Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PASAR MODAL SYARIAH


Disusun oleh :

Kelompok 6

Muhammad Husein S. 20170420019

Ferian Pratama 20170420028

Adji Putra Nugraha 20170420232

Kelas:
Akuntansi A

Dosen :
Dr. Muhammad Akhyar Adnan, MBA., Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Modal Syariah ......................................................... 2
B. Sejarah Perkembangan Pasar Modal Syariah ..................................... 4
C. Visi dan Misi Pasar Modal Syariah .................................................... 9
D. Konsep, Hukum Dasar Pasar Modal ................................................ 12
E. Manfaat Pasar Modal Syariah .......................................................... 13
F. Perbedaan Pasar Modal Konvensional dan Syariah ......................... 13
G. Produk dan Layanan yang terdapat pada Pasar Modal Syariah ....... 14
H. Struktur Pasar Modal Syariah .......................................................... 15
I. Isu-Isu yang terjadi pada Pasar Modal Syariah ................................ 19
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22
LAMPIRAN………………………………………………………………..23
LATAR BELAKANG

Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan,


karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga
mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegaas melarang aktivitas
penimbunan (ikhtinaz) terhadap harta yang dimiliki. Untuk mengimplementasikan
seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi.
Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu
bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada
dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan atau surat-surat
berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun
modal sendiri. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal
sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya.
Keberadaan pasar modal dalam aktivitas perekonomian sebuah negara sangat
penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk
membesarkan aktivitas perdagangannya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat
pencairan kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan menjualnya. Dengan
demikian, pentingnya peranan pasar modal adalah dalam rangka memobilisasi dana dari
masyarakat dan dapat juga dijadikan sebagai indikator perekonomian negara. Namun
demikian, pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung gal yang menyimpang
dari prinsip-prinsip syariah, seperti riba, maisir dan gharar.

Dengan Kehadiran pasar modal syariah, memberikan kesempatan bagi kalangan


muslim maupun non muslim yang ingin menginvestasikan dananya sesuai dengan
prinsip syariah yang memberikan ketenangan dan keyakinan atas transaksi yang halal.
Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai pasar
modal syariah memeberikan kesempatan para investor untuk menanamkan dananya
pada perusahaan yang sesuai dengan prinsip syariah. Beragam produk ditawarkan dalam
indeks syariah dalam JII maupun ISSI seperti saham, sukuk, reksadana syariah, dsb
.
Walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama islam, tetapi
perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh
terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi
pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrument
keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh
pasar modal syariah kita hinggat saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang
melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada
sektor perbankan

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah?

2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Pasar Modal Syariah?

3. Apa Visi dan Misi dari Pasar Modal Syariah?

4. Bagaimana Konsep,Hukum Dasar Pasar Modal Syariah?

5. Apa Manfaat Pasar Modal Syariah?

6. Apa yang membedakan Pasar Modal Konvensional dan Syariah

7. Produk dan Layanan apa saja yang ada di dalam Pasar Modal Syariah?

8. Bagaimana stuktur organisasi dalam Pasar Modal Syariah?

9. Isu apa saja yang terjadi di dalam Pasar modal Syariah?

PEMBAHASAN

PENGERTIAN PASAR MODAL SYARIAH

Pasar Modal Syariah sama halnya dengan pasar modal pada umumnya. Menurut
undang-undang nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 13 menjelaskan bahwa kegiatan pasar
modal merupakan suatu tahapan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Istilah pasar
modal sering diartikan sebagai kata stock market. Menurut Rosenburg (1983)
menjelaskan bahwa pasar modal adalah tempat pembelian dan penjualan surat berharga
atau efek dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak dari
sekuritas yang diperdagangkan.

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin pengertian pasar modal


adalah pasar yang terbagi dari berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan baik dalam bentuk saham, uang, instrument derivatif maupun
instrument lainnya. Sedangkan menurut Martalena dan Malinda pengertian pasar modal
adalah tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan yang menjual saham dan obligasi
dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut akan digunakan sebagai tambahan dana
kegiatan operasional atau memperkuat modal yang dimiliki perusahaan. Pasar modal
disini merupakan sebuat wadah atau pasar yang secara mekanisme berfungsi sebagai
alat untuk memperjualbelikan berbagai instrument keuangan atau sekuritas berbagai
eaktu baik jangka panjang, menengah dan pendek. Yang dapat digunakan dalam bentuk
uang maupun modal itu sendiri.
Kemudian untuk pasar modal syariah merupakan kegiatan transaksi pasar
modal yang sudah dijelaskan sebelumnya yang harus berbasis dengan syariah atau
sesuai dengan prinsip islam. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pasar
modal syariah, antara lain: larangan terhadap setiap transaksi yang mengandung unsur
ketidakjelasan atau gharar dan instrument atau efek yang diperjualbelikan harus
memenuhi kriteria halal baik secara dzatnya maupun akadnya. Kegiatan pasar modal
syariah berkaitan dengan perdagangan surat berharga atau efek syariah yang telah
ditawarkan kepada masyarakat dalam bentuk penyertaan kepemilikan saham atau
penerbitan obligasi syariah (sukuk). Menurut fatwa 40/DSN-MUI/X/2003, pengertian
efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
dibidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Terdapat perbedaan yang fundamental antara pasar modal konvensional dengan


pasar modal syariah. Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan
samacam short selling, beli atau jual dalam waktu yang sangat singkat untuk
mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli. Pemegang saham syariah
merupakan pemegang saham untuk jangka waktu relatif panjang. Pola pemilikan saham
yang demikian membawa dampak positif. Perusahaan tentunya akan mendapatkan
pemegang saham yang jelas lebih menaruh perhatian dan mempunyai rasa memiliki,
ini akan menjadi kontrol yang efektif. Perusahaan dan pemegang saham merupakan
mitra yang saling menghargai dan mengingatkan, sehingga komunikasi kedua pihak
akan bertemu pada upaya mencapai kebaikan bagi kedua belah pihak. Karakteristik
pemilikan saham syariah yang hanya mengutamakan pencapaian keuntungan yang akan
dibagi atau kerugian yang akan ditanggung bersama (profit-loss sharing), tidak akan
menciptakan fluktuatif kegiatan perdagangan yang tajam dan bersifat spekulasi.
Perbedaan mendasar lainnya antara pasar modal konvensional dan pasar modal syariah
dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai
indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria
saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah.

SEJARAH PERKEMBANGAN PASAR MODAL SYARIAH

Prinsip syariah diterapkan pada industri perbankan, yaitu ditandai dengan


didirikannya bank Islam pertama di Kairo pada sekitar tahun 1971 dengan nama Nasser
Social Bank, yang operasionalnya berdasarkan sistem bagi hasil(tanpa riba). Berdirinya
NSB tersebut, kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya, seperti
Islamic Development Bank (IDB) dan The Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal
Islamic Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of SUdan, dan Kuwait Finance House tahun
1977.

Perkembangan bank yang berbasis syariah tersebut, ternyata ikuT mendorong


perkembangan penggunaan prinsip-prinsip syariah di sektor pasar modal. Adapun
negara yang pertama kali mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal
adalah Yordania dan Pakistan, karena kedua negara tersebut telah menyusun dasar
hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya, pada tahun 1978, Pemerintah Yordania
melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1978 telah mengizinkan Jordan Islamic Bank
untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Izin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian
ditindaklanjuti dengan penerbitana Muqaradah Bond pada tahun 1981, sedangkan
pemerintah pakistan pada tahun 1980 menerbitkan The Madarabas Company dan
Madarabas Ordinance.

Walaupun demikian, pembentukan kerangka hukum instrument obligasi syariah


pertama kali dilakukan oleh Yordania dan Pakistan, tetapi sampai saat ini kedua negara
belum memiliki perusahaan yang menerbitkan obligasi sayriah. Berdasarkan informasi
yang dimuat dalam IOSCO, obligasi syariah yang pertama kali diterbitkan dan cukup
sukses adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah Malaysia pada tahun
1983, yaitu The Goverment Investment Issue (GII). Dalam perkembangannya, berbagai
instrumen pasar modal berbasis syariah kini telah tersedia pasar modal Malaysia antara
lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi Syariah.

Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana


Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya,
Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-
saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan
Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar
modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang
digunakan adalah akad mudharabah. Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri
dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah
tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI
pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam
dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah


ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun
2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam
struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV
yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah.
Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang
ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan
Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14
tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK
pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan


disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk
penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus
2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan
IFR0002. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan
terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan
II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

VISI DAN MISI PASAR MODAL SYARIAH

Visi:

Menjadi pasar modal syariah yang memberikan kontribusi signifian bagi


perekonomian nasional, berkeadilan, dan melindungi kepentingan masyarakat.

Misi:

 Menjadikan pasar modal syariah sebagai sarana pembiayaan bagi pemerintah dan
sektor swasta, serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat;
 Mewujudkan pasar modal syariah yang tumbuh, stabil, berkelanjutan, dan
akuntabel; serta
 Mewujudkan sumber daya manusia di pasar modal syariah yang berkualitas dan
amanah
KONSEP,HUKUM DASAR PASAR MODAL

Secara garis umum pasar modal syariah merupakan kegiatan pasar modal yang
tidak bertentangan dengan prinsip prinsip syariah di pasar modal. Maksud prinsip-
prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di
bidang modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), baik fatwa DSN -MUI yang telah ditetapkan, maupun fatwa DSN-MUI
yang belum ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan LK. Pada BAB II pasal 2 Fatwa
Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal berbunyi:

1) Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai Emiten,


jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah
sesuai dengan Syariah apabila telahmemenuhi prinsip-prinsip Syariah.
2) Suatu efek dipandang telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah apabila telah
memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.
Kegiatan pembiayaan dan investasi di pasar modal pada prinsipnya adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (shabibul maal) terhadap emiten (pemilik
usaha), dimana pemilik harta berharap memperoleh keuntungan atau manfaat tertentu.
Pada dasarnya kegiatan investasi di pasar modal sama seperti investasi lain, yaitu
mengutamakan kehalalan dan keadilan. Namun secara garis besar, prinsip-prinsip
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha
yang halal, spesifik, dan bermanfaat.

2) Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan investa
si harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha.
3) Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas. Tindakan maupun
informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat
menimbulkan kerugian di salah satu pihak.
4) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi
kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
5) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada investor
maupun emiten.
Pasar modal syariah mempunyai peran penting. Peran penting tersebut terbagi
menjadi dua, yaitu: sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan
usahanya melalui penerbitan efek syariah dan juga sarana investasi efek syariah bagi
investor. Pasar modal juga bersifat universal artinya dapat dimanfaatkan dan
dipergunakan oleh siapapun tanpa melihat latarbelakang suku, agama, dan ras tertentu.
Kegiatan pasar modal secara umum sejalan dengan pasar modal pada umumnya.
Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik khusus bagi pasar modal syariah
yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar modal. Kegiatan pasar modal syariah merupakan kegiatan penyertaan
modal dan atau jual beli saham termasuk dalam kelompok muamalah dan halal. Hal ini
menjelaskan bahwa transaksi pasar modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan
menurut syariah seperti halnya kegiatan spekulasi dan manipulasi yang didalamnya
mengandung unsur gharar, riba, maisir, risywah, maksiat, dan kedzhaliman.

DASAR HUKUM

Pasar modal syariah menggunakan dasar hukum Al-Quran dan Hadist, dapat dilihat
sebagai berikut:
Al- Quran

ِ ‫طانُ ِمنَ ْال َم ِس ذَلِكَ بِأَنَّ ُه ْم قَالُواْ إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬
‫الربَا‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫طهُ ال‬ ُ َّ‫الربَا الَ يَقُو ُمونَ إِالَّ َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَت َ َخب‬ ِ َ‫الَّذِينَ يَأ ْ ُكلُون‬
َ‫ف َوأَ ْم ُرهُ إِلَى ّللاِ َو َم ْن َعادَ فَأ ُ ْولَـئِك‬ َ َ‫سل‬
َ ‫ى فَلَهُ َما‬ َ ‫ظةٌ ِمن َّربِ ِه فَانت َ َه‬ َ ‫الربَا فَ َمن َجاءهُ َم ْو ِع‬ ِ ‫َوأ َ َح َّل ّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
َ‫ار ُه ْم فِي َها خَا ِلدُون‬ ِ َّ‫ص َحابُ الن‬ ْ َ‫ أ‬.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al- Baqarah: 275).

ََ َ‫الربَا ِإن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين‬ َ ‫يُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ اتَّقُواْ ّللاَ َوذَ ُرواْ َما بَ ِق‬
ِ َ‫ي ِمن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al- Baqarah: 278).

ْ ُ ‫ُوس أ َ ْم َوا ِل ُك ْم الَ ت َْظ ِل ُمونَ َوالَ ت‬


َ‫ظلَ ُمون‬ ُ ‫سو ِل ِه َوإِن ت ُ ْبت ُ ْم فَلَ ُك ْم ُرؤ‬ ٍ ‫فَإِن لَّ ْم ت َ ْفعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِ َح ْر‬
ُ ‫ب ِمنَ ّللاِ َو َر‬
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya” (QS. Al- Baqarah: 279).

َ‫اض ِمن ُك ْم َوالَ تَ ْقتُلُواْ أَنفُ َس ُك ْم إِ َّن ّللا‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ الَ ت َأ ْ ُكلُواْ أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل إِالَّ أَن ت َ ُكونَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً َعن ت ََر‬
ً ‫َكانَ بِ ُك ْم َر ِحيما‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’:29).

َ‫ّللاَ َك ِثيراً لَّعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون‬


َّ ‫ّللاِ َواذْ ُك ُروا‬ ِ ‫ص ََلة ُ فَانتَش ُِروا فِي ْاْل َ ْر‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِمن ف‬
َّ ‫ض ِل‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإِذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al-
Jumu’ah:10)

َ‫ص ْي ِد َوأَنت ُ ْم ُح ُر ٌم إِ َّن ّللا‬ ْ َّ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ أ َ ْوفُواْ بِ ْالعُقُو ِد أ ُ ِحل‬
َّ ‫ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ اْل َ ْنعَ ِام إِالَّ َما يُتْلَى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِح ِلي ال‬
ُ‫يَحْ ُك ُم َما ي ُِريد‬
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu . Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS.Al-Maidah: )
Al-Hadist

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Ketahuilah, siapa yang
memelihara anak yatim, Sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia
menginvestasikannya (membisniskankannya), janganlah ia membiarakan harta itu idle,
sehingga harga itu terus berkurang lantara zakat”.
Fatwa tentang Pasar Modal Syariah

Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia cukup pesat dibuktikan dengan


adanya fatwa-fatwa mengenai Pasar Modal Syariah yang dikeluarkan oleh Dewan
syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) berikut fatwa –fatwa
mengenai Pasar Modal Syariah:
1. Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
2. Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah
3. Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah
4. Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Wakalah
5. Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah
6. Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksa Dana Syariah
7. Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah
8. Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah
9. Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
10. Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah
11. Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah Musytarakah
12. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah
Konversi
13. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Syariah (HMETD) Syariah
14. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah
15. Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
16. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat Berharga
Syariah Negara
17. Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back
18. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
Ijarah Sale and Lease Back
19. Fatwa Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Regular Bursa Efek.
MANFAAT PASAR MODAL SYARIAH

Dalam mengimplementasikan pasar modal memiliki beberapa manfaat bagi


para emiten yang menjual sekuritasnya dan juga investor sebagai orang yang
melakukan pembiayaan. Diantaranya adalah sebagai wadah penyedia-penyedia sumber
pendanaan bagi para emiten perushaan dalam menghimpun dana. Kemudian dari
adanya pasar modal ini dapat mendorong penerapan prinsip good corporate governance
atau tata kelola perusahaan yang baik pada sistem atau proses perusahaan. Lalu, sebagai
sarana peningkatan pendapatan negara dan sebagai indicator perekonomian negara.
Pasar modal merupakan indikator dari kemajuan suatu negara. Selain itu, sebagai sarana
pemerataan pendapatan dan sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi.

Banyak manfaat pasar modal syariah dimana makin terbukanya lapangan kerja
di bidang pasar modal syariah yang dimana pada saat sekarang ini masih jarang yang
mengenalnya. Oleh karena itu, peluang kerja di pasar modal syariah masih sangat besar
dan mampu memperbaiki perekonomian bangsa. Selain orang yang mengenal tentang
pasar modal, ada lagi yang dibutuhkan yaitu orang dibidang agama yang mampu menilai
apakah perusahaan tersebut mampu masuk dalam indeks syariah.

PERBEDAAN PASAR MODAL KONVENSIONAL DAN SYARIAH

Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan utama antara pasar modal konvensional dan
pasar modal syariah. Beberapa di antara adalah perbedaan berikut:

1. Instrumen yang Dijual

Pada investasi pasar modal konvensional, instrumen yang dijual adalah saham, obligasi,
reksa dana, opsi, right, dan warrant. Sedangkan pasar investasi pasar modal syariah, saham,
obligasi, dan reksa dana yang dijual merupakan instrumen yang telah sesuai hukum syariah.
Dengan adanya saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana syariah, Anda yang
mengutamakan kehalalan dalam transaksi dan aset yang dimiliki tidak perlu susah-susah
mencari dan memilah sendiri. Selain itu, produk investasi syariah saat ini juga sudah bisa
ditemukan dengan mudah.
2. Emiten Penjual Saham

Dalam pasar modal konvensional, emiten manapun bisa melakukan penjualannya


sahamnya di pasar modal tanpa memperhatikan status halal atau haram. Transaksi dan
instrumen transaksi yang dilakukan juga memiliki bunga dan kemungkinan terjadinya transaksi
yang spekulatif dan manipulatif juga sangat terbuka. Sedangkan dalam pasar modal syariah,
emiten yang menjual saham sangat memperhatikan dan telah memenuhi syarat-syarat syariah
yang sesuai. Transaksi yang dilakukan bebas bunga, begitu pula instrumen transaksi yang
digunakan. Pada pasar modal syariah, instrumen transaksi yang digunakan menggunakan
prinsip mudharabah, musyarakah, dan salam. Selain itu, pasar modal syariah juga bebas dari
manipulasi pasar dan transaksi yang meragukan.

3. Indeks Saham

Indeks saham syariah yang ada, dikeluarkan oleh pasar modal syariah. Karena itu, seluruh
saham yang tercantum pada bursa pasar modal syariah sudah terjamin halalnya. Sedangkan
pada pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka secara bebas dan tidak memisahkan
saham yang halal secara khusus.

4. Mekanisme Transaksi

Mekanisme transaksi di pasar modal konvensional tidak menetapkan batasan apapun. Arah
perputaran uang juga dibuka secara bebas. Sehingga konsep bunga pada pasar modal
konvensional adalah hal yang pasti ada. Transaksi yang tidak jelas, spekulatif, manipulatif, dan
judi juga diizinkan dalam pasar modal konvensional. Serta saham yang dimiliki dapat bergerak
di bidang apapun secara bebas selama mampu memberikan keuntungan. Sedangkan pada pasar
modal syariah, hal-hal tersebut diatur secara ketat. Dana yang Anda tanam tidak akan
digunakan untuk menggerakkan bidang yang tidak sesuai dengan prinsip syariat. Misalnya
seperti rokok, alkohol, makanan yang diharamkan dan lain sebagainya. Selain itu, pasar modal
syariah juga bebas dari transaksi ribawi, gharar atau meragukan, manipulatif, dan juga judi.

5. Obligasi

Anda yang berminat terhadap obligasi juga harus tahu apa yang membedakan antara obligasi
konvensional dan syariah. Secara umum, pada obligasi konvensional, prinsip yang digunakan
adalah prinsip bunga dengan pemegang obligasi sebagai kreditur atau orang yang berpiutang.
Perhitungan nisbahnya pun didasarkan kepada perkembangan suku bunga yang berlaku.
Sedangkan obligasi syariah telah diatur dalam fatwa DSN – MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan mudharabah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa pihak pemegang
obligasi bukanlah kreditur, tapi pemodal atau shahibul mal. Sedangkan emiten disebut sebagai
pengelola atau mudharib. Selain itu, perhitungan nisbahnya pun sudah disebutkan di awal pada
saat akad transaksi dilakukan. Dalam penggunaan modal saham pun emiten diwajibkan untuk
mengalokasikan modal tersebut sesuai dengan hukum-hukum syariat yang berlaku.

PRODUK DAN LAYANAN YANG ADA DI PASAR MODAL SYARIAH

Produk pasar modal syariah adalah efek syariah. Efek Syariah merupakan efek
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Kemudian efek syariah
juga memiliki produk syariah seperti Sukuk, Efek Syariah, Reksa Dana Syariah, Efek
Beragun Syariah (EBA SYARIAH), Dana Investasi Real Estat Syariah. Selain itu juga
ada layanan pasar modal syariah seperti Manajer Investasi Syariah, Pihak Penerbit
Daftar Efek Syariah, Bank Kustodian yang Memberi Jasa Kustodian Syariah, Sharia
Online Trading System, Wali Amanat, Unit Pengelolaan Investasi Syariah, Ahli Pasar
Modal Syariah

EFEK SYARIAH

Seperti yang kita ketahui, pasar modal syariah merupakan bagian dari industri
pasar modal indonesia. Secara umum, kegiatan pasar modal syariah sejalan dengan
pasar modal pada umumnya. Namun demikian, terdapat beberapa karakter khusus
pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Produk pasar modal syariah
adalah efek syariah. Efek syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal.

Efek-efek syariah dalam pasar modal syariah itu adalah HALAL. Karena pada
dasarnya kegiatan pasar modal yang merupakan kegiatan penyertaan modal dan atau
jual beli efek (saham, sukuk, dll), termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga efek
atau transaksi dalam pasar modal syariah diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan
menurut syariah. Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi dan
manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar, riba.

SAHAM SYARIAH

Saham sebagai efek syariah terbagi dalam dua yaitu ada perusahaan yang
menyatakan kesyariahan kegiatan usahanya dalam anggaran dasar sesuai dengan
(PJOK NO.17/PJOK.04/2015) kemudian ada perusahaan yang tidak menyatakan
kesyariahan kegiatan usahanya dalam anggaran dasar sesuai dengan peraturan No.
35/PJOK.04/2017
Konsep saham merupakan konsep kegiatan musyarakah/syirkah, yaitu penyertaan
modal dengan hak bagi hasil usaha. Dengan demikian, saham tidak bertentangan
dengan prinsip syariah, karena saham merupakan bukti penyertaan modal dari investor
kepada perusahaan, yang kemudian investor akan mendapatkan bagi hasil berupa
dividen.
Namun demikian, tidak semua saham dapat langsung dikategorikan sebagai
saham syariah. Berikut proses screening saham syariah
1. Business Screening
Tidak melakukan kegiatan usaha antara lain seabgai berikut
 Perjudian dan sejenisnya
 Perdagangan yang dilarang
 Jasa keuangan RIBAWI
 Jual beli risiko yang mengandung ketidakpastian (GHARAR) dan/atau judi
(MAISIR)
 Produksi atau Distribusi BARANG HARAM, merusak moral atau mudharat
 Transaksi SUAP
2. Tidak melakukan transaksi yang bertentangan dengan prinsip syariah di
pasar modal

3. Financial Screening

Total Utang berbasis bunga dibanding total aset tidak lebih dari 45%.
Pendapatan non halal dibanding total pendapatan tidak lebih dari 10%.
Emiten/Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria tersebut di atas, sahamnya dimuat
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).

Emiten dan Perusahaan Publik

Emiten sendiri Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu
penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku.
Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi.

Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.Jenis
Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara
penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten
melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk.

Perusahaan Publik adalah Perseroan Terbatas seperti yang dimaksud dalam


Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga
ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp
3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan


Penawaran Umum dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Atas Pernyataan Pendaftaran tersebut,
Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif yang
menunjukkan kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan persyaratan atas
Pernyataan Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
Pernyataan efektif tersebut bukan sebagai izin untuk melakukan Penawaran Umum
dan juga bukan berarti bahwa Otoritas Jasa Keuangan menyatakan informasi yang
diungkapkan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup.

Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal syariah Indonesia, baik
yang tercatat di BEI maupun tidak, dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang diterbitkan oleh OJK secara berkala, setiap bulan Mei dan November. Saat ini,
kriteria seleksi saham syariah oleh OJK adalah sebagai berikut;
Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
 perjudian dan permainan yang tergolong judi;
 perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
o perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
o perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
 jasa keuangan ribawi, antara lain:
o bank berbasis bunga;
o perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
 jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional;
 memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan
antara lain:
o barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
o barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
ditetapkan oleh DSN MUI;
o barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); dan

Emiten memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:


 total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari
45% (empat puluh lima per seratus); atau
 total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan
total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%
(sepuluh per seratus)
CARA BERINVESTASI DI SAHAM SYARIAH

Di mulai dari Investor terlebih dahulu. Investor menginvestasikan sahamnya


pada perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas ini sendiri adalah sebuah
perusahaan yang merupakan anggota dari Bursa Efek Indonesia yang bergerak
dalam bidang transaksi sekuritas (jual beli efek syariah). Sederhananya, yaitu
sebagai jembatan antara investor dengan pasar modal.

Dari perusahaan sekuritas maka investor membuka rekening dan bisa


bertransaksi langsung melewati via Online dan juga bisa Transaksi melewati via
Broker. Kemudian via Broker sendiri bisa disebut pialang yang merupakan
perantara antara pasar modal dengan investor, disini Broker tidak membeli
maupun menjual saham secara langsung, tetapi memberikan rekomendasi kepada
investor, mengenai saham mana yang menarik serta waktu transaksi yang tepat .

Rekomendasinya juga bukan berasalkan dari pendapat pribadi namun dari analisis
yang diberikan oleh para analis riset yang bekerja lansung untuk perusahaan
sekuritas tersebut

 Apakah Indeks Saham Syariah Indonesia itu?

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang


mencerminkan seluruh saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

 Apakah Jakarta Islamic Index?


Jakarta Islamic Index adalah indeks saham syariah yang berisi 30 saham
syariah yang tercatat di bursa efek indonesia dengan rata-rata nilai kapitalisasi
terbesar dan nilai likuiditas perdagangan paling tinggi dalam setahun terakhir

DAFTAR EFEK SYARIAH

Kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar


modal, yang ditetap oleh OJK atau pihak yang mendapat persetujuan dari OJK
sebagai Pihak Penerbit DES. Tujuan kemudian tujuan dari keberadaan daftar efek
syariah sendiri sebagai panduan investasi bagi pihak pengguna DES, seperti manajer
investasi pengelola reksa dana syariah, asuransi syariah, dan investor syariah lainnya.
Selain itu, DES juga menjadi acuan bagi Bursa Efek Indonesia dan pihak lain yang
ingin menerbitkan indeks saham syariah.
Penerbit
 Otoritas Jasa Keuangan
 Manajer investasi Syariah
 Pihak yang mendapat persetujuan dari OJK untuk menerbitkan DES
 Manajer investasi yang memiliki unit pengelolaan investasi syariah

Secara periodik menerbitkan DES sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu
pada akhir bulan Mei dan akhir bulan November. Selain itu, terdapat des insidentil
yang diterbitkan karena adanya penetapan saham yang memenuhi kriteria syariah
pada saat pernyataan pendaftaraan emiten dalam rangka penawaran umum perdana
(IPO) efektif.

SUKUK

Definisi sukuk yaitu efek syariah yang berupa sertifikat atau bukti kepemilikan
yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas
aset yang mendasarinya (underlying asset). Underlying aset adalah aset yang dijadikan
sebagai obyek atau dasar penerbitan sukuk. Aset yang dijadikan underlying dapat
berupa barang berwujud seperti tanah, bangunan, proyek pembangunan, atau aset tidak
berwujud seperti jasa, atau hak manfaat atas aset
Karakteristik Sukuk
Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
 Memerlukan underlying asset sebagai dasar penerbitan.
 Merupakan bukti kepemilikan atas underlying asset.
 Imbal hasil (return) yang diberikan berupa upah/sewa (ujroh), selisih harga
lebih (margin), atau bagi hasil, sesuai jenis akad yang digunakan dalam
penerbitan.
 Terbebas dari unsur riba, gharar, dan masyir.
 Penggunaan dana harus sesuai dengan prinsip syariah
Perbedaan Antara Sukuk dan Obligasi

Prinsip Dasar dari sukuk, kepemilikan bersama atas suatu aset/manfaat atas
aset/ jasa/ proyek/ investasi tertentu. Sementara jika dari obligasi, utang piutang antara
penerbit obligasi dan investor Penggunaan dana dari sukuk, penggunaan dana hanya
untuk kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sementara jika
dari obligasi, tidak terbatas pada kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah Imbal Hasil Dari sukuk, terlihat adanya bagi hasil, fee atau ujrah, margin.
Sementara jika dari obligasi terdapat bunga Underlying asset. Dari sukuk kita bisa
dapatkan perlunya underlying asset (tanah, bangunan, proyek pembangunan, atau aset
tidak berwujud seperti jasa, atau hak manfaat atas aset). Sementara jika dari obligasi
tidak perlu

Manfaat Penerbitan Sukuk

 Memperluas alternatif pembiayaan bagi perusahaan.


 Sebagai salah satu sarana pembiayaan infrastruktur.
 Sebagai sarana investasi berbasis syariah di pasar modal.
 Memiliki basis investor yang lebih luas yang meliputi investor konvensional
dan investor yang memiliki preferensi syariah.
 Mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri keuangan syariah

SUKUK NEGARA

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara
adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah
perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini
(special purpose vehicle-SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen
utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan
berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
SUKUK KORPORASI

Sukuk korporasi adalah sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan, baik


perusahaan swasta maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN), berdasarkan
peraturan OJK No. 18/POJK.04/2005 tentang penerbitan dan persyaratan sukuk.
Pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk Koperasi :
1. Regulator/Otoritas Jasa Keuangan
Pihak yang melakukan pengawasan, pembinaan, pengaturan di sektor jasa
keuangan.
2. Emiten
Pihak yang menerbitkan sukuk dengan tujuan memperoleh pendanaan
3. Wali Amanat
Pihak yang mewakili kepentingan investor (para pemegang sukuk)
4. Investor
Pihak yang membeli sukuk
5. Pemeringkat efek
Pihak yang melakukan rating atas sukuk dalam rangka mengevaluasi risiko
sukuk
6. Profesi penunjang
Terdiri dari: Akuntan Publik, Konsultan Hukum, Penilai, dan Notaris
7. Tim Ahli Syariah
Seseorang atau lebih ahli syariah yang bertanggung jawab terhadap kesesuain
syariah atas produk atau jasa syariah di Pasar Modal yang diterbitkan atau
dikeluarkan perusahaan
8. Bursa Efek Indonesia
9. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
10. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
Akad-akad apa yang dapat digunakan dalam Penerbitan Sukuk
1. Akad Ijarah
Akad antara pihak pemberi sewa dan pihak penyewa untuk memindahkan hak dan
guna atas suatu obyek ijarah yang dapat berupa manfaat barang atau jasa dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti perpindahan
kepemilikan obyek ijarah itu sendiri.

2. Akad Istishna
Akad antara pihak pemesan/ pembeli dan pihak pembuat/ penjual untuk membuat
sutau aset yang dibeli oleh pihak pemesaj/ pembeli dengan kriteria,, dan spesifikasi
yang telah disepakati yang telah disepakati kedua belah pihak

3. Akad Musyarakah
Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dengan cara menyertakan modal baik
dalam bentuk uang maupun bentuk uang bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu
usaha.

4. Akad Mudharabah
Akad kerja sama antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola usaha dengan
cara pemilik modal menyerahkan modal dan pengelola usaha mengelola modal
tersebut dalam suatu usaha.

5. Akad Kafalah
Akad antara pihak penjamin dan pihak yang dijamin untuk menjamin pihak lain
yang dijamin kepada pihak lain.

6. Akad Wakalah

akad antara pihak pemberi kuasa dan pihak penerima kuasa dengan cara pihak
pemberi kuasa memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.
REKSA DANA SYARIAH
Reksa dana syariah merupakan salah satu wadah investasi kolektif yang dikelola
oleh Manajer Investasi dengan cara menginvestasikan dana kelolaan ke efek syariah
berupa saham syariah, sukuk, atau instrument syariah lainnya baik di dalam maupun
luar negeri.

Keunggulan Reksa Dana Syariah


1. Terjangkau, minimum investasi Rp 100.000,-
2. Penyebaran Risiko, dana yang terkumpul diinvestasikan pada berbagai jenis
efek, sehingga risiko tidak dapat terpusat pada 1 jenis efek
3. Kemudahan investasi, Investor tidak memerlukan analisis yang dalam karena
dikelola oleh Manajer Investasi
4. Efisiensi Biaya dan Waktu
 Biaya investasi relatif rendah
 Investor tidak perlu memantau terus menerus karena sudah dilakukan oleh
Manajer Investasi
5. Hasil yang Optimal, Tingkat pertembuhan nilai investasi lebih optimal sesuai
dengan jenis reksa dananya
6. Likuiditas Terjamin, Pencarian dana investasi dapat dilakukan sewaktu-
sewaktu
7. Transparansi Informasi, Investor menerima laporan secara berkala dan dapat
mengetahui hasil investasinya setiap saat
8. Sesuia dengan Syariah, Pengelolaan dan investasi sesuai dengan prinsip
Syariah di Pasar Modal, yang diawa oleh Dewan Pengawas Syariah
9. Legalitas Terjamin, Diawasi oleh OJK dan dikelola oleh Manajer Investasi

Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional

Pengelolaan dari Reksa Dana Syariah sendiri pengelolaannya dikelola sesuai


prinsip syariah. Sementari Reksa Dana Konvensional, dikelola tanpa
memperhatikan prinsip syariah Isi Portofolio dari Reksa Dana Syariah isi
portofolionya berupa saham syariah, sukuk, dan efek syariah lainnya. Sementara
dari Reksa Dana Konvensional terdapat Efek syariah, efek non syariah misalnya
saham dari emiten yang memproduksi alkohol, rokok, bank berbasis ribawi,
obligasi Mekanisme Secara mekanisme Reksa Dana Syariah itu terdapat
pembersihan kekayaan Non-Halal (Cleansing). Sementara Reksa Dana
Konvensional tidak ada Keberadaan Dewan Pengawas Syariah. Berdasarkan
keberadaannya Reksa Dana Syariah sendiri memiliki Dewan Pengawas Syariah
sebagai pengawas. Sementara pada Reksa Dana Konvensional sendiri itu tida ada
pengawas

EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

Efek Beragun Aset Syariah merupakan efek beragun aset yang portofolionya
terdiri dari aset keuangan berupa piutang pembiayaan atau aset keuangan lainnya
yang akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar
modal. Pada dasar instrumennya yaitu membuat yang belum likuid menjadi cepat
likuid. Contoh dari EBA sendiri yaitu pembiayaan kepemilikan rumah, Kredit mobil

DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH

Dana Investasi Real Estat Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada
aset real estat, dan/atau kas dan setara kas yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar modal. Contohnya dari DIRE yaitu berupa pembelian perusahaan
properti, gedung perkantoran.

LAYANAN PASAR MODAL SYARIAH

Ahli Syariah Pasar modal adalah pihak yang bertindak sebagai penasihat
dan/atau pengawas terkait dengan aspek syariah dalam kegiatan usaha perusahaan
termasuk memberikan opini kesesuaian terhadap prinsip syariah atas produk/jasa
syariah di pasar modal. ASPM dapat berupa orang perseorangan atau badan usaha
yang wajib memiliki integritas dan kompetensi (pengetahuan dan pengalaman) di
bidang pasar modal dan syariah muamalah
Sistem Online Trading Syariah merupakan Sistem perdagangan saham melalui
internet (online stock trading) dimana saham-saham yang bisa diperjualbelikan adalah
saham-saham yang memenuhi kriteria sehingga tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal

Kustodian Syariah
Layanan ini merupakan layanan yang dapat diberikan oleh bank umum dalam
produk investasi syariah (seperti reksa dana syariah dan efek beragun aset syariah)
berupa jasa penitipan efek syariah, penyelesaian transaksi efek syariah, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya

Wali Amanat Syariah


Layanan ini merupakan layanan yang dapat diberikan oleh bank umum dalam
penerbitan sukuk yaitu sebagai pihak yang mewakili kepentingan pemegang sukuk

Manajer Investasi Syariah


Manajer investasi syariah merupakan manajemen investasi dalam anggaran
dasarnnya menyatakan bahwa
 Kegiatan dan jenis usaha
 Cara pengelolaan
 Jasa yang diberikan

Dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah di Pasar Modal

Unit Pengelolaan Investasi Syariah adalah bagian daru Manajer investasi yang
memeiliki tugas dan tanggung jawab mengelola portofolio efek atau portofolio
investasi kolektif yang tidak bertentangan engan prinsip syariah di pasar modal,
mengembangkan dan meamsarkan jasa atau produk pengelolaan investasi syariah

Penerbit Daftar Efek Syariah


Pihak yang telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan untuk
menerbitkan Daftar Efek Syariah

OTORITAS JASA KEUANGAN


Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik, perbankan, pasar
modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan lainnya.
Secara lebih lengkap OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain. Sebelum ada OJK pengawasan industri keuangan berjalan
terpisah di bawah 2 regulator yaitu Bank Indonesia (BI) yang mengawasi perbankan
dan BAPEPAM-LK yang mengawasi pasar modal dan industri keuangan non-bank
Tujuan dibentuk OJK agar seluruh kegiatan dalam sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel, dan mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu
melindungi konsumen maupun masyarakat. OJK dilandasi oleh Prin TARIF

BURSA EFEK INDONESIA (IDX)

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)


merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki peranan
penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi, yang merupakan salah satu
alternatif penanaman modal. Bagi perusahaan, BEI membantu perusahaan untuk
mendapatkan tambahan modal dengan cara go public yaitu kegiatan penawaran saham
atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya (Basir, 2005: 28) dalam Qoribulloh (2013). Pihak yang
menyelanggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertumukan
penawaran jual dan beli efek dengan tujuan memperdagangkan efek di antara penjual
dan pembeli.
KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI)

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga


Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di Pasar Modal Indonesia yang menyediakan
layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar, dan
efisien, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Didirikan di Jakarta pada 23 Desember 1997 dan memperoleh izin usaha pada 11
November 1998, KSEI merupakan salah satu Self-Regulatory Organization (SRO)
bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI). KSEI mulai menjalankan kegiatan operasional penyelesaian transaksi Efek
dengan warkat pada tanggal 9 Januari 1998, mengambil alih fungsi sejenis dari PT
Kliring Depositori Efek Indonesia (KDEI) sebagai Lembaga Kliring Penyimpanan dan
Penyelesaian (LKPP).Tahun 2000, KSEI bersama SRO lainnya menerapkan transaksi
perdagangan dan penyelesaian Efek tanpa warkat (scripless trading) di Pasar Modal
Indonesia. Penerapan tersebut didukung oleh sistem utama KSEI, yaitu The Central
Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).

Melihat perkembangan transaksi di pasar modal kita yang sudah sangat cepat,
serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju, KSEI berinisiatif
melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-BEST melalui generasi baru C-
BEST Next Generation (Next-G) pada 8 Agustus 2018. Peluncuran C-BEST Next-G
merupakan upaya KSEI dalam mendukung perkembangan Pasar Modal Indonesia
terutama dari sisi peningkatan jumlah investor dan peningkatan jumlah penyelesaian
transaksi. Upaya meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi diwujudkan
KSEI melalui kewajiban kepemilikan Single Investor Identification (SID) pada tahun
2012. SID sebagai nomor identitas tunggal bagi investor yang memberikan kemudahan
pada proses identifikasi investor sekaligus landasan berbagai pengembangan pasar
modal lainnya, termasuk fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).

Pada tahun 2016, KSEI telah mengimplementasikan sistem pengelolaan


investasi terpadu (S-INVEST), sehingga Pasar Modal Indonesia memiliki platform
yang terintegrasi untuk industri pengelolaan investasi. Terobosan tersebut berhasil
mengantarkan KSEI meraih penghargaan sebagai The Best Central Securities
Depository in Southeast Asia in 2016 versi Alpha Southeast Asia Magazine dan
menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang
memiliki sistem pengelolaan investasi terpadu. Optimisme dan dedikasi menjadi
penyulut semangat KSEI untuk memajukan Pasar Modal Indonesia. Dengan dukungan
dari pemegang saham yang terdiri dari SRO (BEI dan KPEI), Perusahaan Efek, Bank
Kustodian, dan Biro Administrasi Efek, KSEI terus melaju mewujudkan kinerja terbaik
melalui berbagai inisiatif.
KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA (KPEI)

Pihak yang menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesain transaksi


bursa. Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia
perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat
terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan
kesepakatan tersebut. KPEI hadir dalam salah satu peristiwa bersejarah di pasar modal
Indonesia pada tanggal 5 Agustus 1996, dimana sebuah Lembaga Kliring dan
Penjaminan (LKP) didirikan dengan nama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI) berdasarkan akta notaris No.8 tertanggal 5 Agustus 1996 dan diresmikan
sebagai badan hukum sejak 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Saat ini, 100% modal disetor KPEI dimiliki oleh PT
Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan porsi total modal disetor yang telah ditempatkan
sebesar Rp 15 miliar.

KPEI sebagai salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah


pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diberi kewenangan untuk membuat dan
menerapkan peraturan terkait fungsinya sebagai LKP di pasar modal Indonesia. Hal ini
sesuai dengan amanat UU Pasar Modal No 8 tahun 1995, yang menyebutkan bahwa
tugas LKP adalah untuk menyediakan jasa klriing dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien serta jasa lain berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh OJK.

Keberadaan KPEI dalam industri pasar modal Indonesia berfungsi sebagai LKP
yang menjalankan kegiatan kliring dan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Kegiatan kliring dimaksud melalui proses penentuan hak dan kewajiban atas transaksi
bursa, dari setiap Anggota Kliring (AK) yang wajib diselesaikan pada tanggal
penyelesaian. Adapun fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa dilakukan
dengan cara memberikan kepastian secara hukum untuk dipenuhinya hak dan
kewajiban bagi AK yang timbul dari transaksi bursa.
KPEI terus menerus melakukan peningkatan kualitas layanan jasa dan produk
secara berkelanjutan, serta berupaya untuk melakukan inovasi atas setiap jenis layanan
dan produk untuk memenuhi ekspektasi pelaku pasar. Sebagai pengembangan
institusional, KPEI juga selalu berupaya dalam melakukan perbaikan infrastruktur, riset
dan pengembangan, serta penerapan praktik terbaik standar internasional sebagai
Central Counterparty (CCP).

STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

STRUKTUR LAMA

STRUKTUR BARU
ISU-ISU YANG TERDAPAT PADA PASAR MODAL SYARIAH

Pertama, kebiasaan orang melihat pasar modal itu adalah perjudian, dimana kita
ketahui jika perjudian itu adalah permaian yang pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan diantara beberapa pilihan di mana hanya satu saja yang benar dan menjadi
pemenang. Jelas pasar modal syariah jauh dari kalimat itu. Pasar modal syariah adalah
kita menanamkan modal kita di suatu perusahaan. Sebelum kita menanamkan modal
tentu kita harus memperoleh informasi tentang perusahan tersebut dan melihat laporan
keuangan perusahaan itu. Dalam investasi kita mengenal dengan high risk high return
yang artinya jika kita mengambil resiko tinggi, kita akan mendapatkan keuntungan
yang besar juga. Dan didalam investasi ada untung dan rugi tergantung dari kinerja
perusahaan yang kita tanamkan modal. Kita perlu usaha untuk melihat perusahaan tidak
hanya ikut-ikutan.

Kedua, didalam operasionalnya di pasar modal, keterbatasan Sumber Daya


Manusia (SDM) menjadi masalah lain di dalam pasar modal. Masih banyak yang tidak
tahu tentang pasar modal dan bagaimana sistemnya. Padahal pasar modal memiliki
peluang di dunia kerja jikat kita ingin mempelajari pasar modal. Masih sedikitnya yang
tahu pasar modal menyebabkan perkembangan pasar modal di Indonesia menjadi
lambat. Menurut warran Buffan seorang tokoh dalam pasar modal, seharusnya pasar
modal dikenalkan dari usia dini sehingga ketika menginjak usia lanjut bisa menikmati
hasil dari pasar modal tersebut.
Ketiga, didalam para modal syariah, masih bisa temui bandar, pembadaran
sering terjadi di saham-saham syariah maupun tidak. Bandar ini tidak terlihat secara
langsung karena bandar ini memakai 1-2 sekuritas, jadi tidak terdeteksi. Kita ketahui
bahwa di syariah, kita harus menghindari saham yang dimana permintaan terlihaty
banyak tetapi hanya 1 orang saja yang melakukannya. Dalam pasar modal masih
berjalan seperti ini.

PENUTUP

KESIMPULAN

Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegaitan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem
pasar modal secara keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak
memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai
pasar modal syariah memberikan kesempatan para investor muslim maupun non muslim
untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah. Beragam
produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII antara lain berupa saham, sukuk,
reksadana syariah, dll. Di pasar modal, larangan syariah diatas mesti diimplementasikan
dalam bentuk aturan main yang mencegah praktek spekulasi, riba, gharar, dan maysir.
Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding period atau jangka waktu
memegang saham minimum

Di dunia internasional indeks saham syariah telah bermunculan berkembang


pesat terutama di Barat dan Timur Tengah seiring dengan perkembangan ekonomi Islam
secara global. Indeks syariah memberikan alternatif investasi yang aman khususnya bagi
kaum muslim yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah.

SARAN

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:

1. Pasar modal syariah digunakan oleh para investor untuk melakukan


penanaman

2. modal atau melakukan jual beli saham secara syariah yang tentunya bebas
dari praktek-praktek yang dilarang.

3. Untuk menghindari praktek yang dilarang seperti perjudian dan riba maka
kita sebagai umat Islam sudah seharusnya mealkukan jual beli saham di
pasar modal syariah

4. Adanya makalah ini juga kami harapkan mampu mengubah persepsi


masyarakat tentang pasar modal yang selalu dianggap mengandung riba
padahal ada didalam pasar modal itu sendiri terdapat saham-saham syariah.

5. Dengan adanya makalah ini juga kami berharap semoga sangat membantu
untuk memperkenalkan lebih jauh lagi kepada masyarakat khususnya
Masyarakt Indonesia tentang Pasar Modal Syariah

DAFTAR PUSTAKA

Adelia Elsa Friana. 2018. Sejarah Pasar Modal Syariah. Kompasiana dari

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Ke 2. Gedung
Soemitro Djojohadikusumo.

Hestanto. 2014. Pengertian Pasar Modal Syariah Menurut Para Ahli.

Dosen akuntansi. 2017. Pengertian dan Prinsip Pasar Modal Syariah Terlengkap.
Edisi Ke 2. Gedung Soemitro Djojohadikusumo.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx
LAMPIRAN

DAFTAR SAHAM DI JII (JAKARTA ISLAMIC INDEX)


LAPORAN POSISI KEUANGAN OJK
LAPORAN KEUANGAN KSEI
LAPORAN KEUANGAN KPEI

Anda mungkin juga menyukai