Anda di halaman 1dari 14

Keterampilan

Komunikasi
Dalam Konseling

Kelompok 7 Kelas D
Hai!
Kelompok 7

200401110138
Harisah Berliana Putri

200401110165
Adam Fathurrohman

200401110171
Muna Adzkiyaul Husna
A. Keterampilan Attending

Menurut Kamus Konseling dan Terapi, attending adalah


perhatian penuh konselor atau terapis kepada klien yang
sedang dihadapinya, ditandai oleh adanya keterlibatan
kognitif dan emotif konselor dengan situasi konseling
yang menampak berupa tingkah laku seperti menghadap
dan melihat klien atau mendekati klien. Secara umum
keterampilan attending menunjuk pada bagaimana
konselor bertindak sehingga menimbulkan kesan bagi
klien bahwa dirinya diterima dan dihargai dalam proses
konseling.
Komponen Attending
Sofyan S.Willis mengemukakan didalam perilaku attending itu ada tiga
komponen yang amat penting yaitu:

Kontak Mata Bahasa Badan (Nonverbal) Bahasa Lisan (Verbal)


Kontak mata merupakan cara Bahasa badan disebut juga body language yang Bahasa lisan yakni mendengarkan,
yang paling penting karena mana sebagian atau seluruh badan digunakan sikap diam,dan empati, menggunakan
melalui ini manusia seseorang untuk mengkomunikasikan pesan bahasa yang sopan sesuai budaya
membangun kontak dengan emosional ke dunia luar. seluruh badan setempat. Ada beberapa bentuk
orang lain dan saling digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan bahasa lisan dalam teknik attending
melibatkan diri. Kontak mata pesan emosional ke dunia luar. Perilaku yaitu: Mendengarkan dan sikap diam.
bertujuan untuk mengamati nonverbal mencakup segala ungkapan yang tak
bahasa tubuh klien (air, muka, disadari klien dalam bentuk gerak isyarat, gerak
bahasa tubuh, gerakan tubuh, tubuh, air muka, nada/getaran suara, dan tarikan
keadaan mata dan napas. Perilaku nonverbal adalah produk sosial
sebagainya) budaya dimana klien hidup dan bertumbuh.
Bentuk-bentuk bahasa badan (nonverbal) antara
lain: Posisi dan jarak duduk, sikap duduk, ekspresi
wajah, tangan, dan anggukan kepala.
Penampilan attending yang
Cara Melakukan baik adalah:
Keterampilan a. Kepala melakukan anggukan jika
setuju/sependapat dengan klien;
Attending b. Ekspresi wajah; tenang, ceria, dan senyum;
c. Posisi tubuh; agak condong ke arah klien,
jarak konselor dan klien agak dekat, duduk
akrab berhadapan atau berdampingan;
d. Tangan; variasi gerakan tangan/lengan
spontan berubah-ubah, menggunakan tangan
sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan
untuk menekankan ucapan;
e. Mendengarkan; aktif penuh perhatian,
menunggu ucapan klien hingga selesai, diam
(menanti saat kesempatan bereaksi, perhatian
terarah pada lawan bicara).
Manfaat Keterampilan
Attending
Adapun manfaat dari teknik attending yaitu
untuk memusatkan perhatian pada klien. Selain
itu fungsi utama dari teknik attending adalah
untuk mendorong klien agar mau berbicara
dengan bebas dan terbuka.
B. Keterampilan Respon
Mendengarkan
Mendengarkan (Listening) adalah keterampilan performansi. Anda
dapat melakukannya dengan baik jika Anda berusaha untuk
berbicara banyak. Siswa dalam kelas bahasa asing terkadang
mengalami kesulitan mendengarkan dan berbicara karena mereka
takut membuat kesalahan. Tidak apa-apa berbuat salah. Santai
saja dalam berbicara. Mendengarkan adalah proses yang terjadi
setelah ada rangsangan suara menyentuh lapisan pendengaran di
otak (Rost, 2007:7-8).
Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan pembimbing
atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien
selama proses konseling berlangsung. Pembimbing atau konselor
harus bisa jadi pendengar yang baik selama sesi konseling
berlangsung. Tanpa keterampilan ini, pembimbing atau konselor
tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan.
Tahapan Listening
Dalam proses pembelajarannya, mendengarkan memiliki 3
prosedur, seperti yang disampaikan oleh Underwood (1989:30-45) :
1. Pre Listening Stage (tahap sebelum proses mendengarkan)
Pada tahap ini peserta didik melakukan beberapa aktifitas sebelum
mendengarkan. Misalnya, membaca soal yang diberikan.
2. While Listening Stage (tahap selama mendengarkan)
Tahapan dimana peserta didik diminta untuk melakukan aktifitas-
ktifitas selama mereka menengarkan. Tujuannya adalah membantu
peserta didik meningkatkan kemampuan untuk memperoleh pesan
dari bahasa lisan. Contoh: mencocokakan gambar, pilihan ganda,
betul atau salah dan mendikte.
3. Post Listening Stage (tahap setelah proses mendengarkan)
Aktifitas yang berkaitan dengan kertas soal yang dikerjakan setelah
mendengarkan. Disini peserta didik mempunyai waktu untuk
berfikir, diskusi dan menulis jawaban.
C. Keterampilan
Respon Tindakan
Respon tindakan adalah respon yang lebih
menekankan pada peran aktif konselor.
Peran aktif konselor dalam respon ini
dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik model-model
pendekatan. Bentuk respon tindakan yang
dikemukakan oleh Cormier & Cormier
terdiri atas 4 bentuk yaitu: probe
(menggali informasi), konfrontasi,
interpretasi, dan memberi informasi.
1. Probe
(Menggali informasi)

Probe adalah suatu bentuk respon yang


dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan untuk menggali informasi
lebih banyak dari konseli. Pertanyaan
yang diajukan dalam kegiatan konseling
terdiri atas 2 bentuk yaitu pertanyaan
terbuka dan tertutup
2. Konfrontasi
Konfrontasi merupakan suatu respon
verbal yang digunakan oleh konselor untuk
menyatakan adanya diskrepansi atau
kesenjangan antara perasaan, pikiran, dan
perilaku konseli seperti yang tampak pada
pesan-pesan yang dinyatakannya.
Konfrontasi menunjukkan pada teknik
verbal konselor dalam menangani
kesenjangan dalam pikiran,keputusan,
tingkah laku, perbuatan untuk membantu
konseli menyadari apa yang
diekspresikannya
3. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu
keterampilan yang melibatkan
pemahaman dan pengkomunikasian
makna pesan-pesan konseli. Konselor
dapat membuat interpretasi dengan cara
memberi konseli suatu pandangan yang
segar tentang dirinya atau penjelasan-
penjelasan tentang sikap, perilaku, dan
kesulitan-kesulitannya.
4. Pemberian Informasi
Pemberian informasi merupakan suatu bentuk komunikasi
verbal tentang pengetahuan, data, fakta, pengalaman,
peristiwa, alternatif, atau orang sehingga konseli
memperoleh pengetahuan dan alternatif-alternatif,
selanjutnya dapat membuat pilihan dan mengambil
keputusan secara tepat. Pemberian informasi ini biasanya
dilakukan dengan penyampaian informasi tentang
perubahan psikologis dan sosial yang menyertai suatu
peristiwa khusus atau masalah khusus, dimana informasi ini
dipandang dapat menjadi prosedur tambahan untuk
meningkatkan nilai terapeutik dalam suatu proses bantuan
psikologis. Materi informasi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan individu yang dibantu atau tujuan konseling yang
akan dicapai.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai