Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Dana Pensiun Dan Pegadaian

Disusun Oleh :

Kelompok 5
1. Nadine Cailla Jea Ananta (2021110025)
2. Shifa Nur Aulia Putri (2021110030)
3. Vhenny Laura (2021110034)
4. Anita Fitriana (2011110035)

Dosen pengampu : Maryani, S.E.,M.M

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Program Studi Manajemen
Universitas Prabumulih
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirah Allah SWT, atas
rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa, shalawat serta salam tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kita
selaku umatnya.
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas
selesainya tugas makalah ini guna memenuhi nilai dari mata kuliah bank
dan lembaga keuangan lainnya yang berjudul “DANA PENSIUN DAN
PEGADAIAN”.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang
berkontribusi dengan memberikan ide baik pikiran maupun informasi yang
ada. Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Prabumulih , 15 maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4

B. Tujuan Pembahasan.................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................................5

1. Dana Pensiun............................................................................................................5

A. Pengertian Dana Pensiun.........................................................................................5

B. Tujuan Dana Pensiun...............................................................................................5

C. Manfaat Pensiun.......................................................................................................6

D. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun......................................................................7

E. Asas Dana Pensiun...................................................................................................8

F. Peraturan Dana Pensiun...........................................................................................9

2. Pegadaian...............................................................................................................11

A. Pengertian dan Status Hukum Pegadaian...............................................................11

B. Tujuan Pegadaian...................................................................................................12

C. Barang Jaminan Pegadaian....................................................................................12

D. Sumber Pendanaan Pegadaian...............................................................................13

E. Manfaat Pegadaian.................................................................................................13

BAB III..........................................................................................................................14

KESIMPULAN..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya untuk memberikan jaminan
kesejahteraan pada karyawan. Menurut Siamat (2005: 703), dana pensiun
merupakan salah satu alternatif untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh pemberi kerja
atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun (Budisantoso & Triandaru,
2006: 268). Bagi pegawai atau karyawan dana pensiun akan memperkecil risiko-
risiko yang akan dihadapi dalam hidupnya, misalnya risiko kecelakaan, pensiun,
atau suatu hal yang menyebabkan cacat tubuh. Risiko-risiko tersebut akan
memberikan dampak financial bagi karyawan dan keluarga. Sehingga akan
menimbulkan kesejahteraannya terganggu, terutama bagi yang memiliki jumlah
tanggungan keluarga yang banyak.
Untuk mengatasi timbulnya keadaan tersebut, maka perusahaan swasta
maupun pemerintah menyelenggarakan program pensiun. Selanjutnya, untuk
lebih memotivasi tenaga kerja dalam peningkatan produktivitas serta untuk
memberikan nilai guna dan hasil yang optimal dalam penyelenggaraan program
pensiun, pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun. Dana pensiun diharapkan akan menjadi salah satu alternatif
pembiayaan sehingga akan memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan.
Uang tunai dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan yang harus
dimiliki setiap orang. Namun, banyak orang yang dalam kehidupannya kurang
atau tidak mempunyai uang tunai ketika dalam keadaan mendesak, seperti biaya
uang gedung sekolah dan biaya kesehatan yang serius. Dengan adanya keadaan
yang ada di masyarakat tersebut, Pegadaian adalah tempat dimana seseorang
bisa datang meminjam uang dengan barang-barang pribadi sebagai jaminannya
(Budisantoso & Triandaru, 2006: 211). Menurut Siamat (2005: 743), Pegadaian
merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai.

4
Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, maka Pegadaian
merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya
adalah pembiayaan. Secara umum, tujuan Perum Pegadaian adalah penyedia
dana dengan prosedur sederhana bagi masyarakat luas terutama bagi kalangan
bawah untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Perum Pegadaian juga
diharapkan untuk menekan munculnya lembaga keuangan nonformal yang
cenderung merugikan masyarakat seperti rentenir, bank kredit gelap dan lain-
lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka makalah ini memiliki
judul “Dana Pensiun dan Pegadaian”.

B. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Dana Pensiun
a. Untuk mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
b. Untuk mengetahui tujuan dari Dana Pensiun
c. Untuk mengetahui manfaat dari Dana Pensiun
d. Untuk mengetahui Sistem Pembayaran manfaat Pensiun
e. Untuk mengetahui Asas Dana Pensiun
f. Untuk mengetahui Peraturan Dana Pensiun
2. Pegadaian
a. Untuk mengetahui Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
b. Untuk mengetahui Tujuan dari Pegadaian
c. Untuk mengatahui Barang Jaminan Pegadaian
d. Untuk mengetahui Sumber Pendanaan Pegadaian
e. Untuk mengetahui Manfaat Pegadaian

BAB II
PEMBAHASAN

4
1. Dana Pensiun
A. Pengertian Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Siamat (2005: 704), Dana Pensiun
merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan karyawan suatu perusahaan,
terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat
dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga -lembaga keuangan
yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum
atau perusahaan asuransi jiwa.

B. Tujuan Dana Pensiun


Menurut Siamat (2005 : 705), menjelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan
program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari karyawan.
Tujuan penyelenggaraan dana pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemberi kerja, tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau
pemberi kerja adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun
b. Loyalitas
Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan
mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total
kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan
memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang
berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja.

5
2. Karyawan, tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta
antara lain adalah:
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki
penghasilan pada saat mencapai usia pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan
kompensasi, meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/ berhenti
bekerja.

C. Manfaat Pensiun
Menurut Siamat (2005 : 705-708), manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan
dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Pensiun normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah di mana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiun, di mana karyawan berhak untuk pensiun penuh. Seringkali,
karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan
yang sesungguhnya.
2. Pensiun dipercepat (Early Ratirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum
mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu alasan lain, karyawan
mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat.
Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana pensiun
dimana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun
normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu misalnya
50 tahun, harus memenuhi masa kerja minimum misalnya, 10, 15 atau 20 tahun, dan
memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. beberapa peraturan pensiun mengatur
bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila karyawan telah mencapai
usia tertentu misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan
mengalami cacat tetap.

6
Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun dipercepat
biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah pensiun yang telah
terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan actuarial equivalent ini
akan sangat mengurangi manfaat pensiun dari jumlah yang seharusnya diterima.

3. Pensiun Ditunda (Deffered Retiremet)

Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (13) UU No. 11
Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada saat
peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun. Selanjutnya menurut ketentuan
ini peserta dana pensiun yang mengikuti program pensiun manfaat pasti, apabila
berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum
mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima pensiun ditunda yang besarnya
sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaannya
sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana pensiun yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, apabila berhenti bekerja setelah
memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun
dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja beserta hasil
pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat pensiun
cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, dimana
masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.

D. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun


Menurut Siamat (2005: 708 ), cara pembayaran manfaat pensiun (benefit) kepada
karyawan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu:
1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)
2. Pembayaran secara berkala (annuity)

7
Sulit untuk menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran
manfaat tersebut, karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat tersebut.
Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran
manfaat dengan cara sekaligus karena nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih
tinggi daripada waktu yang akan datang. Selain itu, manfaat yang diterima secara lump
sum dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu.
Hal ini akan berlaku apabila setiap orang bertindak sebagaimana asumsi tersebut.
Namun, tidak semua orang dapat berbuat demikian. Bahkan dalam banyak hal,
pembayaran secara lump sum oleh yang bersangkutan mungkin akan habis dikonsumsi,
dan apabila bekas karyawan, dalam hal ini penerima manfaat, tidak dapat mengelola
manfaat dimaksud, maka untuk masa yang akan datang, yang bersangkutan akan
mengalami kesulitan keuangan. Dengan demikian, dana pensiun tidak lagi sesuai
dengan tujuan pembentukannya sebagai jaminan hari tua. Selain itu, bila kita lihat dari
persepsi makro, pemberian manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi
karena sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan
segera, sehingga tidak ada sisa sedikit pun untuk investasi.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut banyak perusahaan, baik swasta
maupun milik negara termasuk pemerintah, memberikan manfaat kepada karyawan
yang telah mencapai usia pensiun dengan jalan menggunakan system pembayaran
secara berkala (anuitas). Kebijakan semacam ini juga diberlakukan di Indonesia sesuai
UU No. 11 Tahun 1992.

E. Asas Dana Pensiun


Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992 didasarkan
pada asas-asas berikut.
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan hukum pendirinya
Asas ini didukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi dana pensiun yang
diurus serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan
Dengan asas ini, program pensiun baik bagi karyawan maupun bagi pemberi kerja
mandiri haruslah dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan
pendiri, sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta.
3. Asas pembinaan dan pengawasan

8
Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan kekayaan dana pensiun dari
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksut utama
pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi hak peserta. Dalam pelaksanaanya, pembinaan
dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan dan pengawasan atas investasi
kekayaan dan pensiun.
4. Asas penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi
pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan penghasilannya
terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengaharuskan
bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang
pembayarannya dilakukan secara berkala.
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
Berdasarkan asas ini, keputusan pembentukan membentuk dana pensiun merupakan
prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya yang
membawa konsekuensi pendanaan. Dengan hal ini prakarsa tersebut harus didasarkan
pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus diperhatikan adalah
bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang
membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai pada saat dana pensiun terpaksa
dibubarkan.

F. Peraturan Dana Pensiun


Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian antara
pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu peraturan yang
lazimnya disebut dengan peraturan dana pensiun, yang berlaku baik bagi karyawan
maupun pemberi kerja. di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak dan kewajiban
kedua belah pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun ini adalah bagian dari perjanjian
kerja (labor agreement).
Menurut Siamat (2005 : 709), hal-hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu
peraturan pensiun antara lain meliputi sebagai berikut.
1. Siapa yang berhak menjadi peserta
2. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
3. Kapan dapat menikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta

9
4. Sumber pembiayaannya
Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan dana
pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh
karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam
peraturan dana pensiun. Manfaat program pensiun untuk program pensiun manfaat pasti
antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5% dari
pasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
1) Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari
penghasilan dasar pensiun
2) Manfaat pennsiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar
pensiun
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya
pensiun janda/duda
3. Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar
pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya
iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada Dana
Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu dan
lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right. Hal-hal
yang dimaksud adalah:

10
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia
pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima)tahun berhak atas iurannya
sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan memiliki
masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri dan
iuran perusahaan, ditambah bunga.
5. Kekayaan Dana Pensiun
Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas:
a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain

2. Pegadaian

A. Pengertian dan Status Hukum Pegadaian


Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, disebutkan bahwa gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lainatas namanya, dan
yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan
dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya; dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.
1. Perusahaan Umum Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 212), perusahaan umum pegadaian adalah
satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran
dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-
undnag Hukum Perdata Pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman
kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh
kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana
11
mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun
mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaakan oleh lembaga keuangan seperti
lintah darat dan pengijon untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang
sangat tinggi.
2. Status Hukum Pegadaian
Pada masa Pemerintah Republik Indonesia, Dinas Pegadaian merupakan kelanjutan
dari pemerintah Hindia Belanda dan status pegadaian diubah menjadi Perusahaan
Negara (PN). Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 Prp. 1960 jo. Peraturan
Pemerintah RI No. 178 Tahun 1961 tanggal 3 Mei 1961 tentang pendirian Perusahaan
Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian, status badan hukum PN Pegadaian tersebut
berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.
7 tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969 tentang perubahan kedudukan PN Pegadaian
menjadi jawatan Pegadaian jo. UU No. 9 tahun 1996 tanggal 1 Agustus 1969 dan
penjelasannya mengenai bentuk-bentuk usaha negara dalam Perusahaan Jawatan
(perjan). Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
10 Tahun 1990 tanggal 10 April 1990.

B. Tujuan Pegadaian
Menurut Siamat (2005 : 745), sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan
pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan. Oleh karena itu Perum Pegadaian bertujuan untuk :
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional peda umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak
wajar lainnya.

C. Barang Jaminan Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), jenis barang yang dapat diterima sebagai barang
jaminan pada prinsipnya adalah barang bergerak antara lain :
1. Barang-barang perhiasan : semua perhiasan yang terbuat dari emas, perhiasan
perak, platina baik yang perhiasan intan, mutiara, batu maupun tidak.
2. Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, tape recorder, video, radio cassete.
3. Kendaraan : sepeda, sepeda motor, mobil
12
4. Barang-barang rumah tangga : barang pecah belah.
5. Mesin : mesin jahit dan mesin motor kapal
6. Tekstil : kain batik, permadani
7. Barang-barang lain yang dianggap bernilai

D. Sumber Pendanaan Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak
diperkenankan meghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, misalnya : giro, diposito dan tabungan, sebagaimana halnya dengan sumber
dana konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Perum Pegadaian
memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut :
1. Modal sendiri
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4. Pinjaman jangka panjang yang bersal dari KLBI
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

E. Manfaat Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 222-223), terdapat beberapa manfaat dari
pegadaian yang dilihat dari sisi nasabah dan Perum Pegadaian.
1. Bagi nasabah
a. Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
b. Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
c. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2. Bagi Perum Pegadaian
a. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang
telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
b. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara dalam
bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.

13
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan di atas, maka makalah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan yang mengelola program pensiun
yang di maksutkan untuk memberikan kesejahteraan para karyawan perusahaan yang
telah pensiun.
2. Tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah :
1) Bagi pemberi kerja yaitu kewajiban moral, loyalitas, kompetensi pasar tenaga
kerja.
2) Bagi karyawan rasa aman terhadap masa ang akan datang.
3. Manfaat pensiun adalah manfaat normal, pensiun dipercepat, pensiun ditunda
dan pensiun dipercepat.
4. Sistem pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pembayaran secara sekaligus (lump sum) dan pembayaran secara berkala
(anuity)
5. Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992
didasarkan pada asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan hukum
pendirinya, asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan, asas pembinaan &
pengawasan, asas penundaan manfaat, asas kebebasan untuk membentuk atau tidak
membentuk dana pensiun.
6. Hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun meliputi
siapa yang berhak menjadi peserta, manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam
bentuk apa, kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta, sumber pembiayaanya.
7. Perum Pegadaian bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang
pelaksanaan kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional berupa penyaluran uang pinjaman.
8. Kegiatan operasional yang dilakukan perum pegadaian meliputi menyalurkan
uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai, menerima jasa taksiran,
menerima jasa titipan, bekerja sama dengan pihak ketiga.

14
9. Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pegadaian adalah
barang bergerak.
10. Sumber pendanaan perum pegadaian berasal dari modal sendiri, penyertaan
modal pemerintah, jaminan jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka panjang
dari KLBI, dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
11. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian kepada masyarakat
adalah pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai, penaksiran nilai barang, penitipan
barang dan jas lain.
12. Proses peminjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai adalah
penyaluran dan penggolongan uang pinjaman, penaksiran, prosedur pemberian dan
pelunasan pinjaman.
13. Manfaat pegadaian dapat dilihat dari sisi nasabah dan perum pegadaian, yaitu:
a. Bagi nasabah
1) Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
2) Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
3) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
b. Bagi Perum Pegadaian
1) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang
telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
2) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara dalam
bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, T & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Edisi ke lima. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmia: Skripsi, Tesis,
Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitihan. Edisi Kelima. Malang :
Universitas Negeri Malang.
UU RI No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun. (online). (www.
Sjdih .depkeu .go. id ). Diakses 5 Oktober 2017.

UU RI No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ke Empat Atas Undang-undang


Nomor 7 Tahun 1983 Pajak Penghasilan. (online). (Ketentuan.pajak.go.id).
Diakses 7 Oktober 2017.

16
17

Anda mungkin juga menyukai