Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


“DANA PENSIUN”

Dosen Pengampu :
Drs. Ekhsan, M,Pd., M,Si.

Disusun Oleh :
1. Husnul Azizah
2017161350018
2. Ihsania Faradina Yulianti 2017161350011

INSTITUT TEKHNIK DAN BISNIS


AHMAD DAHLAN JAKARTA
(2021)
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat dengan waktunya dengan judul:
“Dana Pensiun”.
Kami juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini, masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh kerena itu, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
makalah berikutnya.
Dan tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih atas semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan kepada para pembaca pada umumnya.

Cileungsi, 29 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.......................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pensiun dan Perusahaan Dana Pensiun ...............................5

2.2. Tujuan Pensiun......................................................................................6

2.3 Jenis-jenis Pensiun................................................................................7

2.4 Jenis-jenis Dana Pensiun.......................................................................8

2.5 Sistem Pembayaran Pensiun.................................................................9

2.6 Asas-asas Dana Pensiun......................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan..........................................................................................14

3.2. Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diera tahun 70-an sampai 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-


lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh
pensiun di masa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh
penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat
masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah
tidak produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan utama
mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai
negerilah pada saat itu yang memberikan kepastian adanya pensiun.
Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang
menyediakan dana pensiun bagi karyawannya, maka di era 90-an menjadi
sebaliknya. Apalagi setelah keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang
mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, baik yang dikelola
sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan
untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.
Kasmir (2017:287) menyatakan bahwa “Pensiun adalah hak seseorang
untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan
sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan
perjanjian yang telah ditetapkan.” Akan tetapi sebagian orang yang masih
berusia produktkurang memperhitungkan sumber dana yang akan didapatkan
dimasa yang akan datang. Bahkan banyak yang tidak peduli dengan sumber
pendanaan di usia pensiun. Padahal, ketidak pedulian tersebu dapat
meningkatkan risiko kesulitan dana guna memenuhi kebutuhannya di masa
pensiun. Tidak banyak orang yang mencari tahuapakah uang pensiunnya
cukup ataukah tidak untuk membiayai kehidupannya di masa pensiun kelak.

2
Mereka hanya menggantungkan uang pensiun dari perusahaan dan/atau
pemerintah sebagai sumber biaya hidup di masa penisun. Padahal, hanya
mereka sendiri yang tahu persis dana yang dibutuhkan guna memenuhi
kebutuhannya setelah pensiun.
Masyarakat hendaknya sejak dini memulai untuk menyisihkan
sebagian uang dari penghasilan per bulan atau yang biasa dikenal dengan
istilah menabung. Untuk dapat melakukan kegiatan menabung tersebut
dibutuhkan Lembaga Keuangan sebagai lembaga yang menyimpan dana
tersebut. Akan tetapi produk tabungan pada Lembaga Keuangan Bank masih
bisa diambil sesuka hati pemiliknya. Hal itu justru akan membuat simpanan
dana tersebut makin habis. Maka dari itu, saat ini sudah banyak lembaga
keuangan bank yang memberikan jalan keluar dalam permasalahan tersebut,
yaitu dengan program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 merumuskan bahwa Dana Pensiun
Lembaga Keuangan adalah :
Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan,baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi
kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Lembaga-lembaga keuangan, baik Lembaga Keuangan Bank (LKB).
maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang mempunyai produk
dana pensiun seharusnya dapat lebih gencar mempresentasikan produknya
kepada masyarakat secara merata supaya tersentuh ke berbagai lapisan
masyarakat yang ada sehingga masyarakat dapat menyadari bahwa sangatlah
penting untuk memikirkan sumber pendanaanya ketika mereka memasuki
usia pensiun. Program dana pensiun lembaga keuangan (Bjb DPLK)
merupakan salah satu produk dana pensiun dari lembaga keuangan (LKB)
oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, (Persero) Tbk
yang mengelola dana masyarakat untuk program pensiun tidak hanya
pegawai swasta, pegawai negeri, TNI/Polri, BUMN, BUMD akan tetapi
ditujukan juga bagi pengusaha dan profesional untuk bisa mempersiapkan

3
sendiri program dana pensiunnya. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Bjb
DPLK) merupakan salah satu produk andalan Bank BJB untuk memperoleh
laba. Karena jika dilihat dari kaca mata bisnis pengelolaan dana pensiun ini
sangat menguntungkan. Dapat dibayangkan keuntungan yang diperoleh dari
iuran tanpa bunga yang kemudian di investasikan kembali dalam bentuk
berbagai bidang investasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pensin dan dana pensiun?
2. Apa tujuan pensiun?
3. Apa saja jenis-jenis peniun?
4. Apa saja jenis-jenis dana pensiun?
5. Bagaimana sistem pembayaran pensiun?
6. Apa saja asas asas yang terkandung di dalam dana pensiun?

1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dana pensiun.
2. Dapat mengetahui tujuan dana pensiun.
3. Dapat mengetahui jenis – jenis dana pensiun.
4. Dapat mengetahui asas dana pensiun.
5. Dapat mengetahui sistem pembayaran pensiun.
6. Dapat mengetahui prinsip dana pensiun.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pensiun dan Perusahaan Dana Pensiun

Pengertian Perusahaan Dana Pensiun secara umum dapat dikatakan


merupakan perusahaan yang memeungut dana dari karyawan suatu perusahaan
dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya
dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari
pendapatan para karyawan suuatu perusahaan, kemudian membayarkan
kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu
tertentusesuai dengan perjanjian antara kedua belak pihak. Pengertian sesuai
perjanjian artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah
memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak
untuk mendapatkan dana pensiun.
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun merumuskan Dana Pensiun adalah “badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.” Dengan
demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang
memiliki badan hukum seperti bank umum dan asuransi jiwa.
Kasmir (2017:287) mengemukakan bahwa dana pensiun secara umum
adalah “perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan
memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian.”
Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki
usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan. Penghasilan dalam ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan
besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut iuran dana
dari iuran yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. Iuran

5
ini kemudian diinvestasikan lagi kedalam berbagai kegiatan usaha yang
dianggap paling menguntungkan. Bagi perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal
ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan program pensiun
kepada masyarakat luas, seperti yang tertuang dalam peraturan perundang –
undangan di bidang perpajakan yang memberikan fasilitas penundaan pajak
penghasilan seperti dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan yang berbunyi ;
“ Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang disetujui
Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun oleh
Karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan dalam
bidang-bidang tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tidak
termasuk dari objek pajak“.

2.2. Tujuan Pensiun

Seiring dengan perkembangan zaman. Dewasa ini pelaksanaan


program pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan
dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri,
baik bagi penerima pensiun maupun penyelenggara pensiun.
Menurut Kasmir (2017:288) tujuan penyelenggaraan dana pensiun
dapat dilihat dari dua atau tiga pihak, antara lain :
a. Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana pensiun
bagi karyawannya adalah sebagai berikut:
 Memberikan penghargaan kepada karyawannya yang telah
mengabdi diperusahaan tersebut.
 Agar di masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat
menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja
diperusahaannya.
 Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat
menurunkan turn over karyawan.

6
 Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas
sehari-hari.
 Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan
pemerintah.
b. Bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh
dengan adanya pensiun adalah:
 kepastian memeperoleh penghasilan dimasa yang akan dating
sesudah masa pensiun
 memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk
bekerja.
c. Bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun tujuan penyelenggaraan
dana pensiun adalah:
 mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan
dengan melakukan berbagai kegiatan investasi
 turut membantu dan mendukung program pemerintah.

2.3. Jenis – jenis Pensiun

Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan


kebijakan perusahaan. Para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari
berbagai alternatif jenis pensiun yang ada sesuai dengan tujuan masing-
masing. Jenis-jenis pensiun yang ditawarkan dapat dilihat dari berbagai
kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun,merumuskan bahwa jenis-jenis pensiun yang dapat dipilih oleh
karyawan yang akan menghadapi pensiun antara lain :
a. Manfaat Pensiun Normal adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia
pensiun normal.

7
b. Manfaat pensiun dipercepat adalah manfaat pensiun bagi peserta
yang dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum
usia pensiun normal.
c. Manfaat pensiun cacat adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
dibayarkan bila peserta menjadi cacat.
d. Manfaat pensiun ditunda adalah hak atas manfaat pensiun bagi
peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun
normal, yang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta
pensiun sesuai dengan peraturan Dana Pensiun

2.4. Jenis –jenis Dana Pensiun

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana


Pensiun dalam Syamsu (2008:239) jenis Dana Pensiun terdiri dari :
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah Dana Pensiun yang dibentuk
oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku
pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentigan segaian atau
seluruh karyawannnya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
kewajiban terhadap pemberi kerja. Pembentukan dana pensiun
pemberi kerja didasarkan pada:
- Pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusan
untuk mendirikan Dana Pensiun dan memberlakukan
peraturan Dana Pensiun.
- Peraturan Dana Pensiun yang ditetapkan oleh pendiri.
- Penunjukan pengurus, dewan pengawas, dan penerima
titipan.
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun
yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk

8
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan,
baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana
Pensiun Pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan.
Menurut ketentusn diatas program pensiun yang dapat dijalankan
adalah sebagai berikut ;
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat
pensiunditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Seluruh
iuran merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP )
Besarnya manfaat pensiun tergantung dari hasil pengembangan
kekayaan dana pensiun. Iuran ditanggung bersama oleh
karyawan dan perusahaan pemberi kerja.

2.5. Sistem Pembayaran Pensiun


Pada saat akan menerima, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua
macam sistem pembayaran kepada karyawannya. Pembayaran ini ditujukan
sesuai dengan kepentingan perusahaan dan karywannya itu sendiri. Dengan
kata lain, setiap pembayaran mengandung maksud tertentu yang saling
menguntungkan. Sejalan dengan Keputusan Mentri Keuangan Nomor
343/KMK.017/1998 Tanggal 13 Juli 1998, menurut Kasmir (2017:291) sistem
pembayaran dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Pembayaran pensiun sekaligus dilakukan oleh perusahaan dengan
pertimbangan, antara lain :
a. Perusahaan tidak mau pusing dengan karyawan yang sudan
pensiun;
b. untuk memberikan kesempatan kepada pensiunan agar dapat
mengusahakan uang pensiun yang diperolehnya untuk berusaha,

9
karena biasanya penerima pensiun sekaligus uangnya dalam
jumlah besar;
c. karena permintaan pensiunan itu sendiri.Perhitungan
menggunakan Rumus Sekaligus bagi PPMP sebagai berikut :

MP = FPd x MK x MPD
Dimana :
MP = Manfaat Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan dalam desimal
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata bulan
terakhir

Dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus


sekaligus besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh
melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali
penghasilan dasar pensiun.

Sedangkan perhitungan dengan Rumus Bulanan bagi PPMP


sebagai
berikut :
MP = FPe x MK x MPD
Dimana :
MP = Manfaat Pensiun
Fpe = Faktor Penghargaan Dalam persentase (%)
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata
bulan terakhir

Dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus


sekaligus besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh

10
melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali
penghasilan dasar pensiun.]
Sebagai contoh menurut perhitungan final earning pensiun plan
adalah jika gaji terakhir anda sebelum pensiun adalah Rp.1.000.000,-
sementara masa kerja 20 tahun, maka anda akan memperoleh uang pensiun
bulanan sebesar 2,5% x 20 x Rp. 1 juta = Rp. 500.000,-
Contoh lain menurut perhitungan career average earning atau
pendapatan rata-rata selama masa kerja misalnya gaji awal pertama kali
bekerja adalah Rp. 50.000 dan terakhir adalah Rp. 1.000.000,- kemudian
jika dihitung secara rata-rata selama 20 tahun adalah sebesar Rp.400.000,-
maka pensiun perbulan yang diterima adalah 2,5 x 20 x Rp.400.000 = Rp.
200.000,-
Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
343/kmk. 017/1998 pembayaran manfaaat pensiun oleh dana pensiun
dapat pula dilaksanakan ;
a. dalam hal jumlah yang akan dibayarkan per bulan oleh dana pensiun
yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat pasti menggunakan
rumus bulanan kurang dari Rp. 300.000,- nilai sekarang dari manfaat
pensiun tersebut dibayarkan sekaligus.
b. Dalam hal manfaat pensiun yang menjadi hak peserta pada program
Pensiun Manfaat pasti yang menggunakan rumus sekaligus lebih kecil
dari Rp. 36.000.000,- manfaat pensiun tersebut dapat dibayar
sekaligus.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Pembayaran manfaat pensiun dari Program Pensiun Iuran Pasti dan
hasil pengembangannya lebih kecil dari Rp36.000.000,- dapat dibayarkan
sekaligus. Iuran peserta dalam 1 tahun untuk Program Pensiun Iuran Pasti
yang menggunakan rumus sekaligus maksimal 3 kali daktor penghargaan
per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam desimal kali penghasila dasar
pensiun pertahun, sedangkan rumus bulannan maksimal 3 kali faktor

11
penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam persentase kali
penghasilan dasar pensiun per tahun.
Perhitungan menggunakan Rumus Sekaligus bagi PPIP adalah
sebagai berikut:

IP = 3 x FPd x PDP
Di mana :
IP = Iuran Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan dalam desimal
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata
bulan terakhir

Sedangkan perhitungan dengan Rumus Bulanan adalah :


IP = 3 x FPe x PDP
Dimana :
IP = Iuran Pensiun
Fpe = Faktor Penghargaan Dalam persentase (%)
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata
bulan terakhir

2.6. Asas-asas Dana Pensiun


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana
Pensiun dalam Kasmir (2017:294), penyelenggaraan program pensiun
berdasrkan pada asas-asas sebagai berikut :
a. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum
pendirinya Dana pensiun didukung oleh badan hukum tersendiri dan
diurus serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang.
Berdasarkan asas ini kekayaan dana pensiun yang terutama bersumber
dari iuran terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat
terjadi pada pendirinya.

12
b. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan Penyelenggaran
program pensiun berdasarkan asas ini baik bagi karyawan maupun
bagi pekerja mandiri, haruslah dengan pemupukan dana yang dikelola
secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup memenuhi
pembayaran hak peserta. Dengan demikian, pembentukan cadangan
dalam perusahaan guna membiayai pembayaran manfaat pensiun
karyawan tidak diperkenankan.
c. Asas pembinaan dan pengawasan Agar terhindarkan penggunaan kekayaan
dana pensiun dari kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak
tercapainya maksud utama pemupukan dana yaitu untuk memenuhi hak
peserta, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan
pengawasan meliputi system pendanaan dan pengawasan atas investasi
kekayaan dana pensiun.
d. Asas penundaan manfaat Penyelenggaraan program dana pensiun
dimaksud agar kesinambungan penghasilan yang menjadi hak peserta,
maka berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan
pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun
yang pembayarannya dilakukan secara berkala.
e. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
Pembentukan dana pensiun dilakukan atas prakarsa pemberi kerja
untuk menjanjikan manfaat pensiun. Konsekuensi pendanaan dan
pembiayaan merupakan suatu komitmen yang harus dilakukannya
sampai dengan pada saat dana pensiun terpaksa dibubarkan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dana pensiun merupakan bentuk investasi jangka panjang yang
hasilnya dapat dinikmati setelah pegawai atau karyawan yang bersangkutan
memasuki masa pensiun. Dana pensiun sendiri diselenggarakan dalam suatu
program yang disebut Program Pensiun. Program dan pensiun terbagi atas
program pesiun iuran pasti, program pensiun manfaat pasti, dan program
pensiun berdasarkan keuntungan.
Tidak selamanya seseorang dapat bekerja dan menghasilkan suatu
karya. Pada suatu saat dia harus berheti dari pekerjaan dan menikmati masa
tuanya. Akan tetapi, dalam menikmati masa tuanya seseorag tidak ingin
penghasilannya berhenti seperti ia juga berhenti dari pekerjaannya. Tentu saja
mutlak memerlukan dukungan prasarana yang memadai, salah satunya dengan
“jaminan hari tua” atau pensiun.

3.2. Saran
Kita diharapkan agar dari sejak usia muda dapat menyisihkan uang
untuk hari tua dengan cara menabung atau mengikuti asuransi dan pensiun.
Dengan cara inilah kehidupan masa tua kita dapat terjamin meskipun kita
sudah tidak dapat bekerja tetap mamiliki penghasilan sehingga kehidupan
masa tua dapat terjamin dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai