Anda di halaman 1dari 13

RMK KOMUNIKASI BISNIS SAP 2

Proses mendengarkan ditempat kerja, Pentingnya komunikasi non verbal, Keterampilan


komunikasi lisan, Bekerja dalam tim, Rapat yang produktif

Oleh :

Ibratul Ulfa 1306305166 (23)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2015/2016
1.1 PROSES MENDENGARKAN DITEMPAT KERJA

Keterampilan mendengarkan sangat penting bagi kesuksesan karier, efektivitas


organisasi dan kepuasan karyawan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa pendengar yang
baik menjadi manajer yang baik dan bahwa pendengar yang baik akan maju lebih cepat
dalam organisasi mereka. Studi lain menunjukkan bahwa keterampilan mendengarkan
merupakan bagian penting dalam penekanan baru pada layanan pelanggan. Sukses yang
berkelanjutan dari banyak perusahaan sebagian besar merupakan hasil mendengarkan
pelanggan, perhatian semacam itu kepada pelanggan menjadi semakin vital dan
merupakan sebiah sebab utama bagi efektivitas pemasaran.
Mendengarkan juga sama pentingnya dalam organisasi. Karyawan menjadi lebih puas
jika mereka merasa bahwa pihak manajemen mendengarkan keluhan mereka.
Mendengarkan terutama penting dalam dunia kerja karena kita menghabiskan begitu
banyak waktu untuk melakukannya. Kebanyakan karyawan menghabiskan 30 sampai 40
persen waktu komunikasi mereka untuk mendengarkan, sedangkan eksektuif
mendengarkan 60 sampai 70 persen waktu komunikasi mereka untuk mendengarkan.
Elemen penting dalam keberhasilan di tempat kerja adalah komunikasi yang
berkualitas tinggi. Proses komunikasi melibatkan sebagian besar mendengarkan,
mendengarkan sangat penting bagi kesuksesan karier, efektifitas organisasi dan kepuasan
pekerja. Kemampuan mendengar kita mungkin kurang sempurna atau tidak efisien karena
banyaknya suara dan stimulasi yang masuk yang mengganggu konsentrasi dan juga
kurangnya latihan, suara yang mengganggu, kelambatan pembicara,dan melamun.

1.1.1 Adapun Proses mendengarkan meliputi empat elemen, yaitu :

1. Persepsi. Proses mendengarkan dimulai ketika anda mendengar suara dan


berkonsentrsi padanya. Persepsi berkurang karena pendengaran yang sempurna,
lingkngan yang bising, tidak memperhatikan, dan berpura-pura mendengarkan
(pseudolistening). Pseudolistening terjadi ketika pendengar berpura-pura
mendengarkan. Mereka kelihatannya mendengarkan, tetapi pikirannya mengembara
kemana-kemana.
2. Interpretasi. Setelah Anda memusatkan perhatian pada sebuah suara atau pesan,
Anda mulai meninterpretasi, atau menguraikannya.
3. Evaluasi. Evaluasi meliputi memisahkan fakta dari opini dan menilai pesan secara
objektif. Untuk mengevaluasi sebuah pesan secara akurat dan objektif, Anda harus (1)
mempertimbangkan semua informasi, (2) sadar akan prasangka anda sendiri, dan (3)
menghindari melompat pada kesimpulan yang tergesa-gesa.
4. Tindakan. Tindakan meliputi mengingat pesan, memberi reaksi, atau menyediakan
umpan balik.

1.1.2 Jenis mendengarkan di tempat kerja :


1. Mendengarkan atasan
Dalam bekerja salah satu tugas anda yang terpenting adalah mendengarkan
instruksi, penugasan dan penjelasan mengenai bagaimana melakukan tugas anda.
Untuk bisa fokus sepenuhnya pada pembicara, pastikan bahwa anda tidak tergangu
oleh kebisingan dan tugas lainnya. Tunjukkan perhatian anda dengan melakukan
kontak mata yang baik,membuat catatan juga menunjukkan keseriusan anda.

2. Mendengarkan karyawan
Di organisasi-organisasi terbaik, mendengarkan berlaku dalam dua arah. Karyawan
mendengarkan atasa mereka, tetapi pihak manajemen juga mendengarkan
karyawan. Organisasi yang mendengarkan karyawan memperoleh banyak manfaat,
termasuk produktivitas dan moral yang lebih tinggi. Ketika karyawan merasa
mereka didengarkan, mererka menjadi lebih berkomitmen terhadap keberhasilan
perusahaan.

3. Mendengarkan pelanggan
Organisasi yang mendengarkan pelanggan meningkatkan penjualan dan
profitabilitas. Mendengarkan adalah suatu bentuk perhatian dan merupakan alat
yang potensial untuk mempertahankan pelanggan. Pelanggan ingin diperhatikan,
yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Banyak juga organisasi
sekarang menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pusat layanan telepon
pelanggan (call centre).

1.2 PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee
dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent
language). ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal,
masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).

1.2.1 Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal menurut Mark Knap (dalam Cangara,


2004:101) :

a) Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :


1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang memeiliki arti langsung
pada symbol yang dibuat oleh gerakan badan. Misalnya, mengangkat
jari V artinya victory atau menang, mengangkat jempol berarti terbaik
untuk orang Indonesia tetapi berbeda hal untuk orang india.
2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk
mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, besarnya suatu benda atau tinggi
rendahnya suatu objek.
3. Affect Display, Merupakan isyarat yang biasanya timbul karena
pengaruh dari emosional seseorang sehingga berpengaruh terhadap
ekspresi muka . Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih,
wajah sinis.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah
kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada
sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.

b) Gerakan Mata (eye gaze) mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk
member isyarat tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang. Jika
seseorang tertarik pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada
objek itu tanpa terputus dalam beberapa saat.
c) Sentuhan (Touching) Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan
sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih
intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d) Paralanguage, merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan
atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang
diucapkan, misalnya datanglah bisa diartikan betul-betul mengundang atau sekedar
basabasi.
e) Diam, juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi
ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang
dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.
f) Postur Tubuh, Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara branding.
Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yang mempunyai sikap
ambisius, pintar dan kritis.
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang
tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif.
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi
yang humoris, santai, dan cerdik.
g) Warna, Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih
suci.
h) Bunyi, Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi
adalah tekanan pada suatu benda yang memiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda
apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.
i) Bau, bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda
dengan wewangian makanan.

1.2.2 Beberapa Keunggulan Komunikasi Nonverbal Dalam Bisnis, yaitu :

1. Kesahihannya (Reabilitas)
Salah satu kebaikan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reabilitas). Hal ini
berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan
yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.

2. Sulit Dimanipulasi
Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan
kata-kata dari pada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan
menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan
menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi Wajah. Hal ini
disebabkan oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan.
Ketika seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajahnya
nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar
berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga atau teman
karib, maka dengan cepat ekspresi wajahnya akan mudah berubah menjadi murung,
lesu, lemah, tak bergairah dan seolah-olah dunia telah runtuh.

3. Mudah Mendeteksi Kecurangan atau Kejujuran Orang Lain


Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi
kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila
seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat
nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal.
Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal
(seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi
pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya. Manakala wajah
seseorang murung atau cemberut, maka dapat diduga bahwa seseorang sedang
menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga, atau masalah bisnis
di kantornya.

4. Efisien
Komunikasi nonverbal sangatlah penting, artinya bagi pengirim dan penerima
pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa
harus berpikir panjang dan pihak audien juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Pada umumnya mereka memiliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat
dipahami oleh teman-teman mereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana yang
sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minuman. Contoh lain,
ketika seorang karyawan berusaha memanggil temannya yang sedang asyik
mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat nonverbal
seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya
tersebut.

5. Dapat Membantu Menentukan Kredibilitas dan Potensi Kepemimpian Seseorang


Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan bahasa
isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka seseorang akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang manajer
(pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik.
Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para
bawahannya. Pada saat kapan suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan dan
kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.

6. Dapat Menafsirkan Maksud Maupun Sikap Mereka Secara Lebih Akurat dan Lebih
Tepat
Jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang
disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap
mereka secara lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para
karyawan, klien, ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama pesan-
pesan yang mereka sampaikan.
Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan gejala-gejala kurang atau
menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok kerja, mogok makan, maka
apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda lakukan? Contoh-contoh
tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang pemimpin harus peka terhadap
sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya.

1.3 KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN

Komunikasi lisan (oral communication) yaitu kemampuan berbicara (speaking)


sehingga mampu menjelaskan dan mempresentasikan gagasan dengan jelas kepada
bermacam macam orang (audiens). Kemampuan ini meliputi keahlian menyesuaikan cara
berbicara kepada komunikan yang berbeda, menggunakan pendekatan dan gaya yang pas,
dan memahami pentingnya isyarat nonverbal dalam komunikasi lisan. Komunikasi lisan
membutuhkan keterampilan latar belakang (background skills), presentasi, pemahaman
tentang audiens, mendengarkan secara kritis, dan bahasa tubuh (body language).

1.3.1. Komunikasi Verbal.

Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi di mana pesan disampaikan


secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa. Bahasa di definisikan sebagai
seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung
arti. Komunikasi verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau oral communication
(berbicara dan mendengar), tetapi juga komunikasi tertulis atau written communication
(menulis dan membaca).

Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal


dibedakan menjadi dua, yakni :

1 Berbicara dan menulis (speaking dan writing).

Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umunya lebih disukai daripada


menulis karena lebih nyaman dan praktis. Namun, tidak semua pesan bias
degan tepat disampaikan secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat
penting umumnya disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan
bisnis berupa surat dan laporan.
2 Mendengar dan membaca (listening dan reading).

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua arah. Namun,
orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka
memperoleh atau mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk
itu, keterampilan mendengar dan membaca sangat diperlukan.

1.3.2.Pentingnya Komunikasi Verbal

Pada pengertian komunikasi verbal ini, pesan diterima dengan baik oleh penerima
komunikasi dan Komunikatornya pun dapat memberikan feed back dengan komunikasi
verbal pula. Sehingga dapat dipastikan bahwa dengan penggunaan komunikasi verbal ini,
kesalahan persepsi komunikasi atau miss communication dapat diminimalisir, dan ini menjadi
salah satu kepentingan penggunaan verbal.

Oleh karena itu, kemampuan dalam berbahasa merupakan bagian yang sangat penting
untuk seorang komunikator. Semakin banyak bahasa yang anda kuasai maka semakin besar
pula potensi untuk menjadi seorang komunikator dan komunikan yang baik untuk mencapai
komunikasi yang efektif yang dibutuhkan dalam kehidupan kita dalam segala bidang.

1.4 BEKERJA DALAM TIM

Kerja sama tim (teamwork) adalah suatu kemampuan dari sekelompok individu untuk
dapat bekerja sama menuju ke visi yang sama. Suatu kemampuan untuk mengarahkan
keberhasilan setiap individu menuju pada tujuan-tujuan organisasi. Kerja sama tim
merupakan elemen penting yang dibutuhkan bila kita ingin mencapai suatu hasil yang tidak
dapat dicapai oleh orang lain.

Tidak peduli apakah Anda seorang bos, karyawan, atau profesional sekalipun; bila Anda
mengetahui cara untuk membuat suatu kerja sama dengan pihak lain, Anda akan mampu
mendapatkan hasil yang luar biasa. Keahlian dalam me-manage kerja sama ini jelas sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis. Untuk dapat membangun sebuah tim, diperlukan lebih dari
sekadar mengumpulkan orang-orang yang tepat.
Bila Anda mempunyai kesempatan untuk memilih sendiri tim Anda, analisislah kekuatan
dan kelemahan mereka untuk memastikan Anda mendapatkan kombinasi keahlian mereka
yang terbaik. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang handal dan hati-hatilah untuk
tidak memilih duplikat (clone) dari diri Anda sendiri. Keanekaragaman itu bagus bila masing-
masing individu mempunyai kemauan untuk bekerja sama.

Banyak tantangan dan masalah yang bakal muncul bila Anda sedang membangun sebuah
tim yang orang-orangnya tidak mempunyai minat untuk bekerja sama satu dengan lainnya.
Ujian sebenarnya dari keahlian leadership Anda adalah untuk menciptakan suatu lingkungan
atau suasana, di mana setiap individu bersedia untuk bekerja secara kooperatif dan
kolaboratif. Kembangkan team work yang efektif dan Anda akan memberikan inspirasi
tentang produktivitas, kualitas, dan loyalitas.

1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhsilan dalam bekerja dalam tim :

1. Fokus pada Tujuan Secara Keseluruhan

Jelaskan rencana jangka panjang perusahaan dan lakukan follow-up secara teratur.
Orang-orang seringkali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutin
lainnya sehingga kehilangan gambaran akan tujuan utama secara keseluruhan. Pada
waktu anggota lainnya sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan masalah, orang
lain dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya untuk me-review proses untuk
mengeliminasi masalah-masalah yang mungkin muncul di masa depan.

2. Definisikan Peran Masing-masing dengan Jelas

Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran masing-masing individu dalam
suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin kesuksesan tim. Bila kita mengerti
tugas dan tanggung jawab masing-masing individu dengan baik, maka akan sangat
membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif. Dukunglah tim
Anda untuk mendefinisikan fungsi mereka masing-masing. Mereka akan mampu
untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab apabila mereka berada dalam posisi
yang cocok, dan seseorang dari mereka mungkin akan dapat mengeluarkan bakat
baru yang tidak mereka sadari sebelumnya.
3. Tetapkan Tujuan

Anggota tim perlu untuk memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim.
Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan
dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dalam suatu tim
dan adanya suatu kode etik dan aturan tertentu, tim itu akan mulai bisa mengatur
dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pantauan atau pengawasan
dari pihak-pihak ahli atau senior sangat dibutuhkan untuk menghilangkan atau paling
tidak mengurangi sifat-sifat negatif seperti kemalasan, keterlambatan, serta suka
menunda-nunda pekerjaan. Komunikasikanlah selalu setiap tujuan dengan jelas, dan
pastikan setiap anggota tim mengerti benar-benar setiap tujuan tersebut.

4. Bagikan Setiap Informasi yang Ada

Setiap informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gosip atau rumor. Hal
ini akan sangat menurunkan produktivitas dan moral semua anggota tim, bila mereka
menemukan banyak gosip atau informasi-informasi yang tidak jelas berkeliaran di
antara mereka. Terutama dalam masa-masa sulit, atau masa-masa peralihan, bagikan
dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu untuk dikomunikasikan ke
semua anggota tim, dan jangan lupa terus meng-update informasi tersebut sesering
mungkin.

5. Bangunlah Rasa Kepercayaan antar Anggota Tim

Jadilah orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Hargailah kata-kata Anda
sendiri. Bila Anda adalah seorang pemimpin, dan Anda telah berjanji untuk
memberikan sesuatu kepada anak buah, maka pastikan Anda menepati janji tersebut.
Bila Anda adalah salah satu anggota tim, dan pernah berjanji untuk melakukan
sesuatu kepada sesama anggota tim atau pemimpin Anda, maka pastikan juga Anda
menepati janji tersebut. Perlakukan setiap anggota tim dengan perlakuan yang sama.
Jangan ada anak emas, orang istimewa, dan lain sebagainya.

6. Tunjukkan Antusiasme

Antusiasme mudah menular. Selalu bersikap positif, dan penuh harap. Bila mereka
melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang mereka akan
memberikan yang terbaik dan berusaha untuk tidak mengecewakan Anda. Fokuslah
juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat kesalahan
orang lain saja.

7. Have Fun

Bangun semangat yang ada di dalam tim untuk selalu dapat memberikan energi yang
tinggi dan semangat untuk terus bersatu. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan
ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan
mudah bila suasana kerja sama selalu berada dalam keadaan tegang.

1.5 RAPAT YANG PRODUKTIF

1.5.1 Teknik-teknik untuk merencanakan dan melaksanakan rapat yang produktif:

1. Memutuskan Apakah sebuah Rapat Perlu Diadakan.


Perlu sebuah rapat diadakan apabila topiknya penting, tidak dapat ditunda, dan
memerlukan ide-ide. Jika aliran informasi hanya satu arah dan tidak ada
umpan balik, maka tidak perlu menjadwalkan sebuah rapat.

2. Memilih Peserta.
Jumlah peserta rapat ditentukan oleh tujuan rapat tersebut, jika tujuan rapat
adalah motivasional maka jumlah peserta tidak terbatas. Tetapi jika rapat
untuk mengambil keputusan sebaiknya melibatkan paling banyak lima orang.

3. Menyalurkan Informasi Terkini.


Sebelum memulai sebuah rapat, distribusikan agenda topik yang akan dibahas,
dan juga sertakan semua laporan atu materi yang harus dibaca oleh peserta
sebelumnya.

4. Memulai Rapat.
Mulailah rapat tepat waktu dan bukan dengan pendahuluan singkat.
Seperangkataturan dasar, umumnya mencakup dating tepat waktu,
berkomunikasi secara terbuka, bersikap sportif, mendengar dengan cermat,
berpatipasi penuh, menghadapi komflik dengan jujur, dan mengikuti agenda.
5. Melakasanakan Rapat.
Pemimpin rapat harus menjaga rapat tetap dijalur dengan menghindari isu-isu
yang membelokkan kelompok.

6. Mencatat Informasi.
Ketika rapat nsedang berlangsung pastikan setiap menit direkam untuk
mengecek konsistensi informasi dan untuk disalurkan kepada pihak yang
berkepentingan.

7. Menangani Konflik.
Konflik adalah almiah dan bahkan diharapkan, tetapi dapat menyebabkan
kekakuan dan kesulitan. Biasanya konflik muncul ketika informasi yang
disampaikan salah dipahami. Pada saat itulah pemimpin meminta anggota
yang berkonflik membeberkan kasus lengkap dihadapan kelompok.

8. Menangani Anggota Kelompok yang Disfungsional.


Untuk mengendalikan perilaku disfungsional, pemimpin tim harus menetapkan
aturan dan menempatkan persoalan anggota tim secar strategis.
- Ada beberapa cara yang bisa membantu pemimpin mengendalikan
anggota kelompok:
Nyatakan aturan-aturan dalam kalimat terbuka.
Tempatkan anggota yang potensial untuk disfungsional ditempat
yang strategis.
Berikan tugas khusus kepada anggota yang difungsional.
Minta anggota untuk berbicara dalam urutan tertentu.
Dorong para pendiam.

9. Mengakhiri Rapat Dengan Sebuah Rencana.


Pemimpin harus meringkas semua yang telah diputuskan, siapa yang
melakukan apa, dan kapan sebelum mengakhiri rapat.

10. Menindak Lanjuti Dengan Aktif.


Hasil rapat harus disebarkan dalam beberapa hari setelah rapat dan menindak
lanjuti dengan mengingatkan peserta mengenai tugas mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi

http://digilib.unila.ac.id/8584/12/BAB%20II.pdf

http://repository.unhas.ac.id/komunikasibisnis/BAB2012.pdf.

Anda mungkin juga menyukai