Anda di halaman 1dari 10

ISSN 0000-0000

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

Sutjipto Ngumar*)

ABSTRAK
Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja,
tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun dapat menikmati program pensiun
melalui Lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) atau Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK). DPLK diberikan oleh perusahaan yang mempekerjakan karyawan.
DPLK dibentuk bank atau perusahaan asuransi jiwa. Kedua Lembaga Dana Pensiun
tersebut didirikan untuk memberikan perlindungan pada karyawan perusahaan atau
pekerja mandiri. Lembaga Dana Pensiun dan calon penerima pensiun dapat memilih
program pensiun dalam bentuk Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program
Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Akuntansi Dana Pensiun berisi jenis, bentuk dan isi Laporan
Keuangan, Pengakuan dan Pelaporan Piutang Jasa Masa Lalu dan Kewajiban Aktuaria,
Pengungkapan, dan Penilaian Aktiva.

Kata-kata kunci : Program Pensiun Manfaat Pasti, Program Pensiun Iuran Pasti

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka pembangunan nasional bagi kepentingan seluruh masyarakat Indonesia,


maka upaya untuk mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia
merupakan kewajiban kostitusional yang harus dilakukan secara berencana bertahap dan
berkesinambungan. Upaya untuk memelihara kesinambungan penghasilan hari tua perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Dalam perkembangan sekarang ini, telah timbul suatu bentuk tabungan masyarakat yang
semakin banyak dikenal oleh para karyawan khususnya karyawan perusahaan swasta
yaitu dana pensiun. Bentuk tabungan dana pensiun sebagai tabungan jangka panjang,
yang kemudian dapat dimanfaatkan hasilnya setelah karyawan pensiun dari
perusahaannya. Penyelenggaraannya dilakukan oleh suatu program yang disebut program
pensiun. Lembaga tersebut mengupayakan manfaat pensiun bagi karyawan atau
pesertanya melalui suatu sistem pengumpulan dana yang disebut sistem pendanaan
(Imam Syahputra at all : 1997)
*)
Drs. Sutjipto Ngumar, PhD., Ak., adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya


Akuntansi Dana Pensiun (Sutjipto Ngumar) 115
Dalam sistem pendanaan program pensiun akan timbul akumulasi dana yang diperlukan
untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tua. Keyakinan
akan adanya kesinambungan penghasilan menimbulkan ketentraman kerja. Dengan
demikian akan meningkatkan motivasi kerja karyawan, yang pada gilirannya akan
mendapatkan iklim kondusif bagi peningkatan produktivitas.

Manfaat program pensiun begitu besar bagi masyarakat khususnya bagi peserta yang
nantinya akan berdampak bagi pembangunan nasional, pemerintah telah memberikan
dukungan dengan memberikan fasilitas penundaan pajak seperti tersurat dalam pasal 4
ayat (3) huruf f UU. Pajak Penghasilan Tahun 1983 (Mardiasmo 1991). Di samping
karyawan yang bekerja pada perusahaan, banyak pula anggota masyarakat berstatus
pekerja mandiri yang tidak menjadi karyawan pada perusahaan atau lembaga usaha lain.
Oleh karena itu terhadap golongan masyarakat tersebut perlu juga diberikan kesempatan
yang sama dengan karyawan perusahaan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa
purna bakti, sehingga mereka dapat menikmati program pensiun. Pemerintah telah
membentuk Undang–Undang dana pensiun sebagai landasan hukum bagi penyelengga-
raan program pensiun. Imam Syahputra (1997) menyatakan penyelenggaraan program
pensiun menggunakan asas pokok yaitu :

 Asas keterpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya.
 Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan.
 Asas pembinaan dan pengawasan.
 Asas penundaan manfaat.
 Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun.

Badan Usaha yang menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya harus mentaati
peraturan dan ketentuan perundang–undangan tentang Dana Pensiun termasuk mengerti
tentang prinsip–prinsip akuntansinya, karena sesuai dengan perundang–undangan yang
berlaku. Perusahaan (pengurus) yang menyelenggarakan dana pensiun, secara berkala
berkewajiban untuk membuat laporan dana pensiun yang terdiri atas Laporan Keuangan
dan Laporan Portofolio Investasi.

2. SISTEM DANA PENSIUN

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari
pemberi kerja. Tugas Lembaga Dana Pensiun adalah mengelola dan menjalankan pro-
gram pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dibandingkan dengan
tujuan perusahaan yang berorientasi ke pasar dan mencari keuntungan, dana pensiun
mempunyai tujuan dan kegiatan yang berbeda dengan perusahaan pada umumnya
Laporan Keuangan Dana Pensiun berpedoman pada standar akuntansi yang berlaku


116 Ekuitas Vol.1 No.3 Desember 1997 : 115-124
khusus untuk Dana Pensiun yaitu : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
18 dan No. 24. Hans Tuanakotta (1995) menyebutkan hal–hal mendasar dalam sistem
Dana Pensiun adalah :

 Sukarela (Voluntary).
 Pemisahan Kekayaan (Separated Assets).
 Pendanaan (Funded).
 Hak Peserta atas Dana (Vesting Rights).
 Looking In.
 Portabilities dan
 Pinjaman.

Mengingat hal–hal yang mendasar mengenai sistem dana pensiun yang telah disebutkan
di atas berarti peserta pensiun sebagai penerima kerja dan perusahaan sebagai majikan
(pemberi kerja) secara sukarela menyerahkan dana berwujud pembayaran iuran ke Dana
Pensiun yang selanjutnya dana tersebut dioperasikan oleh dana pensiun dalam rangka
menyiapkan dana untuk memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun bagi peserta
pensiun. Secara singkat pengelolaan iuran pensiun dapat digambarkan sebagai berikut :

IURAN Pemberi Kerja

HASIL
INVESTASI
IURAN Peserta

DANA PENSIUN

POOL DANA

Biaya Pengelolaan
PROGRAM INVESTASI

Pembayaran
MANFAAT PENSIUN

Sumber : Tanakotta (1995) diolah.


Akuntansi Dana Pensiun (Sutjipto Ngumar) 117
Dana Pensiun sebagai badan hukum yang menjanjikan manfaat pensiun. Sebagai pool
dana, Dana Pensiun mendapatkan dana dari iuran pemberi kerja dan peserta (karyawan)
perusahaan. Dana yang diperoleh diinvestasikan sesuai dengan ketentuan perundang–
undangan dana pensiun atau arahan dari pimpinan perusahaan. Hasil Investasi setelah
dikurangi biaya pengelolaan program disediakan untuk pembayaran manfaat pensiun.

Dalam mengelola dana masyarakat, Dana Pensiun dapat berbentuk Badan Hukum Dana
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). DPPK
dibentuk oleh perusahaan (majikan) melalui pendiri Dana Pensiun. DPPK menyeleng-
garakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi
perorangan baik karyawan maupun Pekerja Mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja bagi karyawan Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
DPPK dan DPLK dalam mengelola dana dari peserta atau pemberi kerja serta per-
orangan atau pekerja mandiri, mempertanggungjawabkan pengelolaannya di antaranya
dengan membuat Laporan Keuangan berdasarkan ketentuan Undang–Undang No. 11
Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun Setiap Dana Pensiun wajib mengumumkan neraca
dan perhitungan hasil usaha kepada peserta menurut bantuk, susunan dan waktu yang
ditetapkan oleh Menteri (PSAK ayat 1). Prinsip–Prinsip Akuntansi yang lazim untuk
pensiun diberikan dalam Financial Accounting STANDARD Board (FASB) Statement
No. 87 ; tentang Akuntansi Pemberi Kerja untuk Program Pensiun. (Herman Wibowo :
1995).

Dalam melaksanakan perjanjian pensiun Dana Pensiun dapat memilih dua jenis yaitu :

1. Program Pensiun yaitu : Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program
Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Kieso (1993) menyebutkan : Defined Benefit Plan untuk
PPMP dan Defined Contribution Plan untuk PPIP.
PPMP adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun atau Program Pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran
Pasti. PPMP akan menetapkan besarnya pensiun yang akan diterima karyawan itu
pada saat pensiun. Formula yang digunakan bahwa pensiun yang diterima tersebut
merupakan fungsi dari sejumlah tahun masa kerja dan tingkat kompensasi para
karyawan pada saat mendekati pensiun. (Kieso : 1993).

2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), adalah program pensiun yang iurannya ditetap-
kan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dilakukan pada rekening masing–masing peserta sebagai manfaat pensiun (IAI :
1994). Besarnya tunjangan pensiun yang akan diterima karyawan atau peserta pen-
siun bagi pekerja mandiri tergantung pada jumlah yang diiurkan kepada dana pen-
siun (DPLK). Formula yang digunakan adalah dengan memperhitungkan adanya


118 Ekuitas Vol.1 No.3 Desember 1997 : 115-124
faktor–faktor seperti umur, lama masa kerja karyawan, laba pemberi kerja dan ting-
kat kompensasi (Kieso : 1993).

Hubungan antara DPPK dan DPLK terhadap program pensiun PPMP dan PPIP dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pemberi Kerja Pemberi Kerja Pekerja


dan dan Mandiri
Karyawan Karyawan

Rp Rp

DPPK DPLK

PPMP PPIP PPIP

Sumber : Tuanakotta At All (1995 : 10) disesuaikan.

a. Pemberi kerja dan karyawan mengiur kepada Dana Pensiun Pemberi Kerja, dana
tersebut dikelola dalam bentuk berbagai investasi, kemudian dibayarkan kepada
karyawan penerima pensiun dalam bentuk PPMP atau PPIP.

b. Pemberi kerja / Karyawan atau pekerja mandiri mengiur kepada Dana Pensiun Lem-
baga Keuangan, yang kemudian dibayarkan kepada karyawan atau pekerja mandiri
dalam bentuk PPIP.


Akuntansi Dana Pensiun (Sutjipto Ngumar) 119
3. PERMASALAHAN AKUNTANSI DANA PENSIUN

Seperti sudah dijelaskan dimuka bahwa program pensiun dibedakan menjadi dua yaitu
PPMP dan PPIP, sedangakan lembaga dana pensiun dapat berupa DPPK dan DPLK.
DPPK dapat menyelenggarakan PPMP dan PPIP, sedangkan DPLK hanya dapat
menyelenggarakan PPIP.

Tujuan akuntansi dana pensiun adalah menyajikan informasi keuangan yang dapat
dipergunakan untuk memperkirakan kemampuan dana pensiun pada masa sekarang
maupun dimasa yang akan datang dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar
manfaat pensiun kepada peserta tepat pada waktunya, serta informasi yang lain yang
relevan sehubungan dengan keadaan keuangan dan hasil pengembangan dana.
Permasalahan akuntansi dan pelaporan dana pensiun pada dasarnya mencakup :
 Pengakuan dan pelaporan piutang jasa masa lalu dan kewajiban aktuaria (khusus
untuk PPMP).
 Pengungkapan dan
 Penilaian aktiva.

Berbeda dengan akuntansi perusahaan dalam dana pensiun dikenal istilah biaya jasa lalu
(Prior Service Cost) yaitu biaya atas masa kerja karyawan sebelum di mulainya program
pensiun atau diberlakukannya perubahan program pensiun, Prior Service Cost sering kali
disebut tunjangan yang berlaku surut (Imam Syahputra, Cs : 1997). Jasa masa lalu
tersebut oleh pemberi kerja diakui sebagai biaya–biaya yang belum dibayar (jangka
panjang), dan dilaporkan sebagai utang jasa masa lalu (utang program pensiun) bagi dana
pensiun pos tersebut diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan dilaporkan dalam
rekening piutang jasa masa lalu. Prior service cost dihitung berdasarkan perhitungan
aktuarial atas jasa karyawan sebelum perusahaan menyelenggarakan program dana
pensiun. Biaya masa lalu yang timbul akan diamortisasi selama masa kerja mendatang
karyawan sebagai bagian dari biaya pensiun berkala netto. Agar supaya laporan keuangan
dana pensiun dapat dipakai oleh pihak–pihak yang memerlukan, maka perlu diungkapkan
secukupnya dalam catatan atas laporan keuangan dana pensiun (IAI : 1994). Pengungkap-
an–pengungkapan yang diperlukan mencakup diantaranya adalah :

 Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan.
 Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting.
 Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan.
 Rincian portofolio investasi.
 Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuaria, nama dan tanggal
laporan aktuaris terakhir (untuk PPMP).


120 Ekuitas Vol.1 No.3 Desember 1997 : 115-124
Berbeda dengan laporan keuangan perusahaan yang terdiri atas laporan neraca, laba rugi,
laba ditahan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, dana pensiun menambah dua
laporan lagi yaitu laporan aktiva bersih. Penilaian aktiva dana pensiun tidak termasuk
piutang jasa masa lalu yang belum jatuh tempo dikurangi seluruh kewajiban kecuali
kewajiban aktuaria. Total seluruh aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada
tanggal laporan.

4. LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Sesuai dengan pasal 52 laporan keuangan dana pensiun yang disampaikan kepada
Menteri Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Laporan Keuangan Dana
Pensiun terdiri atas :
 Laporan Keuangan.
 Laporan Portofolio Investasi.

Laporan Keuangan Dana Pensiun selain berisi jenis–jenis laporan keuangan standar
ditambah dengan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva.

Laporan Keuangan Dana Pensiun memuat informasi :

a. Sumber Daya yang dimiliki dan pengelolaannya

Dana sebagai sumber daya lembaga dana pensiun, selain berasal dari iuran
peserta/karyawan atau pemberi kerja, juga berasal dari hasil investasi dana pada masa
sebelumnya yang diperoleh berupa, bunga deviden, hasil sewa, diskonto, bunga obligasi
dan lain sebagainya. Hasil investasi dana didalam laporan keuangan dana pensiun
dilaporkan pada kelompok aktiva investasi dalam rekening deposito berjangka, sertifikat
deposito, saham obligasi, surat–surat berharga lainnya, SBPU, penyertaan saham, surat
pengakuan hutang, tanah dan bangunan. Sedangkan aktiva lancar yang tidak
menghasilkan dilaporkan pada aktiva lancar diluar investasi dalam rekening kas dan
bank, SBI, piutang iuran peserta / pemberi kerja, piutang iuran tambahan, beban dibayar
dimuka piutang hasil investasi.

Semua dana yang diperoleh dana pensiun merupakan sumber daya dan dikelola sesuai
dengan arahan pimpinan pemberi kerja, pendiri atau pengawas dan ketentuan serta
peraturan yang berlaku dalam UU Dana Pensiun. Pada laporan keuangan aktiva bersih,
aktiva dimulai sebagai berikut :

Uang tunai, rekening giro dan deposito, dimulai disajikan dengan nilai nominal, sertifikat
deposito, SBI, SBPU, surat pengakuan hutang lebih dari satu tahun, disajikan dengan
nilai tunai. Surat–surat berharga dengan nilai pasar, penyertaan langsung pada saham,


Akuntansi Dana Pensiun (Sutjipto Ngumar) 121
tanah dan bangunan dilaporkan dengan nilai appraisal, piutang dengan nilai netto
sedangkan aktiva operasional dilaporkan dengan nilai buku. Bilamana suatu aktiva,
misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian untuk operasional,
maka penggolongan aktiva apakah sebagai investasi atau aktiva operasional ditentukan
mana yang lebih signifikan (IAI : 1994).

b. Akumulasi Manfaat Pensiun

Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat
dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun (IAI : 1994). Dengan
demikian manfaat pensiun bagi pengelola dana pensiun merupakan kewajiban / hutang
dan dikelompokkan sebagai kewajiban jangka pendek, dimasukkan dalam rekening utang
pensiun.

Apakah karyawan yang berhenti bekerja diberi pensiun, maka biaya pensiun, sebagai
utang pensiun yang akan dibayarkan selama hidupnya karyawan tersebut merupakan
beban dana pensiun. Jumlah pensiun yang akan dibayar ditaksir berdasarkan jumlah
karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun (Zaki Baridwan : 1992). Pada
akhir periode jumlah akumulasi (taksiran) utang pensiun didebit ke rekening gaji / upah
dan kredit ke rekening utang pensiun.

c. Perubahan atas Sumber Daya dan Manfaat Pensiun

Informasi perubahan sumber daya dan manfaat pensiun disajikan dalam perubahan aktiva
bersih, laporan ini berisi tentang perubahan aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat
pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang diperinci atas
pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama satu periode akuntansi.

Penambahan merupakan pendapatan investasi berupa antara lain bunga, deviden, sewa,
laba pelaporan investasi iuran normal, iuran tambahan dan pendapatan lain–lain.
Pengurangan merupakan beban investasi berupa beban–beban operasional, manfaat
pensiun, beban lain–lain pajak penghasilan pengalihan dana ke dana pensiun lain.

d. Faktor Penting lainnya bagi Pemakai Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan dana pensiun pemakai laporan perlu mendapat penjelasan
mengenai kegiatan selama suatu periode pelaporan dan dampak dari setiap perubahan
peraturan dana pensiun dengan demikian pemakai laporan keuangan dapat menentukan
kebijakan atas informasi yang telah diperolehnya. Faktor lain yang diperlukan pemakai
adalah laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan
posisi keuangan dana pensiun pada akhir periode pelaporan, informasi penting lainnya


122 Ekuitas Vol.1 No.3 Desember 1997 : 115-124
yang diperlukan oleh pemakai laporan adalah penjelasan mengenai kebijakan/arahan
investasi, serta perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir.

5. SIMPULAN

Peranan lembaga–lembaga keuangan seperti perbankan, perasuransian dan Dana Pensiun


dalam memobilisasi dana masyarakat sangat dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan
dan kesejahteraan hidup masyarakat. Penanaman modal oleh Dana Pensiun dimaksudkan
untuk pengembangan pemupukan dana untuk pembayaran kembali kepada para peserta
pensiun di kemudian hari, sehingga penanaman modal tersebut perlu diarahkan pada
bidang–bidang yang tidak bersifat spekulatif atau beresiko tinggi. Dalam penyelengga-
raan program pensiun ada dua pelaksanaan yaitu : Dana Pensiun Pemberi Kerja yang
dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan DPPK didirikan untuk
memberikan perlindungan terhadap karyawan pemberi kerja (majikan). Dana Pensiun
Lembaga Keuangan, yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan program pensiun bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja
mandiri. DPLK dapat menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), sedangkan
DPPK dapat menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP). Dana Pensiun
mempunyai tujuan dan kegiatan usaha untuk kepentingan karyawan atau pekerja mandiri,
untuk mendapat hak–hak pensiunnya pada waktu mereka memenuhi ketentuan dan
persyaratan untuk menerima pensiun. Oleh karena itu perlu disusun Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun. Isi Laporan Keuangan Dana
Pensiun di samping laporan pihak perusahaan juga berisi Laporan Penilaian Aktiva dan
Penentuan Kewajiban Manfaat Pensiun.

Laporan Keuangan Dana Pensiun berisi laporan aktiva bersih dan perubahan aktiva bersih
bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai besarnya kekayaan Dana Pensiun yang
bersedia untuk membayar manfaat pensiun dan perubahannya selama satu periode
akuntansi tertentu. Neraca dan perhitungan hasil usaha dilaporkan berdasarkan metode
accrual. Akuntansi neraca disajikan dengan pendekatan Unclassified Balance sheet,
yaitu : dimulai dengan penyajian untuk aktiva produktif bukan berdasarkan tingkat
likuiditasnya. Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung atau metode tak
langsung dengan mengklasifikasikan arus kas selama satu periode akuntansi menurut
aktivitas operasi akumulasi investasi atau pendanaan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Hans Tuanakotta & Mustofa, Konsep Dasar Akuntansi Program Pensiun, IAI, KAP ;
Jakarta 1995.


Akuntansi Dana Pensiun (Sutjipto Ngumar) 123
Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Binarupa Aksara, Jakarta 1995.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 1994.

Imam Syahputra, Cs, Dana Pensiun di Indonesia, Penerbit Harvarindo, Jakarta 1997.

Kieso & Weygandt, Intermediate Accounting, 7 th edition Published by Johnson Wiley &
Sons Incorporation, New York USA, 1993.

Mardiasmo, Perpajakan, Andi Offset, Yogyakarta 1994.

Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, BPFE Yogyakarta 1992.




124 Ekuitas Vol.1 No.3 Desember 1997 : 115-124

Anda mungkin juga menyukai