Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK 8

PASAR MODAL

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuiah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu: Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc, M.A.

Disusun Oleh :

Linda Kherinisa (11190440000012)

Luthfiyah Supandi (11190440000013)

Muhammad Azhar Riansyah (11190440000045)

Farouq Muhammad (11190440000101)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur telah disampaikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang menjadikan
ilmu pengangkat derajat bagi para pemiliknya. Dengan rahmat dan hidayah-Nya pula kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
besar nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membwa kita dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh keilmuan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., M.A. sebagai
dosen penanggung jawab mata kuliah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pasar
Modal dan Reksadana. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari seluruh anggota
kelompok sehingaa dapat mempelancar kegiatan perkuliahan. Untuk itu menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami dengan senang hati
membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kata yang kurang berkenan di
dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar – besarnya. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala
senantiasa meridhoi usaha kita. Aamiin ya rabbal alamin.

Jakarta, 15 Mei 2022


DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. PASAR MODAL ............................................................................................................................. 6
1) Prinsip Pasar Modal Syariah ..................................................................................................... 6
2) Emiten yang Memberikan Efek Syariah .................................................................................. 7
B. REKSADANA SYARIAH .............................................................................................................. 9
C. PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI.................................................................. 15
D. PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI ........................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dengan cara
menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik adalah bagian dari investasi yang
disebut dengan Pasar Modal. Menurut Undang-Undang, Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.1
Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang
tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang
dalam penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, di mana investasi
di sini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang.2
Instrumen yang ditawarkan kepada publik merupakan salah satu cara untuk
menambah modal bagi perusahaan, terutama untuk menunjang biaya operasional
perusahaan. Keterlibatan masyarakat/publik dalam Pasar Modal adalah dengan cara
melakukan transaksi melalui instrumen yang ditawarkan dalam Pasar Modal. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa terjadi transaksi jual-beli dalam Pasar Modal layaknya
pasar barang dan jasa pada umumnya. Pada aspek lain, Pasar Modal juga merupakan
indikator kemajuan perekonomian suatu negara. Pasar Modal memberikan fasilitas untuk
mempertemukan antara pihak-pihak surplus dana (surplus fund) dengan pihak yang
membutuhkan dana dalam kerangka investasi

1
Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Pasal 1 Ayat 13
2
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah Sara Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah (Jakarta: Sinar Grafika,
2011). hlm. 29.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok masalah uan dikaji adalah :
1. Prinsip pasar modal syariah, emiten yang menerbitkan efek syariah
2. Mekanisme kegiatan reksadana syariah, hubungan, hak dan kewajiban reksadana
syariah
3. Pemilihan dan pelaksanaan investasi
4. Pennetuan dan pembagian hasil investasi dan transaksi efek

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Prinsip pasar modal syariah, emiten yang menerbitkan efek
syariah
2. Untuk mengetahui Mekanisme kegiatan reksadana syariah, hubungan, hak dan
kewajiban reksadana syariah
3. Untuk mengetahi pemilihan dan pelaksanaan dalam investasi
4. Untuk mengethui cara penentuan dan pembagian hasil investasi dan transaksi efek
BAB II
PEMBAHASAN

A. PASAR MODAL
1) Prinsip Pasar Modal Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pendapat lainnya
Paasal 575 Pasar modal Syari’ah adalah pasar
1. Pasar modal beserta seluruh modal yang seluruh mekanisme
mekanisme kegiatannya terutama kegiatannya terutama mengenai
mengenai emiten, jenis efek yang emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme diperdagangkannya telah sesuai dengan
perdagangannya dipandang telah prinsipprinsip Syari’ah. Sedangkan
sesuai dengan syariah apabila telah efek Syari’ah adalah efek yang
memenuhi prinsip syariah. dimaksudkan dalam peraturan
2. Suatu efek dipandang telah perundang-undangan di bidang Pasar
memenuhi prinsip syariah apabila Modal yang akad, pengelolaan
telah memperoleh pernyataan perusahaan, maupun cara penerbitnya
kesesuaian syariah. memenuhi prinsip-prinsip Syari’ah
yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-
MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia) dalam bentuk fatwa.
Menurut Fatwa Dewan Syariah
Nasional Nomor: 40/DSN-
MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal
Syari’ah
Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan
prinsip syariah.3

2) Emiten yang Memberikan Efek Syariah


Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pendapat lainnya
Pasal 576 Dalam Peraturan Bapepam dan LK
1. Jenis usaha, produk barang, atau Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
jasa yang diberikan dan akad, Syariah.
transaksi serta cara pengelolaan disebutkan bahwa Efek Syariah adalah
perusahaan emiten atau Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM
perusahaan publik yang dan peraturan pelaksanaannya yang akad,
menerbitkan efek syariah tidak cara, dan kegiatan usaha yang menjadi
boleh bertentangan dengan landasan pelaksanaannya tidak
prinsip syariah. bertentangan dengan prinsip - prinsip
1) Jenis kegiatan usaha yang syariah di Pasar Modal.4
bertentangan dengan prinsip Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional -
syariah, antara lain: Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
a. perjudian dan permainan Nomor 40/DSN-MUI/2003.
yang tergolong judi atau 1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang
perdagangan yang tergolong sebagai judi, perdagangan
dilarang; yang tidak disertai dengan penyerahan

3
Nursyamsiyah, Pasar Modal Syariah, Disampaikan dalam Diskusi Hakim Rutin Bulanan IKAHI/PA.Pekanbaru
Jum’at tanggal 28 April 2017, hlm 1.
4
Diambil dari: https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/pages/pasar-modal-
syariah.aspx#:~:text=Dalam%20Peraturan%20Bapepam%20dan%20LK,prinsip%20syariah%20di%20Pasar%20Mo
dal. Pada hari Jumat, 13 Mei 2022 Pukul: 22.38.
b. lembaga keuanEegan barang dan jasa, jasa keuangan ribawi
konvensional/ribawi, (seperti bank konvensional dan
termasuk perbankan dan asuransi konvensional), melakukan
ta’min konvensional; produksi, distribusi, dan perdagangan
c. produsen, distributor, atas barang atau jasa yang zatnya
serta pedagang makanan haram dan/atau merusak moral, serta
dan minuman yang melakukan transaksi suap.
haram; Dari aspek keuangan, emiten tersebut
d. produsen, distributor, memiliki rasio total hutang berbasis bunga
dan/atau penyedia dibandingkan dengan total asset tidak lebih
barangbarang Ataupun dari 45%, serta total pendapatan non-halal
jasa yang merusak moral sebanyak maksimum 10%5
dan bersifat mudarat; dan
2. melakukan investasi pada
emiten/perusahaan yang pada saat
akad tingkat nisbah utang

5
Irvon Septian, Analisa Hukum Kedudukan Eefek Syariah yang Diterbitkan Emiten Sebagai Instrumen Hukum Pasar
Modal Dalam Kontruksi Hukum Pasar Modal Indonesia, Jurnal Program Magister Hukum Fakultas Hukum
Universitas Indonesia Volume 1 Nomor 3 (2021), hlm 1279.
B. REKSADANA SYARIAH
1. Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pendapat Lainnya
Pasal 579 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana
(1) Mekanisme operasional dalam Syariah Berdasarkan Fatwa
reksadana syariah terdiri atas : No.20/DSN-MUI/IV/2001:
a) antara pemodal dengan manajer
investasi dilakukan dengan Dilihat dari asal kosa katanya, reksa
wakalah; dan dana berasal dari dua kosa kata, yaitu
b) antara manajer investasi dengan reksa yang berarti jaga/pelihara dan
pengguna investasi dilakukan dana yang berarti kumpulan uang.
dengan sistem mudharabah. Dengan demikian, reksa dana dapat
diartikan sebagai kumpulan uang yang
(2) Karakteristik sistem mudharabah dipelihara bersama untuk suatu
adalah: kepentingan.6
a) Pembagian keuntungan modal
antara pemodal yang diwakili oleh Reksadana Syariah adalah Reksadana
manajer investasi dan pengguna yang pengelolaan dan kebijakan
investasi berdasarkan pada investasinya mengacu kepada syariah
proporsi yang telah disepakati Islam. Reksadana Syariah merupakan
kedua belah pihak melalui manajer lembaga intermediasi yang membantu
investasi sebagai wakil dan tidak surplus unit melakukan penempatan
ada jaminan atas hasil investasi dana untuk diinvestasikan. Salah satu
tertentu kepada pemodal. tujuan dari Reksadana Syariah adalah
b) Pemodal hanya menanggung risiko memenuhi kelompok investor yang
sebesar dana yang telah diberikan. ingin memperoleh pendapatan investasi
dari sumber dan cara yang bersih dan

6
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 118.
Manajer investasi sebagai wakil tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
menanggung risiko kerugian atas investasi agama serta sejalan dengan prinsip-
yang dilakukannya sepanjang bukan karena prinsip syariah.7
kelalaiannya.
Adapun Mekanisme Reksa Dana
Syariah yang diberikan Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia,
melalui Fatwa No.
20/DSNMUI/IV/2001 sebagai
pedoman dalam pelaksanaan Reksa
Dana Syariah agar tidak keluar dari
nilai-nilai ajaran agama Islam
tercantum di dalam Bab 2, Pasal 2
dalam fatwa tersebut yaitu sebagai
berikut :
Mekanisme operasional dalam Reksa
Dana Syari‟ah terdiri atas8:
1. Antara pemodal dengan Manajer
Investasi dilakukan dengan sistem
wakalah. Akad wakalah yang dipakai
dalam kontrak antara pihak investor
dengan manajer investasi pada intinnya
adalah perjanjian pemberian kuasa
kepada menejer investasi untuk
melaksanakan pengelolaan dana yang
telah dipercayakan olehnya, dengan
harapan pihak investor akan

7
M. Nur Riyanto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis.( Bandung: Pustaka
Setia,2001)hal.61
8
Muhammad Farid, “Mekanisme dan Perkembangan Reksadana Syariah”, Jurnal Iqtishoduna Vol.4, No.1, (2014),
h.68
mendapatkan keuntungan dari dana
yang di investasikan.

2. Antara Manajer Investasi dan


pengguna investasi dilakukan dengan
sistem mudharabah. Karakteristik
sistem mudarabah adalah9:
a. Pembagian keuntungan antara
pemodal (sahib al-mal) yang diwakili
oleh Manajer Investasi dan pengguna
investasi berdasarkan pada proporsi
yang telah disepakati kedua belah pihak
melalui Manajer Investasi sebagai
wakil dan tidak ada jaminan atas hasil
investasi tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko
sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak
menanggung resiko kerugian atas
investasi yang dilakukannya sepanjang
bukan karena kelalaiannya (gross
negligence/tafrith). Dasar hukum
reksadana syariah ialah UndangUndang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal dan menurut fatwa DSN-MUI
NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang
reksadana Syariah yaitu“Reksadana
syariah ialah Reksa Dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan

9
Hijrah Saputra, Andriansyah Syihabudin, Adhika Prasetya, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta:
Erlangga, 2014), h. 571.
prinsip Syari‟ah Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al
Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara
Manajer Investasi sebagai wakil shahib
almal dengan pengguna investasi.10

3. Pemodal dalam Reksa Dana Syariah.


Pemodal adalah seseorang yang
menanamkan modal yang dimilikinya
untuk diolah dalam suatu usaha untuk
mendapatkan keuntungan, pemodal
bisa disebut juga sebagai investor
(orang yang melakukan investasi).11
Investasi adalah dapat diartikan sebagai
kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan harta, selain itu
investasi juga merupakan suatu
komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainya yang dilakukan
pada saat sekarang dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dimasa yang
akan datang, Invetasi adalah kegiatan
yang diawali dengan mengorbankan
kegiatan konsumsi saat ini untuk
mendapatkan manfaat yang lebih besar
di masa yang akan datang.12 Pemodal

10
Sumar’in, “Konsep Kelembagaan Bank Syari’ah”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal.34
11
Muhammad Samsul, “Pasar Modal dan Manajemen portofolio, ( Jakarta : Erlangga, 2010 ). h.54.
12
Mardhiyah Hayati, “Investasi Dalam Perspektif Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.1 No.1 (Mei), h.66
dalam Reksa dana syariah maksudnya
adalah seseorang yang
menginvestasikan hartanya pada
produk reksa dana syariah untuk diolah
oleh Manajer Investasi lalu
dimaksudkan untuk mendapatkan
keuntungan dari proses investasi
tersebut.

4) Manajer Investasi pada Reksa Dana


Syariah. Manajer Investasi adalah
pihak yang kegiatan usahanya
mengelola Portofolio Efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah.13

5) Sistem Wakalah dalam Reksa Dana


Syariah. Wakalah adalah pelimpahan
kekuasaan oleh suatu pihak kepada
pihak lain dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan. Akad ini berlaku antara
pemodal dengan manajer investasi
(pengelola investasi reksa dana). Akad
antara pemodal dengan Manajer
Investasi, menggunakan akad wakalah
bil ujrah, dimana pemilik modal
mewakilkan dananya untuk dikelola
oleh Manajer Investasi, atas hal itu

13
Hijrah Saputra, Andriansyah Syihabudin, Adhika Prasetya, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta:
Erlangga, 2014), h.570.
maka manajer investasi berhak
menerima ujrah (fee) atas pengelolaan.

6) Sistem Mudharabah dalam Reksa


Dana Syariah Mudharabah/ qiradh
adalah suatu akad atau sistem dimana
seseorang memberikan hartanya
kepada orang lain untuk dikelola
dengan ketentuan bahwa keuntungan
yang diperoleh (dari hasil pengelolaan
tersebut) dibagi antara kedua pihak,
sesuai dengan syaratsyarat yang
disepakati oleh kedua belah pihak,
sedangkan kerugian ditanggung oleh
shahib al-mal (pemilik harta) sepanjang
tidak ada kelalaian dari mudarib. Akad
antara Manajer Investasi dengan
pengguna investasi men
C. PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pendapat Lainnya
Pasal 584 Dalam ketentuan fatwa DSN mengatur
1) Investasi hanya dapat tentan pemlihan dan pelaksanaan
dilakukan pada instrumen investasi dalam pasal 7 menjelaskan
keuangan yang sesuai dengan jenis dan instrument investasi meliputi:
syariah Islam. 1. Investasi hanya dapat
2) Instrumen keuangan yang dilakukan pada instrumen
dimaksud ayat (1) meliputi: keuangan yang sesuai dengan
a. Instrumen saham yang Syari'ah Islam.
sudah melalui penawaran 2. Instrumen keuangan yang
umum dan pembagian dimaksud ayat 1 meliputi:
deviden didasarkan pada a. Instrumen saham yang
tingkat laba usaha. sudah melalui penawaran
b. Penempatan dalam deposit umum dan pembagian dividen
c. pada Bank Umum Syariah didasarkan pada tingkat laba
c. Surat hutang jangka usaha;
panjang dan jangka pendek b. Penempatan dalam deposito
yang sesuai dengan prinsip pada Bank Umum Syariah;
syariah. c. Surat hutang jangka panjang yang
sesuai dengan prinsip Syari’ah.14

14
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20DSN-MUYW2001, Tetang Pedoman Investasi Reksa dana Syariah,
Pasal 7
Pasal 585 Kemudian dalam pasal 8 menjeaskan
1. Investasi hanya dapat tentang Jenis Usaha Emiten yg
dilakukan pada efek-efek yang meliputi:
diterbitkan oleh para pihak 1. Investasi hanya dapat
(emiten) yang jenis kegiatan dilakukan pada efek-efek yang
usahanya tidak bertentangan diterbitkan oleh pihak (Emiten)
dengan syariah. yang jenis kegiatan usahanya
2. Jenis kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan
bertentangan dengan syariah Syari'ah Islam.
antara lain: 2. Jenis kegiatan usaha yang
a. usaha perjudian dan bertentangan dengan Syari'ah
permainan yang tergolong Islam, antara lain, adalah:
judi atau perdagangan yang a. Usaha perjudian dan
dilarang; permainan yang tergolong
b. usaha lembaga keuangan judi atau perdagangan yang
konvensional/ribawi, dilarang;
termasuk perbankan dan b. Usaha lembaga keuangan
ta’min konvensional; konvensional (ribawi),
c. usaha yang memproduksi, termasuk perbankan dan
mendistribusi, serta asuransi konvensional;
memperdagangkan c. Usaha yang memproduksi,
makanan dan minuman mendistribusi, serta
yang haram; dan d. usaha memperdagangkan
yang memproduksi, makanan dan minuman
mendistribusi, dan/atau yang haram;
menyediakan barang- d. Usaha yang memproduksi,
barang ataupun jasa yang mendistribusi, dan/atau
merusak moral dan bersifat menyediakan barang-
madarat. barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat
mudarat.15

Pasal 586 Dalarn ketentuan fatwa DSN juga


1. Pemilihan dan pelaksanaan diatur mengenai jenis-jenis transaksi
transaksi investasi harus yang dilarang. Yaitu transaksi-
dilaksanakan menurut prinsip transaksi yang didalamnya
kehati-hatian, serta tidak mengandung unsur perjudian (maysir),
diperbolehkan melakukan dan unsur ketidakjelasan (gharar).
spekulasi yang didalamnya Ketentuan lebih lanjut mengenai
mengandung unsur tipuan. ketentuan Fatwa DSN tersebut yaitu :
2. Tindakan yang dimaksud ayat a. Pemilihan dan pelaksanaan
(1) meliputi: transaksi investasi harus
a. najsyi; melakukan didasarkan berdasarkan prinsip
penawaran palsu. kehati-hatiian (prudential
b. bai’ ma’dum/short selling; managementhhtiyath) serta
melakukan penjualan atas tidak diperbolehkan melakukan
barang yang belum dim spekulasi yang didalarnnya
iliki. mengandung unsur gharar.
c. insider trading; b. Tindakan yang dimaksud ayat 1
memperluas informasi yang meliputi :
menyesatkan atau memakai 1. Najsy, yaitu melakukan
informasi orang dalam penawaran palsu.

15
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20DSN-MUYW2001, Tetang Pedoman Investasi Reksa dana Syariah,
Pasal 8
untuk memperoleh 2. Bai al-ma'dum, melakukan
keuntungan transaksi yang penjualan atas barang yang
dilarang; dan belum dimililu (short
d. melakukan investasi pada selling)
perusahaan yang pada saat 3. Insider trading yaitu
transaksi tingkat hutangnya menyebar luaskan
lebih dominan daripada informasi yang
modalnya. menyesatkan atau memakai
informasi orang dalam
untuk memperoleh
keuntungan transaksi yang
dilarang.
4. Melakukan transaksi pada
perusahaan yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah)
hutangya lebih dominan
dari modal.16

D. PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI

Pasal 588 (1) Dalam Fatwa DSN No. 20/DSN-


(1) Hasil investasi yang diterima MUI/IV/2001 juga dijelaskan
dalam harta Bersama milik terkait pedoman investasi
pemodal dalam reksadana reksadana pasal 11 yang
syariah dibagikan secara menjelaskan hal yang sama.17
proposional kepada para Pada pasal 2 ayat (1) disebutkan
pemodal bahwa

16
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20DSN-MUYW2001, Tetang Pedoman Investasi Reksa dana Syariah,
Pasal 9
17
Ketentuan umum angka 2 Fatwa DSN no. 84/DSN-MUI/XII tentang metode pengakuan pendapatan murobahah
di Lembaga LKS
Hasil investasi yang dibagikan harus Mekanisme operasional dalam
bersih dari unsur nonhalal sehingga Reksa Dana Syari'ah terdiri atas:
manager investasi harus melakukan a. antara pemodal dengan
pemisahan bagian pendapatan yang Manajer Investasi dilakukan
mengandung unsur nonhalal dari dengan sistem wakalah, dan
pendapatan yang diyakini halal/tarfiq b. antara Manajer Investasi dan
al-halal min al haram pengguna investasi dilakukan
dengan sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabah
adalah Pembagian keuntungan
antara pemodal (sahib al-mal)
yang diwakili oleh Manajer
Investasi dan pengguna investasi
berdasarkan pada proporsi yang
telah disepakati kedua belah pihak
melalui Manajer Investasi sebagai
wakil dan tidak ada jaminan atas
hasil investasi tertentu kepada
pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung
resiko sebesar dana yang telah
diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai
wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan
karena kelalaiannya (gross
negligence/tafrith).
(2) Adapun jika pemisahan antara
halal dan haram dapat dilakukan,
maka kaidah” idza ijtama’a al
halal wal haram ghuliba al
haram” tidak cocok diterapkan,
dan yang lebih tepat ialah
menggunakan kaidah pemisahan
yang halal dan haram.
Teori tafriq al-halal ‘an al-
haram digunakan di fatwa DSN-MUI
dengan pertimbangan bahwa dalam
konteks Indonesia, kegiatan ekonomi
Syariah belum bisa dilepaskan
sepenuhnya dari sistem ekonomi
konvensional yang ribawi. Hal ini juga
senada dengan fatwa ibnu tamiyah dalam
itab fatwa ibn taimiyah "Jika seorang
hartanya tercampur antara unsur yang
halal dan yang haram maka unsur haram
harus dikeluarkan nominalnya, dan
sisanya halal baginya."18
Pasal 589 1. Reksadana saham ialah
Penghasilan investasi yang diterima melakukan investasi sekurang-
oleh reksadana syariah berasal dari: kurangnya 80% dari dana yang
saham, obligasi, surat berharga pasar dkella dalam bentuk efek dan
uang, dan deposito ekuitas. Investasi reksadan ini
dilakukan di pasar saham, maka
resikonya lebih tinggi tapi
menghasilakn pengembalian
tinggi juga.
2. Reksadana pasar uang melakukan
investasi yang bersifat hutang

18
https://sharianews.com/posts/pemisahan-halal-haram-dalam-fatwa-dsn-mui diakses pada 14 mei 2022 jam
21.00 WIB
dengan waktu kurang dari satu
tahun yang tujuannya untuk
menjaga liquiditas dan
memelihara modal.19
3. Obligasi syariah adalah suatu
surat berharga jangka Panjang
berdasarkan prinsip syaraih yang
dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah berupa
hasil serta membayar Kembali
dana obligasi saat jatuh tempo20
Deposito ialah bagi hasil yang
diterima bank-bank syariah
Pasal 590 Dalam Fatwa DSN No. 20/DSN-
Penghasilan investasi yang berasal dari MUI/IV/2001 juga dijelaskan terkait
saham berupa: pedoman investasi reksadana pasal 11
a. Dividen yang merupakan bagi yang menjelaskan hal yang sama
hasil atas keuntungan yang Penghasilan investasi yang dapat diterima
dibagikan dari laba yang dihasil oleh Reksa Dana Syari'ah adalah:
emiten, baik dibayarkan dalam a. Dari saham dapat berupa:
bentuk tunai maupun saham - Dividen yang merupakan bagi hasil atas
b. Right yang merupakan hak keuntungan yang dibagikan dari laba
untuk memesan efek lebih dulu yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan
yang diberikan emiten dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk
c. Capital again yang merupakan saham.
keuntungan yang diperoleh dari - Rights yang merupakan hak untuk
jual beli saham di pasar modal memesan efek lebih dahulu yang
diberikan oleh emiten.

19
Taufik hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, Jakarta: media kita, 2011, hal. 94.98
20
Fatwa DSN No. 33/DSN/MUI/10/2022 tentang obligasia mudharabah
– c. Capital again yang
merupakan keuntungan yang
diperoleh dari jual-beli saham di
pasar modal.
Pasal 591 Dalam Fatwa DSN No. 20/DSN-
(1) Penghasilan investasi yang MUI/IV/2001 juga dijelaskan terkait
berasal dari obligasi syariah pedoman investasi reksadana pasal 11
dapat berupa bagi hasil yang yang menjelaskan hal yang sama
diterima secara periodic dari
lama emiten
(2) Penghasilan investasi yang
berasal dari surat berharga
pasar uang yang sesuai dengan
syariah islam dapat berupa bagi
hasil yang diterima dari issuer
(3) Penghasilan investasi yang
berasal dari deposito dapat
berupa bagi hasil yang diterima
dari bank-bank syariah
Pasal 592 Dalam Fatwa DSN No. 20/DSN-
Perhitungan hasil investasi yang dapat MUI/IV/2001 juga dijelaskan terkait
diterima oleh reksadana syariah dan pedoman investasi reksadana pasal 11
hasil investasinya, harus dipisahkan yang menjelaskan hal yang sama
yang dilakukan oleh bank kustodian
dan dilaporkan kepada manager
investasi setiap tiga bulan untuk
disampaikan kepada para pemodal dan
dewan syariah nasional
Pasal 593 Hal ini juga senada dengan fatwa ibnu
Hasil investasi yang dipisahkan karena tamiyah dalam kitab fatwa ibn taimiyah
berasal dari non halal, harus digunakan "Jika seorang hartanya tercampur antara
untuk kemaslahatan umat yang unsur yang halal dan yang haram maka
penggunaannya ditentukan oleh dewan unsur haram harus dikeluarkan
syariah nasional dan dilaporkan secara nominalnya, dan sisanya halal baginya."21
transparan

TRANSAKSI EFEK

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pendapat Lainnya


Pasal 577 FATWA DEWAN SYARI’AH
(1) Pelaksanaan transaksi efek harus NASIONAL
dilakukan menurut prinsip NO: 80/DSN-MUI/III/2011
kehati-hatian serta tidak Tentang PENERAPAN PRINSIP
diperbolehkan melakukan SYARIAH DALAM MEKANISME
spekulasi dan manipulasi yang PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT
didalamknya mengandung unsur EKUITAS DI PASAR REGULER
dharar, gharar, riba, maisir, BURSA EFEK
risywah, maksiat dan kezhaliman Tindakan yang tidak sesuai dengan
(2) Tindakan spekulasi transaksi prinsip syariah Pelaksanaan
efek yang mengandung unsur Perdagangan Efek harus dilakukan
dharar, gharar, riba, maisir, menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
risywah, maksiat dan kezhaliman diperbolehkan melakukan spekulasi,
mencakup: manipulasi, dan tindakan lain yang di
a. Najsy; melakukan penawaran dalamnya mengandung unsur
palsu dharar, gharar, riba, maisir, risywah,
b. b’i' al-ma’dum; melakukan maksiat dan kezhaliman, taghrir,
penjualan atas barang/efek ghisysy, tanajusy/najsy, ihtikar, bai’ al-

21
https://sharianews.com/posts/pemisahan-halal-haram-dalam-fatwa-dsn-mui diakses pada 14 mei 2022 jam
21.00 WIB
syariah yang belum dimiliki/ ma’dum, talaqqi al-rukban, ghabn, riba
short selling dan tadlis.
c. insider trading; memakai
informasi orang dalam PERATURAN OTORITAS JASA
memperoleh keuntungan atas KEUANGAN NOMOR
transaksi yang dilarang; 15/POJK.04/2015 TENTANG
d. menimbulkan informasi yang PENERAPAN PRINSIP SYARIAH
menyesatkan; DI PASAR MODAL
e. melakukan investasi pada Pasal 2
emiten/perusahaan yang (2) Transaksi yang bertentangan dengan
pada saat transaksi Prinsip Syariah di Pasar Modal
tingkat/nisbah utang mencakup antara lain:
perusahaan kepada Lembaga a. perdagangan atau transaksi dengan
keuangan ribawi lebih penawaran dan/atau permintaan palsu;
dominan dari modalnya; b. perdagangan atau transaksi yang
f. margin trading; melakukan tidak disertai dengan penyerahan barang
transaksi atas efek syariah dan/atau jasa;
dengan fasilitas pinjaman c. perdagangan atas barang yang belum
berbasis bunga atas dimiliki; d. pembelian atau penjualan
kewajiban penyelesaian atas Efek yang menggunakan atau
pembelian efek syraih memanfaaatkan informasi orang dalam
tersebut; dari Emiten atau Perusahaan Publik; e.
g. ihtikar/penimbunan; transaksi marjin atas Efek Syariah yang
melakukan pembelian dan mengandung unsur bunga (riba);
atau pengumpulkan suatu f. perdagangan atau transaksi dengan
efek syariah untuk tujuan penimbunan (ihtikar);
menyebabkan perubahan g. melakukan perdagangan atau
harge efek syariah, dengan transaksi yang mengandung unsur suap
tujuan memengaruhi pihak (risywah); dan
lain; dan h. transaksi lain yang mengandung
unsur spekulasi (gharar), penipuan
h. transaksi-transaksi lain yang (tadlis) termasuk menyembunyikan
mengandung unsur-unsur di kecacatan (ghisysy), dan upaya untuk
atas. mempengaruhi pihak lain yang
mengandung kebohongan (taghrir).
Pasal 578 FATWA DEWAN SYARIAH
Harga pasar dari efek syariah harus NASIONAL-MAJELIS ULAMA
mencerminkan nilai valuasi kondisi yang INDONESIA NO.
sesungguhnya dari asset yang menjadi 140/DSN/MUI/VIII/2021
dasar penerbitan efek tersebut dan /atau Tentang PENAWARAN EFEK
sesuai dengan mekanisme pasar yang SYARIAH MELALUI LAYANAN
teratur, wajar, dan efisien serta tidak URUN DANA
direkayasa BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI BERDASARKAN
PRINSIP SYARIAH

Efek Syariah adalah surat berharga


sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang memenuhi
ketentuan dan kriteria berdasarkan
prinsip syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Farid Muhammad, “Mekanisme dan Perkembangan Reksadana Syariah”, Jurnal Iqtishoduna


Vol.4, No.1, (2014).
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20DSN-MUYW2001, Tetang Pedoman Investasi
Reksa dana Syariah
Fatwa DSN No. 33/DSN/MUI/10/2022 tentang obligasia mudharabah
Hidayat Taufik, Buku Pintar Investasi Syariah, Jakarta: media kita, 2011
Hijrah Saputra dkk, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Erlangga, 2014).
https://sharianews.com/posts/pemisahan-halal-haram-dalam-fatwa-dsn-mui diakses pada 14 mei
2022
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/pages/pasar-modal-
syariah.aspx#:~:text=Dalam%20Peraturan%20Bapepam%20dan%20LK,prinsip%20syariah%20
di%20Pasar%20Modal. Pada hari Jumat, 13 Mei 2022 Pukul: 22.38.
Ketentuan umum angka 2 Fatwa DSN no. 84/DSN-MUI/XII tentang metode pengakuan
pendapatan murobahah di Lembaga LKS
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2002)
Nursyamsiyah, Pasar Modal Syariah, Disampaikan dalam Diskusi Hakim Rutin Bulanan
IKAHI/PA.Pekanbaru Jum’at tanggal 28 April 2017
Septian Irvon, Analisa Hukum Kedudukan Eefek Syariah yang Diterbitkan Emiten Sebagai
Instrumen Hukum Pasar Modal Dalam Kontruksi Hukum Pasar Modal Indonesia, Jurnal
Program Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Volume 1 Nomor 3 2021.
Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah Sara Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011).

Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Pasal 1 Ayat 13

M. Al Arif Nur Riyanto, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis.( Bandung:
Pustaka Setia,2001)

Anda mungkin juga menyukai