Kelompok 8 :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa salawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad saw. yang syafa’atnya kita
nantikan kelak di yaumul qiyamah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jauhar
Faradis, S.H.I., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga Keuangan Islam pada
program studi Perbankan Syariah, yang telah memberikan tugas untuk menyusun dan menulis
makalah ini, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Dana Pensiun Syariah” ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari Bapak Jauhar Faradis, S.H.I., M.A. pada mata kuliah
Lembaga Keuangan Islam. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat menambah
pengetahuan serta pemahaman mengenai materi tentang dana pensiun syariah. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan ilmu dan manfaat bagi kami dan para pembaca sekalian.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bagi perusahaan pemberi kerja, program pensiun akan mencegah timbulnya program
pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai bagian dari program produktivitas
perusahaan. Oleh karena itu, apabila semua pihak konsisten dan memiliki peran besar,
maka dalam hal ini peningkatan produktivitas akan meningkat (Rivai, 2007).
Dari uraian singkat di atas, betapa pentingnya dana pensiun bagi setiap orang.
Dengan program pensiun, program ke-sejahteraaan dan pendapatan seseorang dihari tua
akan lebih terjamin. Sementara itu bagi perusahaan, program pensiun dapat menjadi sarana
untuk menjamin produktivitas karyawan, karena dengan ikut program pensiun
dapat menciptakan ketenangan kerja bagi karyawan yang mengetahui bahwa
kesejahteraan dipurna tugasnya telah terjamin, pada gilirannya meraka akan loyal
terhadap perusahaan serta akan bekerja lebih produktif.
3
5. Manajemen pengelolaan dana pensiun syariah
6. Mekanisme dana pensiun lembaga keuangan syariah
4
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
PENUTUP ............................................................................................................................... 17
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dana Pensiun Syariah
Dana Pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu
lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran berkala yang di
bayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang
menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun di mana pembayaran manfaat tersebut
dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu. Dengan kata lain dana pensiun merupakan sebuah
bentuk tabungan, lebih khusus lagi tabungan untuk masa pension (Sanrego, 2015). Sedangkan
dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun
berdasarkan Prinsip Syariah (Fatwa DSN MUI Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 ).
6
uang dan pasar modal syariah atau tidak baik
syariah pasar uang dan pasar
modal.
3 Hasil Investasi/Pengembangan Bagi hasil/profit Dengan menggunakan
Dana syaring/mudharabah imbal hasil berupa
bunga/hasil
pengembangan.
4 Manfaat Pensiun Manfaat pensiun sesuai Tergantung hasil
hasil investasi syariah investasi/nom syariah,
besar manfaat sesuai hasil
investasi non syariah.
Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari 2 atau 3 pihak yang
terlibat. Jika hanya 2 pihak berarti antara pemberi kerja dengan karyawannya sendiri.
Sedangkan jika 3 pihak yaitu pemberi kerja, karyawan dan lembaga pengelola Dana Pensiun,
di mana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan tersendiri, yakni:
Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan Dana Pensiun bagi karyawannya
adalah sebagai berikut:
Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh dengan
adanya pensiun adalah:
7
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
Selanjutnya bagi lembaga pengelola Dana Pensiun tujuan penyelenggaraan
Dana Pensiun adalah:
1. Mengelola Dana Pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan
melakukan berbagai kegiatan investasi.
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
Adapun fungsi program Dana Pensiun bagi para peserta antara lain:
1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum
mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari Dana Pensiun.
2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang
dibayarkan oleh karyawan dapat dilihat setiap bulan sebagai tabungan dari
para pesertanya.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun
sejak bulan pertama sejak mencapai usia pensiun selama seumur hidup
peserta, dan janda/duda peserta.
Menurut UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun terdiri dari tiga jenis :
8
Dana pensiun lembaga asuransi kesehatan adalah sebuah dana pensiun yang dibentuk
oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah
dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa
yang bersangkutan.
Dasar hukum yang digunakan dalam pengelolaan dana pensiun syariah yaitu:
Meski aturan dana pensiun syariah relatif baru diterbitkan, tetapi nasabah dapat
menentukan investasinya sendiri. Jika nasabah memilih instrumen syariah di pasar modal,
maka unsur keraguan dapat dihilangkan. Nasabah cukup menyampaikan pilihan investasinya
ketika mengisi formulir.
Berikut peninjauan dana pensiun syariah pada umumnya dengan nilai-nilai
maqashid syariah:
a. Menjaga agama(hifzd ad-din). Hal ini diwujudkan dengan dana pension lembaga
keuangan syariah menggunakan AlQur’an, hadits, dan hukum Islam lainnya
sebagai pedoman dalam menjalankan segala sistem operasional dan produknya.
Dengan adanya Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional, membuat
9
keabsahan bank tersebut dalam nilai-nilai dan aturan Islam semakin terjamin
dan Insya Allah dapat dipercaya oleh kalangan muslim dan non-muslim.
b. Menjaga jiwa(hifzd an-nafs). Hal ini terwujud dari akad-akad yang diterapkan
dalam setiap transaksi di DPLK syariah. Secara psikologis dan sosiologis
penggunaan akad-akad antar pihak menuntun manusia untuk saling menghargai
dan menjaga amanah yang diberikan. Di sinilah nilai jiwanya. Selain itu, hal ini
juga terwujud dari pihak stakeholder dan stockholder DPLK syariah dimana
dalam menghadapi nasabah dituntut untuk berperilaku, berpakaian, dan
berkomunikasi secara sopan dan Islami.
c. Menjaga akal (hifzd al-aql). Menjaga akalpikiran baik pihak nasabah dan DPLK
syariah. Hal ini terwujud dari adanya tuntutan bahwa pihak DPLK syariah
harus selalu mengungkapkan secara detail mengenai sistem produknya dan dilarang
untuk menutup-nutupi barang sedikit pun. Di sini terlihat bahwa nasabah diajak
untuk berpikir bersama ketika melakukan transaksi di bank tersebut tanpa ada
yang dizalimi oleh pihak DPLK syariah. DPLK syariah ikut mencerdaskan
nasabah dengan adanya edukasi di setiap produk DPLK syariah kepada nasabah
d. Menjaga harta (hifzd al-mal). Hal ini terwujud jelas dalam setiap produk-produk
yang dikeluarkan oleh DPLK syariah dimana DPLK syariah berupaya untuk
menjaga dan mengalokasikan dana nasabah dengan baik dan halal serta
diperbolehkan untuk mengambil profit yang wajar. Selain itu, terlihat juga dari
adanya penerapan sistem zakat yang bertujuan untuk membersihkan harta
nasabah secara transparan dan bersama sama. Selain itu, Agar dimasa usia
pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah
bekerja diperusahaannya.
e. Menjaga keturunan (hifzd al-nasl). Hal ini terwujud dengan terjaganya empat hal di
atas, maka dana nasabah yang Insya Allah dijamin halal akan berdampak baik
bagi keluarga dan keturunan yang dinafkahi dari dana tabungan maupun usahanya
tersebut.
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Dana Pensiun lembaga keuangan konvensional
ini sudah cukup bagus dan memang sangat membantu. Apalagi sebagai pegawai swasta atau
10
negeri yang biasanya tidak punya pensiun, dengan adanya program ini, bolehlah dibilang
sudah punya persiapan untuk hari depan. Mungkin bentuk ini bisa menjadi solusi yang baik
lagi , jika dikelola secara profesional dan tentunya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Masalahnya, justru dalam pandangan syariah, program ini masih perlu dikritisi ulang.
Salah satunya yang paling berat adalah pada sistem depositonya khususnya
dan instrumen lain yang masih saja menggunakan sistem ribawi. Konsep fiqih, khusus
untuk masalah riba, semua ulama sepakat akan beratnya dosa bagi pelakunya, bahkan
sampai-sampai Allah SWT memaklumatkan perang. Jarang sekali ada dosa yang
sampai membuat Allah SWT geram hingga mengajak perang.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan, maka
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat, maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak
dianiaya. (QS. Al-Baqarah: 278-279)
Oleh karena itu, sebagai solusi yang baik, mengganti sistem investasi dan
depositonya dengan yang menggunakan program syariah. Barangkali kalau dapat
diteliti secara cermat, mungkin sudah cukup banyak lembaga keuangan yang berbasis
syariah yang terbaik dalam menggunakan Instrumen yang berorientasi bagi hasil.
Larangan terhadap pemberian dan pengambilan riba sudah jelas dan tegas
dalam Islam. Oleh karena itu maka Bank Islam harus bebas dan bersih dari unsur riba.
Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang
merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara batil,
11
penghematan, dimana penghematan ini tidak dapat dilaksanakan tanpa mengharapkan
balas jasa atas pengorbanannya. Karena itulah bunga sebagai balas jasa atau
perangsang tabungan.
12
transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank
bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai
mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
melakukan mudharabah dengan pihak lain. Modal dalam bentuk tunai dan bukan
piutang dan harus dinyatakan jumlahnya. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam
bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
Kedua, Saham Syariah. Saham syariah merupakan bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah, dan tidak termasuk saham yang
memiliki hak-hak istimewa. Saham syariah dapat diakses pada kelompok Jakarta
Islamic Index (JII). JII adalah papan indeks untuk 30 saham yang sudah
dikategorikan shariah compliance atau tidak bertentangan dengan syariah. Biasanya
JII ini di-review setiap enam bulan sekali. Tapi, bukan hanya saham yang masuk JII
saja yang sudah sesuai dengan ketentuan syariah. Karena JII ini hanya menampung 30
saham terbaik yang sudah sesuai syariah. Di luar JII-pun masih ada saham yang bisa
kita kategorikan sebagai saham yang sesuai dengan kaidah syariah, dan sepertinya
dalam waktu dekat akan disusun indek syariah baru.
Setidaknya ada dua syarat untuk menyatakan bahwa suatu saham bisa
dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah, yaitu: (1) Perusahaan tidak
bertentangan dengan syariat Islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan
manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat, serta memiliki produk yang halal.
Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan
konvensional tentu saja tidak memenuhi kategori ini; dan (2) Semua saham yang
diterbitkan memiliki hak yang sama.
Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap
pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada
kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa
dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan
deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat tentang
bagi hasil. Maka saham yang sesuai syariah adalah saham yang setiap pemiliknya
memiliki hak sama dan proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
Ketiga, Reksa Dana Syari’ah. Merupakan Reksa Dana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip syari’ah, baik dalam bentuk akad antara pemodal
13
sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-
mal dengan pengguna investasi. Saat ini sudah banyak reksadana syariah telah
ditawarkan dan terkategori pada reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang sebagian besar komposisi
portofolio-nya di efek berpendapatan relatif tetap seperti; Obligasi Syariah, SWBI,
Certificate Deposit Mudharabah, Sertifikat Investasi Mudharabah antarbank serta
efek-efek sejenis. Yang termasuk reksadana syariah jenis ini di antaranya; BNI Dana
Syariah (sejak tahun 2004), Dompet Dhuafa-BTS Syariah (2004), PNM Amanah
Syariah (2004), Big Dana Syariah (2004) dan I- Hajj Syariah Fund (2005).
Sedangakan reksadana campuran merupakan reksadana yang sebagian besar
komposisi portofolio ditempatkan di efek yang bersifat ekuitas seperti saham syariah
(JII) dengan campuran beberapa instrumen investasi lain non saham yang
memberikan keuntungan relatif lebih tinggi. Termasuk dalam reksadana ini
diantaranya: Reksadana PNM Syariah (sejak tahun 2000), Danareksa Syariah
Berimbang (2000), Batasa Syariah (2003), BNI Dana Plus Syariah (2004), AAA
Syariah Fund (2004) dan BSM Investa Berimbang (2004).
14
melakukan investasi secara langsung. Sehingga pilihan investasi dana pensiun syariah
lebih luas dan bisa mendapat bagi hasil yang tinggi dari return investasi jenis ini.
Disinilah sebenarnya pendekatan fiqih yang diharapkan dalam pembahasan Mengenai
dana pensiun yang sesuai dengan asas Syari’ahnya, yakni menjauhi riba,
mengutamakan keadilan (kemaslahatan orang banyak) dan mempu membangitkan
nilai-nilai moral yang berlandaskan Ilahiyyah.
Sejauh ini, program pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas
oleh DPLK di beberapa bank dan asuransi syariah. Umumnya, produk DPLK syariah
merupakan salah satu produk penghimpunan dana yang ditawarkan oleh bank atau asuransi
syariah untuk memberikan jaminan kesejahteraan di hari tua atau di akhir masa jabatan
karyawan ataupun nasabahnya.
Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah, umumnya
adalah:
1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha;
2. Usia mininmal 18 tahun atau telah menikah;
3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah;
4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp. 100.000,-;
5. Menyerahkan kopian kartu identitas diri dan kartu keluarga;
6. Membayar biaya pendaftaran;
7. Membayar iuran tambahana berupa premi bagi peserta program Dana Pensiun
plus asuransi jiwa;
8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah;
Umumnya produk Dana Pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah
menawarkan produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus
asuransi jiwa. Karakteristik produk Dana Pensiun dengan konsep tabungan antara
lain, yaitu:
Sedangkan karakteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa antara lain:
15
1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan;
2. Selama masa kepesertaan dilindungi oleh asuransi jiwa;
3. Manfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar:
a. Manfaat auransi apa bila peserta meninggal dunia sebelum memasuki usia
pensiun; dan
b. Total iuran ditambah hasil investasinya apa bila telah memasuki usia pensiun.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dana Pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu
lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran berkala yang di
bayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang
menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun di mana pembayaran manfaat tersebut
dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.
3. 2 Saran
Dengan demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat kepada
pembaca. Apabila ada saran atau kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila terdapat kesalahan, mohon dapat dimaafkan dan memaklumi karena kami
merupakan hamba allah yang tidak luput dari kesalahan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Harrahmawati. (2011). Pelaksana Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bumi
Putra Cabang Padang.
Hasibuan, Rodho I. (2010). Pengelolaan Dana Pensiun dalam Perspektif Syariah. ASAS, Vol.
2, No. 2, Juli 2010.
Iqbal, M. (2020). Maqasid Syariah dan Dana Pensiun Syariah. Indonesian Journal of Islamic
Business and Economics, 2(1), 30-36.
Iqbal, Muhammad. 2020. Maqasid Syariah dan dana pensiun Syariah. Indonesian Journal of
Islamic Business and Economics. Vol. 01, No. 01
Yuliani, M. (2017). Manajemen Lembaga Keuangan Non Bank Dana Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah. Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial
Keagamaan, 17(2), 221-240.
Yuliani, Marifah. Manajemen Lembaga Keuangan Non Bank Dana Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tanjung Redeb.
Diakses dari http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id
18