0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan komunikasi dalam konseling yang meliputi keterampilan attending, mendengarkan, dan respon tindakan. Keterampilan attending mencakup kontak mata, bahasa tubuh nonverbal, dan bahasa lisan untuk mendengarkan klien dengan penuh perhatian. Keterampilan mendengarkan terdiri atas tahap sebelum, selama, dan sesudah mendengarkan. Respon tindakan berupa probe, konfrontasi,
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan komunikasi dalam konseling yang meliputi keterampilan attending, mendengarkan, dan respon tindakan. Keterampilan attending mencakup kontak mata, bahasa tubuh nonverbal, dan bahasa lisan untuk mendengarkan klien dengan penuh perhatian. Keterampilan mendengarkan terdiri atas tahap sebelum, selama, dan sesudah mendengarkan. Respon tindakan berupa probe, konfrontasi,
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan komunikasi dalam konseling yang meliputi keterampilan attending, mendengarkan, dan respon tindakan. Keterampilan attending mencakup kontak mata, bahasa tubuh nonverbal, dan bahasa lisan untuk mendengarkan klien dengan penuh perhatian. Keterampilan mendengarkan terdiri atas tahap sebelum, selama, dan sesudah mendengarkan. Respon tindakan berupa probe, konfrontasi,
200401110171 Muna Adzkiyaul Husna A. Keterampilan Attending
Menurut Kamus Konseling dan Terapi, attending adalah
perhatian penuh konselor atau terapis kepada klien yang sedang dihadapinya, ditandai oleh adanya keterlibatan kognitif dan emotif konselor dengan situasi konseling yang menampak berupa tingkah laku seperti menghadap dan melihat klien atau mendekati klien. Secara umum keterampilan attending menunjuk pada bagaimana konselor bertindak sehingga menimbulkan kesan bagi klien bahwa dirinya diterima dan dihargai dalam proses konseling. Komponen Attending Sofyan S.Willis mengemukakan didalam perilaku attending itu ada tiga komponen yang amat penting yaitu:
Kontak Mata Bahasa Badan (Nonverbal) Bahasa Lisan (Verbal)
Kontak mata merupakan cara Bahasa badan disebut juga body language yang Bahasa lisan yakni mendengarkan, yang paling penting karena mana sebagian atau seluruh badan digunakan sikap diam,dan empati, menggunakan melalui ini manusia seseorang untuk mengkomunikasikan pesan bahasa yang sopan sesuai budaya membangun kontak dengan emosional ke dunia luar. seluruh badan setempat. Ada beberapa bentuk orang lain dan saling digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan bahasa lisan dalam teknik attending melibatkan diri. Kontak mata pesan emosional ke dunia luar. Perilaku yaitu: Mendengarkan dan sikap diam. bertujuan untuk mengamati nonverbal mencakup segala ungkapan yang tak bahasa tubuh klien (air, muka, disadari klien dalam bentuk gerak isyarat, gerak bahasa tubuh, gerakan tubuh, tubuh, air muka, nada/getaran suara, dan tarikan keadaan mata dan napas. Perilaku nonverbal adalah produk sosial sebagainya) budaya dimana klien hidup dan bertumbuh. Bentuk-bentuk bahasa badan (nonverbal) antara lain: Posisi dan jarak duduk, sikap duduk, ekspresi wajah, tangan, dan anggukan kepala. Penampilan attending yang Cara Melakukan baik adalah: Keterampilan a. Kepala melakukan anggukan jika setuju/sependapat dengan klien; Attending b. Ekspresi wajah; tenang, ceria, dan senyum; c. Posisi tubuh; agak condong ke arah klien, jarak konselor dan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan; d. Tangan; variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan; e. Mendengarkan; aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi, perhatian terarah pada lawan bicara). Manfaat Keterampilan Attending Adapun manfaat dari teknik attending yaitu untuk memusatkan perhatian pada klien. Selain itu fungsi utama dari teknik attending adalah untuk mendorong klien agar mau berbicara dengan bebas dan terbuka. B. Keterampilan Respon Mendengarkan Mendengarkan (Listening) adalah keterampilan performansi. Anda dapat melakukannya dengan baik jika Anda berusaha untuk berbicara banyak. Siswa dalam kelas bahasa asing terkadang mengalami kesulitan mendengarkan dan berbicara karena mereka takut membuat kesalahan. Tidak apa-apa berbuat salah. Santai saja dalam berbicara. Mendengarkan adalah proses yang terjadi setelah ada rangsangan suara menyentuh lapisan pendengaran di otak (Rost, 2007:7-8). Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan pembimbing atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien selama proses konseling berlangsung. Pembimbing atau konselor harus bisa jadi pendengar yang baik selama sesi konseling berlangsung. Tanpa keterampilan ini, pembimbing atau konselor tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan. Tahapan Listening Dalam proses pembelajarannya, mendengarkan memiliki 3 prosedur, seperti yang disampaikan oleh Underwood (1989:30-45) : 1. Pre Listening Stage (tahap sebelum proses mendengarkan) Pada tahap ini peserta didik melakukan beberapa aktifitas sebelum mendengarkan. Misalnya, membaca soal yang diberikan. 2. While Listening Stage (tahap selama mendengarkan) Tahapan dimana peserta didik diminta untuk melakukan aktifitas- ktifitas selama mereka menengarkan. Tujuannya adalah membantu peserta didik meningkatkan kemampuan untuk memperoleh pesan dari bahasa lisan. Contoh: mencocokakan gambar, pilihan ganda, betul atau salah dan mendikte. 3. Post Listening Stage (tahap setelah proses mendengarkan) Aktifitas yang berkaitan dengan kertas soal yang dikerjakan setelah mendengarkan. Disini peserta didik mempunyai waktu untuk berfikir, diskusi dan menulis jawaban. C. Keterampilan Respon Tindakan Respon tindakan adalah respon yang lebih menekankan pada peran aktif konselor. Peran aktif konselor dalam respon ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik model-model pendekatan. Bentuk respon tindakan yang dikemukakan oleh Cormier & Cormier terdiri atas 4 bentuk yaitu: probe (menggali informasi), konfrontasi, interpretasi, dan memberi informasi. 1. Probe (Menggali informasi)
Probe adalah suatu bentuk respon yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan untuk menggali informasi lebih banyak dari konseli. Pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan konseling terdiri atas 2 bentuk yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup 2. Konfrontasi Konfrontasi merupakan suatu respon verbal yang digunakan oleh konselor untuk menyatakan adanya diskrepansi atau kesenjangan antara perasaan, pikiran, dan perilaku konseli seperti yang tampak pada pesan-pesan yang dinyatakannya. Konfrontasi menunjukkan pada teknik verbal konselor dalam menangani kesenjangan dalam pikiran,keputusan, tingkah laku, perbuatan untuk membantu konseli menyadari apa yang diekspresikannya 3. Interpretasi Interpretasi merupakan suatu keterampilan yang melibatkan pemahaman dan pengkomunikasian makna pesan-pesan konseli. Konselor dapat membuat interpretasi dengan cara memberi konseli suatu pandangan yang segar tentang dirinya atau penjelasan- penjelasan tentang sikap, perilaku, dan kesulitan-kesulitannya. 4. Pemberian Informasi Pemberian informasi merupakan suatu bentuk komunikasi verbal tentang pengetahuan, data, fakta, pengalaman, peristiwa, alternatif, atau orang sehingga konseli memperoleh pengetahuan dan alternatif-alternatif, selanjutnya dapat membuat pilihan dan mengambil keputusan secara tepat. Pemberian informasi ini biasanya dilakukan dengan penyampaian informasi tentang perubahan psikologis dan sosial yang menyertai suatu peristiwa khusus atau masalah khusus, dimana informasi ini dipandang dapat menjadi prosedur tambahan untuk meningkatkan nilai terapeutik dalam suatu proses bantuan psikologis. Materi informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan individu yang dibantu atau tujuan konseling yang akan dicapai. Terima Kasih!