Disusun oleh :
Kadek Krishna Dhananjaya (1907531083/15)
I Putu Pradnyana Ekawan Putra (1907531090/18)
Ni Putu Widya Adnyani (1907531096/20)
Raden Rasya Ihsani Yudya (1907531103/21)
Kadek Egiana Sandy (1907531108/24)
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi non verbal
2. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi lisan
3. Untuk mengetahui cara bekerja dalam tim
4. Untuk mengetahui rapat yang produktif
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Mark Karp (dalam Cangara, 2004:100)
komunikasi non verbal sangat penting karena komunikasi tersebut memiliki fungsi
tertentu seperti :
2
● Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
● Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna
3
6) Postur Tubuh
Manusia lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Masing- masing
bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan. Ada
tiga bentuk tubuh, yaitu (I) ectomorphy, bentuk tubuh tinggi kurus yang
dilambangkan sebagai orang yang memiliki sikap ambisius, pintar, kritis; (2)
mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan atletis yang dilambangkan sebagai pribadi
yang cerdas, bersahabat, dan aktif; dan (3) endomorphy, bentuk tubuh pendek,
bulat, dan gemuk yang digambarkan sebagai pribadi yang humoris, santai, dan
cerdik.
7) Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, menunjukkan
kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan kesucian atau
kebersihan. Suatu negara organisasi dapat dikenal melalui warna.
8) Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut. maka bunyi
yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai benda.
Misalnya, lonceng letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.
9) Bau
Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan
untuk melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum.
4
belakang (background skills) presentasi, pemahaman tentang audiens, mendengarkan
secara kritis, dan bahasa tubuh (body language).
Kemampuan bekerja dalam tim menurut Zhuang, et al. (2008) dapat terdiri dari
keterampilan proses terkait tugas, kemampuan kerjasama, memberikan pengaruh/
advokasi, kemampuan negosiasi/ penyelesaian masalah, dan kemampuan guiding.
Kemampuan bekerja dalam tim yang akan diukur adalah kemampuan bekerja dalam
tim yang terdiri dari kemampuan kerjasama, memberikan pengaruh/ advokasi,
kemampuan negosiasi/ penyelesaian masalah, dan guiding sesuai dengan instrumen
yang telah dikembangkan dalam penelitiannya. Kategori keterampilan proses terkait
tugas yang terdiri dari proses perencanaan, penyelesaian dan evaluasi tugas tidak diukur
dalam kelompok kemampuan bekerja dalam tim.
1. Saling Menghargai
Sikap saling menghargai antar sesama anggota tim membuat tiap anggota tim
sanggup memahami setiap perbedaan yang ada. Sikap iri hati dan prasangka jelek
sanggup dihindari, sehingga memungkinkan seluruh anggota tim mengeluarkan
semua kemampuannya dengan baik.
5
2. Mempunyai Komitmen dan Kepentingan yang Sama
Sebelum suatu tim bergerak tentunya sudah harus ada komitmen yang sungguh-
sungguh dari seluruh anggota. Komitmen ini haruslah menurut kepentingan yang
sama, sehingga terang bagi seluruh anggota bahwa pekerjaan dilakukan sesuai
komitmen yang sudah disahkan.
3. Mengembangkan Peraturan yang terang dan Transparan
Peraturan yang terang harus ada dalam suatu tim. Peraturan yang kurang terang
akan menyulitkan anggota tim. Konflik akan praktis muncul dan tindakan-tindakan
yang kurang terpuji akan semakin sering dilakukan oleh anggota tim apabila tidak
ada peraturan yang terang dan transparan.
4. Mampu Mengendalikan Diri dan Menjaga
Keseimbangan Antara Emosi dan Pikiran Setiap anggota tim pastinya tidak sama
dalam mengendalikan emosi dan pikiran. Mungkin ada yang emosinya spesial
untuk datar-datar saja, tetapi ada juga yang emosinya meledak-ledak. Setiap
anggota tim harus bisa mengendalikan emosi dan pikirannya.
5. Harus Saling Mendukung
Saling mendukung antar anggota tim adalah salah satu modal penting dalam
mengembangkan suatu tim. Karena hal ini akan membuat anggota tim menjadi lebih
bersemangat dalam bekerja. Keberhasilan satu anggota tim adalah keberhasilan
bersama, sebaliknya belum sempurnanya satu anggota tim juga adalah belum
sempurnanya bersama.
6. Selalu Berkonsultasi
Sebelum Memutuskan Hal ini harus dilakukan supaya keputusan yang diambil
memang menurut akad bersama, bukan semata-mata keputusan pribadi. Juga
supaya keputusan yang diambil sudah menurut pertimbangan dari anggota tim yang
lebih tahu atau andal dalam hal-hal tertentu. Pengambilan keputusan tentu saja
menurut kiprah dan tanggung tanggapan tiap anggota. Namun penting untuk selalu
berkonsultasi dengan sesama anggota tim.
7. Evaluasi
Tidak ada sesuatu yang tepat di dunia. Kekurangan dan kelebihan niscaya selalu
menempel pada setiap individu maupun tim. Penilaian atau penilaian sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui hingga sejauh mana pencapaian yang sudah dilakukan.
Sehingga dengan adanya penilaian akan sanggup diambil langkah-langkah
selanjutnya sesuai dengan pengkajian dalam penilaian tersebut.
6
2.4 Rapat yang Produktif
Teknik-teknik untuk merencanakan dan melaksanakan rapat yang berhasil dan
produktif
a. Memutuskan apakah sebuah rapat perlu diadakan
Perlu sebuah rapat diadakan apabila topiknya penting, tidak dapat
ditunda, dan memerlukan ide-ide. Jika aliran informasi hanya satu arah dan
tidak ada umpan balik, maka tidak perlu menjadwalkan sebuah rapat
b. Memilih peserta
Jumlah peserta rapat ditentukan oleh tujuan rapat tersebut, jika tujuan
rapat adalah motivasional maka jumlah peserta tidak terbatas. Tetapi jika rapat
untuk mengambil keputusan sebaiknya melibatkan paling banyak lima orang
c. Menyalurkan informasi terkini
Sebelum memulai sebuah rapat, distribusikan agenda topik yang akan
dibahas, dan juga sertakan semua laporan atau materi yang harus dibaca oleh
peserta sebelumnya.
d. Memulai rapat
Mulailah rapat tepat waktu dan buka dengan pendahuluan singkat.
Seperangkat aturan dasar, umumnya datang tepat waktu, berkomunikasi secara
terbuka, bersikap sportif, mendengarkan dengan cermat, berpartisipasi penuh,
menghadapi konflik dengan jujur, dan mengikuti agenda
e. Melaksanakan rapat
Pemimpin rapat harus menjaga rapat tetap dijalur dengan menghindari
isu-isu yang membelokkan kelompok.
f. Mencatat informasi
Ketika rapat sedang berlangsung pastikan setiap menit direkam untuk
mengecek konsistensi informasi dan untuk disalurkan kepada pihak yang
berkepentingan
g. Menangani konflik
Biasanya konflik muncul ketika informasi yang disampaikan salah
dipahami. Pada saat itulah pemimpin meminta anggota yang berkonflik
membeberkan kasus lengkap dihadapan kelompok
7
h. Menangani anggota kelompok yang disfungsional
Untuk mengendalikan perilaku disfungsional, pemimpin tim harus
menetapkan aturan dan menempatkan persoalan anggota tim secara strategis.
i. Mengakhiri rapat dengan sebuah rencana
Pemimpin harus meringkas semua yang telah diputuskan, siapa yang
melakukan apa, dan kapan sebelum mengakhiri rapat.
j. Menindak lanjuti dengan aktif
Notulen harus disebarkan dalam beberapa hari setelah rapat dan
menindak lanjuti dengan menginatkan peserta mengenai tugas mereka.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk melaksanakan rapat yang produktif dan berhasil diperlukan teknik teknik
agar rapat berjalan dengan lancar dan produktif diantaranya adalah : memutuskan
apakah sebuah rapat perlu diadakan, memilih peserta, menyalurkan infomrasi terkini,
memulai rarpat dengan tepat waktu, mencatat informasi, menangani konflik,
menangani anggota kelompok yang disfungsional, dan mengakhiri rapat dengan sebuah
rencana
9
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, L. Courtland and John V. Thill. 2018. Business Communication Today, Fourteenth
edition. Prentice Hall.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Silitonga, P Eddy Sanusi.2020. Strategi Komunikasi Dalam Bisnis.Cipta Media Nusantara
10
LAMPIRAN
PT. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan bintang lima Indonesia yang
berkonsep sebagai full service airline yang berarti maskapai dengan pelayanan penuh. Saat ini
Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 40 rute domestik dan 36 rute
internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan
Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Memasuki umur ke 70 tahun di industri
penerbangan, PT. Garuda Indonesia telah mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi, salah
satunya berhasil memperoleh gelar “World Best Cabin Crew” atau “Awak Kabin Terbaik Di
Dunia” selama 3 tahun berturut-turut. Gelar ini diberikan oleh SkyTrax yang merupakan
perusahaan konsultan Britania Raya yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan.
Dalam persaingan di antara perusahaan penerbangan, setiap perusahaan selalu berusaha
menawarkan yang paling baik, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.
Karena kepuasan penumpang adalah kunci keberhasilan dari perusahaan penerbangan. Namun
dibalik upaya dalam memberikan pelayanan terhadap penumpang, tidak sedikit terjadi kasus
antara penumpang dengan awak kabin di dalam pesawat. Salah satunya adalah kasus
penamparan terhadap pramugari di beberapa maskapai penerbangan. Kasus-kasus penamparan
ini pada umumnya disebabkan oleh penumpang yang merasa kesal atau tidak puas dengan
komunikasi yang disampaikan oleh awak kabin.
Maka dari itu, PT. Garuda Indonesia terus meningkatkan keterampilan komunikasi
verbal dan non verbal para awak kabin (pramugari dan pramugara). Hal ini karena mereka yang
secara langsung berkomunikasi dengan penumpang. Sehingga jika terjadi kesalahpahaman
dalam mengartikan komunikasi yang disampaikan dapat mengakibatkan terjadi hal yang tidak
diinginkan. Adapun komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yang dilakukan oleh awak
kabin (pramugari dan pramugara), yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal yang diterapkan PT. Garuda Indonesia adalah ketika penumpang
memasuki pesawat, pramugari dan pramugara langsung menyambut di pintu masuk
dengan memberikan ucapan selamat datang, menunjukkan nomor kursi dan
memberikan bantuan serta petunjuk lain kepada penumpang. Pramugari dan pramugara
juga melakukan komunikasi verbal ketika menyampaikan pengumuman di dalam
11
pesawat atau public address system (PAS) dan saat menawarkan makanan atau
minuman kepada penumpang. Semua komunikasi verbal tersebut dilakukan dengan
gaya bicara dengan intonasi yang lembut, sopan dan ramah.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal yang diterapkan PT. Garuda Indonesia yaitu pramugari dan
pramugara selalu menampilkan wajah yang ceria dan selalu tersenyum kepada
penumpang, melakukan gerakan tubuh yang sopan, berpenampilan dengan
mengenakan pakaian seragam yang rapi dan memperagakan gerakan sejelas mungkin
saat manual safety demo.
Pramugari dan pramugara PT. Garuda Indonesia melakukan semua komunikasi tersebut
secara menarik, sistematis dan professional sehingga penyampaian komunikasi baik verbal dan
non verbal efektif terhadap penumpang. Dengan begitu, diharapkan penumpang Garuda
Indonesia tidak merasa sulit dan tidak ada sesuatu yang menimbulkan persepsi lain terhadap
komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal yang dilakukan oleh pramugari dan
pramugara.
12