Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Nadine Cailla Jea Ananta (2021110025)
2. Shifa Nur Aulia Putri (2021110030)
3. Vhenny Laura (2021110034)
4. Anita Fitriana (2011110035)
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirah Allah SWT, atas
rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa, shalawat serta salam tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kita
selaku umatnya.
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas
selesainya tugas makalah ini guna memenuhi nilai dari mata kuliah bank
dan lembaga keuangan lainnya yang berjudul “DANA PENSIUN DAN
PEGADAIAN”.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang
berkontribusi dengan memberikan ide baik pikiran maupun informasi yang
ada. Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
B. Tujuan Pembahasan.................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
1. Dana Pensiun............................................................................................................5
C. Manfaat Pensiun.......................................................................................................6
2. Pegadaian...............................................................................................................11
B. Tujuan Pegadaian...................................................................................................12
E. Manfaat Pegadaian.................................................................................................13
BAB III..........................................................................................................................14
KESIMPULAN..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, maka Pegadaian
merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya
adalah pembiayaan. Secara umum, tujuan Perum Pegadaian adalah penyedia
dana dengan prosedur sederhana bagi masyarakat luas terutama bagi kalangan
bawah untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Perum Pegadaian juga
diharapkan untuk menekan munculnya lembaga keuangan nonformal yang
cenderung merugikan masyarakat seperti rentenir, bank kredit gelap dan lain-
lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka makalah ini memiliki
judul “Dana Pensiun dan Pegadaian”.
B. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Dana Pensiun
a. Untuk mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
b. Untuk mengetahui tujuan dari Dana Pensiun
c. Untuk mengetahui manfaat dari Dana Pensiun
d. Untuk mengetahui Sistem Pembayaran manfaat Pensiun
e. Untuk mengetahui Asas Dana Pensiun
f. Untuk mengetahui Peraturan Dana Pensiun
2. Pegadaian
a. Untuk mengetahui Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
b. Untuk mengetahui Tujuan dari Pegadaian
c. Untuk mengatahui Barang Jaminan Pegadaian
d. Untuk mengetahui Sumber Pendanaan Pegadaian
e. Untuk mengetahui Manfaat Pegadaian
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Dana Pensiun
A. Pengertian Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Siamat (2005: 704), Dana Pensiun
merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan karyawan suatu perusahaan,
terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat
dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga -lembaga keuangan
yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum
atau perusahaan asuransi jiwa.
5
2. Karyawan, tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta
antara lain adalah:
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki
penghasilan pada saat mencapai usia pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan
kompensasi, meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/ berhenti
bekerja.
C. Manfaat Pensiun
Menurut Siamat (2005 : 705-708), manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan
dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Pensiun normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah di mana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiun, di mana karyawan berhak untuk pensiun penuh. Seringkali,
karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan
yang sesungguhnya.
2. Pensiun dipercepat (Early Ratirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum
mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu alasan lain, karyawan
mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat.
Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana pensiun
dimana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun
normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu misalnya
50 tahun, harus memenuhi masa kerja minimum misalnya, 10, 15 atau 20 tahun, dan
memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. beberapa peraturan pensiun mengatur
bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila karyawan telah mencapai
usia tertentu misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan
mengalami cacat tetap.
6
Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun dipercepat
biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah pensiun yang telah
terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan actuarial equivalent ini
akan sangat mengurangi manfaat pensiun dari jumlah yang seharusnya diterima.
Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (13) UU No. 11
Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada saat
peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun. Selanjutnya menurut ketentuan
ini peserta dana pensiun yang mengikuti program pensiun manfaat pasti, apabila
berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum
mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima pensiun ditunda yang besarnya
sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaannya
sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana pensiun yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, apabila berhenti bekerja setelah
memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun
dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja beserta hasil
pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat pensiun
cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, dimana
masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.
7
Sulit untuk menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran
manfaat tersebut, karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat tersebut.
Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran
manfaat dengan cara sekaligus karena nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih
tinggi daripada waktu yang akan datang. Selain itu, manfaat yang diterima secara lump
sum dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu.
Hal ini akan berlaku apabila setiap orang bertindak sebagaimana asumsi tersebut.
Namun, tidak semua orang dapat berbuat demikian. Bahkan dalam banyak hal,
pembayaran secara lump sum oleh yang bersangkutan mungkin akan habis dikonsumsi,
dan apabila bekas karyawan, dalam hal ini penerima manfaat, tidak dapat mengelola
manfaat dimaksud, maka untuk masa yang akan datang, yang bersangkutan akan
mengalami kesulitan keuangan. Dengan demikian, dana pensiun tidak lagi sesuai
dengan tujuan pembentukannya sebagai jaminan hari tua. Selain itu, bila kita lihat dari
persepsi makro, pemberian manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi
karena sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan
segera, sehingga tidak ada sisa sedikit pun untuk investasi.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut banyak perusahaan, baik swasta
maupun milik negara termasuk pemerintah, memberikan manfaat kepada karyawan
yang telah mencapai usia pensiun dengan jalan menggunakan system pembayaran
secara berkala (anuitas). Kebijakan semacam ini juga diberlakukan di Indonesia sesuai
UU No. 11 Tahun 1992.
8
Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan kekayaan dana pensiun dari
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksut utama
pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi hak peserta. Dalam pelaksanaanya, pembinaan
dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan dan pengawasan atas investasi
kekayaan dan pensiun.
4. Asas penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi
pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan penghasilannya
terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengaharuskan
bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang
pembayarannya dilakukan secara berkala.
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
Berdasarkan asas ini, keputusan pembentukan membentuk dana pensiun merupakan
prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya yang
membawa konsekuensi pendanaan. Dengan hal ini prakarsa tersebut harus didasarkan
pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus diperhatikan adalah
bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang
membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai pada saat dana pensiun terpaksa
dibubarkan.
9
4. Sumber pembiayaannya
Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan dana
pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh
karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam
peraturan dana pensiun. Manfaat program pensiun untuk program pensiun manfaat pasti
antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5% dari
pasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
1) Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari
penghasilan dasar pensiun
2) Manfaat pennsiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar
pensiun
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya
pensiun janda/duda
3. Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar
pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya
iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada Dana
Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu dan
lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right. Hal-hal
yang dimaksud adalah:
10
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia
pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima)tahun berhak atas iurannya
sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan memiliki
masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri dan
iuran perusahaan, ditambah bunga.
5. Kekayaan Dana Pensiun
Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas:
a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain
2. Pegadaian
B. Tujuan Pegadaian
Menurut Siamat (2005 : 745), sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan
pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan. Oleh karena itu Perum Pegadaian bertujuan untuk :
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional peda umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak
wajar lainnya.
E. Manfaat Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 222-223), terdapat beberapa manfaat dari
pegadaian yang dilihat dari sisi nasabah dan Perum Pegadaian.
1. Bagi nasabah
a. Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
b. Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
c. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2. Bagi Perum Pegadaian
a. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang
telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
b. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara dalam
bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
13
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan di atas, maka makalah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan yang mengelola program pensiun
yang di maksutkan untuk memberikan kesejahteraan para karyawan perusahaan yang
telah pensiun.
2. Tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah :
1) Bagi pemberi kerja yaitu kewajiban moral, loyalitas, kompetensi pasar tenaga
kerja.
2) Bagi karyawan rasa aman terhadap masa ang akan datang.
3. Manfaat pensiun adalah manfaat normal, pensiun dipercepat, pensiun ditunda
dan pensiun dipercepat.
4. Sistem pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pembayaran secara sekaligus (lump sum) dan pembayaran secara berkala
(anuity)
5. Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992
didasarkan pada asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan hukum
pendirinya, asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan, asas pembinaan &
pengawasan, asas penundaan manfaat, asas kebebasan untuk membentuk atau tidak
membentuk dana pensiun.
6. Hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun meliputi
siapa yang berhak menjadi peserta, manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam
bentuk apa, kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta, sumber pembiayaanya.
7. Perum Pegadaian bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang
pelaksanaan kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional berupa penyaluran uang pinjaman.
8. Kegiatan operasional yang dilakukan perum pegadaian meliputi menyalurkan
uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai, menerima jasa taksiran,
menerima jasa titipan, bekerja sama dengan pihak ketiga.
14
9. Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pegadaian adalah
barang bergerak.
10. Sumber pendanaan perum pegadaian berasal dari modal sendiri, penyertaan
modal pemerintah, jaminan jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka panjang
dari KLBI, dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
11. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian kepada masyarakat
adalah pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai, penaksiran nilai barang, penitipan
barang dan jas lain.
12. Proses peminjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai adalah
penyaluran dan penggolongan uang pinjaman, penaksiran, prosedur pemberian dan
pelunasan pinjaman.
13. Manfaat pegadaian dapat dilihat dari sisi nasabah dan perum pegadaian, yaitu:
a. Bagi nasabah
1) Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
2) Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
3) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
b. Bagi Perum Pegadaian
1) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang
telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
2) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara dalam
bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
15
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, T & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Edisi ke lima. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmia: Skripsi, Tesis,
Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitihan. Edisi Kelima. Malang :
Universitas Negeri Malang.
UU RI No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun. (online). (www.
Sjdih .depkeu .go. id ). Diakses 5 Oktober 2017.
16
17