Anda di halaman 1dari 104

BAB I KONSEP DASAR MENYIMAK

I. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan keilmuan mengenai konsep dasar menyimak yang meliputi (1) pengertian menyimak, (2) karakteristik keterampilan menyimak, (3) tujuan menyimak, (4) jenis menyimak, (5) menyimak kritis, dan (6) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak.

II. Materi Pembelajaran Keterampilan berbahasa dikelompokkan menjadi empat, yaitu menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan yang saling terkait dan saling mendukung tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan yang bersifat produktif dan keterampilan yang bersifat reseptif. Keterampilan yang bersifat memproduksi bahasa atau produktif adalah berbicara dan menulis, sedangkan keterampilan yang bersifat reseptif bahasa adalah menyimak dan membaca. Berdasarkan media yang digunakan, keterampilan berbahasa dibedakan atas keterampilan berbahasa dengan media bahasa tulis (menulis dan membaca) dan keterampilan berbahasa dengan media bahasa lisan (berbicara dan menyimak). Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis dan melalui media tulis. Untuk memahami wacana tersebut, sang penerima harus membacanya. Wacana lisan (spoken discourse) adalah wacana yang disampaikan secara lisan dan

melalui media lisan. Untuk memahami wacana ini, sang penerima harus menyimak dan mendengarkan. Kegiatan berkomunikasi dengan media bahasa lisan merupakan kegiatan berkomunikasi yang paling banyak dilakukan. Hal ini sesuai dengan hakikat bahasa sebagai satuan bunyi yang bermakna. Hampir setiap orang dihadapkan pada kegiatan berbicara dan menyimak sepanjang harinya. Meskipun demikian, tidak semua orang merupakan pembicara dan penyimak yang baik. Dalam forum seminar dan diskusi sering dijumpai orang yang kurang pandai mengemukakan pendapatnya. Hal ini bisa karena pilihan katanya tidak tepat, penyampaian gagasannyaa tidak runtut, kalimatnya tidak efektif, maupun karena faktor yang lain. Lebih dari itu, banyak pula orang yang kurang berani mengemukakan pendapatnya di depan umum. Demikian halnya dengan menyimak. Kesalahan menangkap inti pembicaraan juga sering terjadi. Dalam suatu seminar sering dijumpai peserta yang mengajukan pertanyaan yang sebenarnya telah dijelaskan oleh penyaji atau bahkan melenceng dari topik pembicaraan. Laporan hasil seminar yang distulis oleh notulis atau peserta satu dan lainnya juga sering berbeda. Kemampuan menyimak dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat maupun di sekolah memegang peranan penting. Berbagai informasi dapat diperoleh dengan terampil menyimak. Keterampilan menyimak juga memiliki pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak pun secara langsung akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai siswa. Oleh karena itu, keterampilan menyimak perlu mendapat pembinaan yang baik.

Pengertian Menyimak Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam konteks komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Misalnya dalam kalimat Saat sedang belajar, saya mendengar suara langkah kaki adik masuk ke dalam rumah. Mendengarkan diartikan oleh Alwi (2001)

mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman . Menyimak merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut sebenarnya diambil dari kata samia-yasmau-saman yang berarti mendengar. Padanan kata menyimak dalam bahasa Arab adalah kata istima yang berarti mendengar dengan penuh perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak diartikan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau yang dibaca orang (Alwi, 2001). Kata menyimak dipungut dari bahasa Arab melalui bahasa Jawa nyemak dan juga semaan yang lazim dipakai dalam kata semaan Al Quran. Apabila diurutkan dari tingkatan aktivitas berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Berdasarkan pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan mendengar berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa mendengarkan

lebih tinggi tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam mendengar belum ada faktor kesengajaan maka dalam peristiwa mendengarkan sudah ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena tujuan dalam menyimak telah ditetapkan secara jelas. Apabila menyimak dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, menyimak mempunyai taraf yang tertinggi. Dalam menyimak sudah ada faktor kesengajaan dan lebih tinggi lagi karena dalam menyimak terdapat faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan. Faktor berfikir dan memahami makna, pesan, dan gagasan merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian selalu terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh karena itu, menyimak dikatakan sebagai proses yang rumit dan kompleks. Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan apa yang didengar dari suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan. Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna tetentu dari apa yang didengar. Wolvin dan Coakley (dalam Tompkins, 1991) menjelaskan ada tiga tahap utama dalam proses menyimak, yaitu menerima pesan, mendatangi pesan, serta menetapkan makna terhadap pesan tersebut. Pada tahap pertama, penyimak menerima pesan-pesan aural atau visual dari seorang pembicara. Penyimak berusaha memusatkan perhatian pada pesan-pesan tersebut dan mengabaikan suarasuara lain yang didengar. Pada tahap kedua, penyimak memusatkan perhatian

terhadap

apa

yang

disampaikan

pembicara.

Tahap

ketiga,

penyimak

menginterpretasi pesan yang ditangkap untuk dipahami atau ditetapkan maknanya. Penyimak dalam hal ini mengumpulkan pesan tersebut, mengelompokkan, membandingkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya. Menurut Wolvin dan Coekley (dalam Tomkins, 1991), tahap ketiga ini meliputi suatu strategi prediksi-konfirmasi yang cepat. Bahkan dalam perkembangannya, seorang penyimak dapat meragukan validitas informasi yang dia dengar atau menolaknya. Dengan demikian, proses menyimak merupakan proses yang aktif, bukan pasif. Soedjiatno (1989) menjelaskan bahwa proses menyimak secara teoritis dimulai dengan penangkapan/penyerapan rentetan bunyi bahasa melalui indera telinga. Rentetan bunyi tersebut melalui syaraf sentripetal diteruskan menuju otak untuk diproses dan dianalisis. Dalam pemrosesan dan penganalisisan digunakan sejumlah alat. Alat itu ialah kegiatan otak dalam berolah fikir terhadap permasalahan tuturan, pengetahuan bahasa, kompetensi komunikatif, pengetahuan budaya, dan pengetahuan tentang topik. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa (unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil maka berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang terkandung dalam rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep. Selanjutnya, melalui syaraf sentrifugal hasil pemrosesan itu dikirim ke otak kecil untuk di retensi. Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam proses menyimak, yaitu pengetahuan kebahasaan baik berupa unsur linguistik dan ekstra linguistik, kegiatan otak dalam memahami konsep, dan ingatan.

Unsur pengetahuan linguistik dan ekstralinguistik dalam menyimak berkaitan dengan permasalahan intonasi, fonetik, kosakata, struktur, kompetensi komunikatif, dan kultur/budaya dalam berbicara. Permasalahan intonasi dan fonetik meliputi bunyi segmental dan nonsegmental. Pemahaman kosakata dalam menyimak harus diselaraskan dengan konteks. Pemahaman terhadap permasalahan kultur/budaya masyarakat dalam bertutur juga merupakan unsur yang penting dalam menyimak. Pemahaman terhadap isi kalimat dalam kegiatan menyimak hendaknya juga diselaraskan dengan konteksnya. Pemahaman terhadap tuturan wacana simakan dengan cara menginteraksikan semua unsur seperti diuraikan di muka sangat esensial dalam kegiatan menyimak. Unsur menyimak berikutnya adalah mengingat. Mengingat adalah kegiatan menyimpan konsep pemahaman dalam ingatan jangka panjang. Unsur mengingat ini dibedakan atas mengingat dengan retensi jangka pendek, mengingat dengan retensi jangka panjang, dan mengingat tanpa retensi (Soedjiatno, 1986). Mengingat tanpa retensi artinya pemahaman yang diperoleh dari aktivitas menyimak tidak perlu disimpan dahulu dalam ingatan. Hal ini terjadi apabila penyimak telah dapat menerima pesan ujaran yang disimak kemudian melaksanakan perintah sesuai dengan pesan ujaran tersebut, misalnya dalam situasi tanya jawab. Mengingat dengan retensi jangka pendek adalah kemampuan mengecamkan pesan dan menyimpannya, kemudian diikuti dengan respon terhadap pesan tersebut. Mengingat dengan retensi jangka panjang adalah mengingat dengan kemampuan mengecamkan, menyimpan dan memproduksi pesan-pesan wacana.

Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu (1) menyimak sebagai alat, (2) menyimak sebagai keterampilan, (3) menyimak sebagai proses, (4) menimak sebagai respon, dan (5) menyimak sebagai pengalaman kreatif.

1. Menyimak sebagai Alat Meyimak sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa seseorang itu menyimak suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan ide, fakta, inspirasi, dan alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak merupakan alat untuk menerima informasi dalam berkomunikasi.

2. Menyimak sebagai Keterampilan Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial. Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Menyimak menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Bahasa yang digunakan dalam seseorang berbicara pada umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan menyimak juga mejadi faktor penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca yang juga menjadi dasar untuk keberhasilan menulis.

3. Menyimak sebagai Proses Menyimak adalah suatau proses besar yang meliputi (1) mendengarkan lambang lisan, (2) memahami, (3) menginterpretasi. Dalam menyimak terdapat proses mental dalam berbagai tingkatan mulai dari (1) mengidentifikasi bunyi, (2)

proses pemahaman dan penafsiran, (3) proses penggunaan hasil pemahaman dan penafsiran, serta (4) proses penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.

4. Menyimak sebagai Respon Menyimak dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor penting dalam menyimak. Frekuensi terbesar tujuan pembicara adalah untuk memperoleh respon dari penyimak. Seorang penyimak akan memberikan respon efektif apabila dia memiliki sensori yang memadai, ketertarikan, kemampuan menafsirkan pesan, hasrat, dan kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud respon itu bermacam-macam, dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala, kerutan dahi, sikap tidak setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan tingkah laku.

5. Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif Menyimak bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan bukan keterampilan reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif. Dalam menyimak, mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang tertangkap oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah, menyusunnya, menyusun bunyi yang bergelombang dan kata-kata mentah tersebut. Menyimak kreatif ini bersangkutan secara total terhadap pengalaman seseorang yang diwarnai kesenangan, kesukaran, dan kepuasan.

A. Karakteristik Keterampilan Menyimak Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda dengan membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati, dan dibaca berulang kali. Dalam satu unit waktu, penyimak hanya mampu menangkap klausa sedangkan dalam membaca, pembaca dapat menangkap kalimat dalam satuan waktu yang sama (Mahfudz, 2000). Karena menggunakan media bahasa lisan, materi simakan alpa tanda baca. Tanda-tanda baca seperti dalam bahasa tulis, dalam bahasa lisan dikenali melalui intonasi, yang meliputi jeda, nada, tempo, dan dinamik yang menentukan irama pembicara. Wacana lisan juga bersifat lebih spontan sehingga kurang tertata secara baik. Hal ini berbeda dengan bahasa tulis yang dihasilkan melalui sebuah proses penyiapan hingga pengeditan. Akibatnya, koherensi dalam wacana lisan pun tidak sebaik wacana tulis. Bahkan dalam tuturan lisan kadangkala koherensi terabaikan karena cepatnya suatu topik berkembang atau berganti dengan topik yang lain karena adanya interupsi atau pertanyaan dari mitra tutur. Oleh karena itu, penyimak harus berkonsentrasi penuh agar ia dapat memahami tuturan bahasa lisan tersebut dengan baik. Dalam menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap oleh seorang penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz, 2000). Hal ini disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung musnah. Ini berbeda dengan kegiatan membaca yang materinya berupa bahasa tulis. Unit organisasi bahasa yang bisa ditangkap oleh seorang pembaca dalam satu satuan waktu terhadap konsep adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam menyimak sangat

diperlukan kemampuan menyimak pesan secara tepat pada waktu yang tepat. Dengan memahami karakteristik menyimak yang demikian, materi simakan hendaknya bukan wacana yang panjang. Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa, dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat

ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010). Pendengar juga dapat meminta penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan atau mengulang informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan yang dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan. Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan dalam menyimak bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam sebuah pesan didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur, gerak tubuh dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi terencana didapati bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi secara bebas dan terencana ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan pemahaman terhadap bahasa bebas spontan, tetapi ada penekanan yang lebih besar untuk menyampaikan topik tertentu, seperti misalnya kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kondisi sosial. Percakapan secara bebas terencana ini dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan berbagai macam fungsi bahasa (meminta

10

informasi, mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu, mengevaluasi sesuatu). Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan bunyi bahasa melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa tersebut diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut perangkat ingatan jangka pendek untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan bahasa dan perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa (unsurunsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi atau pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut perangkat ingatan jangka panjang. Oleh karena itu, yang disimpan bukan lagi rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:7379).

B. Tujuan Menyimak Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat juga berupa peristiwa, fakta, data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi. Informasi tersebut juga sangat penting sebagai bahan untuk menganalisis suatu persoalan maupun untuk

11

mendapatkan ide. Seringkali melalui kegiatan menyimak, seseorang memiliki ide untuk ditulis. Tujuan menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental pada kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah, menyimak dialog, menyimak wawancara, dan menyimak pidato. Selain untuk mendapatkan informasi, menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai karakteristik wacana lisan yang disimak dan orientasi penyimaknya. Tujuan menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan hiburan. Menyimak untuk mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak lawak, drama, atau dongeng. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif. Hampir sama dengan tujuan ini adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya seorang menyimak pembacaan puisi atau nyanyian untuk mendapatkan kenikmatan melalui bait-bait puisi yang dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan apresiatif ini dapat bergeser menjadi menyimak evaluatif apabila penyimak mendengarkan lagu dengan tujuan menganalisis kemenarikan atau kekhasannya.

C. Jenis menyimak Secara garis besar, menyimak dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu menyimak intensif dan menyimak ekstensif. Menyimak intensif lebih menekankan pada kemampuan memahami bahan simakan secara detail atau mendalam. Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi agar makna yang dikehendaki dapat ditangkap dengan baik. Menyimak intensif biasanya digunakan untuk memahami bahasa lisan formal, seperti menyimak kuliah, ceramah, dan khutbah. Melalui menyimak intensif, seorang penyimak tidak hanya

12

mendapatkan informasi yang mendalam terhadap materi simakan, tetapi juga bisa mengevaluasi materi simakannya. Menyimak ekstensif lebih menekankan pada faktor sosial, seperti menyimak yang dilakukan oleh masyarakat secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Menyimak ekstensif ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman secara garis besar terhadap bahan simakan. Tujuan menyimak ekstensif adalah agar seseorang tidak ketinggalan informasi. Dalam konteks sosial, seorang menyimak tuturan orang lain agar tercipta hubungan yang harmonis. Dengan menyimak secara ekstensif, seseorang dapat mengambil sikap yang tepat untuk merespon segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

D. Menyimak Kritis Menyimak kritis merupakan menyimak intensif tingkat tinggi. Menyimak kritis ialah menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan kebenaran dan kelebihan, serta kekurangankekurangannya. Misalnya dalam menyimak kritis berita, seorang penyimak dapat menyimpulkan kebenaran berita tersebut berdasarkan data-data yang digunakan untuk mendukung berita tersebut. Seorang penyimak kritis dapat membedakan antara fakta dan opini dalam bahan simakan. Dalam menyimak kritis, penyimak hendaknya dapat menyimak secara objektif. Penyimak harus dapat menilai dengan teliti apa-apa yang dituturkan seorang pembicara, apakah informasi-informasi tersebut terpercaya, terandalkan, ataukah tidak. Seseorang dikatakan dapat menyimak secara kritis apabila ia mampu menghubungkan apa yang dikatakan pembicara dengan pengalamannya sendiri.

13

Ketika ia menyimak rentetan-rentetan pikiran akan segera ia kaitkan dengan pendapatnya sehingga ia segera terangsang untuk berpikir secara konstruktif. Ia boleh saja setuju dengan pendapat pembicara dalam beberapa masalah sebab ia telah memiliki beberapa pengalaman yang sama, tetapi ia bisa saja juga menolak beberapa hal lain sebab hasil pengalamannya telah membawa kepada suatu

konklusi yang berbeda. Dalam menyimak kritis, penyimak meninjau dan menyusun apa yang dikatakan pembicara dengan pikirannya sendiri dengan membuat ikhtisar dan membuat sintesis secara keseluruhan. Ia memikirkan lebih dulu apa yang dikemukakan pembicara dan meramalkan bagaimana pembicara akan

mengembangkan tema sentralnya. Lebih jauh penyimak yang kritis akan menganalisis dan mengevaluasi apa yang disimaknya. Ia menyimak pembicaraan untuk memahami maksudnya, namun ia harus mengerjakan lebih jauh dari itu. Ia harus menganalisis, memberi pembobotan atas apa yang dikatakan oleh pembicara. Baik percaya ataupun tidak atas apa yang dikatakan oleh pembicara, ia harus menyimaknya dengan kritis. Untuk itu penyimak mengadakan analisis dengan membedakan ide-ide, atas ide-ide pokok, ide bawahan, ataupun alat-alat penunjangnya. Kemudian ia adakan pembobotan atas pernyaataan pembicara itu untuk menguji kekuatan bukti, validitas alasan, dan menentukan kebenaran tujuan pembicaraan. Anderson (1972) mengemukakan secara terperinci kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis, yaitu (a) memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimat lainnya; (b) menyimak untuk menentukan alasan mengapa; (c) menyimak untuk memahami

14

makna-makna petunjuk-petunjuk konteks; (d) menyimak untuk membedakan antara fakta dan fantasi, antara yang relevan dan yang tidak relevan; (e) menyimak untuk menarik kesimpulan-kesimpulan; (f) menyimak untuk membuat keputusankeputusan; (g) menyimak untuk menemukan jawaban-jawaban bagi pertanyaanpertanyaan atau masalah-masalah tertentu yang memerlukan pemikiran serta konsentrasi; (h) menyimak untuk menentukan informasi baru atau informasi tambahan mengenai suatu topik; (i) menyimak untuk menafsirkan,

menginterpretasikan ungkapan-ungkapan, dan bahasa-bahasa yang belum jelas; daan (j) menyimak secara objektif dan penuh penilaian untuk menentukan keaslian, kebenaran atau hadirnya prasangka dan ketidaktelitian-ketidaktelitiaan.

E. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri penyimak, maupun dari luar diri penyimak. Dari segi penyimak, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak dapat dikelompokkan menjadi faktor fisik, kompetensi linguistik, pengetahuan tentang topik, dan faktor mental. Faktor fisik berkaitan dengan kesiapan fisik penyimak untuk menyimak, yaitu penyimak tidak mengalami cacat pada alat pendengarannya dan dalam kondisi yang sehat. Menyimak memerlukan indera pendengar yang baik karena rangsang yang diterima berupa suara. Masalah cacad pada indera pendengar atau kemunduran fungsi indera pendengar hanya dapat diatasi secara medis. Apabila gangguan ada pada salah satu dari dua indera pendengar yang dimiliki, penyimak dapat mengatur

15

posisi sehingga rangsang dapat diterima dengan baik. Misalnya seorang yang mengalami cacad pada indera pendengar bagaian kanan, dalam suau forum ia dapat mengambil posisi duduk di sebelah kanan agar dapat menyimak dengan baik dengan indera pendengar bagian kiri. Masalah kesehatan fisik secara keseluruhan juga sangat menentukan kualitas hasil simakan. Seorang yang sedang sehat tentu lebih siap menjadi penyimak daripada seorang yang terganggu kesehatannya. Lebih dari itu, posisi duduk yang lebih tegap juga dianggap lebih baik bagi penyimak. Dengan posisi yang lebih tegap berarti penyimak lebih siaga dan siap dalam menerima rangsang suara atau lebih berkonsentrasi. Faktor berikutnya yang sangat penting bagi penyimak adalah kompetensi kebahasaan. Dalam memahami pesan lisan, dibutuhkan keaktivan dan kekreativan penyimak untuk mengolah dan memadukan sejumlah unsur, yakni unsur linguistik yang berupa unsur segmental dan suprasegmental. Faktor segmental meliputi pemahaman terhadap kosakata, struktur kebahasaan, dan sebagainya. Faktor suprasegmental di antaranya berkaitan dengan kompleksitas pemahaman makna yang terkandung pada unsur intonasi, mimik, dan gesture. Di samping itu, untuk sampai pemahaman yang utuh dan penuh terhadap materi yang disimak, penyimak juga harus mengaitkan unsur ekstralinguistik, yakni yang berkaitan dengan wawasan pengetahuan sosiolinguistik. Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menyimak adalah pengetahuan seseorang atas topik. Seseorang yang menyimak berita tentang sepakbola akan sangat mudah meahami apabila dia memiliki

16

pengetahuan yang baik tentang teknik bermain sepakbola, klub-klub sepakbola, kejuaraan-kejuaraan sepakbola, dan profil pemain-pemain sepakbola. Faktor mental berkaiatan dengan kondisi kejiwaan penyimak, motivasi, dan sikap penyimak. Kondisi kejiwaan yang baik untuk menyimak, yaitu penyimak tidak dalam suasana yang dapat mengganggu konsentrasinya seperti tidak dalam keadaan sedih atau bergembira berlebihan. Kesedihan atau kegembiraan yang berlebihan cenderung membuat seseorang mengabaikan hal-hal lain di luar dirinya sehingga ia tidak dapat menyimak dengan baik. Oleh karena itulah setiap orang perlu memiliki teknik untuk mengelola emosinya. Dengan demikian, apabila terjadi hal-hal yang di luar dugaan seseorang dapat mengatasinya dengan baik. Motivasi atau orientasi seseorang dalam menyimak juga sangat menentukan keberhasilan dalam menyimak. Motivasi akan memberi arahan terhadap kegiatan dalam menyimak sehingga penyimak mendapatkan hasil sesuai tujuannya. Faktor mental juga berkaitan dengan sikap penyimak terhadap materi simakan atau pembicara. Ketertarikan penyimak terhadap topik yang sedang disimak dan pandangan penyimak terhadap topik pembicaraan akan memberi sumbangan yang positif terhadap keberhasilan menyimak. Seorang yang tertarik dengan sepakbola dan memilliki pandangan yang positif terhadap sepakbola akan sangat mudah memahami berita-berita tentang sepakbola. Sikap yang menentukan keberhasilan dalam menyimak juga berkaiatan dengan sikap penyimak terhadap pembicara. Adanya prasangka, rasa suka atau tidak suka akan memberi pengaruh pada objektivitas seseorang dalam menyimak. Keberhasilan menyimak juga tergantung pada lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan menyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi

17

dan kondisi tempat berlangsungnya proses menyimak. Tempat yang lapang dan kedap tentu lebih mendukung proses menyimak. Demikian pula situasi yang tenang, sunyi, jauh dari kebisingan lebih memungkinkan untuk menyimak dengan baik daripada situasi yang sebaliknya. Media komunikasi yang baik juga dapat dikatagorikan ke dalam faktor lingkungan. Media komunikasi ini meliputi pengeras suara dan penghantar suara. Pengeras suara yang mampu menghasilkan suara yang berkualitas tentu sangat penting bagi penyimak agar mudah menangkap suara pembicara. Lingkungan yang bising, banyak orang yang berlalu lalang, sempit memungkinkan munculnya ganguan konsentrasi penyimak. Dari segi pembicara, keberhasilan menyimak sangat ditentukan oleh kualitas seorang pembicara. Pembicara yang baik akan menghasilkan tuturan yang baik. Kualitas seorang pembicara dapat ditinjau dari aspek penguasaaannya terhadap materi pembicaraan dan kemampuannya menyampaikan kepada audien.

Penguasaan yang baik atas materi merupakan faktor yang penting karena sebagian besar kegiatan menyimak dimaksudkan untuk mendapatkan informasi, yaitu informasi yang benar, lengkap, dan jelas. Penguasaan materi oleh pembicara tercermin dari kedalaman dan keruntutan materi yang disampaikan. Penguasaan yang baik juga akan mempengaruhi kepercayaan diri seorang pembicara sehingga ia dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada para audien. Kualitas suara yang baik, kinesik yang mendukung, penguasaan panggung yang baik, dan pembicaraan yang sistematis juga akan memudahkan penyimak dalam menangkap isi tuturan yang disampaikan. Sebaliknya, pembicara yang tidak prima secara fisik atau memiliki cacat pada alat artikulasinya akan menyulitkan penyimak dalam memahami tuturannya karena kualitas tuturannya yang kurang

18

bagus. Demikian pula penguasaan yang buruk atas panggung akan menghasilkan kinesik yang mengganggu penyimak dalam berkonsentrasi.

III. Rangkuman Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dalam menyimak terdapat tujuan yang jelas sehingga menyimak dari segi makna memiliki taraf yang lebih tinggi dari pada mendengar dan mendengarkan. Karena rangsang dalam menyimak berupa tuturan lisan maka unsur-unsur kebahasaan dalam bahasa lisan tidak sejelas dalam bahasa tulis. Unsur-unsur kebahasan dapat dicermati melalui penggunaan intonasi. Dalam menyimak, jika penyimak tidak dapat menangkap informasi penting pada saatnya, ia akan ketinggalan informasi. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menyimak, di antara faktor dari dalam diri si penyimak, faktor lingkungan, dan faktor pembicara. Faktor dalam diri penyimak meliputi faktor fisik, faktor mental, dan pengetahuan penyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi, kondisi, dan media dalam menyimak. Faktor pembicara berkaitan dengan kualitas tuturan yang dihasilkan oleh seorang pembicara.

IV. Latihan Jawablah pertayaan-pertanyaan berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap konsep dasar menyimak! 1. Jelaskan perbedaan istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak!

19

2.

Setujukah Anda dengan pernyataan yang menyatakan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang bersifat pasif? Berikan alasan!

3. 4. 5.

Jelaskan hubungan menyimak dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain! Mengapa faktor pembicara sangat menentukan kualitas hasil simakan? Setujukan Anda dengan anggapan bahwa jenis kelamin membedakan kualitas hasil simakan?

BAB II BENTUK-BENTUK LATIHAN MENYIMAK SEDERHANA

I. Tujuan Pembelajaran

20

Mahasiswa

memiliki

wawasan

mengenai

bentuk-bentuk

latihan

menyimak sederhana, praktik menyimak dengan bentuk-bentuk latihan menyimak sederhana, dan dapat merancang latihan menyimak sederhana untuk meningkatkan kemampuan menyimak.

II. Materi Pembelajaran Menyimak merupakan suatu keterampilan yang memerlukan latihan. Artinya, keterampilan seseorang dalam menyimak dapat ditingkatkan dengan banyak berlatih menyimak bermacam-macam wacana lisan. Wacana lisan yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah berita, cerita, wawancara, dialog, ceramah, pidato, dan khutbah. Sebelum berlatih menyimak ragam wacana lisan yang telah disebutkan tersebut, berikut ini disajikan kegiatan latihan menyimak sederhana. Materi dalam latihan ini berupa wacana lisan pendek dan menghibur. Dalam pembelajaran menyimak, latihan seperti ini dapat digunakan sebagai kegiatan awal atau kegiatan pemanasan sebelum memasuki kegiatan menyimak simakan yang lebih formal.

A. Mengulang satuan kebahasaan yang diperdengarkan Latihan ini berupa mengulang kembali secara lisan atau tulis satuan linguistik yang diperdengarkan. Wujudnya dapat berupa kata, frasa, klausa, kalimat tunggal, maupun kalimat majemuk yang tidak terlalu panjang. Latihan ini penting sebagai latihan untuk meningkatkan daya ingat penyimak. Apabila dikaitkan dengan konsep kebermaknaan, latihan ini sebaiknya berupa kalimat. Tingkat

21

kesukaran dan panjang pendeknya kalimat yang diperdengarkan disesuaikan dengan tingkat kemahiran berbahasa pembelajar. Kegiatan mengulang kembali satuan kebahasaan yang diperdengarkan ini dapat diatur dalam bentuk berbagai permainan berikut ini.

1.

Bisik Berantai Bisik berantai merupakan kegiatan yang bernuansa permainan. Dalam

bisik berantai memang sulit dikenali kemampuan menyimak secara perseorangan. Akan tetapi, kegiatan ini sangat baik sebagai kegiatan apersepsi dalam kelas menyimak karena dapat menghidupkan kelas. Bisik berantai dapat dilakukan dalam bentuk perlombaan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan membentuk barisan. Siswa pada deretan pertama membaca sebuah kalimat pada secarik kertas apabila tidak tersedia rekaman untuk memastikan tidak terjadi perbedaan kualitas materi yang diperdengarkan antarkelompok. Kalimat yang dibaca selajutnya disampaikan secara beranting hingga anggota kelompok terakhir yang harus menulis kembali kalimat yang dibisikkan temannya dalam secarik kertas. Penilaian bisik berantai didasarkan atas ketepatan kalimat yang diulang. Ketepatan ini bisa didasarkan atas kesamaan kalimat dan atau ketepatan informasi yang dirantingkan. Bila kalimat tersebut cukup pendek, keberhasilan menyimak didasarkan atas kesamaan kalimat yang diulang. Apabila kalimat terlalu panjang, keberhasilan menyimak didasarkan atas ketepatan pesan yang ada dalam kalimat. Berikut contoh peritah dalam permainan bisik berantai!

22

Bentuklah kelompok! Atur anggota kelompok secara berderet atau berbaris! Anggota kelompok pertama membaca kalimat berikut (kalimat dapat ditulis dalam secarik kertas). Rantingkan hingga pada anggota kelompok terakhir. Anggota kelompok pada deret/baris terakhir harus menuliskan kalimat yang didengarnya pada secarik kertas!

Setiap warga negara Indonesia seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia.

2.

Dikte Dikte pada dasarnya sama dengan mengungkapkan kembali apa yang

didengar, hanya saja pengungkapan tersebut dalam bentuk tulisan. Dikte efektif untuk melatih kemampuan menyimak, mengingat, dan menulis dengan cepat. Dikte dapat dilakukan dengan membaca kalimat dan meminta siswa menuliskan kembali kalimat tersebut. Kesesuaian kalimat yang disimak dan ditulis menjadi acuan penilaian. Berikut ini disajikan contoh perintah dikte.

23

Tulislah kalimat-kalimat yang dibacakan berikut dalam selembar kertas!


1) Sejak masa keemasan lagu anak-anak pada tahu 90-an berlalu, kita

kekurangan lagu anak-anak yang berkualitas.


2) Pemimpin seharusnya memiliki keberanian mengambil keputusan

dengan tegas. 3) Bangunan di angkasa mengiaskan pemikiran yang tidak realistis, penuh fantasi, dan angan-angan.
4) Presiden,

selaku

kepala negara dan kepala pemerintahan

mengepalai para menteri, mengangkat kepala staf AD, kepala staf AU, kepala staf AL, dan kepala kepolisian RI. 5) Pemerintah seringkali sibuk memikirkan dirinya sendiri sehingga mengabaikan berbagai kepentingan masyarakat.

B. Menebak Deskripsi Deskripsi berkaitan dengan gambaran yang terekam oleh indra. Deskripsi berkaitan dengan cirri-ciri fisik yang dapat diamati, didengar, diraba, dirasa, dan dicium. Deskripsi dalam permainan ini bisa berupa ciri-ciri fisik objek dan hal-hal yang berhubungan dengan objek. Objek dapat berupa

benda/orang/tumbuhan/binatang. Permainan ini sama dengan bermain tebaktebakan. Misalnya tebak tokoh, tebak kota, tebak binatang, tebak buah-buahan, dan sebagainya.

24

Kemampuan menebak sangat berkaitan dengan kemampuan menangkap kata kunci dalam setiap deskripsi. Oleh karena itu, objek yang ditebak hendaknya objek yang sudah banyak dikenal sehingga penyimak dapat menabak bukan sematamata karena luasnya pengetahuan, tetapi memang karena kejelian penyimak menangkap dan menafsirkan kata kunci yang disebut dalam deskripsi yang diperdengarkan.

Contoh 1

Tebaklah nama kota berikut! Kota ini terkenal dengan udaranya yang sejuk. Hamparan gunung, bukit, dan lembahnya sangat indah. Kota ini terletak di pulau Sumatera bagian barat. Taman yang mengabadikan kecantikan Siti Nurbaya ada di kota ini. Kota ini juga dikenal sebagai kota kelahiran sastrawan HAMKA. Rumah khas kota ini adalah rumah gadang. Kota ini bernama _________

25

Contoh 2

Tebaklah nama benda berikut! Aku bersisik Aku bukan ikan Aku banyak mengandung vitamin C Aku berasa manis asam Aku berwarna kuning kemerahan Aku bermahkota Aku sering digunakan sebagai bahan es buah Aku banyak digunakan sebagai bahan baku selai Aku adalah _______________

26

Contoh 3

Tebaklah nama tokoh berikut! Aku seorang humoris Aku juga seorang pengusaha Aku juga sering disebut pengamat budaya Aku sangat dekat dengan dunia politik Tapi, aku bukan politikus Aku berkawan dengan banyak politisi Gus Dur adalah sahabat kentalku Aku adalah penggagas Museum Rekor Indonesia (MURI) Aku adalah _________________

C. Menyeleksi satuan kebahasaan yang diperdengarkan (kata atau frasa)

Dalam latihan ini diperdengarkan sebuah wacana pendek. Penyimak diminta menyebutkan berapa kata sebuah kata atau frasa dalam wacana yang diperdengarkan. Contoh latihannya adalah sebagai berikut.

27

Dengarkan wacana berikut! Sebutkan berapa kali frasa Ratu Sima disebut dalam wacana ini! Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan pada masa abad ke -7 yang dipimpin seorang perempuan bernama Ratu Sima. Ratu Sima memerintah kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa tersebut setelah suaminya wafat. Meskipun seorang perempuan, Ratu Sima merupakan ratu yang tegas. Hukum dijalankan Ratu Sima tanpa memandang status. Dalam pemerintahan Ratu Sima, tidak ada seorang pun yang kebal hukum. Dalam sebuah cerita disebutkan Ratu Sima menghukum putera mahkotanya dengan memotong tangannya karena sang putera memungut sebuah bungkusan di jalan. Hukuman ini bagi Ratu Sima sudah cukup ringan karena seharusnya sang putera menjadi teladan bagi semua rakyat. Menurut Ratu Sima hukuman yang pantas untuk sang putera adalah hukuman mati.

D. Mengidentifikasi Kalimat Topik

Kecermatan menangkap inti pesan dalam wacana lisan amat penting. Salah satu indikator kemampuan menangkap inti pesan adalah kemampuan menangkap kalimat topik. Kalimat topik merupakan kalimat yang dijelaskan oleh kalimatkalimat lain yang merupakan kalimat bawahan atau kalimat penjelas.

28

Contoh

Dengarkan wacana yang diperdengarkan berikut! Catatlah kalimat topik yang Anda temukan! Selain hadir melalui tuturan lisan, cerita rakyat juga diwariskan dalam bentuk tulisan. Berbagai cerita rakyat dari seluruh Indoneisa telah dikumpulkan dan ditranskrip dalam berbagai bentuk. Ada yang dalam bentuk naratif, cerita bergambar, dan komik. Penulis-penulis cerita rakyat juga banyak dikenal. Dengan demikian, penyebaran cerita rakyat dapat menjangkau kawasan yang lebih luas.

E.

Menceritakan Kembali Cerita Cerita yang dimaksudkan di sini adalah sama seperti halnya bentuk prosa

yang lain. Hanya saja, untuk keperluan latihan menyimak sederhana dapat digunakan cerita-cerita yang pendek dan menarik, seperti pengalaman menarik, humor, atau cerita rakyat yang jenaka. Cerita-cerita semacam sangat baik sebagai penggerak semangat karena unsur kelucuan yang ada di dalamnya. Berbeda dengan cerpen atau dongeng, cerita jenaka, pengalaman menarik, atau humor juga tidak terlalu panjang untuk diceritakan.

Contoh:

Ceritakan kembali humor berikut ini!

29

Murah Hati Ada seorang remaja yang sedang duduk-duduk di taman. Tidak lama kemudian, ada seorang nenek yang datang meminta-minta padanya. Remaja itu merasa kasihan padanya dan dengan segera membuka dompetnya dan memberikan Rp1000,00. Tiba-tiba, seorang Bapak yang duduk di sampingnya menepuk pundaknya sambil memberikan uang Rp 50.000,00 kepada remaja tersebut. Remaja tersebut tersenyum. Ia merasa kagum dengan kemurahan hati Bapak tersebut. Dengan segera diberikannya uang itu kepada si nenek pengemis. Tak lama kemudian, si Bapak yang duduk di sampingnya menepuk pundaknya sambil berkata Nak, uang Rp 50.000,00 tadi jatuh dari dompetmu. Sang remaja yang lagi bokek hanya bisa terbengongbengong.

Menjelaskan inti informasi Informasi yang digunakan sebagai latihan dasar dalam menyimak adalah informasi-informasi pendek tentang hal-hal yang menarik dalam kehidupan seharihari. Informasi tersebut dapat berupa sebuah berita kontroversial. Latihan ini dapat meningkatkan kepekaan penyimak untuk mengenali bagian informasi yang penting.

30

Contoh

Tulis kembali inti informasi berikut ini secara singkat (maksimal 12 kata)! Berkaiatan dengan usia Aisyah saat menikah, Yusuf Hanafi, kolumnis dan dosen agama di Universitas Negeri Malang yang gerah terhadap komentar tentang pernikahan dini menyebutkan bahwa dalam suatu riwayat dikatakan Aisyah lahir sebelum masa kenabian. Dengan demikian bila nabi menikahi beliau bebrapa tahun setelah kematian istri pertamnya, Khatidjah, usia Aisyah tidak mungkin 8 tahun, seperti disebutkan dalam beberapa buku. Lebih lanjut, Yusuf Hanafi menjelaskan pernikahan dini sarat dengan berbagai persoalan. Ketidaksiapan fisik dan mental merupakan hal yang paling utama. Oleh karena itu, dia menyarankan semua pihak melihat pernikahan dari berbagai sudut pandang.

F. Menjawab Pertanyaan Latihan ini merupakan latihan yang paling banyak ditemukan dalam pembelajaran menyimak. Kepada penyimak diperdengarkan sebuah wacana, selanjutnya sejumlah pertanyaan terkait wacana lisan tersebut diajukan kepada penyimak. Dalam latihan awal, wacana lisan yang dipergunakan haruslah wacana lisan yang pendek dan menarik.

31

Contoh

Simaklah informasi berikut ini dan jawablah pertanyaan tentang informasi tersebut! Kebiasaan mengonsumsi obat flu harus diwaspadai. Hal ini karena obat sakit flu mengandung phenil propanolamin (PPA) yang dapat memicu munculnya stroke. Ketentuan dosisnya tidak boleh melebihi 15 miligram. Bila dosisinya lebih dari itu, obat sakit flu sangat berbahaya dikonsumsi.

Pertanyaan 1. Sebutkan kandungan dalam obat sakit flu yang dapat memicu stroke! 2. Berapa dosis maksimal kandungan zat tersebut dalam obat sakit flu?

G. Melaksanakan perintah sesuai deskrpsi Bentuk latihan menyimak ini hampir sama dengan tebak-tebakan. Hanya saja, dalam latihan ini, penyimak tidak menebak deskripsi yang disebutkan, tetapi melaksanakan perintah sesuai deskripsi. Kejelian menangkap kata kunci dalam setiap perintah akan membantu penyimak dalam menafsirkan perintah.

Contoh

32

Laksanakan sesuai perintah berikut! Ambillah selembar kertas Samakan panjang semua sisi kertas Lipat kertas dengan menyatukan sisi atas dan bawah, kanan dan kiri Tandailah bagian tengah kertas dengan memberi tanda titik

H. Menandai informasi yang salah dan benar Latihan ini menuntut kecermatan penyimak dalam membedakan materi simakan yang benar dan salah. Latihan ini dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi penyimak. Agar kegiatan tidak mengarah pada kegiatan menguji pengetahuan penyimak, tetapi benar-benar melatih kemampuan mneyimak, bahan latihan hendaknya berisi informasi yang sudah dekat dengan penyimak. Penyimak dapat diminta menghitung bagian yang salah dari suatu informasi atau memberi tanda (B) jika informasi benar dan menandai (S) jika informasi salah.

Contoh 1

Catatlah bagian yang salah pada informasi berikut!

33

Setiap manusia memiliki dua tangan, dua jari, dua telinga, dua kaki, dan dua mata. Tangan digunakan untuk melakukan banyak kegiatan, seperti berjalan, makan, mengambil sesuatu, dan menghasilkan suatu karya.

Contoh 2

Berilah tanda B (benar) atau S (salah) pada setiap nomor informasi yang disampaikan! 1. 2. 3. 4. 5. Jakarta ibukota Indonesia terletak di pulau Jawa Madura adalah salah satu propinsi di Indonesia. Ayam berkembang biak dengan melahirkan anaknya. Air laut lebih banyak mengandung garam daripada air sungai. Lele merupakan jenis ikan air payau.

I.

Memberi Komentar Latihan ini termasuk dalam latihan menyimak kritis. Sebagai latihan awal,

penyimak dapat dihadapkan pada sejumlah informasi yang kontroversial sehingga mereka dengan mudah menangkap bagian informasi yang perlu mendapat sorotan. Kejelian mereka dalam menangkap bagian ini merupakan hal terpenting. Hal ini tercermin pada hal apa yang dikomentari dan bukan bagimana komentarya.

Contoh

34

Akhir-akhir ini banyak diberitaan kasus tentang remaja putri yang diculik oleh rekan barunya yang dikenal lewat jejaring sosial. Hal ini tentunya snagat memprhatinkan. Oleh karena itu, banyak pihak yang menilai teknologi internet yang semakin canggih perlu diwaspadai. Lebih dari itu, internet seharusnya dilarang karena dapat merusak generasi muda.

III. Rangkuman Latihan menyimak sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam menyimak. Sebelum latihan menyimak wacana lisan yang lebih formal, seperti berita, khutbah, pidato, ceramah, dongeng, dan sebaginya, kita dapat berlatih menyimak wacana-wacana ringan. Selain untuk mengendurkan syaraf sehingga siap menyimak, kegiatan juga dapat dilakukan untuk kegiatan awal sebelum memasuki kegiatan menyimak wacana formal dalam suatu pembelajaran menyimak.

IV. 1.

Latihan Tebaklah nama tokoh berikut ini! Dia seorang sastrawan Sastrawan ini sempat menghebohkan dunia sastra pada tahun 1954 karena tuduhan penjiplakan pada karyanya.

35

H.B. Jassin sangat berperan sebagai pembela yang membesarkan namanya. H.B. Jassin menyebutnya sebagai pelopor angkatan 45. Sastrawan ini meninggal karena sakit Sastrawan ini meninggal dalam usia muda Karya sastra yang ditulisnya lebih banyak berupa puisi Karya terken al sastrawan ini adalah Aku Sastrawan ini adalah _____________

2.

Tebaklah nama benda berdasarkan deskripsi berikut! Aku termasuk dalam kelompok alat tulis Aku berbentuk padat Aku berwarna warni Aku dimiliki oleh hampir semua anak sekolah TK Anak-anak SD juga tidak ketinggaan pasti memiliki aku Bentukku bermacam-macam Aku sangat beguna bila ada tulian yang salah Aku adalah --------------------

3. Tuliskan kata yang diperdengarkan berikut ini! a. b. c. d. Kota Wamena dahulu bernama Ahumpua. Pelabuhan Malahayati terletak di Banda Aceh. Tari Seudati merupakan tarian tradisional dari Aceh. Burung cendrawasih merupakan fauna khas Papua.

36

e.

Sumatera Barat yang beribukota Padang terkenal dengan masakan rendangnya.

4. Simaklah inforasi berikut dan tuliskan kembali informasi tersebut dengan bahasa Anda sendiri (maksimal 12 kata)!

Setiap orang menggosok gigi. Ada yang pagi dan sore setiap mandi, ada yang setiap selesai makan. Hal ini tergantung pada keyakinan masing-masing mengenai merawat gigi dengan baik. Namun bila diperhatikan tidak ada kemajuan yang berarti pada pasta gigi dari waktu ke waktu. Ini terutama pada kemasan, rasa atau tekstur, dan cara promosinya. Kemasan pasta gigiyang kita kenal selama ini yang juga sudah dikenal oleh kakek bahkan kakek buyut kita adalah tube yang cara kerjanya berlawanan dengan tujuannya. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang akan berhasil menggunakan seluruh pasta yang dikemas dalam tube. Ketika kita membuang tube karena mengganggap pastanya telah habis, di dalamnya masih ada pasta gigi untuk satu atau dua kali sikat gigi. Pasta gigi, bagaimanapun rasa dan teksturnya adalah pasta. Hijau, putih bergars merah, atau puti saja tetap saja pasta gigi benda asing di mulut kita. Wangi-wangian dan aneka rasa yang ditambahkan pada pasta gigi yang konon dimaksudkan untuk menambah enak menyikat gigi bukanlah jawaban yang tepat. Jika tidak dapat ditelan apa gunanya dibuat wangi dan terasa enak. Iklan pasta gigi dari dulu hingga sekarang juga banyak yang menyesatkan. Gigi putih dengan kilat mneyilaukan tentu tidak akan pernah kita

37

miliki, meski kita menyikat gigi sepuluh kali semalam. Selain itu, senyum model yang selalu memperlihatkan semua gigi tentu bukan senyum yang baik.

5. Ceritakan humor berikut dengan bahasa Anda sendiri! Jual Roti Saat penjual roti meneriakkan daganga rotnya, Nunung yang sedang duduk di teras rumah menghentikannya. Nunung Penjual roti Nunung Penjual roti Nunung Penjual roti Nunung Penjual roti Nunung saja? Penjual roti : Dasar rada edan!!! : Jual roti apa Bang? :Ya macam-macam lah, Neng! : Ini apa Bang? : Kalau itu strawberry. : Kalau yang ini? : Itu nanas. : Kalau yang ini Bang? : Yang itu sih srikaya. : Lho rotinya mana sih Bang. Kok dari tadi buah-buahan

6. Dengarkan secara selektif! Berapa kali kata kota disebut dalam berita berikut! Kota Malang merupakan kota yang dikenal sebagai kota pendidikan. Di kota Malang terdapat puluhan perguruan tinggi. Hal inilah yang mendorong tinggiya arus urbanisasi di kota Malang. Setiap tahun, kota Malang dibanjiri oleh belasan

38

ribu calon mahasiswa yang hendak menempuh ilmu di belasan peruruan tinggi yang ada.

7.

Dengarkan informasi berikut dan tuliskan kalimat topiknya! Film menjadi saluran bagi bermacam ide, gagasan, konsep, serta dapat memunculkan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah pada pengarahan pada masyarakat. Film merupakan salah satu jenis media massa. Pengauh film tergantung pada proses negosiasi makna oleh khalayak terhadap pesan dari film tersebut dan mengacu pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Jika negosiasi makna yang dilakukan khalayak lemah akan semakin besar pengaruh tayangan film tersebut.

BAB III MENYIMAK BERAGAM WACANA LISAN

I. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami teknik menyimak berbagai wacana lisan dan terampil menyimak berbagai wacana lisan yang meliputi berita, pengumuman, iklan, dongeng, pidato, ceramah, khutbah, dan wawancara.

39

II. Materi Pembelajaran Wacana lisan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana lisan searah dan dua arah. Wacana lisan searah merupakan wacana lisan yang dihasilkan seorang pembicara yang tidak bersifat interaktif. Dalam kontek komunikasi tersebut, seorang pembicara menyampaikan gagasannya dalam sebuah wacana lisan tanpa pelibatan pendengar untuk memberikan pertanyaan atau balikan secara langsung. Dalam konteks ini, pembicara merupakan penyampai informasi utama sehingga tidak ada penggantian peran antara komunikan (penyimak) dan komunikator (pembicara). Wacana lisan searah ini biasanya terencana. Artinya, pembicara biasanya telah menyiapkan apa yang hendak disiapkan. Bahkan dalam penyampaian berita, seorang pembicara tinggal membacakan teks yang telah disusun. Dalam wacana lisan seperti ini, bahasa pembicara lebih tertata dengan baik daripada wacana lisan yan tidak terencana. Wacana lisan dua arah merupakan wacana lisan yang melibatkan dua pihak, yaitu nara sumber dan pewawancara. Sebagai contoh, dalam wawancara berlangsung bercakapan antara pewawancara dan narasumber. Kedua pihak bergantian peran menjadi komunikan (penyimak) dan komunikatr (pembicara). Dalam sebuah dialog, pihak yang terlibat antara lain pembawa acara dan beberapa nara sumber sekaligus.

Menyimak Wacana Lisan Searah 1. Menyimak Berita 1) Karakteristik Wacana Lisan Berita 40

Berita dapat disejajarkan dengan informasi atau kabar. Berita diartikan sebagai suatu fakta peristiwa yang memiliki nilai berita, disampaikan kepada orang lain, baik kepada seseorang maupun sekelompok orang (publik), melalui mediator baik media cetak maupun elektronik. Fakta peristiwa itu dapat berwujud fakta pendapat (pernyataan) atau fakta kejadian (Mono, 2000:18) Dalam setiap kehidupan bermasyarakat selalu ada kejadian-kejadian. Akan tetapi, tidak semua fakta peristiwa itu dapat dituangkan menjadi sebuah berita. Hanya peristiwa yang memiliki nilai berita atau news value sajalah yang patut ditulis sebagai berita. F. Fraser Bond (dalam Mono, 2000) mengatakan bahwa nilai berita harus mencakup 4 unsur pokok, yaitu: a) timeliness b) proximity c) size : aktualitas atau sifat kebaruan fakta peristiwanya, : jarak antara tempat peristiwanya dengan lingkup berita, : bobot fakta peristiwanya karena factor keluarbiasaannya, dan

d) importance : bobot fakta peristiwanya penting atau tidak penting. Berita dapat disusun dengan prinsip piramida terbalik. Susunan berita

menurut pola ini dimulai dari fakta peristiwa yang sangat penting (the gist), baru menyusul yang cukup penting, dan yang terakhir yang tidak begitu penting. Kelengkapan berita, secara umum, dipandu dengan rumus 5W + 1 H. a) What (apa) : fakta peristiwa apa yang terjadi b) Who (siapa) : siapa yang terlibat/terkena fakta peristiwa itu. c) Where (Dimana): Dimana fakta peristiwa terjadi d) When (kapan) e) Why (mengapa) : kapan fakta peristiwa itu terjadi : Mengapa fakata peristiwa itu bisa terjadi

41

f) How (bagaimana)

: Bagiamana fakta peristiwa itu terjadi

Penulisan berita harus dimulai dengan menginformasikan hal-hal yang terpenting dari suatu fakta peristiwa. Paparan tentang perihal yang terpenting itu diletakkan pada bagian tulisan yang disebut teras berita (lead/intro). Tentang penulisan teras berita ini, Masmiar Mangiang (dalam Mono, 2000) memberikan 4 persyaratan, yaitu: (1) merangsang orang untuk membaca; (2) cepat, tepat, dan mengungkapkan fakta terpenting; (3) menyangkut kepentingan umum; dan (4) kepentingan pembaca atau pemirsa harus dudahulukan. Berita harus disampaikan dalam ragam bahasa yang mudah difahami oleh semua orang dari berbagai kalangan. Berita menggunakan bahasa ragam jurnalistik yang tidak lain ialah ragam bahasa Indonesia yang dipakai oleh media massa yang bercirikan luas, singkat, menarik, tidak bermakna ganda, dan hemat. Berita dapat dikelompokkan berdasarkan empat hal, yaitu berdasar sifat kejadian, cakupannya, jarak kejadian, isinya, dan opini penulisnya. Berdasarkan sifat kejadian berita atau sifat terjadinya berita ada (1) berita yang diduga, (2) berita-berita yang sudah diduga akan terjadi, dan (3) berita-berita yang tidak terduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak terduga sama sekali. Jenis berita berdasarkan masalah atau soal yang dicakupnya, yaitu berita politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita kecelakaan/kebakaran, berita olahraga, berita militer, berita ilmiah, berita pendidikan, berita agama, berita pengadilan, berita dunia wanita, dan berita manusia dan peristiwa. Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita, ada berita lokal, regional, nasional, dan internasional.

42

Berdasarkan isi berita terdapat (1) straight news, yaitu berita yang bersifat langsung, langsung apa adanya; (2) depth news, berita yang dikebnagkan dg pendalaman hal-ahal yang ada di bwh suatu permukaaan; (3) investigation news; (4) interpretatif news. Berdasarkan interpretasi penulis, berita dikelompokkan dalam (1) opinion news, dan (2) pendapat ahli, cendikiawan, sarjana, pejabat tentang peristiwa Berdasarkan media yang digunakan, berita dapat disajikan melalui media massa cetak dan elektronik. Media massa elektronik meliputi radio, televisi, dan internet. Masing-masing media menuntut model pemberitaan yang berbeda. Penulisan berita untuk dibaca di media massa cetak berbeda dengan penulisan berita untuk dibaca di internet. Demikian pula naskah berita untuk dibacakan di radio berbeda juga dengan naskah berita untuk dibaca pembawa acara berita televisi. Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan gambar dan momen terjadinya peristiwa atau perkembangan peristiwa yang akan diberitakan. Arismunandar (2007) merinci beberapa format penulisan berita untuk televisi. Reader Reader merupakan format berita TV yang paling sederhana. Reader hanya berupa lead in atau teras berita yang dibaca presenter. Reader tidak disertai gambar maupun grafik. Format ini dipilih karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.

43

Voice Over (VO) VO adalah format berita TV yang lead in berita dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita, gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi berita.

Natsound (natural sound, suara lingkungan) Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan, tetapi dalam natsound tetap dipertahankan untuk membangun suasana peristiwa yang diberitakan. Sebelum menulis naskah berita, tentunya reporter harus melihat dulu gambar yang sudah diperoleh karena tetap saja berita yang ditulis harus cocok dengan visual yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik saja).

1.

Voice Over-Grafik VO-Grafik adaah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya

dibacakan oleh presenter seluruhnya. Akan tetapi, ketika presenter membaca tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau tulisan saja. Hal ini dilakukan karena peristiiwa yang diberitakan sedang berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang dapat ditayangkan.

2.

Sound on Tape (SOT) SOT adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite dari

narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite). Format ini dipilih jika pernyataan narasumber dianggap lebih penting ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk uraian.

44

3.

Voice-Over on Tape (VO-SOT) Format berita yng memadukan voice over dan sound on tape. Lead in dan

isi tubuh berita dibacakan presenter. Di akhir uraian dimunculkan soundbite dari narasumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format ini dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk untuk melengkapi uraian.

4.

Package (PKG) Package adalah format berita TV yang hanya lead in nya yang dibacakan

oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, uraian, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan uraian. Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan drmatis.

5.

Live on Cam Ini adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau

lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampakan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in, kemudian ia memanggil reporter di lapangan untk menyampaikan hasil iputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang relevan. Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua berita perlu disiarkan secara langsung.

45

6.

Live on Tape (LOT) Live on tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di

tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan kemudian. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Akan tetapi, siaran tidak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya.

7.

Live by Phone Live by phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari

tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presesnter dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis atau gambar diri reporter yang telah ada.

8. Phone record Ini adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan live by phone, hanya teknik penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat berita dilaporkan secara langsung.

9.

Visual news

46

Ini adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambargambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in dan kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apapun, seperti apa adanya. Contoh berita yang dapat ditayangkan dengan format ini adalah menit-menit pertama terjadinya tsunami di Aceh.

Prosedur Menyimak Berita Berita yang disiarkan dari radio atau televisi merupakan wacana lisan yang terencana. Artinya, wacana lisan tersebut telah disiapkan sebelumnya atau ditulis sehingga penyampai berita tinggal membacakannya. Perbedaan paling menonjol antara berita radio dan televisi dengan berita dalam media massa cetak adalah panjang berita. Berita untuk diperdengarkan lebih singkat dan menkankan pada inti beita. Berita dalam media massa cetak lebih detail dan dilengkapi dengan lebih banyak keterangan tambahan. Karakteristik wacana berita yang digambarkan dengan piramida terbalik mengharuskan penyimak berkonsentrasi penuh pada bagian awal wacana. Dengan menyimak bagian awal berita, paling tidak seorang pendengar sudah mendapatkan informasi pokok dari keseluruhan berita tersebut. Informasi yang lebih lengkap dapat diperoleh melalui pemberitaan berikutnya. Kekritisan dalam menyimak berita dapat diarahkan pada isi maupun teknik penyampaiannya. Kekritisan diarahkan pada kelengkapan dan ketepatan berita yang disampaikan, nilai sebuah berita, dan objektivitas penyampainnya. Indikator untuk menilai kelengkapan berita adalah rumus 5W + 1 H. Nilai berita dapat dinilai berdasarkan rumus yang diberikan oleh Bond, yang meliputi timeliness, proximity,

47

size, importance. Objektivitas dapat dinilai melalui bukti yang disajikan berupa deskripsi peristiwa yang didukung dengan liputan secara langsung terhadap persitiwa yang terjadi, kesaksian seseorang. Objektivitas juga berkaitan dengan ketidakberpihakan pemberitaan yang tercermin dari sudut pandang pemberitaan dan pilihan bahasa yang digunakan.

Contoh Berita yang Disajikan oleh Media Massa Elektronik Keresahan masyarakat di berbagai daerah akibat isu telepon dan sms santet mengundang keprihatinan sejumlah kalangan. Isu santet dan sms melalui handphone atau HP yang terjadi sejak awal Mei ini mencerminkan kepicikan masyarakat kita sehingga mudah termakan isu-isu yang tidak rasional. Pakar telematika, Roy Suryo, menganggap telepon dan sms santet sebagai hal yang tidak masuk akal, bahkan lucu. Pernyataan tersebut dipertegas oleh paranormal Ki Joko Bodo dengan mengatakan bahwa santet tidak dapat dilakukan melalui telepon. Keprihatinan juga diungkapkan oleh ketu MUI pusat, Umar Sihab. Ketua MUI mengatakan bahwa mati dan hidup seseorang di tangan Allah. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa mempercayai isu tersebut sama dengan sirik. (Ditranskrip dengan perubahan dari Liputan 6 Petang SCTV, 2 Mei 2009)

2) Penilaian dalam Menyimak Berita Penilaian dalam menyimak berita harus didasarkan pada tujuan menyimak tersebut. Tujuan yang paling penting terkait dengan kegiatan menyimak berita adalah mendapat kabar atau informasi terkait peristiwa yang diberitakan. Oleh

48

karena itulah, penilain dalam menyimak berita harus ditekankan pada kelengkapan dan ketepatan informasi yang diterima penyimak. Kedua aspek ini harus mendapat bobot yang lebih tinggi daripada aspek lain. Aspek lain yang perlu diperhatikan terkait dengan kegiatan menyampaikan kembali isi berita adalah kesesuain struktur berita yang disampaikan kembali oleh penyimak dengan strktur berita yang diperdengarkan dan bahasa penyimak dalam menyampaikan kembali isi berita. Penilaian penting sebagai bagian wacana jurnalistik yang rentan dimanfaatkan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan adalah kekritisan penyimak dalam menyikapi berita tersebut. Kekritisan tercermin dari komentar yang diberikan penyimak terhadap isi berita yang tentunya dipengaruhi oleh teknik pemberitaannya. Penilaian komentar diarahkan pada ketepatan claim (pernyataan penting) dan alasan yang dikemukakan oleh penyimak. Selain itu, ketajaman juga menjadi sesuatu yang penting dalam sebuah komentar. Ketajaman mencerminkan kecermatan seseorang menangkap sesuatu yang controversial dalam sebuah berita dan banyaknya informasi yang dimiliki penyimak terkait berita. Instrumen yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam menyimak berita antara lain perintah meyampaikan kembali ringkasan berita secara lisan atau tulis atau dengan sejumlah pertanyaan terkait berita. Instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui kelengkapan dan ketepatan informasi yang ditangkap penyimak. Selain itu, instrument seperti teks rumpang juga dapa digunakan sebagai alat untuk mengetahuai hasil simakan penyimak. Bagian yang dirumpangkan adalah bagian-bagian penting berita. Instrumen untuk mengetahui kekritisan penyimak dalam menyimak berita adalah dengan meminta penyimak menuliskan tanggapan dalam sebuah esai tertulis

49

atau mendiskusikannya dalam sebuah forum. Berikut ini disajikan berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak berita.

a.

Menentukan topik berita berdasarkan kutipan berita Latihan ini sangat baik untuk meningkatkan kepekaan penyimak terhadap

informasi terpenting dalam sebuah pemberitaan dan meningkatkan kemampuan penyimak dalam menyimpulkan isi berita yang utama. Selain itu, kemampuan menebak topic berita berdasarkan kutipan berita ini juga mencerminkan keintensifan perhatian seorang penyimak terhadap berbagai kejadian yang tengah menimpa masyarakat. Kutipan yang dijadikan bahan latihan dapat berupa bagaian awal berita, tengah berita, atau akhir berita.

Contoh Tentukan topik berita berdasarkan kutipan berita berikut! Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas. Kondisi tersebut terjadi akibat kian banyaknya pembangunan fisik yang disertai penyedotan air tanah secara tidak terkendali akibat bangunan-bangunan tersebut. Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas. Tim dari kelompok keilmuan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan penelitian permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta menyimpulkan penurunan permukaan tanah bervariasi 2 Centi Meter hingga lebih dari 12 Centi Meter selama sepuluh tahun sejak tahun 1997 hingga 2007... (Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM 13 Oktober 2010, pkl 18.00 WIB).

50

b. Menjawab pertanyaan 5W + H tentang isi berita. Karena isi berita merupakan jawaban dari pertanyaan 5W + H maka instrumen paling mudah untuk mengetahui seberapa baik seseorang dalam menyimak berita dapat digunakan keenam kata tanya tersebut untuk menanyakan isi berita atau sebagai panduan diskusi tentang isi berita.

Contoh Simaklah berita berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan isi berita tersebut! Petugas Departemen Kesehatan dan Makanan Taiwan melakukan razia mendadak ke beberapa toko dan menyita mi instan Indomie produksi Indonesia awal Oktober. Mereka menyatakan mi instan buatan Indofood tersebut mengandung dua bahan yang tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam makanan dan dilarang diperjualbelikan. Kedua bahan tersebut adalah bahan pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak dan benzoic acid pada bumbunya. Kepala administrasi bagian medicine food, Wang Shu Fen menyatakan hydroxy methyl benzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik. Taiwan sendiri melarang memakai bahan pengawet ini di dalam makanan. Adapun benzoid acid dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi dilarang dipakai di mi instan. Bahan pengawet ini jika dikonsumsi berkepanjangan akan merusak kinerja liver, sakit maag, muntah, dan keracunan asidosis metabolik.

51

Dalam rekaman sebuah berita di Taiwan tampak sejumlah petugas menyegel kardus indomie dan mengambil mi instan dari rak-rak toko. Konsumen yang sempat membeli mi instan tersebut pun kaget begitu razia dilakukan. Saat dihubungi Kompas-com, pihak Indofood Consumer Brand Product (ICBP) selaku produsen mi instan tersebut akan mngecek situasi di taiwan terkait razia tersebut. Indofood tidak yakin mi yang terkena razia adalah prodk yang diekspor resmi ke Taiwan karena selama ini perusahaan telah memenuhi aturan yang berlaku di sana.

(Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM, 13 Oktober 2010, Pukul 18.00 WIB)

Pertanyaan isi Berita 1. 2. 3. 4. 5. 6. Peristiwa apa yang diberitakan dalam berita tersebut? Siapa yang melakukan razia terhadap mi instan produk Indonesia? Dimana razia mi instan dilakukan? Kapan razia mi instan dilakuakan? Mengapa mi instan produk Indonesia disita? Bagaimana razia mi instan dilakukan?

c.

Mengisi teks berita rumpang Teks berita rumpang merupakan transkrip berita yang dihilangkan pada

bagian-bagian tertentu. Bagian yang dihilangkan dalah bagian penting berita. Transkrip sangat membantu penyimak mengingat kembali inti berita. Oleh karena

52

itu, instrumen ini baik digunakan untuk pembelajar yang masih lemah dalam menyimak berita. Contoh Simak berita yang dibacakan berikut ini dan isilah teks rumpang tentang berita tersebut! Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa Sumber Mujur, kecamatan Candi Puro, Kabupaten Lumajang. Hutan ini dihuni ratusan monyet yang dapat diajak bercengkrama karena telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung. Suasana hutan seluas kurang lebih 10 Hektar ini selalu ramai oleh pengunjung, terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan berhawa sejuk melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan primata yang sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung. Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam gunung Semeru ini dapat menjadi alternatif liburan Anda. (Ditranskrip dengan perubahan dari Jatim dalam Berita, TVRI, 16 Oktober 2009)

Teks Rumpang Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa ...,Kecamatan ...Kabupaten Lumajang.

53

Hutan ini dihuni ratusan ...yang dapat diajak bercengkrama karena telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung. Suasana hutan seluas kurang lebih ... ini selalu ramai oleh pengunjung, terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan berhawa sejuk melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan primata yang sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung. Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam ...ini dapat menjadi alternatif liburan Anda.

d.

Menandai informasi yang sesuai dengan isi berita Latihan ini dipergunakan untuk membantu penyimak mengingat kembali

informasi dalam berita tanpa mereka bersusah payah mengungkapkan kembali isi berita. Penyimak dapat diminta menandai pernyataan yang sesuai isi berita dengan tanda S (sesuai) dan pernyataan yang tidak sesuai isi berita dengan TS (tidak sesuai). Contoh Dengarkan berita berikut!

Air minum PDAM kabupaten Malang tidak akan habis jika masyarakat terus melakukan penanaman pohon atau kemiriisasi. Menurut M. Hasan, direktur PDAM Kabupaten Malang yang akan segera mengakhiri jabatannya, untuk ke depan sebaiknya direktur PDAM yang baru dapat

54

mengelola dan mempertahankan 39 sumber air yang saat ini sudah dipelihara. Selain itu diharapkan direktur PDAM yang baru juga memperbanyak penanaman pohon kemiri. Pohon kemiri memiliki banyak manfaat, seperti dapat menghasilkan air bawah tanah dan menghasilkan buah yang harganya relatif mahal. Pohon kemiri cepat besar dan daunnya tidak rawan dimakan binatang ternak krena mengandung fosfor. Oleh karena itu, selain membeli lahan masyarakat yang kemudian dilestarikan, PDAM juga melakukan kerjasama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kita menanam 2 pohon, buah kemiri hanya dapat dijadikan sebagai konsumsi pribadi. Apabila pohon yang ditanam ribuan maka buahnya dapat dijual dan dimanfaatkan warga sekitar sebagai penunjang penghasilan keluarga kata M. Hasan.

(Ditranskrip dari berita Seputar Malang Hari Ini, Radio Pass FM, 08 Oktober 2010 pukul 16.00 WIB)

Berilah tanda S (Sesuai) pada pernyataan yang sesuai isi berita dan TS (Tidak Sesuai) pada informasi yang tidk sesuai isi berita yang diperdengarkan! ( ... ) M. Hasan akan segera mengakhiri masa jabatannya sebaga direktur PDAM kota Malang. ( ... ) Sumber air yang telah dikelola dan dilestaraikan PDAM Kabupaten Malang sebanyak 39 sumber. ( ... ) Program penanaman pohon yang dilakukan PDAM Kabupaten Malang disebut dengan reboisasi.

55

( ... ) Daun pohon kemiri mengandung fosfor sehingga sangat baik untuk makanan ternak. ( ... ) Pohon kemiri termasuk jenis pohon yang cepat tumbuh besar.

A. Menyimak Pengumuman 1. Karakeristik Pengumuman Pengumuman biasa diartikan sebagai pesan atau informasi yang disampaikan kepada masyarakat atau khalayak umum. Sebuah pengumuman dapat dibuat dengan tujuan untuk memberikan suatu informasi kepada khalayak ramai atau masyarakat tentang suatu hal agar masyarakat tahu dan mengerti tentang hal yang disampaikan oleh si pembuat pengumuman. Pengumuman dapat menggunakan media lisan maupun tulis. Pengumuman lisan biasanya mengharapkan respon yang cepat dari pihak yang dituju dalam pengumuman dan jangkauan pengumuma terbatas pada suatu lokasi atau wilayah tertentu. Pengumuman lisan dapat pula merupakan pengumuman tulis yang dibacakan untuk sekelompok orang atau khalayak agar mereka mengetahui pengumuman tulis yang dicetak terbatas. Berdasarkan asal pengumuman, pengumuman dapat dibedakan atas (1) pengumuman dinas, yaitu pengumuman yang berasal dari lembaga atau instansi pemerintah, seperti pengumuman tentang pemadaman listrik, pengumuman tentang pembayaran pajak, pengumuman libur sekolah, dan sebagainya; (2) pengumuman bisnis, yaitu pengumuman yang berasal dari sebuah layanan umum atau lembaga bisnis, seperti kurs mata uang, daftar harga

56

kebutuhan pokok, dan sebagainya; dan (3) pengumuman pribadi, yaitu pengumuman yang berasal dari perseorangan, seperti pengumuman dukacita, pengumuman kehilangan, dan sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam pengumuman memiliki ragam yang berbedabeda. Pengumuman dapat menggunakan ragam bahasa resmi, dapat pula menggunakan bahasa tidak resmi. Ragam bahasa resmi digunakan oleh lembaga atau intansi pemerintah serta lembaga formal lain. Di sekolah, seringkali terdapat pengumuman secara lisan seperti pengumuman agar ketua kelas berkumpul di suatu ruangan. Ragam bahasa tidak resmi digunkan apabila konteks pengumuman itu tidak formal, seperti pengumuman penyelenggaraan konser atau pengumuman di sela-sela suatu acara.

2.

Teknik Menyimak Pengumuman Menyimak pengumuman berarti menyimak informasi atau pesan yang ingin

disampaikan oleh pihak yang membuat pengumuman. Pengumuman biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat. Pesan terkait dengan pokok-pokok

informasi yang disampaikan dalam pengumuman. Untuk memahami isi pengumuman, seorang penyimak harus memperhatikan topik yag diumumkan. Pengumuman selalu diawali dengan salam pembuka dan kalimat pembuka meskipun kalimat tersebut pendek. Kalimat pembuka biasanya terdiri atas permohonan kepada pihak yang dituju dalam pengumuman agar memperhatikan isi pengumuman. Setelah kalimat pembuka, barulah pembaca pengumuman

membacakan isinya dan menutupnya dengan kalimat penutup dan salam.

57

Hal yang harus diperhatikan terkait isi pengumuman sangat tergantung dari jenis informasi yang diumumkan. Bila informasi berupa pelaksanaan suatu kegiatan maka seorang penyimak harus memperhatikan bentuk kegiatannya, waktu pelaksanaannya secara lengkap (hari, tanggal, dan jam), tempat pelaksanaan, panitia yang menangani dan informasi lain yang perlu seperti panitia yang menangani atau dapat dihubungi. Suatu pengumuman lisan yang disampaikan di suatu area sebenarnya memungkinkan seorang penyimak melakukan konfirmasi kepada penyampai penumuman apabila ada yang tidak jelas, tetapi penyimak seringkali lebih senang meminta konfirmasi kepada sesama penyimak.

Contoh pengumuman dengan bahasa resmi Pengumuman dari petugas PJKA di stasiun kota Malang, Senin, 14 Maret 2011, pukul 10.30 WIB Pengumuman ditujukan kepada para penumpang kereta Api Penataran dengan tujuan Blitar, Ngunut, Tulungagung, dan Kediri bahwa kereta api akan memasuki jalur 2.

Contoh pengumuman dengan bahasa tidak resmi Pengumuman penarikan kupon saat peringatan hari kemerdekaan RI ke 66 di desa Tegalgondo, Karangploso, kabupaten Malang, Minggu tanggal 30 Juni 2011. Bagi Bapak-bapak, Ibu-ibu, adik-adik yang ingin mendapatkan hadiah mendekat ke panggung ya. Panitia akan bagi bagi banyak hadiah nich! Ada jam dinding, payung, perabot dapur, tas, dan lain-lain. Perhatikan baik-baik ya, nomor yang disebut dimohon naik ke panggung!

58

3.

Penilaian dalam Menyimak Pengumuman Ketepatan dan kelengkapan informasi yang diterima seorang penyimak

merupakan aspek utama yang dinilai dalam menyimak pengumuman. Ketepatan berkaitan dengan kesesuain informasi yang disampaikan dalam pengumuman dan yang diingat penyimak. Kelengkapan berkaitan dengan hal-hal yang diinformasikan dalam pengumuman yang dapat diresepsi oleh penyimak. Jenis informasi yang dapat diumumkan bermacam-macam. Di tengah semakin berkembangnya budaya tulis, pengumuman lisan biasanya berupa pengumuman yang meminta reaksi segera dari pihak yang dituju dalam pengumuman. Kemampuan menyimak pengumuman dapat dilatih dengan berbagai latihan. Berikut ini disajikan berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak pengumuman. a. Menentukan topik pengumuman berdasarkan kutipan pengumuman Kemampuan ini sangat penting karena kemampuan menentukan topik pengumuman akan memberi arahan terhadap proses menyimak si penyimak. Dengan mengetahui topik yang diumumkan seorang penyimak akan lebih mudah berkonsentrasi terhadap hal yang akan disampaikan berikutnya. Contoh Dengarkan kutipan pengumuman berikut dan tentukan topik yang diumumkan! Kepada seluruh siswa kelas II SMK As Syarief Kediri diharapkan hari ini berkumpul di lapangan pada pukul 14.00 WIB untuk mengikuti latihan upacara

59

untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 66. Petugas yaang telah dipilih diminta untuk mempersiapkan perlengkapan upacara yang dibutuhkan.

b.

Menjawab pertanyaan terkait isi pengumuman Menjawab pertanyaan merupakan latihan yang dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan menyimak seseorang apapun jenis wacana lisannya. Untuk mengetahui kemampuan penyimak pengumuman, pertanyaan dapat diarahkan pada isi pengumanan. Contoh Dengarkan pengumuman berikut dan jawablah pertanyaan terkait isi pengumuman! Pengumuman Dalam rangka Hari Ulang Tahun SMK As Syarief Kediri, semua siswa kelas diharapkan mengikuti acara tebar balon pada hari Kamis tanggal 08 Sseptember 2011. Semua siswa diharapkan mengenakan seragam olahraga dan membawa balon untuk diterbangkan minimal 1 buah.

Pertanyaan 1) Ditujukan pada siapa pengumuman tersebut! 2) Kapan hari ulang tahun SMK As Syarief Kediri dilaksanakan? 3) Bagaimana warga SMK As Syarief memperingati hari ulang tahun sekolahnya?

B. Menyimak Iklan

60

1.

Karakteristik Wacana Lisan Iklan Iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa yang ditujukan

kepada khalayak lewat suatu media (Rachmadi, 1993). Iklan dari segi konteksnya adalah bentuk pernyataan yang memuat pesan mengenai gagasan, produk, atau jasa yang ditawarkan oleh perseorangan atau perusahaan dan lembaga, baik swasta maupun pemerintah. Pentingnya peranan iklan mulai terasa pada awal abad ke-20 setelah terjadi revolusi industri yang memperluas kegiatan perdagangan di Eropa sekitar pertengahan sampai akhir abad ke-19. Melonjaknya produksi pabrik sehingga barang harus mencari pembeli, munculnya persaingan diantara para produsen yang menghasilkan barang yang sejenis, dan semakin banyaknya negara industri, kian memperbesar peranan iklan dalam dunia usaha. Kemudian iklan tidak hanya bermunculan di negara produsen, melainkan menyebar ke negara-negara konsumen karena perusahaan-perusahaan multinasional raksasa memerlukan media kampanye untuk memperkenalkan barang mereka ke seluruh dunia. Ciri-ciri iklan menurut Anwar (1983) adalah (1) bahasanya singkat, padat, dan menarik; (2) bersifat persuasif karena berusaha mempengaruhi konsumen; dan (3) bersifat komersial. Menurut Boove dan Arens (dalam Kuntari, 1997) iklan merupakan komunikasi nonpersonal yang memberikan informasi. Iklan dibuat untuk mempersuasi secara meyakinkan mengenai produk, jasa, atau ide-ide dengan cara menguatkan sponsor melalui berbagai media. Iklan dikatakan komunikasi nonpersonal karena iklan disampaikan kepada khalayak secara umum, bukan komunikasi dengan cara bersetatap dalam situasi yang alamiah. Iklan dibuat dan

61

dibayar oleh sponsor dan bertujuan untuk memperkenalkan produk/jasa dari sponsor tersebut. Secara umum iklan berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi sasaran iklan untuk menyetujui dan pada kahirnya mengikuti apa yang diiklankan. Secara khusus iklan setidaknya mempunyai enam fungsi, yakni sebagai berikut. 1) Iklan sebagai alat komunikasi antara penjual dan calon konsumen sehingga keinginan penjual dan calon konsumen terpenuhi. 2) Iklan untuk membujuk dan mempersuasi masyarakat terutama kepada calon konsumen potensial dengan cara meyakinkan bahwa produk yang diiklankan lebih baik dari produk lain atau layak dikonsumsi. 3) Iklan menciptakan image atau anggapan tertentu terhadap barang atau jasa yang diiklankan sehingga masyarakat memahami mutu produk yang diiklankan. 4) Iklan memberikan nilai tambah suatu produk barang jasa dengan memberikan informasi tentang barang yang diklankan sehingga masyarakat akan tahu dan mau mengonsumsinya. 5) Iklan dapat sebagai alat untuk merangsang penggunaan dan distribusi produk baru. 6) Iklan merupakan sarana untuk menawarkan pilihan produk baru dan membangun kesetiaan terhadap produk tersebut. Penjenisan iklan sangat beragam, tergantung sudut pandang yang berbedabeda dalam memandang iklan. Perreault (1995) membagi jenis iklan menjadi dua macam, yaitu iklan produk dan iklan institusional. Iklan produk adalah iklan yang berusaha menjual suatu produk dan ditujukan kepada pemakai akhir.

62

Iklan produk dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu iklan perintisan (pioneering), iklan kompetitif (competitif), dan iklan pengingat (reminder). Iklan perintisan ialah iklan yang berusaha membangun permintaan primer atas katagori produk tertentu dan bukan atas suatu merk trtentu. Iklan perintisan

menginformasikan kepada pelanggan-pelanggan potensial tentang produk baru dan membantu mereka menjadi pengguna. Iklan kompetitif ialah iklan yang mencoba mengembangkan permintaan selektif atas merk tertentu. Iklan ini dibagi menjadi dua macam yaitu iklan langsung dan tak langsung. Iklan langsung ialah iklan yang ditujukan untuk mendorong tindakmembeli segera sedangkan iklan tak langsung adalah iklan yang menonjolkan keunggulan-keunggulan produk untuk mempengaruhi keputusan membeli yang akan datang. Iklan dapat disajikan melalui berbagai media, seperti radio dan televisi. Munculnya internet tidak menenggelamkan fungsi radio sebagai salah satu media pilihan konsumen. Oleh karena itu, iklan di radio teap perlu untuk dipertimbangkan sebagai media promosi suatu produk atau jasa. Selain televisi, radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah tertentu, termasuk pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan dapat lebih fokus untuk mempromosikan produk atau jasa sesuai tipe pendengar yang lebih beragam, baik dari segi usia, etnik, maupun gaya hidup tertentu. Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendenganya. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan kata yang menarik, penggunaan musik, maupun sound effect lainnya. Ada kalanya radio juga menawarkan jasa untuk membacakan naskah iklan oleh penyiarnya.

63

Berbeda dengan media massa cetak, iklan di radio dan televisi lebih efektif untuk menyela perhatian penenga atau penonton dan menciptakan minat tanpa pedengar atau penonton beralih ke siaran lain. Iklan televisi dan radio memiliki sifat yang berbeda dengan iklan yang lain. Perbedaan tersebut karena sifat khalayaknya yang sebagian dari khalayak itu sama sekali tidak mau disuguhi iklan, tetapi sebagian yang lain memang konsumen komersial.

2.

Teknik Menyimak Iklan Radio/Televisi Iklan merupakan sajian media massa cetak maupun elektronik yang unik.

Hampir tidak ada satu orang pun yang secara khusus menyimak iklan. Oleh karena itulah, iklan selalu dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mempersuasi khalayak. Bahkan, terkadang iklan menggunakan segala cara agar tujuan pembuatannya tercapai. Oleh karena itu, dalam menyimak iklan harus dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. 1) Penyimak harus menyadari bahwa iklan bersifat persuasif. Iklan adalah karya seni untuk mempersuasi orang. Persuasi iklan radio dapat melalui pilihan kata, musik, atau sound effect lainnya, dan pilihan tokoh atau model dalam iklan. Iklan televisi ditambah dengan demonstrasi produk secara visual sehingga jauh lebih menarik. 2) Peyimak harus bersikap objektif, mampu membedakan fakta dan opini dalam iklan. 3) Penyimak harus mengecek kebenaran fakta dan opini dalam iklan dengan sumber yang lain. Misalnya dengan mengecek objek aslinya, mencari

64

informasi dari orang yang berkompeten (misalnya untuk iklan produk kesehatan, penyimak dapat meminta dokter memberi rekomendasi). 4) Penyimak harus memperhatikan apakah produk atau jasa memenuhi aturan yang berlaku atau tidak. Produk berupa barang harus memilki ijin produksi, rekomendasi BPOM, dan rekomendasi halal. Usaha di bidang jasa harus memenuhi ijin usaha.

Contoh iklan dalam radio Ki Jalak : Ono opo Ki? Kok nglamun wae? (datang sambil sedikit menggertak) Mr. X : Ki jalak, kaget aku, ora ngelu ning rasane tiung...tiung... mergo ora duwe duit, butuh ngge nyekolahne anak, undangan manten, sunatan, durung ngeneki dagangan entek, nanging ora iso kulakan. Sirahku tiung...tiung Kang! Ki Jalak : KSP Citra Abadi Kang solusine. Sampeyan butuh duit 15 menit langsung cair, kredit prosese cepet, bungane ringan, tur syarate yo gampang Kang... Narator Duit...Duit... Anda perlu uang Dapatkan hanya di KSP Citra Abadi Jalan HOS Cokroaminooto 186 Kediri Tlp 683023 Sebelah barat pertigaan Mburengan Kediri

3.

Penilaian dalam Menyimak Iklan Radio/Televisi

65

Oleh karena karakteristik iklan sangat berbeda dengan tuturan lisan yang lain, penyimak iklan yang baik adalah penyimak yang menyadari bahwa iklan adalah media promosi. Penyimak harus menyadari bahwa iklan adalah karya seni yang dimaksudkan untuk menarik minat perhatian orang. Dalam memaknai iklan, seorang penyimak harus bijak dan objektif. Hal-hal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menyimak iklan adalah (1) penyimak dapat menafsirkan iklan sesuai kehendak pengiklan dan menyadari bahwa iklan bersifat persuaif, (2) penyimak harus dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan sehingga mengetahui kelemahan produk atau jasa dalam iklan, dan (3) penyimak dapat memberikan pendapat sesuai dengan interpretasi dan latar belakangnya. Iklan radio atau telecisi merupakan wacana yang unik karena khalayak sebenarnya sebagian besar tidak ingin diajak berkomunikasi. Khalayak sasaran pada dasarnya tidak ingin mendengar atau menonton iklan. Oleh karena itu, iklan dibuat semenarik mungkin. Berbagai latihan untuk meningkatkan kemampuan

penyimaknagar dapat menyimak iklan secara objektif dapat dilakukan dengan latihan berikut. a. Membedakan fakta dan opini dalam iklan Iklan sarat dengan daya persuasi. Segala sesuatu yang disajikan dalam iklan dimaksudkan untuk mempengaruhi penyimak atau penonton. Oleh karena itu, penyimak harus hati-hati dalam mengapresiasi iklan. Penyimak harus jeli membedakan antara fakta dan opini. b. Menganalisis bagian-bagian iklan dan fungsi persuasifnya

66

Iklan

menggunakan

semua

aspek

dalam

penyajiannya

untuk

mempengaruhi khalayak. Iklan radio menggunakan pilihan kata tertentu untuk mendekatkan dirinya dnegan khalayak. Demikian pula musik dan soud effect lain digunakan semata-mata untuk menarik empati dan perhatian khalayak. Bahkan pilihan model dalam iklan pun didasarkan pada keefektifan pencapain tujuan pengiklan. Iklan terkadang juga melakukan demonstrasi yang berlebihan sematamata untuk menunjukkan kelebihan produk atau jasa yang diiklankan. Oleh karena itu, seorang penyimak atau penonton harus dapat melakukan negosiasi terhadap daya persuasi iklan. Salah satunya dengan menganalisis daya persuasi iklan tersebut.

C. Menyimak Dongeng 1. Karakteristik Dongeng Ekspresi masyarakat pada masa lampau, umumnya, disampaikan secara lisan. Sepanjang sejarahnya, manusia selalu butuh berkomunikasi dan berekspresi sebagai salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Karena pada masa lalu belum dikenal tulisan, ekspresi secara lisan merupakan satu-satunya sarana paling efektif untuk maksud-maksud tersebut. Cerita dan berbagai bentuk yang kini dikenal berkatagori kesastraan pun diekspresikan secara lisan. Oleh karena itulah, cerita rakyat biasa dimaknai sebagai cerita dari zaman dahulu yang di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan (Alwi, 2001:210) Secara umum, kesastraan menurut Stewig (dalam Nurgiyantoro, 2005) dapat dibedakan dalam dua katagori, yaitu (1) sastra rekaan dan (2) sastra tradisional. Sastra rekaan adalah karya sastra yang sengaja ditulis dan dikreasikan oleh

67

seseorang dengan mengikuti aturan-aturan tertentu, diciptakan sebagai suatu bentuk karya seni, ditulis untuk mengekspresikan gagasan, dan secara sengaja pula dimaksudkan untuk memperoleh kesenangan. Sastra tradisional, di pihak lain, adalah suatu bentuk tuturan lisan yang muncul dan berkembang (secara turun-temurun) secara tidak sengaja untuk mengungkapkan berbagai gagasan yang sudah muncul sebelumnya yang pada umumnya lebih dimaksudkan sebagai sarana untuk memberikan pesan moral. Sastra tradisional, umumnya, tidak diketahui pengarangnya karena kemunculannya pun tidak disengaja dan berlangsung dari waktu ke waktu. Jadi, sastra tradisional adalah milik masyarakat atau sering disebut sebagai folklore. Cerita rakyat terbagi atas mite, legenda, dan dongeng (Bascom dalam Soedjiono, 2006). Mite adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan dengan dewa-dewa atau kekuatan supranatural yang lain yang melebihi batas-batas kemampuan manusia. Legenda adalah salah satu jenis atau bentuk cerita rakyat yang oleh masyarakat pemiliknya dianggap sebagai cerita fakta dan dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Sedangkan, dongeng dapat dipandang sebagai cerita fantasi atau yang tidak benar-benar terjadi.

2. Teknik Menyimak Dongeng Menyimak dongeng termasuk dalam katagori menyimak apresiatif atau rekreatif. Seorang penyimak dongeng diharapkan mendapatkan hiburan dan mendapatkan nilai-niai dari dongeng yang disimak. Karena dongeng berisi rangkaian peristiwa yang membentuk cerita, seorang penyimak harus memperhatikan peristiwa-peristiwa penting dalam sebuah cerita. Di

68

dalam peristiwa tersebut selalu melibatkan tokoh dan setting. Dengan demikian, seorang penyimak yang memperhatikan peristiwa penting dalam suatu cerita juga akan mengatahui siapa saja yang terlibat dlam peristiwa tersebut dan mengetahui setting waktu, tempat, dan sosial yang elatari terjadinya peristiwa. Peristiwa penting dalam suatu dongeng biasanya diatur secara kronologis mulai peristiwa pendahuluan, konfilk, klimak, hingga peleraian. Dengan demikian menyimak dongeng lebih mudah daripada menyimak pembacaan cerita kontemporer karena alurnya yang kronologis tersebut. Hal ini karena kegiatan mendongneg pada mulanya diperuntukkan oleh orang tuakepada anak-anak. Dengan demikiann dongneg disusun secara sederhana juga disampaikan di waktu senggag, seperti saat menjelang tidur. Bagian penting yang harus mendapat perhatian dari sebuah dongeng adalah bagian klimaks atau bagian tengah cerita. Bagian ini merupakan akumulasi permasalahan. Tema dongneg tersebut biasanya disimpulkan dari bagian ini.

3. Penilaian dalam Menyimak Dongeng Indikator penilaian dalam menyimak dongeng ditentukan oleh tingkat apresiasi yang diharapkan dari penyimak. Dalam menyimak dongeng, seorang penyimak harus memahami isi dongeng tersebut. Penilain untuk kepentingan ini meliputi pemahaman mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, tokohtokoh yang terlibat, dan setting yang melatari peristiwa. Penilaian menyimak dongeng, selain ditekankan pada aspek pemahaman adalah kemampuan penyimak menyimpulkan tema dongeng yang diperdengarkan. Kemampuan berikutnya yang dituntut dari seorang penyimak dongeng adalah

69

kemampuan menangkap nilai-nilai yang ada dalam dongeng. Kemampuan ini merupakan kemmapuan menyimpulkan isi dongeng dan memetik pelajaran dari dongeng tersebut. Kemampuan memetik pelajaran ini penting karena dongeng hadir di tengah masyarakat sebagai media untuk menanamkan nilai. Kemampuan apresiatif yang paling tinggi dari seorang penyimak adalah kemampuan mengevaluasi kemenarikan dongneg dan kebermanfaatn nilai dalam dongeng. Kemenarikan dongeng dapat dikaitkan dengan kemenarikan unsur-unsur intrinsi dongeng yang diperdengarkan. Kebermanfatan dongeng berkaitan dengan kesesuaian nilai dalam dongeng dengan realitas kehidupan saat ini. Contoh dongeg

Asal Mula Kota Cianjur Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Barat, ada seorang lelaki yang sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya. Penduduk desa itu, akhirnya, hanya menjadi buruh tani di sawah dan ladang lelaki kaya itu. Orang kaya itu dijuluki Pak Kikir oleh orang-orang sedesa. Ia mempunyai seorang putra lelaki. Terhadap anak tunggalnya ini pun, Pak Kikir berlaku pelit. Akan tetapi, anaknya berwatak baik. Tanpa sepengetahuan ayahnya, dia sering membantu tetangganya yang kesusahan. Pada suatu hari, Pak Kikir harus mengadakan pesta selamatan. Menurut anggapan penduduk, jika pesta dilaksanakan dengan baik, hasil panen akan melimpah. Karena takut hasil panen berikutnya gagal, Pak Kikir terpaksa mengadakan pesta selamatan. Semua penduduk desa diundang oleh Pak Kikir. Para penduduk mengira akan mendapatkan makanan yang enak-enak dalam 70

selamatan itu. Perkiraan mereka ternyata meleset. Pak Kikir hanya menyediakan makanan dengan lauk pauk sederhana. Itupun tidak cukup untuk menjamu semua penduduk. Banyak di antara penduduk desa tidak mendapatkan makanan. Mereka akhirnya hanya mengelus dada atas sikap Pak Kikir. Huh! Sudah berani mengundang orang ternyata ternyata tak dapat menyediakan makanan. Sungguh keterlaluan! Buat apa hartanya yang segudang itu? umpat seorang warga. Tuhan tidak akan memberikan berkah pada hartanya yang banyak itu, kata warga lainnya. Pergunjingan dan sumpah serapah dari orang-orang miskin mewarnai selamatan yang diadakan Pak Kikir.Pada saat selamatan berlangsung, datanglah seorang nenek tua meminta sedekah kepada Pak Kikir. Tuan berilah saya sedekah, walau hanya dengan sesuap nasi..., rintih nenek itu. Apa? Sedekah? Kau kira untuk menanak nasi tidak diperlukan jerih payah, hah? hardik Pak Kikir. Tidak! Cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan menyuruh tukang pukulku menghajarmu! Pak Kikir mengusir nenek tua itu. Nenek tua itu tampak mengeluarkan air mata. Nenek tua itu tidak diberi sedekah, tetapi diusir dengan kasar oleh Pak Kikir. Tak dapat dibayangkan, betapa sedihnya nenek itu. Dia segera meninggalkan halaman rumah Pak Kikir.

71

Putra Pak Kikir sedih melihat kejadian itu. Diam-diam dia mengambil makanan, lalu, dikejarnya nenek tua yang sudah sampai di ujung desa. Ia berikan makanan itu kepada si nenek pengemis. Sepasang mata nenek itu berbinar senang. Ia mengucapkan terimakasih sambil berdoa. Sungguh baik engkau Nak. Semoga kelak hidupmu menjadi mulia. Nenek itu segera melahap makanan pemberian putra Pak Kikir hingga habis. Maaf ya Nek, saya harus segera kembali ke rumah, kata putra Pak Kikir. Baik Nak, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu ini, ujar si nenek tua. Setelah putra Pak Kikir pergi, nenek tua melanjutkan perjalanannya. Sampai di sebuah bukit, dia berhenti sejenak. Dari atas bukit itu, ia melihat rumah Pak Kikir. Rumah itu paling bagus dan paling besar di desa itu. Rumah di sekitarnya tampak memprihatinkan. Nenek pengemis itu marah melihat kelakuan Pak Kikir. Ingat-ingatlah Pak Kikir! Keserakahan dan kekikiranmu akan menenggelamkan dirimu sendiri! Tuhan akan melimpahkan hukuman

kepadamu! kata nenek tua. Itulah doa si nenek tua, pengemis tua yang telah disia-siakan oleh Pak Kikir. Nenek tua itu menancapkan tongkatnya ke tanah. Lalu, dicabutnya lagi tongkat itu. Dari lubang bekas tancapan itu, air memancar sangat deras. Semakin lama, air itu semakin banyak dan mengalir menuju desa. 72

Banjir! Banjir! teriak beberapa orang desa yang melihat air bah datang dari atas bukit. Penduduk desa menjadi panik melihat air bah itu. Putra Pak Kikir segera menganjurkan penduduk meninggalkan rumah mereka. Cepat tinggalkan desa ini! Larilah Kalian ke atas bukit yang aman! perintah putra Pak Kikir. Tapi sawah dan ternak kita? tanya warga. Kalian pilih harta atau jiwa? Sudah tidak ada waktu untuk membawa harta Kalian! Watak manusia memang mencintai harta bendanya. Dalam keadaan yang kritis seperti itu, masih ada saja orang yang tetap bermaksud membawa harta dan ternak mereka. Padahal, air banjir yang datang semakin besar. Rumah mereka sudah terendam air setinggi lutut. Putra Pak Kikir yang bijak itu masih terus berteriak-teriak mengingatkan penduduk desa. Ia juga membujuk ayahnya agar segera lari ke atas bukit. Ayah, cepat tinggalkan rumah ini, kita harus segera menyelamatkan diri! Apa? lari begitu saja? Tolol! Aku harus mengambil peti harta yang kusimpan di ruang bawah tanah.

73

Karena tak ada waktu lagi, putra Pak Kikir segera berlari menyelamatkan diri. Pak kikir masih terus mengumpulkan harta bendanya. Dia terlambat menyelamatkan diri. Pak Kikir tenggelam dalam arus air bah. Sebagian besar penduduk desa dan putra Pak Kikir selamat. Mereka sedih melihat desanya tenggelam. Kemudian, mereka memutuskan untuk mencari daerah baru. Mereka mengangkat putra Pak Kikir sebagai pemimpin desa baru mereka. Putra Pak Kikir menganjurkan penduduk untuk mengolah tanah yang telah dibagi rata. Pemimpin desa baru itu mengajari penduduk menanam padi dan bagaimana mengairi sawah secara baik. Desa itu kemudian disebut desa Anjuran. Penduduk desa selalu mematuhi anjuran pimpinannya. Lama kelamaan, desa itu berkembang menjadi kota kecil yang disebut Cianjur. Ci berarti air. Cianjur berarti daerah yang cukup mengandung air. Anjuran pemimpin desa dijadikan pedoman para petani dalam mengolah sawah. Hingga sekarang ini beras Cianjur terkenal enak dan gurih. Naskah diambil dari Kumpulan Cerita Rakyat, Legenda Nusantara tulisan Rahimsyah

F. Menyimak Pidato, Ceramah, dan Khutbah 1. Pengertian Ceramah, Pidato, Khutbah Ceramah dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disamakan dengan pidato, yaitu pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya (Alwi, 2001:209). Pidato diartikan sebagai

74

pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Apabila dilihat dari segi pembicaranyan, ceramah selalu dilakukkan oleh orang yang memiliki wawasan tentang topik yang diceramahkan. Dari segi ini dapat disimpulkan, ceramah adalah sajian lisan yang disampaikan oleh seseorang karena kompetensinya. Contoh ceramah, seorang kepala Puskesmas memberi ceramah tentang pencegahan penyakit demam berdarah, seorang pakar pendidikan memberi ceramah tentang kurikulum. Berikut ini disajikan contoh transkrip ceramah seorang ahli kesehatan.

Contoh Ceramah

75

Waspada Flu Burung Pada tahun 2000-an seluruh dunia, termasuk Indonesia dikejutkan oleh merebaknya penyakit sejenis influenza yang kemudian dikenal dengan nama flu burung. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza. Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22C dan lebih dari 30 hari pada 0C. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60C selama 30 menit. Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas. Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Disamping itu, belum bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi. Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64C selama 5 menit. Melaksanakan kebersihan lingkungan. Melakukan kebersihan diri.

76

Contoh pidato, seorang kepala sekolah berpidato saat peringatan hari pendidikan nasional, ketua OSIS berpidato saat pelantikan pengurus OSIS.

, sedangkan pidato selalu dikaitkan dengan seseorang dengan jabatan tertentu. sedangkan pidato sajian lisan yang disampaikan seseorang karena jabatan sosialnya. Khutbah merupakan bentuk pidato yang khusus karena bagian dari serangkaian ritual keagamaan (ibadah Jumat). Khutbah memiliki rukun (hal yang harus dipenuhi) yang berbeda dengan pidato atau ceramah umumnya. Rukun khutbah meliputi (1) membaca hamdalah, (2) membaca sholawat Nabi Muhammad S.A.W., (3) berwasiat atau mengajak untuk meningkatkan ketakawaan kepada Allah, (4) Membaca ayat Al Quran yang berkaitan dengan isi khutbah, (5) berdoa memohon ampun untuk orang-orang mukmin dalam khutbah kedua (Khulaifi dan Wahab, 2007). Dalam berceramah/pidato/khutbah, hal yang perlu diperhatikan pembicara adalah isi ceramah/khutbah/pidatonya. Agar isi ceramah/khutbah/pidato terarah sesuai tujuan, pembicara harus menguasai forum. Pembicara harus dapat menyesuaikan dengan pendengarnya, tempat berceramah, dan yang lebih penting menguasai topik ceramah. Agar pembahasan tidak melenceng, pembicara perlu memegang teguh pokok-poko isi ceramah/khutbah/pidato yang akan disampaikan.

77

Pokok-pokok isi ceramah dapat ditulis secara khusus sebagai pegangan yang akan memandu penyampaian secara lisan.

2. Teknik Menyimak Ceramah/Khutbah/Pidato Penyimak yang baik adalah penyimak yang mampu menyesuaikan diri dengan pembicara. Artinya, ia bisa menerima kelemahan pembicara, seperti pembicara yang banyak kinesik, yang bersuara sengau, dan sebagainya sehingga ia tetap terfokus pada isi ceramah/khutbah/pidato. Secara umum, dalam menyimak ceramah/khutbah/pidato, hal yang harus diperhatikan adalah pesan yang disampaikan oleh pembicara. Pesan pembicara dalam ceramah/pidato, biasanya, disampaikan setelah pembicara menunjukkan fakta-fakta,data-data, dan alasan yang menunjukkan pentingnya suatu topic. Struktur ceramah, pidato, dan khutmah adalah salam, sapaan, pembuka, isi, penutup, dan salam penutup. Menyimak ceramah dan pidato dapat diarahkan pada pesan yang berupa simpulan, penilaian, dan saran. Pesan tersebut didukung oleh suatu rasioanaltas mengapa pesan disampaikan. Seorang pakar pendidikan yang menyatakan bahwa pembelajaran harus bersifat kooperatif, tentu, memiliki dasar yang kuat. Misalnya, karena kelas bersifat heterogen maka guru perlu merancang strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua siswa di dalam kelas. Semua siswa di dalam kelas harus bisa bekerja sama. Semua siswa di dalam kelas harus sukses. Siswa yang pandai tidak boleh melejit sendiri meninggalkan teman-temannya, tetapi juga tidak boleh dihambat. Siswa yang kurang pandai harus ditumbuhkan rasa percaya dirinya.

78

Pesan dalam ceramah agama adalah segala nilai kebaikan yang diserukan dan nilai kebathilan yang harus dijauhi. Pesan tersebut biasanya didukung oleh ayat atau hadist sebagai pembenaran, selain alasan rasional yang dekat dengan penyimak. Dalam menyimak ceramah agama ketiga hal tersebut (pesan, rasionalitas/alasan, dan sandaran ayat/hadist) harus diperhatikan secara khusus. Hal yang sama juga harus diperhatikan dalam khutbah. Hanya saja, dalam khutbah ada tambahan rukun yang harus diperhatikan. Ketidaklengkapan rukun khutbah menyebabkan tidak sahnya khutbah yang berarti juga tidak sahnya ibadah Jumat. Contoh pidato Naskah Pidato/ceramah/khutbah yang Diperdengarkan Pidato Drs. Peni Suparto, M.Ap (Walikota Malang) dalam Pembukaan Acara Malang Tempoe Doeloe tahun 2006.

Assalamualaikum Wr. Wb. Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, Kata-kata orang bijak Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Bapak-bapak dan ibu-ibu sesepuh yang sekarang berada di tengah-tengah kita ikut serta mengukir sejarah 79

berdirinya kota Malang. Saya atas nama seluruh warga kota Malang menyampaikan rasa hormat dan terimakasih atas perjuangan dan pengorbanan yang selama ini Bapak dan Ibu serahkan pada bangsa dan negara. Marilah kita berjuang keras untuk mengisi kemerdekaan ini dengan membangun kota Malang sehingga kota Malang menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau nasib suatu bangsa kalau bangsa itu tidak berjuang keras untuk memperjuangkan nasibnya sendiri. Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian yang sangat saya cintai. Sampailah saat ini kita berada di penghujung acara, yaitu acara Malang Tempoe Doeloe. Masih banyak kekurangan-kekurangan bahkan kesalahan-kesalahan. Hal itu bukan kesengajaan, tetapi itu merupakan suatu kelemahan dan kekurangan diri kami. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua kalangan sangat kami harapkan agar pelaksanaan acara Malang Tempoe Doeloe di masa-masa yang akan datang akan lebih baik lagi. Pada akhirnya, kepada seluruh warga kota Malang yang sangat saya cintai, marilah kita tingkatkan persatuan dan kesatuan kita. Marilah kita bangun kerukunan kita untuk menata kembali untuk Malang supaya lebih maju, lebih sejahtera, lebih adil, lebih makmur dalam alam yang ijo royoroyo. Akhirnya, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam acara Malang Tempoe Doeloe ini. Assalamualakum Wr. Wb.

Contoh khutbah Khutbah Jumat oleh Ustad M. Farhad dan Ustad Abdullah Farouk Assalamualikum Wr. Wb. Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-hatian di dalam hidup dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku yang dilarang oleh

80

agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya. Mulut adalah anugerah Allah swt yang besar. Dengan mulut, seseorang bisa berbicara dan berkomunikasi antara yang satu dan yang lain sehingga melahirkan hubungan dan interaksi antara sesama manusia. Fungsi berbicara dan sarana komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena mulut, manusia bisa celaka dan karena mulut pula, manusia bisa selamat. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa menjaga mulut agar tidak mengucapkan serta memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya. Al Quran dan Al Hadis memberi perhatian besar mengenai pentingnya menjaga mulut. Di dalam Al Quran surat Ash-Shaff: 23 disebutkan sebagai berikut. Hai orang-oang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Sebagai sarana komunikasi antara sesama manusia, mulut memiliki peranan yang sangat vital. Kesalahan ucapan dapat membawa akibat fatal. Oleh karenanya, Rosulullah saw ketika ditanya oleh sahabat Sufyan bin Abdillah: Ya Rasulullah, apa yang paling Tuan khawatirkan pada diri saya? Beliau menunjuk pada mulutnya dan bersabda Ini (mulut). Sebagai muslim kita harus benar-benar berhati-hati dalam menjaga mulut. Jangan sampai kita ceroboh dan latah. Pembicaraan yang kita lakukan hendaklah didasarkan atas kebenaran dan kemaslahatan yang ditimbulkannya. Ada saatnya memang kita harus berbicara dan ada pula saatnya kita harus diam. Seorang muslim

81

dibenarkan berbicara bila dari pembicaraannya itu dapat menimbulkan kebaikan dan menarik kemaslahatan atau menghindarkan kemudharatan. Mengakhiri khutbah kali ini, perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini. Wahai Ibnu Jabal, tidaklah menjerumuskan manusia ke dalam neraka, kecuali buah dari mulutnya Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Mudah-mudahan Allah swt memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk tetap berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada komitmen kita kepada fungsi alat ucap, mulut dan sarana komunikasi lainnya yang dapat menimbulkan kebaikan dan kemaslahatan yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan kebahagiaan hidup baik dunia dan di akhirat, amin.

3. Penilaian dalam Menyimak Ceramah, Pidato, atau Khutbah Hal-hal yang dapat dijadikan indikator bagi penyimak pidato yang baik adalah pemahaman mereka atas informasi yang disampaikan oleh nara sumber. Kemampuan mereka mengemukakan kembali pokok-pokok informasi menjadi indikator utama kemampuan dalam menyimak ceramah, pidato dan khutbah. Pokok-pokok informasi berkaitan dengan pesan-pesan penting dalam ceramah, pidato, dan khutbah. Pokok informasi biasanya disampaikan oleh pembicara setelah memberi pengantar. Dari pengantar yang disampaikan, seorang penyimak yang baik dapat memprediksi pokok pembicaraan yang akan disampaikan oleh nara sumber. Kemampuan menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dapat dilakukan dengan latihan menyimak cermah, pidato, atau khutbah secara utuh maupun

82

kutipan-kutipan saja. Latihaan tersebut misalnya menebak topik yang akan dibahas oleh pembicara, menyampaikan kembali inti pembicaran, atau menyimpulkan isi ceramah, pidato, dan khutbah. Instrumen yang dapat dipergunakan misalnya kepada pendengar disajikan kutipan bagian awal sebuah ceramh kemudian penyimak diminta menebak topik yang akan dibahas. Apabila kutipan berupa pidato, penyimak dapat diminta menebak konteks pidato tersebut, misalnya pidato dilakukan dalam acara apa. Beberapa contoh instrumen untuk menguji kemmapuan seseorang menyimak ceramah, khutbah, dan pidato disajikan berikut ini. 1. Mengisi Teks Rumpang

Isilah teks rumpang berikut sesuai isi ceramah tentang Kraeng Galesung yang akan diperdengarkan! Kraeng Galesung adalah kerabat Kesultanan Kerajaan _________ pada masa pemerintahan Sultan ________________. Kraeng Galesung menentang perjanjian _______________ pada tahun __________yang menandai kekalahan pihak kesultanan atas __________. Kraeng Galesung menentang perjanjian tersebut hingga tersingkit di pesisir Pulau Jawa dan bergabung dengan pasukan _______________ yang wilayah

kekuasaannya hingga wilayah Kediri. Catatan sejarah tentang Kraeng Galesung tidak diketahui hingga akhir hayatnya hingga pada tahun 1990-an Gus Dur mengisyaratkan sebuah makam di daerah ________________ sebagai makam Kraeng Galesung. Makam tersebut selama ini dikenal masyarakat sebagai makam ______________ Kesimpulan Gus Dur didasarkan atas ________________________________________________

83

Dalam dokumen tersebut disebutkan tentang seorang pejuang di desa _____________ Pada tahun 2003 Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas Kepurbakalaan menetapkan lokasi makam Kraeng Galesung. Sebagai bentuk penghormatan di pintu masuk desa tersebut dibangun gerbang bertuliskan Kraeng Galesung.

Ceramah tentang Jejak Kraeng Galesung Pejuang adalah seorang yang telah mengorbankan jiwa, raga, dan hartanya untuk negara. Karena perjuangan, seorang pejuang bisa terpisah sangat jauh dengan keluarganya, terusir dari tanahnya, bahkan tertangkap musuh hingga tak diketahui nasibnya. Oleh karena itulah, meskipun pejuang merupakan orang yang sangat berjasa pada negara, jejak seorang pejuang dalam sejarah tidak selalu mudah ditelusuri. Salah satunya adalah jejak Kraeng Galesung, pejuang pada masa Kesultanan Hasanuddin dari Goa, Sulawesi Selatan. Kraeng Galesung adalah kerabat kesultanan Goa. Kraeng Galesung menentang perjanjian Bongaya tahun 1667 yang menandai kekalahan kesultanan Goa atas VOC/Belanda. Kraeng Galesung pun akhirnya tersingkir hingga pesisir Pulau Jawa. Jejak Kraeng Galesung sampai wafatnya tidak diketahui. Catatan dalam buku-buku Sejarah hanya menyebutkan Kraeng Galesung akhirnya bergabung dengan Pasukan Trunojoyo yang menguasai wilayah Madura dan sebagian Jawa. Titik terang mengenai pelarian Kraeng Galesung dari Sulawesi ini datang pada tahun 1990-an. Saat itu, Abdurrahman Wachid (Gus Dur) yang pernah

menempuh pendidikan di Belanda menyebutkan salah satu transkrip sejarah

84

Indonesia yang tersimpan di salah satu museum di Belanda menyebutkan tentang seorang pejuang di desa Hantang. Hal tersebut diutarakan pada salah satu koleganya saat berkunjung ke salah satu wilayah di Malang yang dikenal dengan nama Ngantang. Pada awal tahun 2000-an, saat Abdurrahman Wachid menjadi presiden, secara khusus ia memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas Kepurbakalaan untuk menelusuri kebenaran jejak tersebut. Dalam penelusuran tersebut disertakan pula transkrip yang disebutkan oleh Abdurrahman Wachid. Pada tahun 2003, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas Kepurbakalaan menetapkan makam yang dikenal masyarakat sebagai makam Mbah Raja sebagai makam Kraeng Galesung. Temuan tersebut juga ditindaklanjuti oleh Bupati Goa dengan membangun gapura di pintu masuk lokasi makam sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Kraeng Galesung. Demikianlah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. (Disusun berdasarkan Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal tulisan Neny Fitrin, Jawa Pos, 1 Januari 2010)

2.

Menuliskan inti ceramah Simak ceramah yang akan diperdengarkan berikut dan tuliskan inti ceramah dalam sebuah paragraf!

Bahaya Timah Hitam Assalamualaikum Wr. Wb.

85

Kepala sekolah, guru, karyawan dan adik-adik pelajar yang saya banggakan. Sejak hampir sepuluh tahun terakhir, peningkatan jumlah kendaraan bermotor seolah tidak terkendali. Peningkatan tersebut, tentu, membawa banyak dampak. Meskipun dampak yang ditimbulkan tidak semuanya buruk, namun kita harus tetap mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan sehingga kita bisa lebih arif dan bijaksana dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar bensin atau solar yang mengharuskan adanya pembuangan sisa pembakaran, yaitu asap kendaraan. Asap kendaraan sebagai limbah atau sisa pembakaran yang dikeluarkan mesin kendaraan bermotor kaya timah hitam yang sangat berbahaya. Timah hitam dapat merusak paru-paru, mengganggu fungsi jantung, dan menurunkan kecerdasan. Hal tersebut sudah dibuktikan sejak lama. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1996 oleh Jamal Hisyam, peneliti kesehatan masyarakat dari Malaysia membuktikan bahwa anak-anak yang berada di lingkungan yang terpajan timah hitam memiliki kecerdasan yang lebih rendah daripada anak-anak yang tinggal jauh dari jalan raya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kadar timah hitam dalam darah anak-anak yang tinggal di lingkungan yang dekat jalan raya lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di daerah yang jauh dari keramaian. Dalam penelitian tersebut, dipilih anak-anak dengan kondisi sosial ekonomi dan asupan gizi yang sama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penyebab perbedaan kecerdasan tersebut karena anak-anak yang tinggal dekat terkontaminasi timah hitam. jalan raya lebih banyak

86

Berkaitan dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut dapat dibayangkan betapa banyaknya sisa pembakaran yang ada di udara. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama agar dampak buruk timah hitam dapat diperkecil. Kita bisa memulainya dari diri kita masing-masing. Kita bisa mengurangi kuantitas kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Mislanya dengan lebih memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi, menggunakan sepeda, menggunakan kendaraan yang hemat energi, dan berjalan kaki, terutama untuk jarak yang dekat. Apabila semua orang menyadari pentingnya lingkungan yang bersih, termasuk udara yang bersih, kehidupan yang lebih sehat, tentu, akan dapat kita miliki. Berbagai penyakit akan dapat kita hindari dengan gaya hidup yang ramah lingkungan. (Disusun berdasarkan artikel Tudingan Baru Dampak Asap tulisan AK, Ahmad Latif, dan Yunizar Djoenaid, Gatra, 15 November 1997)

3.

Menjawab pertanyaan tentang isi khutbah

Berbakti kepada Orangtua Assalamualaikum Wr. Wb. Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-hatian di dalam hidup

87

dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku yang dilarang oleh agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Islam memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada kedua

orangtua atau yang lebih dikenal dengan istilah birrul walidain. Perintah berbuat baik kepada orangtua ini berulangkali disebutkan dalam Al Quran dan Hadis Nabi SAW. Dalam Al Quran, perintah berbuat baik kepada orangtua itu dirangkai setelah perintah bersyukur dan menyembah kepada Allah SWT, seperti firman Allah SWT dalam QS An Nisaa ayat 36. Perintah berbakti kepada orangtua juga terdapat dalam suarat Luqman, ayat 14. Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik dan berbakti kepada orangtua sehingga perintah itu disebut setelah perintah menyembah kepada Allah. Setelah kekuasaan Tuhan yang Maha Menciptakan, kedua orangtualah yang menjadi perantara kelahiran kita di dunia dan keduanya juga yang telah merawat kita sejak kecil hingga dewasa. Semenjak dalam kandungan, ibu telah banyak berjuang dan berkorban demi keselamatan anaknya. Ketika berbuat apapun, ibu selalu berhati-hati dengan pertimbangan keselamatan anaknya. Begitu pula ketika mengerjakan sesuatu pun, seorang ibu yang sedang hamil selalu sangat berhati-hati demi keselamatan dan kebaikan bayi yang dikandungnya. Seorang ibu juga secara rutin memeriksakannya ke bidan atau dokter untuk menjaga kondisi kesehatannya.

88

Setelah bayi yang dikandungnya lahir, bukan berarti tugas seorang ibu telah usai. Sebaliknya, tugas ibu bertambah berat. Ia harus menyusui, merawat, mendidik, dan melindunginya. Semua itu dilakukan dnegan sennag hati dan ikhlas, meskipun harus bersusah payah. Perjungan seorang ayah juga tak bisa dipandang ringan. Tanggung jawab dan pengorbanannya juga begitu besar dalam mencari nafkah, melindungi keluarga, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dengan ikhlas demi kebaikan dan

keselamatan anak dan keluarganya.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah Berkaiatan dengan berbakti kepada orangtua ini, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, bahwa ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, Ya, Rasulullah, siapakah oaring yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Beliau menjawab, Ibumu. Orang tersebut bertanya lagi, Lalu siapa? Beliau menjawab, Ibumu.. Dia bertanya lagi, Kemudian siapa lagi? Beliau bersabda Ibumu. Dia bertanya lagi, Lalu, siapa lagi? Beliau bersabda, Ayahmu.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah Berbakti kepada orangtua diwujudkan dengan senantiasa berbuat baik kepada mereka. Allah melarang kita berkata kasar, meskipun itu hanya Ah apalagi sampai mengomeli dan memukul. Tentu yang demikian itu akan sangat dimurkai Allah. Oleh karena itulah kita harus hati-hati dan sabar, terlebih apabila

89

mereka telah berusia lanjut. Allah dalam firmannya QS Al Isra 23 menyebutkan sebagai berikut. Dan Tuhan memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antaranya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dan dalam pemeliharanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan Ah dan janganlah pula kamu membenatk mereka. Dan ucapkannlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Mudahmudahan Allah SWT memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk tetap berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada perbuatan baik kita kepada orangtua. Amin. (Khutbah Jumat oleh Mohammad Farhad dan Abdullah Farouk)

Pertanyaan 1. 2. 3. Sebutkan ayat yang berisi perintah berbakti kepada orangtua? Jelaskan keutamaan berbakti kepada ibu berdasar hadits Bukhori-Muslim? Jelaskan keutamaan perintah berbakti kepada orangtua dibandingkan dengan perintah beramal baik yang lain! 4. 5. Jelaskan pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan seorang anak! Jelaskan pentingnya peran seorang ayah dalam kehidupan seorang anak!

90

F. Menyimak Wawancara Wawancara merupakan bentuk komunikasi dua arah yang melibatkan pewawancara dan nara sumber wawancara. Komunikasi tersebut dilakukan dalam bentuk tanya jawab tentang suatu topic. Wawancara dalam dunia jurnalistik dikenal sebagai strategi untuk menggali informas atau data dari seorang narasumber. Dalam menyimak wawancara harus diperhatikan inti pertanyaan. Inti pertanyaan ini akan mengarahkan penyimak mengenai pokok-pokok penjelasan yang akan disampaikan nara sumber. Narasumber merupakan orang yang menjadi sumber informasi yang digali dalam sebuah wawancara, sedangkan orang yang mewawancarai disebut dengan pewawancara. Dalam mendengarkan penjelasan narasumber harus diperhatikan (1) tujuan wawancara, (2) informasi penting yang disampaikan narasumber. Bila penjelasan terkait dengan sebuah topik, hendaknya dari awal pewawancara atau penyimak sudah mempelajari topik tersebut atau sudah mengetahui topic wawancara sehingga terpandu dalam mendengarkan penjelasan narasumber. Halhal penting dalam informasi yang disampaikaan oleh narasumber adalah kata kunci atau kata utama yang berupa kalimat utama tau kalimat paling penting diantara penjelasan-penjelasan tersebut. Laporan wawancara dapat disusun dalam bentuk transkrip atau penyalinan kalimat per kalimat yang disampaikan oleh narasumber dan penanya. Selain itu laporan wawancara juga dapat disusun dalam bentuk yang lebih menarik dengan cara menyususn laporan wawancara dalam bentuk uraian yang dikemukakan dengan gaya pelapor sendiri dan dilengkapi dengan judul.

91

Contoh Wawancara Flu burung dapat Dicegah dengan Menjaga Kebersihan Tujuan Wawancara Narasumber : Mengetahui informasi tentang flu burung : Kepala Puskesmas Tegalgondo, Karangploso, Malang Selamat siang. Apa kabar Bu? Saya tidak mengganggu tugas ibu sebagai kepala Puskesmas, kan? Pagi juga. Baik-baik saja. Tentu saja tidak mengganggu. Ada apa, ya? Kami ingin mendapatkan informasi tentang flu burung. Mengapa penyakit tersebut dinamakan flu burung? Karena penyebabnya memang virus influensa unggas (kelompok burung). Bagaimana tanda-tanda flu burung? Gejalanya macam-macam dan bergantung pada penderitanya. Artinya, gejala antara orang satu dan lainnya bisa berbeda. Secara umum, gejalanya seperti flu biasa, tetapi cepat memburuk menjadi radang paru-paru.

Jadi, gejalanya demam, pilek dan batuk? Iya! Gejalanya demam, pilek, batuk, sakit kepala, sakit tenggorok, sesak, muntah, nyeri perut, dan nafsu makan berkurang. Apakah flu burung dapat menular, Bu? Dapat. Penularan flu burung dari unggas ke manusia. Penularan antarmanusia belum terbukti. Bagaimana mencegah flu burung, Bu?

92

Flu burung dapat dicegah dengan membiasakan hidup bersih dan sehat. Biasakan mencuci tangan dengan sabun. Terlebih setelah memegang binatang, kamu harus cuci tangan dengan sabun atau cairan antikuman. Selain itu, jika sedang berurusan dengan unggas, kamu harus menggunakan pelindung. Paling tidak, pakailah masker atau penutup hidung. Sebelum pamit, adakah pesan Ibu untuk adik-adik? Adik-adik harus dapat menjadi duta kesehatan. Biasakan hidup bersih. Selain itu, rajin belajar agar pintar! Terima kasih, Bu! III. Rangkuman Tujuan utama menyimak adalah mendapatkan informasi dari wacana lisan yang disimak. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menyimak dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan menyimak dan mengulang kembali inti menyimak. Teknik menyimak yang baik sangat tergantung dari karakteristik wacana lisan yang disimak. Wacana lisan berita berisi penyampaian informasi singkat tentang suatu peristiwa. Oleh karena itu, perhatian penyimak tentang peristiwa apa, siapa yang terlibat dalam peristiwa, kapan dan dimana terjadinya peristiwa, mengapa peristiwa terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi menjadi hal utama yang harus diperhatikan penyimak. Dalam menyimak pengumuman, pemahaman penyimak terhadap situasi yang melatari diumumkannya pengumuman itu sangat penting. Dalam pembacaan pengumuman lisan, seorangpenyimak hendaknya memfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek yang diumumkan.

93

Dalam menyimak iklan, penyimak harus memiliki kesadaran penuh bahwa iklan adalah wacana yang bersifat persuasif. Kesadaran tersbeut penting agar seorang penyimak tidak mudah terpersuasi iklan yang disimaknya. Menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang topik yang disampaikan. Oleh karena itu perhatian pada pesan ceramah, pidato, dan khutbah harus menjadi perhatian utama seorang penyimak.

IV. 1.

Latihan Dengarkan sebuah berita dalam sebuah acara berita di radio dan tulis kembali inti berita tersbeut dalam sebuah paragraf.

2.

Dengarkan sebuah ceramah dalam salah satu acara di radio dan laporkan simakan Anda dalam bentuk rangkuman!

3.

Saksikan acara dialog di televisi, laporkan dalam bentuk ringkasan!

94

BAB IV PENGAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK

I.

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat merancang pembelajaran menyimak dengan

memperhatikan karakteristik menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.

II. Materi Pembelajaran A. Pertimbangan dalam Mengajarkan Menyimak

95

Menyimak dapat dikatakan sebagai sebuah sarana untuk memulai produksi bahasa lisan. Akan tetapi, Rivers (dalam Mudjianto dan Susanto, 2010) menyatakan bahwa menyimak terletak pada satu level yang sama dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya (berbicara, membaca, dan menulis) dan keempatnya saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, keempat kemampuan dianggap harus diajarkan secara bersamaan agar praktik pada kemampuan yang satu dapat menguatkan dan mengembangkan kemampuan yang lain. Menyimak juga dipandnag sebagai sumber utama dari input linguistic yang mengaktifkan/memicu terjadinya proses pembelajaran bahasa (Mudjianto dan Susanto, 2010). Prinsip yang mendasari pandnagan ini adalah bahwa setiap siswa pertama-tama harus mengembangkan kemampuan untuk memahami dan mengolah bahasa lisan sebelum diminta berbicara. Input bahasa lisan yang masuk ke dalam diri siswa ini akan mengaktifkan/memicu terjadinya proses-proses mental internal dalam diri siswa dan ini selanjutnya akan menciptakan system bahasa dalam pikiran siswa yang bisa muncul dalam bentuk ucapan-ucapan spontan. Pandangan seperti ini terfokus pada masalah pemahaman dengan cara menekankan adanya kemiripan antara pemerolehan bahasa pertama dengan pembelajaran bahasa kedua. Tingkat kemahiran dalam menyimak juga dapat dikelompokkan atas beberapa tingkatan seperti halnya dalam pembeaharan bahasa ummnya, yaitu pemula, mengah, lanjut, dan superior. Hal ini berarti bahan ajar menyimak untuk tiap tingkat penguasaan bahasa berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan atas berbagai criteria yang terkait dengan jenis wacana lisan, kesesuaian topic,

kesederhanan kalimat, pilihan kata, dan jenis respon yang diminta.

96

Lund (1990) menetapkan lima unsur yang harus dipertimbangkan dalam merancang tugas-tugas menyimak. Unsur-unsur tersebut meliputi (1) aspek-aspek dari pesan yang bisa jadi berisaha diproses oleh pendengar: identifikasi pesan, orientasi pesan, pemahaman terhadap ide utama dari pesan, pemahaman terhadap rincian-rincian dari pesan, pemahaman secara penuh terhadap pesan, dan replikasi; (2) respon yang diberikan oleh pendengar; (3) tipe teks, seperti iklan, berita, percakapan, bertelefon; (4) topic teks, seperti makanan, pakaian, perjalanan; dan (5) metode penyajian teks, seperti kegiatan pramenyimak, rekaman audio, atau video. Richards (1983) juga menegaskan bahwa guru perlu memperhatikan fungsi-fungsi interaksional dan fungsi-fungsi transaksional dari bahasa. Penggunaan bahasa secara interaksional adalah penggunaan bahasa untuk keperluan social dari bahasa seperti member salam, member pujian, bergurau, menggunakan penandapenanda jarak social antarpenutur dan melakukan percakapan serius atau sekedar ngobrol bersama teman untuk melewatkan waktu. Sementara penggunaan bahasa secara transakksional adalah ketika bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, seperti misalnya memberi petunjuk, member nasehat, meminta sesuatu, memberikan kuliah tentang topic tertentu dan memberikan informasi tentang berita tertentu. Lebih lanjut, Richards (1983) menekankan bahwa perlu dibuat kriteriakriteria untuk mengevaluasi cocok tidaknya kegiatan menyimak tertentu dengan tingkat kemampuan siswa dan untuk mengetahui apakah konteks materi menyimak yang diberikan realistis. Kriteria-kriteria tersebut dirancang dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

97

1) Apakah kegiatan menyimak itu memerlukan keterampilan dan perilaku bahasa yang memiliki hubungan dengan kemampuan menyimak dalam dunia nyata dan bukan hanya sekedar dilakukan siswa berdasarkan kemampuan lain (seperti kemampuan deskriminasi visual atau tingkat kecerdasan umum)? 2) Apakah kegiatan menyimak itu benar-benar tertuju pada proses menyimak itu sendiri dan bukan pada kemampuan siswa untuk mengingat fakta, rincian atau kejadian sehingga lebih terkait dengan kemampuan mengahafal siswa? 3) Apakah tugas menyimak itu (seperti yang menggunakan teknik cloze, pilihan ganda, membuat ringkasan lisan atau tertulis) adalah kegiatan yang biasa/umum/sering terjadi dalam situasi-situasi dunia nyata? 4) Apakah tugas menyimak itu diberikan sebagai sebuah strategi pengajaran (misalnya untuk memeriksa tingkat pemahaman siswa dalam tahap

pramenyimak) ataukah dimaksudkan untuk menguji kemmapuan siswa (misalnya mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemahaman setelah siswa mendengarkan teks)? 5) Sejauh mana teks yang digunakan dalam kegiatan menyimak itu mirip dengan bahasa yang digunakan penutur asli dalam dunia nyata?

B. Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Menyimak Mujdianto dan Susanto (2009) menyajikan sebuah rencana berurutan dalam empat tahap yang dapat digunakan untuk mengarahkan siswa dalam menguasai profisiensi menyimak secara global. Rencana ini didasarkan pada sebuah model menyimak dari Philips (1984) yang mengintegrasikan keterampilan menyimak dengan keterampilan kognitif. Rencana ini tidak hanya berisi kegiatan

98

menyimak saja melainkan juga melibatkan bidang-bidang lain seperti berbicara dan menulis. Rencana tersebut terbagi dalam empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap menyimak secara sekilas, (3) tahap pemahaman, dan (4) tahap transfer. Tahap persiapan atau prapengajaran merupakan tahap siswa

mendengarkan sebuah pengantar singkat tentang teks ynag akan diperdengarkan. Pada tahap ini, siswa dapat diberitahu tentang judul teks, kalimat pertama dari teks atau beberapa kutipan dari teks, kemudian siswa diminta mendiskusikan apa kirakira isi teks, apa kira-kira kosakata yang digunakan dalam teks, bagaimana strukturnya, dan bagaimana kira-kira cara pengorganisasian teks. Dengan cara ini, siswa mengaktifkan pengetahuan latar belakang, schemata atau skrip yang dimilkinya. Tahap menyimak secara sekilas (skimming dan scanning) merupakan tahap siswa mendnegarkan teks dengan tujuan untuk menangkap garis besar teks itu tanpa perlu menangkap semua rinciannya, misalnya ketika siswa mendnegarkan berita, pengumuman, wawancara, atau iklan. Dapat pula siswa diminta mencari informasi tertentu dalam teks yang diperdengarkan, misalnya seberapa besar kemungkinan terjadinya hujan menurut sebuah berita cuaca, lokasi penjualan pakaian dnegan diskon yang disiarkan dalam iklan, atau nama-nama orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang diberitakan. Pada tahap pemahaman, siswa menerima masukan yang diberikan dengan cara memerikasa pemahaman siswa terhadap keseluruhan teks. Latihan-latihan pemahaman ini bisa menggunakan berbagai macam metode respon, baik lisan maupun tulis, seperti misalnya siswa diminta untuk menulis ringkasan, memilih judul yang tepat, atau menentukan ide utama dari teks, mengisi

99

diagram/bagan/gambar dengan menggunakan informasi yang didapatkan dari teks lisan). Tahap terakhir adalah tahap transfer. Integrasi keterampilan pada tahap ini semakin penting karena pemahaman terhadap materi yang disimak hanya dapat diketahui dari respon yang diberikan penyimak. Pada tahap ini siswa dapat menjabarkan teks yang ia dengar ke dalam bahasa lisan atau tulis dengan cara mengungkapkan perasaan dan sikap mereka mengenai topik. Respon pascamenyimak tidak hanya dalam bentuk lisan dan tulis, tetapi dapat juga berupa tindakan atau respon fisik seperti yang dideskripsikan Lund (1990). Pendengar dapat memberikan respon lewat salah satu dari sembilan kemungkinan reaksi berikut, yaitu (1) memberikan reaksi secara fisik dengan melakukan sesuatu, (2) memberi reaksi dengan memilih sesuatu (dari beberapa alternative seperti memilih gambar, memilih objek, memilih tindakan yang akan diambil atau memilih grafik), (3) member reaksi dengan mentransfer (yaitu menerima informasi dalam bnetuk tertentu, kemudian mengungkapkannya ke dalam bnetuk gambar atau dengan membuat peta), (4) member reaksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang teks, (5) member reaksi dengan memampatkan pesan, seperti dengan membuat ringkasan atau membuat abstrak secara tertulis, (6) member reaksi dengan memperluas teks seperti membuat penutup/kesudahan dari sebuah cerita yang belum lengkap atau menentukan pemecahan dari suatu masalah, (7) menduplikasi pesan ke dalam bentuk lain, misalnya menulis dengan didikte, mengulang secara lisan atau menterjemahkan pesan, (8) membuat laporan tentang sebuah cirri tertentu dari teks seperti misalnya intonasi-intonasi yang digunakan dalam teks itu atau mencoba untuk contoh serupa dari keseluruhan teks, misalnya

100

membuat laporan cuaca berdasarkan berita cuaca yang didengar dari radio, dan (9) bercakap-cakap secara interaktif dengan rekan mengenai isi dari teks lisan. Urutan empat tahap untuk menyarikan makna wacana lisan tersebut memungkinkan siswa untuk menerapkan berbagai strategi kognitif yang diarahkan untuk menemukan pesan dari penutur. Dengan cara ini, menurut Rixon (dalam Mudjianto dan Susanto, 2009) diharapkan penyimak dapat (1) memprediksi atau mengantisipasi materi dari pesan ketika mereka melakukan tahap pramenyimak atau persiapan, (2) memantau kesenjangan-kesenjangan/kekurangan-kekurangan pada pesan yang didengar berdasarkan makna yang disiapkan selama tahap menyimak sekilas atau pada tahap pemahaman, (3) menentukan mana aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan aspek-aspek yang tidak relevan dari pesan selama tahap pemahaman, dan (4) memerikasa akurasi dari pemahaman dan tahap

transfer/integrasi.

III. Rangkuman Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Pembelajaran menyimak dapat dilakukan secara massal. Dalam pembelajaran

menyimak, sebuah wacana lisan dapat diperdengarkan untuk semua siswa dala kelas. Dengan demikian, daam pembelajaran menyimak waktu dapat diefektifkan sehingga dalam sebuah pembelajaran menyimak siswa dapat berlatih menyimak beberapa wacana sekaligus.

IV.

Latihan

101

1. Bacalah standar isi salah satu kelas pada salah satu jenjang pendidikan (misalnya kelas 1 SMK) dan daftarlah kompetensi dasar menyimak yang ada! 2. Ambil salah satu kompetensi dasar menyimak pada salah satu kelas pada salah satu jenjang pendidikan dan rancanglah latihan menyimak terkait kompetensi dasar tersebut!

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa. Yogyakarta: Gajahmada Universty Press. Anderson, P.S. 1972. Language Skills in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Farhad, M dan Farouk, A. 2005. Khutbah Jumat, Sepanjang Masa. Menuju Bahagia Dunia Akhirat. Surabaya: Amelia. Fitrin, N. 1 Januari 2010. Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal. Jawa Pos, hlm. 21 dan 31. Khulaifi dan Wahhab. 2007. Kumpulan Khutbah Jumat. Surabaya: Arkola. Kries. 2009. Pengertian Berita (online) (online) http://www.kries07.blogspot Mono, Henny. 2001. Praktik jurnalistik, Teknik Meliput dan Menulis Berita. Malang: Forum Kajian Indonesia. Arismunandar, S. 2007. Teknik Penulisan Berita untuk Media TV (Bagian 1). Netsains.Com. Diakses 14 Oktober 2011.

102

Oka, I.G.N dan Basuki. Retorika, Kiat Bertutur. ---. Malang: YA3. Rachmadi, F. 1992. Public Relation dalam Teori dan praktik: Aplikasi dalam Badan Soedjiatno. 1986. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sunaryo dan Sunarjo, Djoenasih S. 1983. Komunkasi, Persuasi danRetorika. Yogyakarta: Liberty. Tarigan, H.G. 1990. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung:

MENYIMAK SEBUAH KETERAMPILAN BERBAHASA

Oleh

103

Azizatuz Zahro

UNIVERSITAS NEGERI MALAG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA INDONESIA Agustus 2011

104

Anda mungkin juga menyukai