupun Kreditor akan mudah memberikan
pinjaman kepada Perusahaan.
4. Asset Turn Over

ASSET TURN OVER

2017 2018 2019 2020 2021


134% 124% 123% 102% 91%

Perputaran Asset yang dipakai untuk malakukan Penjualan, menunjukkan bahwa selama tahun 2017 s.d 2021,
rata-ratanya selalu 115%. Artinya hanya 115% saja dari Asset yang dipakai untuk melakukan kegiatan Penjualan.
Ini sedikit efektif dari yang diharapkan yaitu 2x setahun. Seharusnya dengan asset sebesar itu, Perusahaan bisa
menggunakan untuk melakukan kegiatan Penjulannya sehingga mendekati Turn Over yang diharapkan yaitu 2x
setahun. Sedangkan untuk tahun 2021, Kegiatan Penjualan menurun drastic, sehingga Perputaran Asset lebih
sedikit.

5. Capital Structur Impact


Dalam Capital Structur Impact ini yang dianalisa adalah Debt to Equity Ratio, apakah Modal Perusahaan
cukup untuk menutup Hutang-hutangnya. Hal ini juga menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk
mengembalikan hutang-hutangnya pada Kreditor baik dalam jangka Pendek atau Panjang.

CAPITAL STRUCTURE IMPACT


2017 2018 2019 2020 2021
0, 0, 0, 0, 0,
26 40 42 39 30
Dalam Hal ini menunjukkan bahwa Kewajiban Perusahaan lebih besar 0,26x dan terus meningkat sampai 0,42x
dari Modal Operasional Perusahaan pada tahun 2019, hal ini berarti Solvabilitas perusahaan dalam masalah,
dimana solvabilitas dipakai oleh Kreditur untuk menilai apakah Perusahaan mampu mengembalikan seluruh
kewajibannya. Namun terjadi penurunan pada tahun 2020 hingga 2021
6. Tax Ratio

TAX RATIO
2017 2018 2019 2020 2021
191,95 68,34 71,15 170,26 1032,29
Dalam Tax Ratio disini yang dipakai adalah Interest Coverage yang dihasilkan dari Earning Before Interest and
Tax (Laba sebelum Bunga dan Pajak) dibandingkan dengan Beban Keuangan, dalam hal ini menunjukkan bahwa
Tax Ratio Perusahaan mengalami penurunan dan kenaikan sejak tahun 2017 s/d 2021 yang diakibatkan adanya
kenaikan beban Finansial (Bunga) yang terlihat dari Meningkatnya jumlah kewajiban pada Pihak Ketiga.

7. Capital Asset TO dan Working Capital TurnOver


PPE/ CAPITAL ASSET TURNOVER
2017 2018 2019 2020 2021

1,
34 1,24 1,23 1,02 0,91

WORKING CAPITAL TURNOVER

2017 2018 2019 2020 2021

1,34 1,24 1,23 1,02 0,91

Perputaran Asset yang dipakai untuk malakukan Penjualan, menunjukkan bahwa selama tahun 2017 s.d 2021,
rata-ratanya selalu 1,15 Artinya hanya 1,15 kali jumlah saja dari Asset yang dipakai untuk melakukan kegiatan
Penjualan. Ini sedikit efektif dari yang diharapkan yaitu 2x setahun. Seharusnya dengan asset sebesar itu,
Perusahaan bisa menggunakan untuk melakukan kegiatan Penjulannya sehingga mendekati Turn Over yang
diharapkan yaitu 2x setahun. Sedangkan untuk tahun 2021, Kegiatan Penjualan menurun drastic, sehingga
Perputaran Asset lebih sedikit.

8. Profit Margin
Analisa ini dipakai untuk menggambarkan :
a. Net Profit Margin yang digambarkan dengan Laba Bersih dibandingkan dengan Penjualan. Dimana terlihat
bahwa pada tahun 2017 s/d 2021 laba bersih terus menurun, karena adanya penurunan penjualan.
b. Gross Margin yang digambarkan dengan Laba Kotor dibandingkan dengan Penjualan, dalam hal ini
perusahaan seprtinya menetapkan nilai sebesar 48% dari Penjualan merupakan Laba Kotor, dan tujuan
tersebut tercapai pada tahun 2017 s/d 2021. Penetapan ini dibutuhkan karena untuk menutup beban Usaha
yang telah diperhitungkan sebelumnya.
c. SG&A [Sales, General & Administration Cost ratio] yang dihitung dengan Penjualan Bersih dibandingkan
dengan Laba Usaha, disini menunjukkan bahwa Laba Usaha secara ratio tetap bisa dipertahankan pada angka
7,14% pada saat Penjualan mengalami penurunan ditahun 2020. Dan secara rata-rata juga masih 7,14%.
d. Dep & Amort [Depresiasi dan Amortisasi] ratio yang digambarkan dengan membandingkan Jumlah Liabilitas
dengan Beban Usaha. Ratio ini menggambarkan bahwa beban Usaha dalam hal ini biaya bunga yang
diperhitungkan karena adanya kewajiban , nilai ini semakin besar akan semakin bagus.
e. R & D [Research & Development] ratio yang digambarkan dengan membandingkan Laba Usaha dengan
Beban Usaha. Dan bila dibandingkan dengan Laba Usaha, masih bisa menutup beban usaha tersebut. Nilai ini
semakin rendah semakin bagus, sehingga menunjukkan bahwa beban usaha masih bisa tertutup dari Laba
Operasional.

9. Activity Ratio

Analisa ini dipakai untuk menggambarkan :


a. Payable Ratio
dimana membandingkan antara Beban Pokok Pendapatan dengan Hutang Usaha [Pihak berelasi dan Pihak
ketiga]. Disini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian Hutang (turn Over) apabila rationya makin rendah,
akan makin bagus, berarti Kreditor memberi Tempo Pembayaran yang lebih lama ada tuntutan dari Kreditor
menagih sesegera mungkin, sehingga setiap bulan / kurang Perusahaan harus membayar kewajibannya.Bisa
dilihat bahwa ada tuntutan dari Kreditor menagih sesegera mungkin, sehingga setiap bulan / kurang
Perusahaan harus membayar kewajibannya.
b. Inventory Turn Over Menunjukkan ratio antara Beban Pokok Pendapatan dibandingkan dengan
Persediaan. Nilainya semakin besar akan semakin bagus, apabila nilainya kecil, berarti banyak Perusahaan
banyak menumpuk Persediaan yang tidak terpakai dalam Proses Penjualan. Hal ini tidak menguntungkan
secara Finansial, karena Persediaan tidak mudah untuk dijadikan Liquiditas dengan segera, tetapi harus
melewati transaksi Penjualan. Pada tahun 2017,adalah paling bagus, dimana Turn Over Persediaan bisa terjadi
1,68x dalam setahun.
c. Receivable Turn Over.
Ratio ini membandingkan Penjualan dengan Piutang Usaha [Pihak Berealisasi & Pihak Ketiga ] Nilainya semakin
tinggi akan semakin bagus, karena berarti Piutang cepat tertagih untuk menjadi Cash dan dipakai lagi dalam
Proses Penjualan.
d. Cash Turn Over
Adalah berapa perputaran rata-rata Kas dan Setara kas yang dalam perhitungan diatas menunjukkan bahwa tahun
2018, perputaran cash yang semakin tinggi akan semakin baik, karena menunjukkan tingkat efisiensi dalam
pemakaian cash.

Anda mungkin juga menyukai