Kelompok 6
Kelas:
Akuntansi A
Dosen :
Dr. Muhammad Akhyar Adnan, MBA., Ak.
RUMUSAN MASALAH
7. Produk dan Layanan apa saja yang ada di dalam Pasar Modal Syariah?
PEMBAHASAN
Pasar Modal Syariah sama halnya dengan pasar modal pada umumnya. Menurut
undang-undang nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 13 menjelaskan bahwa kegiatan pasar
modal merupakan suatu tahapan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Istilah pasar
modal sering diartikan sebagai kata stock market. Menurut Rosenburg (1983)
menjelaskan bahwa pasar modal adalah tempat pembelian dan penjualan surat berharga
atau efek dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak dari
sekuritas yang diperdagangkan.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan
Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar
modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang
digunakan adalah akad mudharabah. Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri
dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah
tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI
pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam
dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
Visi:
Misi:
Menjadikan pasar modal syariah sebagai sarana pembiayaan bagi pemerintah dan
sektor swasta, serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat;
Mewujudkan pasar modal syariah yang tumbuh, stabil, berkelanjutan, dan
akuntabel; serta
Mewujudkan sumber daya manusia di pasar modal syariah yang berkualitas dan
amanah
KONSEP,HUKUM DASAR PASAR MODAL
Secara garis umum pasar modal syariah merupakan kegiatan pasar modal yang
tidak bertentangan dengan prinsip prinsip syariah di pasar modal. Maksud prinsip-
prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di
bidang modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), baik fatwa DSN -MUI yang telah ditetapkan, maupun fatwa DSN-MUI
yang belum ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan LK. Pada BAB II pasal 2 Fatwa
Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal berbunyi:
1) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha
yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
2) Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan investa
si harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha.
3) Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas. Tindakan maupun
informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat
menimbulkan kerugian di salah satu pihak.
4) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi
kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
5) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada investor
maupun emiten.
Pasar modal syariah mempunyai peran penting. Peran penting tersebut terbagi
menjadi dua, yaitu: sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan
usahanya melalui penerbitan efek syariah dan juga sarana investasi efek syariah bagi
investor. Pasar modal juga bersifat universal artinya dapat dimanfaatkan dan
dipergunakan oleh siapapun tanpa melihat latarbelakang suku, agama, dan ras tertentu.
Kegiatan pasar modal secara umum sejalan dengan pasar modal pada umumnya.
Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik khusus bagi pasar modal syariah
yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar modal. Kegiatan pasar modal syariah merupakan kegiatan penyertaan
modal dan atau jual beli saham termasuk dalam kelompok muamalah dan halal. Hal ini
menjelaskan bahwa transaksi pasar modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan
menurut syariah seperti halnya kegiatan spekulasi dan manipulasi yang didalamnya
mengandung unsur gharar, riba, maisir, risywah, maksiat, dan kedzhaliman.
DASAR HUKUM
Pasar modal syariah menggunakan dasar hukum Al-Quran dan Hadist, dapat dilihat
sebagai berikut:
Al- Quran
ِ طانُ ِمنَ ْال َم ِس ذَلِكَ بِأَنَّ ُه ْم قَالُواْ إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل
الربَا َ ش ْي
َّ طهُ ال ُ َّالربَا الَ يَقُو ُمونَ إِالَّ َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَت َ َخب ِ َالَّذِينَ يَأ ْ ُكلُون
َف َوأَ ْم ُرهُ إِلَى ّللاِ َو َم ْن َعادَ فَأ ُ ْولَـئِك َ َسل
َ ى فَلَهُ َما َ ظةٌ ِمن َّربِ ِه فَانت َ َه َ الربَا فَ َمن َجاءهُ َم ْو ِع ِ َوأ َ َح َّل ّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم
َار ُه ْم فِي َها خَا ِلدُون ِ َّص َحابُ الن ْ َ أ.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al- Baqarah: 275).
ََ َالربَا ِإن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين َ يُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ اتَّقُواْ ّللاَ َوذَ ُرواْ َما بَ ِق
ِ َي ِمن
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al- Baqarah: 278).
َاض ِمن ُك ْم َوالَ تَ ْقتُلُواْ أَنفُ َس ُك ْم إِ َّن ّللا ِ َيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ الَ ت َأ ْ ُكلُواْ أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
َ اط ِل إِالَّ أَن ت َ ُكونَ تِ َج
ٍ ارةً َعن ت ََر
ً َكانَ بِ ُك ْم َر ِحيما
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’:29).
َص ْي ِد َوأَنت ُ ْم ُح ُر ٌم إِ َّن ّللا ْ َّيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ أ َ ْوفُواْ بِ ْالعُقُو ِد أ ُ ِحل
َّ ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ اْل َ ْنعَ ِام إِالَّ َما يُتْلَى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِح ِلي ال
ُيَحْ ُك ُم َما ي ُِريد
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu . Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS.Al-Maidah: )
Al-Hadist
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Ketahuilah, siapa yang
memelihara anak yatim, Sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia
menginvestasikannya (membisniskankannya), janganlah ia membiarakan harta itu idle,
sehingga harga itu terus berkurang lantara zakat”.
Fatwa tentang Pasar Modal Syariah
Banyak manfaat pasar modal syariah dimana makin terbukanya lapangan kerja
di bidang pasar modal syariah yang dimana pada saat sekarang ini masih jarang yang
mengenalnya. Oleh karena itu, peluang kerja di pasar modal syariah masih sangat besar
dan mampu memperbaiki perekonomian bangsa. Selain orang yang mengenal tentang
pasar modal, ada lagi yang dibutuhkan yaitu orang dibidang agama yang mampu menilai
apakah perusahaan tersebut mampu masuk dalam indeks syariah.
Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan utama antara pasar modal konvensional dan
pasar modal syariah. Beberapa di antara adalah perbedaan berikut:
Pada investasi pasar modal konvensional, instrumen yang dijual adalah saham, obligasi,
reksa dana, opsi, right, dan warrant. Sedangkan pasar investasi pasar modal syariah, saham,
obligasi, dan reksa dana yang dijual merupakan instrumen yang telah sesuai hukum syariah.
Dengan adanya saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana syariah, Anda yang
mengutamakan kehalalan dalam transaksi dan aset yang dimiliki tidak perlu susah-susah
mencari dan memilah sendiri. Selain itu, produk investasi syariah saat ini juga sudah bisa
ditemukan dengan mudah.
2. Emiten Penjual Saham
3. Indeks Saham
Indeks saham syariah yang ada, dikeluarkan oleh pasar modal syariah. Karena itu, seluruh
saham yang tercantum pada bursa pasar modal syariah sudah terjamin halalnya. Sedangkan
pada pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka secara bebas dan tidak memisahkan
saham yang halal secara khusus.
4. Mekanisme Transaksi
Mekanisme transaksi di pasar modal konvensional tidak menetapkan batasan apapun. Arah
perputaran uang juga dibuka secara bebas. Sehingga konsep bunga pada pasar modal
konvensional adalah hal yang pasti ada. Transaksi yang tidak jelas, spekulatif, manipulatif, dan
judi juga diizinkan dalam pasar modal konvensional. Serta saham yang dimiliki dapat bergerak
di bidang apapun secara bebas selama mampu memberikan keuntungan. Sedangkan pada pasar
modal syariah, hal-hal tersebut diatur secara ketat. Dana yang Anda tanam tidak akan
digunakan untuk menggerakkan bidang yang tidak sesuai dengan prinsip syariat. Misalnya
seperti rokok, alkohol, makanan yang diharamkan dan lain sebagainya. Selain itu, pasar modal
syariah juga bebas dari transaksi ribawi, gharar atau meragukan, manipulatif, dan juga judi.
5. Obligasi
Anda yang berminat terhadap obligasi juga harus tahu apa yang membedakan antara obligasi
konvensional dan syariah. Secara umum, pada obligasi konvensional, prinsip yang digunakan
adalah prinsip bunga dengan pemegang obligasi sebagai kreditur atau orang yang berpiutang.
Perhitungan nisbahnya pun didasarkan kepada perkembangan suku bunga yang berlaku.
Sedangkan obligasi syariah telah diatur dalam fatwa DSN – MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan mudharabah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa pihak pemegang
obligasi bukanlah kreditur, tapi pemodal atau shahibul mal. Sedangkan emiten disebut sebagai
pengelola atau mudharib. Selain itu, perhitungan nisbahnya pun sudah disebutkan di awal pada
saat akad transaksi dilakukan. Dalam penggunaan modal saham pun emiten diwajibkan untuk
mengalokasikan modal tersebut sesuai dengan hukum-hukum syariat yang berlaku.
Produk pasar modal syariah adalah efek syariah. Efek Syariah merupakan efek
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Kemudian efek syariah
juga memiliki produk syariah seperti Sukuk, Efek Syariah, Reksa Dana Syariah, Efek
Beragun Syariah (EBA SYARIAH), Dana Investasi Real Estat Syariah. Selain itu juga
ada layanan pasar modal syariah seperti Manajer Investasi Syariah, Pihak Penerbit
Daftar Efek Syariah, Bank Kustodian yang Memberi Jasa Kustodian Syariah, Sharia
Online Trading System, Wali Amanat, Unit Pengelolaan Investasi Syariah, Ahli Pasar
Modal Syariah
EFEK SYARIAH
Seperti yang kita ketahui, pasar modal syariah merupakan bagian dari industri
pasar modal indonesia. Secara umum, kegiatan pasar modal syariah sejalan dengan
pasar modal pada umumnya. Namun demikian, terdapat beberapa karakter khusus
pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Produk pasar modal syariah
adalah efek syariah. Efek syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal.
Efek-efek syariah dalam pasar modal syariah itu adalah HALAL. Karena pada
dasarnya kegiatan pasar modal yang merupakan kegiatan penyertaan modal dan atau
jual beli efek (saham, sukuk, dll), termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga efek
atau transaksi dalam pasar modal syariah diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan
menurut syariah. Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi dan
manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar, riba.
SAHAM SYARIAH
Saham sebagai efek syariah terbagi dalam dua yaitu ada perusahaan yang
menyatakan kesyariahan kegiatan usahanya dalam anggaran dasar sesuai dengan
(PJOK NO.17/PJOK.04/2015) kemudian ada perusahaan yang tidak menyatakan
kesyariahan kegiatan usahanya dalam anggaran dasar sesuai dengan peraturan No.
35/PJOK.04/2017
Konsep saham merupakan konsep kegiatan musyarakah/syirkah, yaitu penyertaan
modal dengan hak bagi hasil usaha. Dengan demikian, saham tidak bertentangan
dengan prinsip syariah, karena saham merupakan bukti penyertaan modal dari investor
kepada perusahaan, yang kemudian investor akan mendapatkan bagi hasil berupa
dividen.
Namun demikian, tidak semua saham dapat langsung dikategorikan sebagai
saham syariah. Berikut proses screening saham syariah
1. Business Screening
Tidak melakukan kegiatan usaha antara lain seabgai berikut
Perjudian dan sejenisnya
Perdagangan yang dilarang
Jasa keuangan RIBAWI
Jual beli risiko yang mengandung ketidakpastian (GHARAR) dan/atau judi
(MAISIR)
Produksi atau Distribusi BARANG HARAM, merusak moral atau mudharat
Transaksi SUAP
2. Tidak melakukan transaksi yang bertentangan dengan prinsip syariah di
pasar modal
3. Financial Screening
Total Utang berbasis bunga dibanding total aset tidak lebih dari 45%.
Pendapatan non halal dibanding total pendapatan tidak lebih dari 10%.
Emiten/Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria tersebut di atas, sahamnya dimuat
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
Emiten sendiri Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu
penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku.
Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.Jenis
Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara
penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten
melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk.
Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal syariah Indonesia, baik
yang tercatat di BEI maupun tidak, dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang diterbitkan oleh OJK secara berkala, setiap bulan Mei dan November. Saat ini,
kriteria seleksi saham syariah oleh OJK adalah sebagai berikut;
Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
perjudian dan permainan yang tergolong judi;
perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
o perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
o perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
jasa keuangan ribawi, antara lain:
o bank berbasis bunga;
o perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional;
memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan
antara lain:
o barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
o barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
ditetapkan oleh DSN MUI;
o barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); dan
Rekomendasinya juga bukan berasalkan dari pendapat pribadi namun dari analisis
yang diberikan oleh para analis riset yang bekerja lansung untuk perusahaan
sekuritas tersebut
Secara periodik menerbitkan DES sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu
pada akhir bulan Mei dan akhir bulan November. Selain itu, terdapat des insidentil
yang diterbitkan karena adanya penetapan saham yang memenuhi kriteria syariah
pada saat pernyataan pendaftaraan emiten dalam rangka penawaran umum perdana
(IPO) efektif.
SUKUK
Definisi sukuk yaitu efek syariah yang berupa sertifikat atau bukti kepemilikan
yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas
aset yang mendasarinya (underlying asset). Underlying aset adalah aset yang dijadikan
sebagai obyek atau dasar penerbitan sukuk. Aset yang dijadikan underlying dapat
berupa barang berwujud seperti tanah, bangunan, proyek pembangunan, atau aset tidak
berwujud seperti jasa, atau hak manfaat atas aset
Karakteristik Sukuk
Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
Memerlukan underlying asset sebagai dasar penerbitan.
Merupakan bukti kepemilikan atas underlying asset.
Imbal hasil (return) yang diberikan berupa upah/sewa (ujroh), selisih harga
lebih (margin), atau bagi hasil, sesuai jenis akad yang digunakan dalam
penerbitan.
Terbebas dari unsur riba, gharar, dan masyir.
Penggunaan dana harus sesuai dengan prinsip syariah
Perbedaan Antara Sukuk dan Obligasi
Prinsip Dasar dari sukuk, kepemilikan bersama atas suatu aset/manfaat atas
aset/ jasa/ proyek/ investasi tertentu. Sementara jika dari obligasi, utang piutang antara
penerbit obligasi dan investor Penggunaan dana dari sukuk, penggunaan dana hanya
untuk kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sementara jika
dari obligasi, tidak terbatas pada kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah Imbal Hasil Dari sukuk, terlihat adanya bagi hasil, fee atau ujrah, margin.
Sementara jika dari obligasi terdapat bunga Underlying asset. Dari sukuk kita bisa
dapatkan perlunya underlying asset (tanah, bangunan, proyek pembangunan, atau aset
tidak berwujud seperti jasa, atau hak manfaat atas aset). Sementara jika dari obligasi
tidak perlu
SUKUK NEGARA
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara
adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah
perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini
(special purpose vehicle-SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen
utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan
berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
SUKUK KORPORASI
2. Akad Istishna
Akad antara pihak pemesan/ pembeli dan pihak pembuat/ penjual untuk membuat
sutau aset yang dibeli oleh pihak pemesaj/ pembeli dengan kriteria,, dan spesifikasi
yang telah disepakati yang telah disepakati kedua belah pihak
3. Akad Musyarakah
Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dengan cara menyertakan modal baik
dalam bentuk uang maupun bentuk uang bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu
usaha.
4. Akad Mudharabah
Akad kerja sama antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola usaha dengan
cara pemilik modal menyerahkan modal dan pengelola usaha mengelola modal
tersebut dalam suatu usaha.
5. Akad Kafalah
Akad antara pihak penjamin dan pihak yang dijamin untuk menjamin pihak lain
yang dijamin kepada pihak lain.
6. Akad Wakalah
akad antara pihak pemberi kuasa dan pihak penerima kuasa dengan cara pihak
pemberi kuasa memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.
REKSA DANA SYARIAH
Reksa dana syariah merupakan salah satu wadah investasi kolektif yang dikelola
oleh Manajer Investasi dengan cara menginvestasikan dana kelolaan ke efek syariah
berupa saham syariah, sukuk, atau instrument syariah lainnya baik di dalam maupun
luar negeri.
Efek Beragun Aset Syariah merupakan efek beragun aset yang portofolionya
terdiri dari aset keuangan berupa piutang pembiayaan atau aset keuangan lainnya
yang akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar
modal. Pada dasar instrumennya yaitu membuat yang belum likuid menjadi cepat
likuid. Contoh dari EBA sendiri yaitu pembiayaan kepemilikan rumah, Kredit mobil
Dana Investasi Real Estat Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada
aset real estat, dan/atau kas dan setara kas yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di pasar modal. Contohnya dari DIRE yaitu berupa pembelian perusahaan
properti, gedung perkantoran.
Ahli Syariah Pasar modal adalah pihak yang bertindak sebagai penasihat
dan/atau pengawas terkait dengan aspek syariah dalam kegiatan usaha perusahaan
termasuk memberikan opini kesesuaian terhadap prinsip syariah atas produk/jasa
syariah di pasar modal. ASPM dapat berupa orang perseorangan atau badan usaha
yang wajib memiliki integritas dan kompetensi (pengetahuan dan pengalaman) di
bidang pasar modal dan syariah muamalah
Sistem Online Trading Syariah merupakan Sistem perdagangan saham melalui
internet (online stock trading) dimana saham-saham yang bisa diperjualbelikan adalah
saham-saham yang memenuhi kriteria sehingga tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal
Kustodian Syariah
Layanan ini merupakan layanan yang dapat diberikan oleh bank umum dalam
produk investasi syariah (seperti reksa dana syariah dan efek beragun aset syariah)
berupa jasa penitipan efek syariah, penyelesaian transaksi efek syariah, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya
Unit Pengelolaan Investasi Syariah adalah bagian daru Manajer investasi yang
memeiliki tugas dan tanggung jawab mengelola portofolio efek atau portofolio
investasi kolektif yang tidak bertentangan engan prinsip syariah di pasar modal,
mengembangkan dan meamsarkan jasa atau produk pengelolaan investasi syariah
Melihat perkembangan transaksi di pasar modal kita yang sudah sangat cepat,
serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju, KSEI berinisiatif
melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-BEST melalui generasi baru C-
BEST Next Generation (Next-G) pada 8 Agustus 2018. Peluncuran C-BEST Next-G
merupakan upaya KSEI dalam mendukung perkembangan Pasar Modal Indonesia
terutama dari sisi peningkatan jumlah investor dan peningkatan jumlah penyelesaian
transaksi. Upaya meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi diwujudkan
KSEI melalui kewajiban kepemilikan Single Investor Identification (SID) pada tahun
2012. SID sebagai nomor identitas tunggal bagi investor yang memberikan kemudahan
pada proses identifikasi investor sekaligus landasan berbagai pengembangan pasar
modal lainnya, termasuk fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).
Keberadaan KPEI dalam industri pasar modal Indonesia berfungsi sebagai LKP
yang menjalankan kegiatan kliring dan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Kegiatan kliring dimaksud melalui proses penentuan hak dan kewajiban atas transaksi
bursa, dari setiap Anggota Kliring (AK) yang wajib diselesaikan pada tanggal
penyelesaian. Adapun fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa dilakukan
dengan cara memberikan kepastian secara hukum untuk dipenuhinya hak dan
kewajiban bagi AK yang timbul dari transaksi bursa.
KPEI terus menerus melakukan peningkatan kualitas layanan jasa dan produk
secara berkelanjutan, serta berupaya untuk melakukan inovasi atas setiap jenis layanan
dan produk untuk memenuhi ekspektasi pelaku pasar. Sebagai pengembangan
institusional, KPEI juga selalu berupaya dalam melakukan perbaikan infrastruktur, riset
dan pengembangan, serta penerapan praktik terbaik standar internasional sebagai
Central Counterparty (CCP).
STRUKTUR LAMA
STRUKTUR BARU
ISU-ISU YANG TERDAPAT PADA PASAR MODAL SYARIAH
Pertama, kebiasaan orang melihat pasar modal itu adalah perjudian, dimana kita
ketahui jika perjudian itu adalah permaian yang pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan diantara beberapa pilihan di mana hanya satu saja yang benar dan menjadi
pemenang. Jelas pasar modal syariah jauh dari kalimat itu. Pasar modal syariah adalah
kita menanamkan modal kita di suatu perusahaan. Sebelum kita menanamkan modal
tentu kita harus memperoleh informasi tentang perusahan tersebut dan melihat laporan
keuangan perusahaan itu. Dalam investasi kita mengenal dengan high risk high return
yang artinya jika kita mengambil resiko tinggi, kita akan mendapatkan keuntungan
yang besar juga. Dan didalam investasi ada untung dan rugi tergantung dari kinerja
perusahaan yang kita tanamkan modal. Kita perlu usaha untuk melihat perusahaan tidak
hanya ikut-ikutan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegaitan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem
pasar modal secara keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak
memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai
pasar modal syariah memberikan kesempatan para investor muslim maupun non muslim
untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah. Beragam
produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII antara lain berupa saham, sukuk,
reksadana syariah, dll. Di pasar modal, larangan syariah diatas mesti diimplementasikan
dalam bentuk aturan main yang mencegah praktek spekulasi, riba, gharar, dan maysir.
Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding period atau jangka waktu
memegang saham minimum
SARAN
2. modal atau melakukan jual beli saham secara syariah yang tentunya bebas
dari praktek-praktek yang dilarang.
3. Untuk menghindari praktek yang dilarang seperti perjudian dan riba maka
kita sebagai umat Islam sudah seharusnya mealkukan jual beli saham di
pasar modal syariah
5. Dengan adanya makalah ini juga kami berharap semoga sangat membantu
untuk memperkenalkan lebih jauh lagi kepada masyarakat khususnya
Masyarakt Indonesia tentang Pasar Modal Syariah
DAFTAR PUSTAKA
Adelia Elsa Friana. 2018. Sejarah Pasar Modal Syariah. Kompasiana dari
Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Ke 2. Gedung
Soemitro Djojohadikusumo.
Dosen akuntansi. 2017. Pengertian dan Prinsip Pasar Modal Syariah Terlengkap.
Edisi Ke 2. Gedung Soemitro Djojohadikusumo.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx
LAMPIRAN