Anda di halaman 1dari 6

Noviasky Aulia

155020301111008
Teori Akuntansi Keuangan / CB

Analisis Laporan Keuangan Bank BTN ( 2017 )

1. Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar
semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva
lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu
menjadi uang kas. Jenis-jenis rasio likuiditas ada 3, yaitu current rasio (rasio lancar), quick
rasio (rasio cepat), dan cash rasio (rasio kas).
a. Current rasio / rasio lancar
Rumus dari current rasio = aktiva lancar / utang lancar
Dari laporan keuangan tahunan didapatkan hasil sebagai berikut :
2017 2016
aktiva lancar 206.011.793 167.819.907
utang lancar 153.513.392 122.479.414
Current rasio 134% 137%

Current rasio pada Bank BTN dari tahun 2016 ke 2017 mengalami penurunan, yang
sebelumnya 137% di tahun 2016 menjadi 134% di tahun 2017. Namun hanya mengalami
sedikit penurunan saja dan masih berada pada posisi aman, karena tingkat likuiditasnya
masih diatas 100% yang berarti bahwa perusahaan mampu untuk membayar hutang
lancarnya pada saat jatuh tempo dengan aset lancar yang dimilikinya.
b. Quick rasio / rasio cepat
Rumus quick rasio = (aset lancar – inventory) / hutang lancar
Quick rasio pada perusahaan Bank BTN memiliki nilai yang sama seperti pada current
rasio yaitu sebesar 137% pada tahun 2016 dan 134% pada tahun 2017. Angka yang sama
terjadi pada kedua rasio ini dikarenakan pada Bank BTN tidak memiliki inventory atau
persediaan sehingga tidak mengurangi aset lancar.
c. Cash rasio / rasio kas
Rumus cash rasio = kas dan setara kas / hutang lancar

2017 2016

kas dan setara kas 12.028.330 12.372.075


utang lancar 128.107.857 112.164.878
Cash rasio 9% 11%

Cash rasio yang dimiliki Bank BTN adalah sebesar 11% di tahun 2016 dan 9% di tahun
2017, sehingga terjadi penurunan 2%. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan
kas dan setara kas untuk dapat melunasi kewajiban lancarnya, sehingga Bank BTN hanya
mampu melunasi sebesar 11% hutang lancarnya dengan ketersediaan kas dan setara kas
yang dimiliki perusahaan.

2. Struktur modal dan solvabilitas


a. Rasio debt to equity
Rasio debt to equity (DER) merupakan pengukuran atas modal yang dimiliki
perusahaan untuk dijadikan jaminan dalam keseluruhan hutang perusahaan

2017 2016
total hutang 182.828.997 149.036.242
total ekuitas 19.130.536 13.860.107
debt to equity
ratio 956% 1075%
Pada perusahaan Bank BTN ini memiliki nilai DER yang sangat tinggi, yaitu 1075% di
tahun 2016 dan 956% di tahun 2017, padahal semakin rendah nilai DER akan semakin
baik perusahaan tersebut. Yang berarti bahwa perusahaan ini terlalu bergantung pada
hutang dan memberikan nilai yang minim terhadap pemegang saham. Namun ada
peningkatan pada tahun 2017, yaitu dengan menurunnya rasio tersebut akan berdampak
baik.
b. Rasio debt to asset
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.
2017 2016
total hutang Rp 182.828.997 Rp 149.036.242
total asset Rp 214.168.479 Rp 171.807.592

asset to equity ratio 85% 87%

Bank BTN memiliki rasio debt to asset sebesar 87% di tahun 2016 dan 85% di tahun
2017, ini berarti pada tahun 2016 total asset yang dibiayai menggunakan liabilitas
perusahaan adalah sebesar 87%, dan 85% di tahun 2017.

3. Pengembalian atas modal yang diinvestasikan


Pengembalian atas modal yang diinvestasikan atau disebut juga ROI adalah rasio
profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Rumus dari ROI = laba / modal yang diinvestasikan
2017 2016

Laba Rp 2.618.905 Rp 1.850.907


investasi/modal Rp 7.349.454 Rp 7.337.771
ROI 36% 25%

ROI dalam perusahaan Bank BTN mengalami kenaikan dari yang semula 25% di
tahun 2016 menjadi 36% di tahun 2017. Dari presentase ROI tersebut dapat diartikan
bahwa Bank BTN dapat melakukan pengembalian modal atas modal yang telah
diinvestasikan sebesar 24% dari investasi modal di tahun 2016 dan 36% dari investasi
modal di tahun 2017.

4. Perputaran aset ( ROA )


Rasio perputaran aset atau ROA adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
mengelola aset atau aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi perusahaan, laba
operasi disini adalah laba operasi sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Rumus ROA = Earning Before Interest and Tax (EBIT) / total aset
2017 2016

EBIT Rp 3.352.232 Rp 2.533.605


total aset Rp 214.168.479 Rp 171.807.592
ROA 1,57% 1,47%

ROA pada perusahaan Bank BTN mengalami kenaikan sebesar 0,10% yang semula
dari 1,47% pada tahun 2016 menjadi 1,57% pada tahun 2017. Dari angka tersebut dapat
diartikan bahwa Bank BTN selalu dapat mengelola asetnya dengan baik sehingga dapat
memperoleh laba dan meningkat dari tahun 2016 ke 2017, namun tingkat ROA ini masih
dapat dikatakan cukup rendah.

5. Analisis Profitabilitas
a. Margin laba kotor
Margin laba kotor atau gross profit margin merupakan perbandingan antara penjualan
bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

2017 2016
laba kotor Rp 28.000.041 Rp 25.055.145
penjualan bersih Rp 28.000.041 Rp 25.055.145
gross profit margin 100% 100%

Pada Bank BTN ini memliki margin laba kotor 100%, rumus dari margin laba kotor
itu sendiri adalah (penjualan bersih-HPP) / penjualan bersih, sedangkan pada perusahaan
ini tidak memiliki HPP, sehingga margin laba kotornya sebesar 100%.

b. Margin laba operasi


Margin laba operasi merupakan pengukuran laba yang diperoleh perusahaan sebelum
dikurangi oleh pajak dan bunga dari seluruh penjualan perusahaan
2017 2016
EBIT Rp 3.352.232 Rp 2.533.605
penjualan bersih Rp 28.000.041 Rp 25.055.145
Margin laba operasi 12% 10%
Margin laba operasi yang diperoleh Bank BTN pada tahun 2016 dan 2017 adalah
sebesar 10% dan 12% dari penjualan perusahaan. Hal ini berdampak baik karena laba
operasi yang diterima perusahaan akan semakin meningkat.

c. Margin laba bersih


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seluruh laba bersih yang diperoleh
perusahaan dari penjualannya

2017 2016
Rp
laba setelah pajak 2.618.905 Rp 1.850.907
Rp
penjualan bersih 28.000.041 Rp 25.055.145
net profit margin 9% 7%

Pada tahun 2016 laba bersih yang diperoleh perusahaan sebesar 7% dan tahun 2017
sebesar 9% dari hasil penjualannya. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2016
ke 2017, yang berarti perusahaan mendapatkan kenaikan laba dari penjualannya dan
perusahaan mampu menekan biaya dan beban di tahun 2017.

Keputusan Berinvestasi
Keputusan berinvestasi pada bank bisa dilihat dari beberapa hal yaitu rasio CAR,
BOPO, ROA, NPM, dan sebagainya. CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio
kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan perbankan dalam menyediakan dana yang
digunakan untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian. Rasio ini penting karena dengan
menjaga CAR pada batas aman (minimal 8%), berarti juga melindungi nasabah dan menjaga
stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Pada tahun 2017, CAR Bank BTN ialah sebesar
18,87%. Semakin besar nilai CAR mencerminkan kemampuan perbankan yang semakin baik
dalam menghadapi kemungkinan risiko kerugian.
BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional) merupakan rasio yang
menggambarkan efisiensi perbankan dalam melakukan kegiatannya. Belanja operasional
adalah biaya bunga yang diberikan pada nasabah sedangkan pendapatan operasional adalah
bunga yang didapatkan dari nasabah. Pada tahun 2017, nilai BOPO pada bank BTN ialah
sebesar 82% sebelumnya di tahun 2016 rasio BOPO ialah sebesar 82,48%. Meskipun hanya
turun sedikit namun, semakin kecil nilai BOPO artinya semakin efisien perbankan dalam
beroperasi.
ROA pada perusahaan Bank BTN mengalami kenaikan sebesar 0,10% yang semula
dari 1,47% pada tahun 2016 menjadi 1,57% pada tahun 2017. Dari angka tersebut dapat
diartikan bahwa Bank BTN selalu dapat mengelola asetnya dengan baik sehingga dapat
memperoleh laba dan meningkat dari tahun 2016 ke 2017.
Net Profit Margin (NPM) ialah rasio yg menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Pada tahun 2016 laba bersih yang diperoleh perusahaan sebesar 7% dan tahun 2017 sebesar
9% dari kegiatan operasionalnya. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2016 ke
2017, yang berarti Bank mendapatkan kenaikan laba dari kegiatan operasionalnya dan mampu
menekan biaya dan beban di tahun 2017.
Dilihat dari Laporan Keuangan Bank BTN ditahun 2017 serta analisis pada rasio
keuangan terkait, saya memilih untuk berinvestasi pada bank BTN. Kinerja bank BTN dari
tahun 2016 ke 2017 terus mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu besar namun
peningkatan tersebut mencerminkan bahwa kinerja perusahaan khususnya dalam
meningkatkan laba semakin baik tiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai