Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN BANK NON BANK


‘’DANA PENSIUN SYARIAH’’

Dosen Pengampu: Agustina Mutia,S.E.,M.E.I

Disusun Oleh:

Sri Rahayu (501200507)

Rama Lidiansa (501200497)

Suri Oktiana (501200508)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia , sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah
“LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK”. Dalam proses penyusunan
makalah ini kami menjumpai hambatan , namun berkat dukungan materi dari
berbagai pihak , akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup
baik , oleh karena itu melalui kesempatan kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT , meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan , oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
dmei perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas kami
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN.............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB1 PENDAHULUAN...........................................................................................................

1. LATAR BELAKANG..............................................................................................................

2. TUJUAN ............................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Definisi..............................................................................................................................

B. Asas,Tujuan, dn Fungsi......................................................................................................

C. Jenis Dana Pensiun............................................................................................................

D. Sistem Pembayaran Pensiun.............................................................................................

E. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun............................................................................

F. Dana Pensiun Syariah........................................................................................................

G.Kendala Pengelolaan Dana Pensiun...................................................................................

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................

A. KESIMPULAN.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program dana pensiun indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah


maupun swasta.pelaksanaan dana pensiun pemerintah diindonesia antara lain
jamsostek,suatu program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan
BUMN dibawah departemen tenaga kerja dan transmigrasi.namun dapartemen
keuangan memegang peranan dalam pengawasannya(undang undang
No.38/1992).undang undang dana pensiun No.11 tahun 1992 merupakan kerangka
hukum dasar untuk dana pensiun swasta di indonesia.undang undang ini di
dasarkan pada prinsip “kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk
menepatinya’’yaitu walaupun pembentukan program pensiun bersifat sukarela,hak
penerima manfaat harus dijamin.tujuan utama diajukanya undang undang pensiun
adalah untuk menetapkan hak peserta,menyediakan standar peraturan,yang dapat
menjamin diterimanya manfaat manfaat pensiun pada waktunya,untuk
memastikan bahwa manfaat pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.

B. Rumusan Masalah

1.Apa definisi dari dana pensiun


2.Apa tujuan dari dana pensiun

3.Apa fungsi dari dana pensiun

4.Apa saja jenis dari dana pensiun

5.Bagaimana sistem pembayaran dana pensiun

6.Bagaimana cara pengelolaan dana pensiun

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui defenisi dari dana pensiun syariah

2.Untuk mengetahui manfaat dana pensiun syariah

3.untuk mengetahui jenis dana pensiun

4.untuk mengetahui manajemen pengeloaan dana pensiun


BAB II
PEMBAHASAN

A. Dana pensiun syariah

Setiap pekerja membutuhkan kepastian masa tua setelah tidak aktif bekerja
atau setelah pensiun karena kebutuhan tersebut lahir program dana pensiun
yang bertujuan memberikan kepastian masa tua kepada para pekerja setelah
mereka tidak aktif bekerja lagi karena ingin kepastian pada hari tua inilah
pada dasawarsa 1970 one dan 1098 puluhan banyak yang berlomba-lomba
untuk mendaftar menjadi pegawai negeri sipil atau PNS karena adanya
tunjangan pensiun saat ini banyak perusahaan swasta yang telah menyediakan
program dana pensiun bagi para karyawannya baik dengan cara membuka
perusahaan dan sendiri ataupun dengan memerah aja ya kan pengelolaan dana
pensiun kepada lembaga keuangan.

Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan jaminan


kesejahteraan kepada karyawan. Jamunan tersebut diberikan dalam bentuk
manfaat pensiun pada saat karyawan memasuki masa pensiun atau mengalami
kecelakaan. Jamunan tersebut memberikan ketenangan kepada karyawan
karena adanya kepastian masa depan. Secara psikologis, jaminan masa depan
ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga akan
menguntungkan, baik pihak perusahaan maupun karyawan tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992, dana pensiun adalah “Badan


hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun.” Dengan demikian, yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan
yang memiliki badan hukum.

Selanjutnya, pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh


penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun
atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

B. Asas ,Tujuan, dan Fungsi

Berdasarkan undang undang nomor 11 tahun 1992 tentang


penyelenggaraan dana pensiun didasarkan pada Asas Asas sebagai berikut.

1.Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum


pendirinya dana pensiun didukung oleh badan hukum tersendiri dan diurus
serta dikelola berdasarkan ketentuan undang undang
2.Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan penyelenggaraan dana
pensiun berdasarkan Asas ini baik bagi karyawan maupun bagi pekerja
mandiri harus dengan Pemu bukan dana yang dikelola secara terpisah dari
kekayaan pendiri sehingga cukup memenuhi pembayaran hak peserta
3.Asas pembinaan dan pengawasan agar penggunaan kekayaan dana
pensiun terhindar dari kepentingan kepentingan yang dapat mengakibatkan
tidak tercapainya maksud utama mengumpulkan dana yaitu memenuhi hak
peserta perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan yang ke empat Asas
penundaan manfaat penyelenggaraan program dana pensiun dimaksudkan
agar kesinambungan Penghasilan yang menjadi hak peserta maka berlaku
4. Asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta
hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang membayar nya
dilakukan secara berkala yang kelima
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
pembentukan dana pensiun dilakukan atas Prakarsa pemberi kerja untuk
menjanjikan manfaat pensiun1

tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan


perusahaan peserta maupun lembaga pengelola museum dapat dijelaskan
sebagai berikut: 2

1.perusahaan
a. kewajiban moral
b. loyalitas
c. kompetisi pasar tenaga kerja
d. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah
mengabdi di perusahaan
e. Agar saat usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil
yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya
f. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah

2.peserta
A. Rasa aman para peserta terhadap masa yang akan datang karena tetap
memiliki penghasilan saat mereka mencapai usia pensiun.
B. Kompensasi yang lebih baik yaitu peserta mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati masa pada saat mencapai usia
pensiun atau berhenti kerja.

1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainya, Ed.Revisi,Jakarta:Rajawali press,2008,hlm.333-334.
2
Ibid,hlm.326.
3. Penyelenggaraan dana pensiun.
A. Pengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan
B. Turut membantu dan mendukung program pemerintah
C. Sebagai bakti sosial terhadap para peserta.

Adapun fungsi program dana pensiun bagi para peserta antara lain. 3

1. Asuransi yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum


mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari dana pensiun
2.Tabungan yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya.
3.Pensiun yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
serta hasil Pengelolaan nya akan di bayarkan dalam bentuk manfaat
pensiun sejak bulan pertama dan mencapai usia pensiun selama seumur
hidup peserta, dan janda/duda peserta.

Melaksanakan program pensiun agar pihak peserta mendapatkan jaminan


atas masa depannya setelah tidak dapat bekerja lagi norma perhitungan
manfaat pensiun uang pertanggungan dan nilai tunai serta tata cara
pembayarannya ditetapkan sebagai berikut:
1. Manfaat pensiun untuk peserta dan keluarganya didasarkan atas
himpunan iuran dalam cadangan wajib dari masa kepesertaan ditambah
bonus dari cadangan bonus untuk dan atas nama peserta
2. Uang pertanggungan diberikan kepada keluarga dari peserta yang
meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun didasarkan
atas jumlah yuran yang seharusnya terkumpul pada saat peserta tersebut
mencapai usia pensiun
3. Nilai tunai bagi peserta yang berhenti sebelum mencapai masa
kepesertaan tiga tahun hanya didasarkan atas ibu Nani Ura sendiri
ditambah bonus dari cadangan bonus
4. Bagi peserta yang berhenti setelah tiga tahun perhitungan nilai tunai
didasarkan atas himpunan iuran sendiri dan iuran pemberi kerja serta
bonus
5. Pembayaran manfaat pensiun uang pertanggungan dan nilai tunai
ditunjukkan kepada peserta ahli waris peserta ditunjukkan dalam sertifikat
dana pensiun.

3
Y. Sri Susilo,dkk., Bank Lembaga Keuangan Lainya,Jakarta:salemba Empat, 2002,hlm.217-218
Untuk memahami peran dana pensiun dapat dilihat pada undang undang
nomor 11 tahun 1992 sebagai berikut:
1. Sejalan dengan hakikat pembangunan nasional diperlukan
penghimpunan dan dana pengelolaan dana guna memelihara
Kesinambungan penghasilan pada hasil tua dalam rangka mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Dana pensiun merupakan sarana penghimpunan dana guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan pembangunan
nasional yang meningkat dan berkelanjutan

C. Jenis dana pensiun

Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan
menghadap pensiun antara lain sebagai berikut: 4

1. Pensiun normal yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang


usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan
sebagai contoh rata rata usia pensiun di Indonesia adalah 55 tahun
danbeberapa professi tertentu dapat lebih lama lagi seperti guru yang
mencapai usia 60 tahun dan dosen yang mencapai usia 65 tahun.
2. Pensiun dipercepat yaitu jenis pensiun yang diberikan untuk kondisi
tertentu misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan
tersebut.
3. Pensiun ditunda yaitu pensiun yang diberikan kepada para karyawan
yang meminta pensiun sendiri tetapi usia pensiun belum memenuhi untuk
karyawan yang mengajukan tetap keluar dan bensinnya baru dibayar pada
saat usia pensiun tercapai

4. Cacat yaitu pensiun yang diberikan bukan karena usia tetapi lebih
disebabkan peserta Mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak Lagi
untuk dipekerjakan pembayaran pensiun biasanya dihitung berdasarkan
formula manfaat pensiun normal ketika masa kerja dilakuin di Solo lah
sampai usia pensiun normal

4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainya,hlm.327-328.
Dana pensiun menurut undang undang nomor 11 tahun 1992 tentang dana
pensiun dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu:

1. Dana pensiun pemberi kerja atau DPPK


DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan selaku pendiri untuk
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti bagi kepentingan
sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan yang
menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja dengan Demikian
dana pensiun jenis ini disediakan langsung oleh pemberi Kerja
pendirian DPPK ini harus mendapatkan pengesahan dari menteri
keuangan serta perusahaan dapat pengelola sendiri dana pensiun bagi
para karyawannya misalkan dana pensiun Taspen yang bertujuan
mengelola dana pensiun bagi para pegawai negeri sipil atau PNS yang
bekerja bagi negara.

2. Dana pensiun lembaga keuangan atau DPLK


DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti bagi perseorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri
yang terpisah dari DPPK bagi karyawan Bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan bagi masyarakat pekerja mandiri
dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK tidak tertutup
kemungkinan pula bagi karyawan di suatu perusahaan untuk
memanfaatkan dipikirkan sesuai dengan kemampuannya di luar dana
pensiun yang dikelola oleh DPPK pendirian diperkuat oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari materi
keuangan

Persyaratan yang harus dimiliki agar perusahaan asuransi jiwa dapat


menyelenggarakan dana pensiun adalah:
1. Memenuhi tingkat Solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang ngan di bidang asuransi sekurangnya delapan
bulan terakhir.
2. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK yang dibuktikan
dengan kesiapan di bidang organisasi dan personel serta kesiapan
sistem administrasi.
3. Memiliki kinerja investasi yang sehat dalam arti memiliki hasil yang
memadai dari Portofolio investasi dan pendapatan investasi tidak
menyimpang dari ketentuan tentang investasi yang berlaku di bidang
asuransi
4. Memiliki tingkat Kesinambungan pertanggungan yang sehat
sekurangnya dalam dua tahun terakhir.
5. Sanggup menyampaikan laporan hasil penilaian Solvabilitas dan
laporan investasi perusahaan.
6. Telah menjalankan usaha sekurang-kurangnya lima tahun

Adapun bank umum yang mendirikan DPLK harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi tingkat kesehatan bank.
2. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun.
3. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat
kesehatan bank baik secara keseluruhan maupun aspek Permodalan
kualitas Aktiva produktif dan pemenuhan beb MPK setiap Triwulan

D. Sistem pembayaran pensiun

Ada dua jenis pembayaran uang pensiun yang biasa dilakukan oleh
perusahaan baik untuk program pensiun manfaat pasti BPMP maupun
program pensiun iuran pasti PP IP ketentuan ini sesuai dengan
keputusan menteri keuangan nomor 343/KMK.017/1998 tanggal 13
Juli 1998. Menurut ketentuan ini pembayaran pensiun dapat dilakukan
dengan dua rumus yang tersedia yaitu rumus bulanan atau rumus
sekaligus.

1. Program pensiun manfaat pasti PPMP.


2. Pembayaran pensiun sekaligus dilakukan oleh perusahaan dengan
pertimbangan antara lain bahwa:

a. Perusahaan tidak mau pusing dengan karyawan yang sudah pensiun.


b. Untuk memberikan kesempatan kepada pensiun agar pengusaha
akan uang pensiun yang diperoleh nya untuk berusaha karena biasanya
penerima pensiun sekaligus uangnya dalam jumlah besar.
c.karena permintaan pensiun itu sendiri
E. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun

Pendanaan program pensiun, baik dalam rangka memenuhi


ketentuan maupun untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan |
akan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya
digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi.
Penggunaan secara produktif atas kekayaan dana pensiun akan
mengurangi biaya-biaya langsung program pensiun manfaat pasti dan
meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi pensiun
iuran pasti. Dana pensiun biasanya mengembangkan kebijakan
investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya.

Akan tetapi, tidak semua progam pensiun memiliki kebijakan


investasi formal. Kalaupun ada, biasanya relatif sederhana dan banyak
yang didelegasikan kepada "perusahaan investasi atau perusahaan
asuransi. Pada prinsipnya, dana pensiun dapat melakukan investasi
dalam berbagai bentuk. Portofolio investasi dana pensiun umumnya
didominasi dalam bentuk saham, obligasi jangka menengah-panjang,
instrumen pasar uang, kontrak anuitas grup dan jenis investasi lainnya.
Porsi yang relatif lebih kecil diinvestasikan dalam real estate, surat-
surat berharga asing, dan Instrumen investasi baru yang dapat
menawarkan prospek yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata.

Dana pensiun di Indonesia masih belum diperkenankan melakukan


investasi dalam surat-surat berharga yang diterbitkan pihak luar negeri.
Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada deposito
berjangka di bank, deposito on call di bank, sertifikat deposito di bank,
obligasi yang tercatat di bursa efek, tanah, bangunan, tanah dan
bangunan, reksa dana, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga yang
diterbitkan pemerintah, saham, surat pengakuan utang badan hukum
RI, penyertaan atau penempatan langsung pada badan hukum RI.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/ PMK.010/2008
tentang Investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya
pada:

A. Surat berharga negara,


B. Tabungan pada bank,
C. Deposito berjangka pada bank,
D. Deposito on call pada bank:
E. Sertifikat deposito pada bank:
F. Sertifikat Bank Indonesia:
G. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia
h. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia,
i. Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia
j. unit penyertaan reksa dana dari:

1. Reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana
campuran, dan reksa dana saham,
2.Reksa dana terproteksi, reksa dana dengan penjaminan dan reksa
dana indeks:
3. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas:
4. Reksa dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek,

K. Efek beragun aset dari kontrak investasi kolektif efek beragun aset,
l. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi
kolektif:
m. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia,
n. Penempatan langsung pada saham,
O. Tanah di Indonesia: dan/atau:
P. Bangunan di Indonesia.

Bagi dana pensiun yang beroperasi secara syariah, kebijakan investasi


harus memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya boleh
dilakukan pada instrumen-instrumen yang dibenarkan menurut Fatwa
DSN-MUI. Dana pensiun syariah harus mengelola dan
menginvestasikan dananya pada portofolio instrumen syariah. Hampir
seluruh investasi yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Keuangan di
atas sudah tersedia dalam bentuk instrumen syariah.

Kebijakan investasi dan pensiun syariah di samping terpenuhinya


prinsip syariah, minimal mencakup komponen:5
1. (Tingkat keuntungan (rate of return), yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan
memerhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas.

5
Andri Soemitra ,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:KENCANA,2009,hlm298-299.
2. Risiko yang dapat diterima, yaitu penentuan jumlah risiko yang
mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi.
3.Kebutuhan likuiditas, dana pensiun membutuhkan likuiditas lebih
kecil. Apabila ada kebutuhan likuiditas khusus, perlu ditetapkan dalam
pedoman kebijakan investasi.

F. Dana Pensiun Syariah

Sejauh ini, program pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan


secara terbatas oleh DPLK di beberapa bank dan asurang syariah.
Umumnya, produk DPLK syariah merupakan salah saty produk
penghimpunan dana yang ditawarkan oleh bank dan asuransi Syariah
untuk memberikan jaminan kesejahteraan hari tua atau akhir, masa
jabatan karyawan ataupun nasabahnya.

Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah,


umumnya adalah:

1. peserta merupakan perseorangan atau badan usaha,


2. usia minimal 18 tahun atau telah menikah,
3. mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah.
4. iuran dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp.100.000:
5. menyerahkan kopian kartu identitas diri dan kartu keluarga,
6.membayar biaya pendaftaran,
7. membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana
pensiun plus asuransi jiwa,
8. memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah.

Umumnya, produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah


adalah produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun
plus asuransi jiwa. Karakteristik produk dana pensiun dengan konsep
tabungan, antara lain:
1. berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatu'
2. dalam ketentuan, selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh
asuransi jiwa,
3.manfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil investasinnya
.

G. Kendala Pengelolaan Dana Pensiun Syariah

Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di


Indonesia dengan sejumlah alasan berikut.

1. Masih sedikit proporsi masyarakat yang mau mengikuti program dana


pensiun, kecuali pegawai negeri yang secara otomatis menjadi anggota
Taspen dan Askes. Pegawai swasta dan pegawai mandiri (wiraswasta)
yang jumlahnya sangat besar sangat potensial untuk menjadi target pasar
program dana pensiun syariah.

2. Dengan berkembangnya lembaga keuangan dan bisnis syariah, SDM


yang bekerja dalam institusi tersebut menjadi pasar khusus yang jelas
bagi dana pensiun syariah.

3.Rasa percaya, rasa memiliki, dan kesadaran masyarakat terhadap


pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik
akan menjadi modal dasar yang penting untuk terus memperbesar
konsumen dan nasabah yang loyal, terutama bagi dana pensiun syariah
Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal
apabila dibandingkan dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini
terjadi disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi, yang
terlihat dalam beberapa hal berikut.

1.Dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika , perbankan,


asuransi, dan pasar modal syariah sudah memiliki . dan masuk dalam
road map strategi pengembangan masing5 masing industri, dana pensiun
syariah belum disentuh sedikit pun dalam Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Industri Dana “Pensiun Tahun 2007-2011. ,

2. Dalam konteks regulasi. Jika perbankan, asuransi, obligasi, dan reksa


dana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa
DSN-MUI, dana pensiun syariah belum ada | satu pun peraturan dan
fatwa yang mendukung. Dengan demikian, regulasi sebagai kerangka
operasional dana pensiun Syariah hanya mengacu pada peraturan dana
pensiun yang | umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat
khusus.

3. Ketentuan investasi langsung dalam UU No. 11/1992 tentang Dana


Pensiun. Selama ini, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah
mengeluhkan produk investasi terikat (mudharabah
mugayyadah/resriched investment) yang berpotensi besar, tidak dapat
dimasuki oleh DPLK syariah. Produk mudharabah mugayyadah
merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti atau
infrastuktur dengan nilai proyek yang sangat besar. Selama ini, bank
syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur dengan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BPMK). Hal ini menjadi peluang
investasi yang menarik bagi DPLK Syariah. Jika dana pensiun syariah
masuk, bagi hasil mencapai 20-30% dari return investasi jenis ini.

4. Instrumen investasi dana pensiun syariah perlu dimasukkan ke dalam


revisi UU Dana Pensiun. DPLK syariah memerlukan regulasi itu untuk
memperluas instrumen investasi yang sesuai dengan karakternya.
Keterbatasan instrumen investasi ini kemudian berakibat dana kelolaan
dana pensiun syariah justru banyak ditanam dalam bentuk deposito
syariah, baik rupiah maupun valas, juga obligasi, saham, dan reksa dana
syariah.
DAFTAR PUSTAKA

M. Nur Rianto Al Arif. 2020. Lembaga Keuangan syariah Suatu


Kajian Teoritis Praktis. Bandung: CV Pustaka setia
Andri Soemitra, . Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2009

Anda mungkin juga menyukai