Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Investasi

“DANA PENSIUN”

Disusun oleh :
Deny Ardiansyah (1761201046)
Reno Budiansyah (1761201464)
Sony Ramdadhany (1861201579)
Rahmat Hidayat (1761201468)
Gerry Kurnia (1761201

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu,kamii memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1. Latar Belakang .......................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
3. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 3

A. Konsep Dasar dan Definisi Dana Pensiun................................................. 3


B. Asas-asas Dana Pensiun ........................................................................... 4
C. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun ........................................... 5
D. Tujuan Dan Fungsi Program Pensiun ....................................................... 6
E. Jenis-Jenis Dana Pensiun .......................................................................... 9
F. Jenis-Jenis Lembaga Pengelola Dana Pensiun .......................................... 10
G. Sistem Pembayaran Pensiun ..................................................................... 14
H. Manajemen Pengelolaaan Dana Pensiun................................................... 17
I. Dana Pensiun Syari’ah .............................................................................. 19
J. Perhitungan Dana Pensiun ........................................................................ 20

BAB III : PENUTUP........................................................................................... 23

1. Kesimpulan ............................................................................................... 23
2. Saran .......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan jaminan
kesejahteraan pada keryawan. Jaminan tersebut diberikan dalam bentuk
manfaat dan imbalan pensiun pada saat karyawan tersebut memasuki masa
pensiun atau mengalami kecelakaan. Jaminan tersebut akan membeeikan
ketenangan pada karyawan karena adanya kepastian akan masa depannya.
Secara psikologis, jaminan akan masa depan ini akan meningkatkan motivasi
kerja karyawan sehingga akan menguntungkan baik perusahaan maupun
karyawan itu sendiri.
Jaminan kesejahteraan yang dikemas dalam manfaat pensiun
diberikan pada karyawan dan keluarganya secara berkala sesuai dengan cara
yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, yaitu Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1992. Undang-undag tersebut didukung PP Nomor 76 1992 tentang
dana Pensiun Pembari Kerja dan PP Nomor 77 tentang Dana Pensiun Lembaga
keuangan. Perangkat-perangkat tersebut diundangkan dengan maksud untuk
mendukung terselenggaranya pengelolaan dana pensiun yang dapat
memberikan manfaat optimal bagi pesertanya.

2. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah yang penulis akan
uraikan antaralain yaitu:
1. Bagaimana konsep dasar dan Definisi Dana Pensiun ?
2. Apa saja Asas-asas Dana Pensiun ?
3. Apa Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun ?

1
4. Apa tujuan dan fungsi program Pensiun ?
5. Apa saja jenis-jenis Dana Pensiun ?
6. Apa saja jenis-jenis Lembaga pengelola Dana Pensiun ?
7. Bagaimana sistem pembayaran Pensiun ?
8. Bagaimana manajemen pengelolaaan Dana Pensiun ?
9. Apa itu Dana Pensiun Syariah ?
10. Bagaimana cara perhitungan Dana Pensiun ?

3. Tujuan
Dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang
diuraikanoleh penulis antara lain yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dan Definisi Dana
Pensiun ?
2. Untuk mengetahui Asas-asas Dana Pensiun ?
3. Untuk mengetahui Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun ?
4. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dan fungsi program Pensiun ?
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Dana Pensiun ?
6. Untuk mengetahui jenis-jenis Lembaga pengelola Dana Pensiun ?
7. Untuk mengetahui sistem pembayaran Pensiun ?
8. Untuk mengetahui manajemen pengelolaaan Dana Pensiun ?
9. Untuk mengetahui dan memahami Dana Pensiun Syariah ?
10. Untuk mengetahui dan menjelaskan perhitungan Dana Pensiun ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Dana Pensiun


Apa itu Dana Pensiun? Dana pensiun adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia
pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang
dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Pengertian perusahaan dana pensiun secara umum dapat merupakan
perusahaan yang memungut dana dari masyarakat kepada peserta pensiun
sesuai perjanjian. Artinya dana ini dikelola oleh suatu lembaga dan pemungutan
dana diperoleh dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian
membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka
waktu tertentu sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Pengertian sesuai
perjanjian disni adalah diberikanya dana pada saat karyawan tersebut sudah
memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain, sehingga memperoleh hak
untuk mendapatkan dana tersebut
Sedangkan, menurut Undang – undang nomor 11 tahun 1992 dana
pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola
dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank
umum atau asuransi jiwa.
Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari
iuran yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. Iuran ini
kemudian di investasikan lagi kedalam berbagai kegiatan usaha yang
memberikan keuntungan.

3
B. Asas-Asas Dana Pensiun
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang
Penyelenggaraan Program Pensiun, maka dana pensiun didasarkan atas asas-
asas sebagai berikut :
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dan kekayaan badan hukum
pendirinya
Dana pensiun didukung oleh badan hukum tersendiri dan diurus
serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang. Berdasarkan asas
ini kekayaan dana pensiun terutama yang bersumber dari iuran
terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada
pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan
Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan asas ini baik
bagi karyawan maupun bagi pekerja mandiri, haruslah dengan
pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri
sehingga cukup memenuhi pembayaran hak peserta. Dengan demikian,
pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai
pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan.
3. Asas pembinaan dan pengawasan
Agar terhindarkan penggunaan kekayaan dana pensiun dari
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya
maksud utama pemupukan dana yaitu untuk memenuhi hak peserta,
maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan
pengawasan meliputi sistem pendanaan dan pengawasan investasi
kekayaan dana pensiun.
4. Asas penundaan manfaat
Penyelenggaraan program dana pensiun dimaksudkan agar
kesinambungan penghasilan yang menjadi hak peserta, maka berlaku
asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta

4
hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang pembayarannya
dilakukan secara berkala.
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pension
Pembentukan dana pensiun dilakukan atas prakarsa pemberi
kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun. Konsekuensi pendanaan dan
pembiayaan merupakan suatu komitmen yang harus dilakukannya
sampai dengan pada saat dana pensiun terpaksa dibubarkan.

C. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun


Secara garis besar tujuan dana pensiun adalah untuk memelihara
kesinambungan penghasilan pada waktu hari tua, yaitu pada saat yang
bersangkutan tidak mampu bekerja lagi. Hal ini sangat baik dan dapat
melahirkan kesejahteraan bagi yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut
tenunya jelas bahwa dana pensiun tidak bertentangan dengan ketentuan syariat
Islam. Dengan demikian untuk mencapainya diperlukan kerja sama dan gotong
royong sebagaimana disebutkan dalam al-Qu’an surah al-Maidah (5):2:
“Bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah
kalian bertolong-tolongan dalam melakukan perbuatan dosa dan permusuhan.”
Dan berdasarkan hadist nabi SAW: “Tidak seorangpun memakan satu makanan
yang lebih baik daripada yang dia makan dari hasil kerja tangannya, dan
sesungguhnya Nabi Allah Daud itu makan dari hasil makannya.” (HR. Bukhari).
Landasan hukum dana pensiunan di Indonesai adalah Undang-Undang
No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiunan. Program dana pensiun di Indonesia
dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupaun swasta. Pelaksanaan dana
pensiun pemerintah di Indonesia antara lain Jamsostek, suatu program
kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan BUMN dibawah
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, kementerian keuangan
memegang peranan dalam pengawasannya (UU No. 3/ 1992). Program lainnya
dikenal dengan Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan

5
program pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan
(Keputusan Presiden No. 8/ 1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan
bersenjata, berada dibawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/ 1997).
Ketiga program tersebut diatur melalui ketentuan hukum yang berbeda-beda.
Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan
kerangka hukum dasar untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-
Undang ini didasarkan pada prinsip ”kebebasan untuk memberikan janji dan
kewajiban untuk menepatinya” yaitu walaupaun pembentukan program
pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamain. Sedangkan
untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah, belum ada satupun
peraturan dan fatwa yang mendukung sehingga regulasi sebagai kerangka
operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dan pensiun
yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK)
telah mewajibkan seluruh lembaga dana pensiun untuk menyusun sekaligus
merupakan pedoman dan tata kelola dana pensiun sejak 1 januari 2008.
Keputusan tersebut dituangkan dalam keputusan ketua nomor KEP-
136/BL/2008 dengan tujuan mendorong penyusunan pedoman tata kelola yang
baik dilingkungan dana pensiun sekaligus memberikanacuan kepada pendiri,
pemberi kerja, pengurus, dan pengawas dana pensiun. Pedoman tata kelola dana
pensiun diharapkan akan disusun dengan berpedoman pada kaidah yang
meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggung jawaban (responbility), kemandirian (independency), serta
kesetaraan dan kewajaran (fairness).

D. Tujuan dan Fungsi Program Pensiun


1. Tujuan Program Pensiun
Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini pelaksanaan
program pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan

6
dengan berbagai tujuan. Masing – masing tujuan memiliki maksud
tersendiri, baik bagi penerima pensiun maupun bagi penyelenggara
pensiun.
Tujuan penyelenggara dan penerima pensiun dapat dilihat dari 2
atau 3 pihak yang terlibat. Jika hanya 2 pihak berarti antara Pemberi
Kerja dengan Karyawannya sendiri. Sedangkan jika 3 pihak yaitu
Pemberi Kerja, Karyawan dan Lembaga Pengelola Dana Pensiun,
dimana kemudian masing – masing pihak memiliki tujuan tersendiri.
Bagi Pemberi Kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana
pensiun bagi karyawannya adalah sebagai berikut :
a. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah
mengabdi diperusahaan tersebut.
b. Agar dimana usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat
menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja diperusahaannya.
c. Memberikan rasa aman dari segi batiniah, sehingga dapat
menurunkan turn over karyawan.
d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas
sehari – hari.
e. Meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan
pemerintah.

Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat


yang diperoleh dengan adanya pensiun adalah :

a. Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang


sesudah masa pensiun.
b. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk
bekerja.

7
Selanjutnya bagi Lembaga Pengelolaan Dana Pensiun tujuan
penyelenggaraan dana pensiun adalah :

a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan


dengan melakukan berbagai kegiatan investasi.
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

2. Fungsi Program Pensiun


Menurut Sirait (2006, 278-280), ada beberapa manfaat dilaksanakannya
program pensiun yaitu :
a. Dikelola tanpa adanya komplikasi untuk membuktikan
bahwa karyawan yang telah lanjut usia sudah tidak lagi
memenuhi syarat – syarat pekerjaan.
b. Menciptakan lowongan – lowongan yang dapat membuat
bagi karyawan lebih mudah untuk maju.
c. Mempermudah Perencanaan Sumber Daya Manusia karena
jadwal pensiun telah diketahui.
d. Memberikan jalan keluar terhormat bagi para karyawan yang
tidak lagi memenuhi syarat.
e. Merangsang karyawan untuk membuat rencana – rencana
pensiun sebelum mereka sampai pada tanggal pensiun yang
telah diketahui.

Manfaat bagi peserta :

a. Jaminan kesinambungan penghasilan.


b. Disiplin menabung.
c. Fasilitas pajak.

8
Manfaat bagi Masyarakat :

a. Mengurangi ketergantungan kelompok masyarakat tertentu


pada kelompok lain.
b. Lebih mandiri

Manfaat bagi Pemberi Kerja :

a. Mempertahankan pekerjaan yang berkualitas.


b. Faktor keunggulan dalam mendapatkan pekerja berkualitas.
c. Mengurangi kesan “membuang” pada saat terjadi pemutusan
hubungan kerja.
d. Membantu pembentukan citra positif.
e. Membantu pengelolaan biaya pegawai.
f. Fasilitas pajak untuk pembiayaan pegawai.
g. Membentuk iklim kerja yang kondusif untuk peningkatan
produktifitas dan keuntungan.

Manfaat bagi Negara :

a. Mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.


b. Sumber dana pembangunan.

E. Jenis-jenis Dana Pensiun


Secara umum, jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan
menghadapi pensiun, yaitu sebagai berikut:
1. Pensiun normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang
usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan
perusahaan. Sebagai contoh rata-rata usia pensiun di Indonesia adalah
telah berusia 55 tahun, dan beberapa profesi tertentu, seperti guru yang
mencapai usia 60 tahun dan dosen yang mencapai usia 65 tahun.

9
2. Pensiun dipercepat, yaitu jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi
tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan
tersebut.
3. Pensiun ditunda, yaitu pensiun yang diberikan kepada para karyawan
yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memunuhi
untuk pensiu. Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap
keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai.
4. Cacat, yaitu pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih
disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak
mampu lagi untuk dipekerjakan.
Terdapat dua jenis program pensiun, yaitu:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) / Defined Benefit. Pada PPMP,
besar manfaat pensiun ditentukan berdasarkan rumus tertentu yang telah
ditetapkan di awal. Rumus tersebut biasanya dikaitkan dengan masa
kerja dan besar penghasilan, sudah ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun.
2. Program Pensiun Iuaran Pasti (PPIP) / Defined Contribution. Pada PPIP,
besar manfaat pensiun sangat tergantung pada besar iuran yang di setor
dan hasil pengembangan dana. Jadi, sifatnya mirip tabungan, besar
iuran baik dari pemberi kerja maupun pesrta ditetapkan dalam peraturan
dana pensiun.

F. Jenis-jenis Lembaga Pengelola Dana Pensiun


Beberapa lembaga sudah terintegrasi langsung dengan perusahaan
ataupun badan tempat Anda bekerja sehingga tidak perlu mendaftarkan diri
sendiri secara individual. Sebagian lain baru dapat menjalankan penyiapan dana
pensiun jika sudah Anda telah tergabung menjadi pesertanya.
Dengan menjadi peserta di lembaga dana pensiun, Anda dapat
memperoleh hak berupa manfaat pensiun yang besarnya bergantung pada

10
besarnya iuran Anda, masa kerja, hasil pengembangkan dana tersebut. Manfaat
tersebut bisa Anda pergunakan untuk menyambung hidup dan menghasilkan
pendapatan ketika masa tua tiba dan Anda tidak lagi bekerja.
Dana yang Anda titipkan kepada lembaga pengelola dana pensiun akan
diputar dan dikembangkan dengan cara investasi untuk memperoleh hasil
maksimal. Keuntungan dari investasi tersebutlah yang akan memberikan Anda
manfaat lebih dari dana pensiun. Beberapa lembaga menjadikan pesertanya
menjadi penanggung risiko dari tindakan investasi yang mereka lakukan,
namun beberapa yang lain mengamankan pesertanya dari kerugian investasi
karena ada pihak lain yang menjadi penanggung risikonya.
Hal ini menjadi hal yang penting untuk Anda ketahui karena dengan
demikian, Anda dapat melihat keunggulan dan kekurangan masing-masing
lembaga hingga akhirnya memutuskan lembaga mana yang terbaik untuk Anda
masuki sebagai peserta guna menunjang masa tua Anda ke depannya.
1. PT TASPEN
Tidak sembarangan pihak dapat menjadi peserta dari PT Taspen.
Hal tersebut disebabkan karena lembaga pengelola milik pemerintah
yang satu ini hanya dikhususkan bagi para pegawai negeri sipil. Dengan
menjadi pegawai negeri sipil, secara langsung Anda akan menjadi
peserta dari PT Taspen. Akan ada potongan gaji yang telah diatur tiap
bulannya sebagai persiapan dana pensiun Anda yang akan dikelola oleh
lembaga ini. Namun, pegawai di lembaga pertahanan tidak termasuk
menjadi peserta dana pensiun PT Taspen.
Badan Usaha Milik Negara ini dapat mengatur dan mengelola
dana pensiun dari para pesertanya dengan dasar hukum yang jelas, yakni
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969. Dalam undang-undang
tersebut diatur bahwa PT Taspen wajib mengelola dana pensiun
pesertanya yang merupakan pegawai negeri sipil, untuk kemudian

11
memberikan manfaat yang pasti setelah masa pengabdian peserta
berakhir.
Besarnya manfaat pensiun telah dihitung berdasarkan rumus
yang telah tertuang dan disepakati dalam pengaturan. Anda tidak perlu
khawatir dana pensiun Anda lenyap di PT Taspen saat tengah
diinvestasikan, sebab pihak yang menjadi penanggung risikonya adalah
negara.
2. PT ASABRI
Sama seperti PT Taspen, PT Asabri merupakan Badan Usaha
Milik Negara di bidang asuransi yang dapat mengelola dana pensiun
pesertanya. Perbedaannya, jika PT Taspen melayani kepesertaan dari
pegawai negeri sipil, PT Asabri lebih dikhususkan untuk mengelola
dana pensiun milik prajurit TNI, Polri, dan para pegawai di lembaga
pertahanan lainnya.
PT Asabri memiliki dasar hukum yang jelas dalam pengelolaan
dana pensiun para pesertanya. Itu tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1969 ditambah Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1971 dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991. Melalui
aturan tersebut, semua prajurit TNI dan Polri beserta pegawai lembaga
pertahanan wajib menjadi peserta dana pensiun dari PT Asabri.
Pemerintah akan menjadi pihak yang menanggung risiko dari
kegiatan investasi lembaga pensiun yang satu ini. Jadi, para peserta
memiliki jaminan akan adaya manfaat pensiun yang pasti, yang
diberikan secara berkala tiap bulannya sesuai pengaturan yang telah ada.
3. BPJS KETENAGAKERJAAN
BPJS merupakan singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. Ada beberapa lini dari BPJS, salah satunya yang mengatur
tentang pengelolaan dana pensiun adalah BPJS Ketenagakerjaan.

12
Lembaga ini menjamin pemberian manfaat pensiun kepada para
pesertanya yang merupakan seluruh karyawan yang ada di Indonesia.
Sejak 15 Juli 2015, sifat kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan
menjadi wajib bagi seluruh karyawan yang bekerja. Peraturan ini untuk
mengakomodasi masalah pengelolaan dana pensiun seperti yang telah
tertuang pada dasar hukum pelaksanaan kegiatan BPJS
Ketenagakerjaan, yakni Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011.
Negara juga akan menjadi pihak penanggung risiko dari
kegiatan pengelolaan dana pensiun yang dilakukan BPJS
Ketenagakerjaan. Dengan demikian, peserta dapat memperoleh manfaat
pensiun yang dibayarkan sesuai rumah yang dijanjikan oleh BPJS
Ketenagakerjaan.
4. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Lembaga dana pensiun yang satu ini memiliki kepesertaan yang
bersifat sukarela. Siapa pun dapat menjadi pesertanya asal
mendaftarkan diri dan menyetorkan dana sesuai kesepakatan dengan
jangka waktu tertentu. Dasar hukum dari DPLK adalah Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1992.
DPLK hanya sifat lembaga, sementara pelaksanaannya bisa
beragam, tergantung lembaga keuangan mana yang mau menghadirkan
program dana pensiun ini. Contoh DPLK yang ada di Indonesia adalah
DPLK Manulife, DPLK Muamalat, maupun DPLK Bumiputera. Dapat
dikatakan, pendiri dari DPLK adalah pihak bank atau perusahaan
asuransi.
Ketika memutuskan dana Anda dikelola oleh DPLK, Anda akan
sekaligus menjadi penanggung risiko dari kegiatan investasi yang
dikenakan pada dana pensiun Anda. Jadi jika ada kerugian, hal tersebut
dapat mengurangi manfaat dana pensiun yang akan dapatkan nantinya.

13
Sifat manfaat pensiun dari program pensiun di DPLK menjadi tidak
pasti sebab bergantung hasil investasi dari besaran dana yang Anda
setorkan.
5. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Mungkin Anda pernah mendengar ada pensiunan yang
mendapat dana pensiun ganda karena selain memperoleh dari lembaga
pengelola wajib, ia juga mendapatkan sejumlah dana manfaat dari
perusahaannya yang sifatnya sukarela. Pengelola dana pensiun
perusahaan yang tidak wajib tersebut dikenal sebagai DPPK.
Tidak semua perusahaan menyediakan DPKK bagi para
pegawainya. Karena berdasarkan ketentuan hukum yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992. Lembaga yang didirikan dan
dikelola oleh pendiri perusahaan, tidak semua orang dapat bergabung
dalam lembaga dana pensiun yang satu ini. Pihak yang dapat pesertanya
hanyalah para karyawan di kantor yang menyediakan DPPK, dapat
swasta maupunan Badan Usaha Milik Negara. Contoh DPKK dapat
Anda jumpai di Pertamina, Telkom, Astra, maupun Bank Mandiri.
Nilai manfaat yang akan diberikan kepada pegawai yang sudah
pensiun bersifat pasti. Itu karena yang menjadi penanggung risiko
kegiatan investasi dari pengelolaan dana pensiun tersebut bukanlah
peserta, melainkan pendiri perusahaan.

G. Sistem Pembayaran Pensiun


Sebagai suatu pengertian umum maka “pembayaran” bisa didefinisikan
sebagai pindahnya pemilikan si pengusaha atas dana dari si pembayar kepada
si penerima. Dalam definisi ini disebutkan pindahnya pemilikan atau
penguasaan. Sebab si penerima belum tentu menjadi pemilik dari dana yang
diterimanya. Mungkin dia hanya sekedar menguasai dana itu untuk kepentingan
pihak ketiga. Apabila kasir maupun direktur sebuah perusahaan menerima

14
pembayaran untuk perusahaan dimana mereka bekerja, maka baik kasir
maupun direktur tersebut tidak menjadi pemilik dari dana yang diterima.
Mereka hanya sekedar menguasai dana itu untuk kepentingan perusahaan dan
mereka hanya bisa menggunakan dana tersebut sesuai dengan wewenang yang
diberikan oleh perusahaan.
Selanjutnya perlu ditambahkan bahwa “pembayaran” itu bukanlah
suatu proses yang berdiri, atau yang terjadi secara spontan tanpa ada
kaitannya dengan transaksi lain. Sebab setiap pembayaran merupakan
pelaksanaan atau realisasi dari suatu transaksi ekonomi.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2009, 117) dalam bukunya
Dasar–dasar Perbankan mengatakan bahwa “Pembayaran adalah berpindahnya
hak pemilikan atas sejumlah uang atau dana dari pembayaran kepada
penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa – jasa perbankan”.
Menurut Soemarso S.R (2004, 160) dalam bukunya Akuntansi
Suatu Pengantar mengatakan bahwa “Pembayaran adalah pembelian akan
diikuti pembayaran. Kapan suatu pembelian harus dibayar tergantung pada
syarat jual beli yang ditetapkan. Disamping pembelian barang dan jasa,
pembayaran dapat dilakukan untuk kerperluan lain, misalnya mengembalikan
pinjaman atau membagikan laba kepada pemilik”.
Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001,
117) menyatakan bahwa “Pembayaran aadalah proses, cara, perbuatan
membayar”. Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat
aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi. Komponen – komponen dalam sistem pembayaran ialah
alat pembayaran, mekanisme kliring, dan lembaga yang terlibat dalam
menyelenggarakan sistem pembayaran. Dalam hal ini lembaga yang dimaksud
adalah bank, lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank hingga bank
sentral.

15
Dahulu alat pembayaran yang kita kenal adalah barter, yaitu kegiatan
tukar menukar barang atau jasa tanpa perantara uang. Dalam perkembangannya
mulai dikenal satuan hitung yang dikenal dengan uang. Uang masih menjadi
salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di Indonesia hingga saat ini.
Kemudian berkembang lagi seperti cek dan bilyet giro. Selain itu juga dikenal
alat pembayaran paperless sperti transfer dana elektronik dan pembayaran
memakai kartu (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Prabayar).
a. Alat Pembayaran Tunai Alat pembayaran tunai lebih banyak
memakai uang kartal yaitu uang logam dan uang kertas. Uang logam
adalah uang yang terbuat dari logam emas atau perak yang memiliki
nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenal, dan
sifatnya tidak mudah hancur dan tahan lama. Sedangkan uang kertas
adalah uang yang berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan
kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas (menurut
penjelasan UU No. 23 th 1999 Tentang Bank Indonesia). Karena biaya
pengadaan dan pengelolaan uang kertal terbialng mahal, maka menjadi
kendala tersendiri dalam hal efisien. Dan belum lagi memperhitungkan
inefisiensi dan resikonya. Misal, saat kita melakukan transaksi dalam
jumlah besar akan menimbulkan resiko pencurian dan perampokan.
Ketidakefisienanya terlihat saat kita akan melakukan pembayaran di
loket – loket pembayaran yang antriannya cukup panjang sehingga
memakan waktu lama.
b. Alat pembayaran Non – Tunai Pembayaran nontunai yaitu
pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai yang
beredar melainkan menggunakan cek atau bilyet giro (BG) dan alat
pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu kredit, kartu debit,
prabayar). Hal ini terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai
yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank. Transaksi
pembayaran nontunai dengan nilai besar diselanggarakan Bank

16
Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan
sistem kliring.

H. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun


Menurut peraturan menteri keuangan nomor 199/PMK.010/2008
tentang investasi dana pensiun dapat melakukan investasi dananya pada:
1. Surat berharga Negara
2. Tabungan pada bank
3. Deposito berjangka pada bank
4. Deposito on call pada bank
5. Sertifikat deposito pada bank
6. Sertifikat bank Indonesia
7. Saham yang tecatat di bursa efek di Indonesia
8. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia
9. Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia
10. Unit penyertaan reksa dana dari:
a. Reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana
campuran. Dan reksa dana saham.
b. Reksa dana terporteksi, reksa dana dengan penjaminan dan reksa
dana indeks
c. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan
terbatas
d. Reksa dana yang unit penyertaanya diperdagangkan di bursa
efek.
11. Efek beragun aset dari kontrak investasi kolektif efek beragun aset.
12. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi
kolektif
13. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek di indonesisa.
14. Penempatan langsung pada saham

17
15. Tanah di Indonesia, dan / atau
16. Bangunan di Indonesia.
Bagi dana pensiun yang beroperasi secarah syariah, maka kebijakan
investasi harus memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya boleh
dilakukan pada instrumen-instrumen yang dibenarkan menurut fatwa DSN-
MUI. Dana pensiun syariah harus mengelola dan menginvestasikan dananya
pada portofolio instrument syariah. Hampir seluruh investasi yang ditentukan
oleh peraturan menteri keuangan diatas sudah tersediah dalam bentuk
instrument syariah. Kebijakan investasi dana pensiun syariah disamping
terpenuhinya prinsip syariah juga minimal mencakup komponen:
1. Tingkat keuntungan (rate of return), yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan
memerhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas. Beberapa
strategi dapat dilakukan baik dengan tidak menyebutkan suatu jumlah
tetentu, menyebutkan besaran jumlah pengembangan yang diinginkan,
atau menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan.
2. Risiko yang dapat diterima, yaitu penentuan jumlah risiko yang
mungkin dihadapi dalam kegiatan invetasi
3. Kebutuhan likuiditas, dana pensiun membutuhkan likuiditas lebih kecil,
apabila ada kebutuhan likuiditas khusus, maka perlu ditetapkan dalam
pedoman kebijakan investasi.
4. Diversifikasi yang merupakan metode untuk mencapai tingkat
keuntungan yang diinginkan, menjaga berkurangnya dana dari risiko
investasi, dan memenuhi kebutuhan likuiditas. Diversifikasi portofolio
dapat dilakukan dengan menggunakan jenis kekayaan, sector dan
kualitas perangkat asset yang akan dijadikan sebagai instrumen
investasi.

18
I. Dana Pensiun Syari’ah
Sejauh ini, program pensiun syari’ah di Indonesia masih dilaksanakan
secara terbatas oleh DPLK dibeberapa bank dan asuransi syari’ah. Umumnya,
produk DPLK syariah merupakan salah satu produk penghimpunan dana yang
datawarkan oleh bank atau asuransi syariah untuk memberikan jaminan
kesejahteraan di hari tua atau di akhir masa jabatan karyawan atau pun
nasabahnya.
Prosedurnya yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah,
umumnya adalah:
1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha.
2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah
3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaaan DPLK syariah
4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp. 100.000
5. Menyerahakan kopian kartu identitas diri dan kartu keluarga
6. Membayar biaya pendaftaran
7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana
pensiun plus asuransi jiwa.
8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan ole DPLK syariah.
Umumnya, produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah
menawarkan produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus
asuransi jiwa. Karakteristik produk dana pensiun dengan konsep tabungan
antara lain :
1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam
ketentuan.
2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa.
3. Manfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil investasinya.

19
Sedangkan karakteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa antara
lain:
1. Berbentuk setoran tabungan denga jadwal penarikan diatur dalam
ketentuan.
2. Selama masa kepesertaan dilindungi oleh asuransi jiwa
3. Manfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar:
a. Menfaat asuransi apabila peserta meninggal dunia sebelum
memasuki usia pension
b. Total iuran ditambah hasil investasinya apabila telah memasuki
usia pensiun
Para peserta DPLK syariah memiliki beberapa hak, antara lain:
1. Menetapkan sendiri usia pensiun, umumnya antara 45 s/d 65 tahun
2. Bebas menentukan pilihan atau perubahan jenis investasi
3. Melakukan penarikan sejumlah iuran tertentu selama masa kepesrtaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Mendapatkan informasi saldo dana pensiun /statement setiap periode
tertentu, misalnya 6 bulan atau melalui telepon setiap saat diinginkan.
5. Menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk sebagai ahli warisnya.
6. Memilih perusahaan asuransi jiwa guna mmeproleh pembayaran dana
pensiun bulanan
7. Mengalihkan kepesertaan ke DPLK lain
8. Memperoleh manfaat pensiun.

J. Perhitungan Dana Pensiun


Berdasarkan ketetapan undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 167 dan pasal 156 ayat 4, telah ditetapkan bahwa
perusahaan yang membuat program dana pensiun bagi karyawannya, dan
kemudian iuran tersebut akan dibayarkan sepenuhnya oleh perusahaan, maka

20
seorang karyawan tidak berhak mendapatkan pesangon (terdapat pada pasal
156 ayat 2) dan uang penghargaan masa kerja (terdapat pada pasal 156 ayat 3).
Hak yang akan didapatkan atas uang penggantian memiliki ketentuan,
selisih dana dengan nilai dana pensiun yang ada pada perusahaan lebih kecil
dari jumlah dua kali uang pesangon dan 1 kali uang penghargaan atas masa
kerja, kemudian karyawan telah didaftarkan iurannya pada program dana
pensiun.
Jika perusahaan tidak mendaftarkan karyawan pada program dana
pensiun, dan ternyata terdapat karyawan yang terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK), maka perusahaan tersebut wajib memberikan:
 Uang pesangon dengan nilai 2 kali berdasarkan pasal 156 ayat 2
 Uang penghargaan masa kerja 1 kali berdasarkan pasal 156 ayat 3
 Uang penggantian hak berdasarkan pasal 156 ayat 4

Berdasarkan undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan


Sosial Tenaga Kerja pasal 14 ditetapkan bahwa Badan Usaha Milik Negara
yang bertanggung jawab mengelola dana pensiun untuk sektor swasta adalah
JAMSOSTEK. Nilai dana pensiun yang dibayarkan secara sekaligus atau
berkala disebut Jaminan Hari Tua (JHT).

Berdasarkan undang-undang nomor 11 tahun 1969 tentang pensiun,


pekerja (pegawai negeri sipil) dan pensiun janda/duda pekerja karyawan swasta
dan PNS telah ditetapkan kebijakan untuk mendapatkan tunjangan pensiun
bulanan senilai (2.5% dari gaji bulanan x jumlah tahun pengabdian) sampai
80% dan hari tua yang dibayar sekaligus dan telah memasuki usia pensiun,
secara keseluruhan total jumlah dana pensiun yang diberikan adalah 0.6%.

21
Contoh Simulasi Perhitungan Pensiun

Contoh kasus perhitungan besaran iuran untuk program jaminan


pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan setiap bulan oleh
perusahaan:

Seorang karyawan disebuah perusahaan mendapatkan penghasilan


setiap bulan sebesar Rp 10.000.000. Perusahaan tersebut mengikutsertakan
karyawannya ke dalam program jaminan pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan,
maka perhitungannya adalah :

 Dibayar perusahaan, 2% X Rp 8.512.400 = Rp 170.248,-


 Dipotong dari gaji karyawan, 1% X Rp 8.512.400 = Rp 85.124,-

*Batas maksimal upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Iuran


Jaminan Pensiun pada tahun 2019 adalah Rp. 8.512.400

Maka akan didapatkan total iuran jaminan pensiun yang harus


dibayarkan oleh karyawan dan perusahaan tersebut setiap bulan adalah Rp
255.372,-

Setelah mengetahui aturan dana pensiun menurut undang-undang, ada


sebagian pimpinan perusahaan yang berpikir untuk lebih memberikan pesangon
saja dari pada mendaftarkan karyawan ke dalam program Jaminan Pensiun,
seharusnya hal ini merupakan wajib bagi perusahaan karena tentunya memiliki
dampak yang sangat besar untuk kesejahteraan karyawannya.

22
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa dana
pensiun merupakan suatu lembaga yang mengelola program pensiun yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang telah pensiun (sudah tidak produktif). Lembaga ini
sangat baik untuk dijalankan supaya kesejahteraan kehidupan masyarakat dapat
dijamin dihari tuanya.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan selaku penulis kepada para pembaca
lainnya adalah sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami bagaimana
sebenarnya penyelenggaraan dana pensiun di negara kita terutama tentang
operasional dana pensiun syari’ah sehingga kita dapat merealisasinya di
kemudian hari. Untuk itu kita harus membaca banyak referensi serta mencari
informasi yang up to date yang berkaitan dengan dana pensiun syari’ah tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

 Yussiadinda, Malini. “Pengertian Dana Pensiun dan Manfaatnya”. 2019. url:


https://jojonomic.com/blog/dana-pensiun/
 Lubis Suhrawardi K. dan Wajdi Farid. “Hukum Ekonomi Islam”. Jakarta:
Sinar Grafika, 2014. Hal 98
 Al Arif M. Nur Rianto. “Lembaga Keuangan Syari’ah, Suatu Kajian Teoretis
Praktis”. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012. Hal 301-303
 Huda Nurul dan Heykal Mohamad. “Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan
Teoretis dan Praktis”. Jakarta: Kencana, 2010. Hal 337-338
 Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana,
2010. Hal 297-299
 Ibid, hal 312-313
 Cermatidotcom. “Menyiapkan Dana Pensiun Dengan Menabung”. Jakarta.
2015. url : https://www.cermati.com/artikel/menyiapkan-dana-pensiun-dengan-
lembaga-keuangan-cek-ini-dulu
 PT. Taspen Persero, . “Panduan Pengurusan Hak Peserta Program
Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pensiun”. 2003.
 PT. Taspen Persero. “Pedoman Pengurusan Pembayaran Hak Peserta
Program Hari Tua (THT) dan Pensiun”. 2011
 LinoVR, Admin. “Perhitungan dan Peraturan Dana Pensiun menurut
Undang-undang”. 2019. url : https://www.linovhr.com/perhitungan-dan-
peraturan-dana-pensiun/.

iii

Anda mungkin juga menyukai