Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI BISNIS

PERTEMUAN 1

Oleh:

Nama : Tanniya Purnama Sari

Nim : 1306305055

No Absen : 14

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2014
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS

Komunikasi adalah suatu pertukaran, proses simbolik yang menghendaki orang-orang


agar mengatur lingkungannya (1) dengan membangun hubungan antarsesama manusia; (2)
melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; (4)
berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2004:18).

Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membuat definisi,


“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling
pengertian” (Rogers dan Kincaid dalam Cangara, 2004:19).

Ada pula yang mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka. Dengan makna yang sederhana, komunikasi adalah proses bertukar pengertian.

Dari uraian diatas, komunikasi pada dasarnya dapat dipandang dari berbagai dimensi.
Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan
pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi menggunakan berbagai
lambang atau simbol yang dinyatakan dalam bentuk nonverbal maupun verbal. Sementara
sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling bergantung dan merupakan
satu kesatuan yang integratif.

B. BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Bentuk dasar komunikasi ada 2, yaitu komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal.

1. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee
dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent
language). Ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal,
masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).

Menurut Mark Knap (Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah:


1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. Menunjukan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.

Dalam berbagai studi, komunikasi nonverbal dikelompokan dalam beberapa bentuk


(Cangara, 2004:101):

a. Kinesics
Ialah komunikasi nonverbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh. Gerakan tubuh
dibagi dalam lima kelompok, yakni:
1. Emblems, merupakan isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang
dibuat oleh gerakan badan. Misalnya, mengangkat jempol berarti terbaik untuk
orang Indonesia, tetapi terjelek bagi orang India.
2. Illustrators, merupakan gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misalnya,
besarnya suatu benda atau tiggi rendahnya suatu objek.
3. Affect Display, Merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan emosial sehingga
berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa, menangis, tersenyum,
sinis dan sebagainya.
4. Regulators, merupakan gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya
mengangguk, dan menggelengkan kepala.
5. Adaptory, merupakan gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.
Misalnya, menggerutu, menarik nafas dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk memberi isyarat tanpa kata.
Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang. Jika seseorang tertarik pada
suatu objek, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa terputus dalam
beberapa saat.
c. Sentuhan (Touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan
badan:
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim,
misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat
memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkannya. Misalnya, ‘datanglah’ bisa
diartikan betul-betul mengundang atau sekedar basa-basi.
e. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Sikap diam sangat sulit di terka
dan dapat menimbulkan keraguan. Diam dapat mengandung arti positif atau negatif.
f. Postur Tubuh
Bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan. Ada tiga
bentuk tubuh:
1. Ectomorphy, bentuk tubuh tinggi kurus, dilambangkan sebagai orang yang
memiliki sikap ambisius, pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan atletis melambangkan pribadi yang cerdas,
bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi
yang humoris, santai, dan cerdik.
g. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misalnya, warna merah menunjukkan kemarahan
atau semangat, putih menunjukkan kesucian atau kebersihan.
h. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, maka bunyi yang
dimaksudkan disini adalah suara yang dikeluarkan dari benda. Misalnya, lonceng
letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.
i. Bau
Bau bisa dipergunakan untuk melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan
parfum.

2. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan secara


lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat
kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti.
Komunikasi Verbal terbagi menjadi 2, yaitu komunikasi lisan atau oral communication
(berbicara dan mendengar), komunikasi tertulis atau written communication (menulis dan
membaca). Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal
dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Berbicara dan menulis (speaking dan writing)


Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umumnya lebih disukai daripada
menulis karena lebih nyaman dan praktis. Namun, tidak semua pesan bisa dengan
tepat disampaikan secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat penting umumnya
disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan bisnis bisa berupa surat dan
laporan.
2. Mendengar dan membaca (listening dan reading)
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua arah. Namun, orang-
orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau
mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan
mendengar dan membaca sangat diperlukan.

C. FUNGSI DAN BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI

Fungsi komunikasi dalam organisasi, yaitu:

1. Informatif
Pimpinan dan anggota organisasi membutuhkan banyak sekali informasi unuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Pengendalian (Regulatory)
Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Komunikasi
dalam hal ini berupa peraturan, prosedur, perintah dan laporan.
3. Persuasif
Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/gagasan
atau tugas.
4. Integratif
Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau
departemen akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.

Bentuk-bentuk komunikasi ada dua, yaitu komunikasi nonverbal dan komunikasi


verbal. Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee
dan Thill, 2003:4). Dan komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana pesan
disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa.

D. PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi,
dan komunikasi memerlukan proses. Proses komunikasi akan dijelaskan melalui beberapa
model komunikasi.

1. Model komunikasi aristoteles


Aristoteles dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2004:39) berpendapat bahwa setiap
komunikasi terdiri atas tiga unsur penting, yaitu:
a. Pembicara, yakni sumber komunikasi atau orang yang menyampaikan pesan
b. Apa yang dibicarakan
c. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan
2. Model komunikasi Dvid K. Berlo

Dalam model komunikasi David K. Berlo, terdapat unsur-unsur utama komunikasi


yang dikenal dengan SMCR, yaitu Source, Message, Channel, dan Receiver. Di
samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), Efek, dan
Lingkungan.
a. Sumber (source)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi.
Sumber terdiri dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau
lembaga.
b. Pesan (message)
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda)
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
c. Saluran (channel) dan Media
Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis dan elektronik. Media
yang dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari pengirim kepada penerima. Saluran komunikasi ini terdiri dari
komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik.
d. Penerima (receiver)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
e. Umpan Balik
Umpan balik merupakan respons atau reaksi yang diberikan oleh penerima.
Umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.
f. Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh
bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),
dan perilaku (behavior).
g. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa:
- Lingkungan fisik (letak geografis dan jarak)
- Lingkungan sosial budaya (bahasa, adat istiadat, dan status sosial)
- Lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)
- Dimensi waktu (musim, pagi/siang/malam)
Setiap unsur tersebut saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan
penting dalam membangun proses komunikasi.
3. Model komunikasi Bovee dan Thill
Bovee dan Thill dalam bukunya Business Communication Today menggambarkan
proses komunikasi terdiri dari lima tahapan, yaitu:
1. Pengirim pesan memiliki ide/gagasan
Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran seseorang
(pengirim) dan kemudian ingin menyampaikannya kepada orang lain (penerima).
2. Ide berubah menjadi pesan
Ide/gagasan yang ada dalam pikiran diubah menjadi pesan. Bentuk pesan, gaya
penyampaian, dan nada, tergantung pada selera dan pilihan pengirim pesan.
Perubahan ide menjadi pesan sering disebut encoding.
3. Pemindahan pesan
Tahap selanjutnya adalah pemindahan pesan kepada penerima melalui berbagai
bentuk komunikasi (verbal, nonverbal, lisan atau tertulis) dan media komunikasi
(tatap muka, telepon, surat, laporan dan lain sebagainya).
4. Penerima pesan
Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yang diterima
5. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik
Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan memberi sinyal
(misalnya mengangguk, tersenyum, atau secara tertulis). Umpan balik adalah
tanggapan dari penerima pesan dan merupakan elemen kunci dalam rantai
komunikasi.
E. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEKERJAAN

Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang
pihak lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi yang efektif
akan membantu mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat,
mengoordinasikan aliran kerja, dan mengawasi orang lain.

Komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi individu dan komunikasi


massa. Dalam komunikasi individu, suatu komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan
(audience) mampu memahami pesan sebagaimana dimaksud oleh pengirim atau komunikator.
Komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Faktor-faktor
yang memengaruhi komunikasi yang efektif adalah:

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator


Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikannya dianggap
benar dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator akan
menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap
sesuai keinginan komunikator. Selain muncul melalui kepercayaan, kredibilitas juga
bisa muncul melalui keahlian dan status sosial.
2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan
Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik bila memenuhi kondisi:
- Menarik perhatian
- Menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan
- Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan
3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan
Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk
memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil
keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu
menerima pesan.

F. HAMBATAN KOMUNIKASI

Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan dan
rintangan (Cangara, 2004:131), yaitu:
1. Gangguan teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon, kerusakan
pada alat komunikasi, dan lain-lain
2. Gangguan semantik merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan pada
bahasa yang digunakan. Misalnya, penggunaan bahasa yang berbeda, penggunaan
struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya
3. Gangguan psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena adanya persoalan
dalam individu. Misalnya, rasa curiga, situasi berduka, atau gangguan kejiwaan
4. Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan karena letak geografis. Misalnya
jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat transportasi dan komunikasi
5. Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi Karena perbedaan status sosial dan
senioritas. Misalnya, antara raja dengan rakyat atau antara atasan dan bawahan
6. Rintangan kerangka piker merupakan rintangan yang terjadi karena adanya perbedaan
pola piker. Perbedaan pola pikir bisa disebabkan karena pengalaman dan latar
belakang pendidikan yang berbeda
7. Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma,
kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut

G. CARA MENGATASI HAMBATAN DAN MEMPERBAIKI KOMUNIKASI

Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektif (Bovee
dan Thill, 2003:22) adalah:

1. Memelihara ikliim komunikasi terbuka


Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan. Komunikasi
terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan
balik.
2. Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
Etika merupakan prinsip-prinsip yang mengatur seseorang untuk bersikap atau
membawa diri. Komuniasi etis termasuk semua informasi yang relevan, benar dalam
segala segi, dan tidak memberdayakan orang lain dengan cara apa pun.
3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya
Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya
interaksi antarbudaya baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional.
4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat
penerima ketika sedang berkomunikasi.
5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk memperoleh
dan membagi informasi
Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun, merevisi dan mendistribusikan pesan.
Penggunaan yang bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya
komunikasi yang efektif.
6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara: memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan penerima,
mengembangkan dan menghubungkan gagasan, mengurangi jumlah pesan, memilih
saluran atau media yang tepat, meningkatkan keterampilan berkomunikasi

H. ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI

Etika memainkan peranan penting dalam komunikasi bisnis. Bahasa terdiri atas kata-
kata yang mengandung nilai. Dalam berkomunikasi hendaknya dihindari bahasa yang
manipulatif, diskriminatif, atau berlebihan. Mengatakan sesuatu dengan cara tertentu
memungkinkan seseorang untuk memengaruhi atau mengubah prilaku orang lain.

Etika komunikasi bisnis mengacu pada prinsip-prinsip yang dianut oleh perusahaan
mengenai komunikasi mana yang baik dan mana yang tidak baik (Haryani, 2004:50). Secara
umum, etika komunikasi yang berlaku dalam perusahaan berhubungan dengan dapat
dipercaya, fair, tidak memihak, menghargai hak orang lain, dan mempertimbangkan pengaruh
suatu ucapan atau tindakan terhadap orang lain. Sementara itu, tindakan yang tidak etis
menyangkut mementingkan diri sendiri. Penipuan kepada konsumen, iklan yang menyesatkan
dan mencapai sesuatu dengan menghapalkan segala cara.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna.2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai