Anda di halaman 1dari 12

Pasar Modal Syariah

Kelompok 1 :

1. Fithrah Nurul Anastasya 05220190055


2. Dian Narawati 05220190056
3. Nur Laela 05220190058
4. Salsa Miranda Sari 05220190060

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
ANGKATAN 2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Pasar Modal Syariah” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah
ini di ajukan untuk memenuhi tugas Ayah Dr.H. Andi Darmawangsa, S. Ag., M.Ag. Sholawat dan
salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Aamiin…
Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta
dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami, akhirnya makalah ini dapat di selesaikan
dengan baik.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi
maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Makassar, 15 Februari 2022

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH.............................................................................................3
D. METODE.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. PENGERTIAN PASAR MODAL SYARIAH...............................................................4
B. PRINSIP-PRINSIP PASAR MODAL SYARIAH..........................................................4
C. FUNGSI PASAR MODAL SYARIAH........................................................................5
D. INSTRUMENT PASAR MODAL SYARIAH..............................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8


A. KESIMPULAN......................................................................................................8
B. SARAN...............................................................................................................8
C. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan merupakan salah satu
tolak ukur perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di
Indonesia telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi
Indonesia. Seiring perkembangan pasar modal, maka dikembangkan pula pasar modal
syariah yaitu pasar modal yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi,
dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam (Hamzah, 2005).
Islamisasi Pasar modal yang telah diperjuangakan oleh beberapa kalangan akhir akhir
ini, telah memainkan beberapa peran penting yang mengubah topographydari sektor
keuangan. Hal ini telah menjadi sumber utama dari pertumbuhan pasar modal syariah,
dimana produk produk dan pelayanan pasar modal telah diperhatikan untuk diubah
menjadi produk- produk dan pelayanan pasar modal syariah. Indeks Islam atau Indeks
syariah telah mengambil tempat pada proses Islamisasi pasar modal dan menjadi awal
dari pengembangan pasar modal syariah (Nazwar, 2008).
Beberepa Indeks besar Islam didunia seperti Dow Jones Islamic Market Index (DJMI),
RHB syariah Index, Kuala Lumpur Syariah Index (dll) telah berkembang dan telah mulai
popular diantara komunitas muslim yang memiliki komitmen dengan prinsip prinsip
Islam dalam menjalankan dan memanajemen investasi mereka. Karena indeks indeks
tersebut diciptakan dengan beberapa batasan-batasan untuk produk-produk investasi
sesuai dengan syariah. Bahkan non muslim juga ikut masuk berinvestasi di Indeks Islam
ini walaupun ada batasan batasannya.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di
mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan
basis syariah. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam
mengoperasikan portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal
syariah adalah Amanah Income Fund yang didirikan bulan Juni 1986 oleh para anggota
the North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Beberapa
negara yang proaktifdalam menyambut kedatangan para investor muslim maupun
investor yang ingin memanfaatkan pasar modal yang berprinsipkan syariah ini dan yang
konsisten di dalam menerapkan syariah Islam dalam sendi kehidupannya adalah Bahrain
Stock di Bahrain, Amman Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock
Exchange di Kuwait dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia (Hamzah, 2005).
Perkembangan pasar modal di Indonesia juga mengikuti perkembangan di negara-
negara lain dengan membentuk pasar modal syariah. Hadirnya pasar modal syariah yang
diluncurkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index tidak

iv
terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang
syariah.
Pada perdagangan beberapa jenis sekuritas, mempunyai tingkat return dan risiko yang
berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang
tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh
investor di masa datang. Hal ini sejalan dengan definisi investasi menurut Sharpe (1999)
bahwa investasi merupakan komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk
mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan.
Pasar modal, baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah
memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang
berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas diantara sekuritas- sekuritas lainnya
yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian
return yang akan diterima oleh investor di masa datang. Hal ini sejalan dengan definisi
investasi menurut Sharpe dalam (Tandelilin, 2001), bahwa investasi merupakan
komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di
masa depan. Dengan demikian, ada dua aspek yang melekat dalam suatu investasi, yaitu
tingkat pengembalian (return) yang diharapkan dan risiko tidak tercapainya return yang
diharapkan. Risiko yang tinggi pada saham berhubungan dengan kondisi ekonomi
makro, seperti resesi ekonomi, gejolak politik, dan lain sebagainya serta industri dan
karakteristik perusahaan.
Kinerja pasar modal tidak hanya ditentukan oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga
oleh faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan dan faktor internal
perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering dipakai sebagai dasar oleh para
pelaku bursa untuk mengambil keputusan investasinya. Sehingga faktor fundamental
meliputi factor fundamental makro (eksternal) dan faktor fundamental mikro (internal).
Faktor fundamental makro dalam istilah analisis pasar modal disebut dengan faktor
fundamental negara, faktor ini bersifat uncontrollable sehingga tidak dapat dikendalikan
perusahaan. Faktor fundamental makro meliputi faktor- faktor: (1) ekonomi, (2) sosial,
budaya, demografi dan lingkungan, (3) kekuasaan politik, pemerintahan, dan hukum, (4)
teknologi, dan (5) persaingan (David, F. R, 2003).
Faktor fundamental makroekonomi; inflasi, tingkat bunga, kurs dan pertumbuhan
ekonomi merupakan faktor-faktor yang sangat diperhatikan oleh para pelaku pasa
bursa. Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor ini dapat mengakibatkan
perubahan-perubahan di pasar modal, yaitu meningkat atau menurunnya harga saham.
Volatilitas dari harga-harga sahamdi pasar modal dapat berpotensi untuk meningkatkan
atau menurunkan risiko sistematis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan pada faktor
makroekonomi dapat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko
sistematis. Kondisi makroekonomi yang memburuk akan meningkatkan risiko sistematis,

v
sedangkan kondisi makroekonomi yang membaik akan menurunkan risiko sistematis
(Brigham and Houston, 1998).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pasar modal syariah?
2. Apa saja prinsip-prinsip pasar modal syariah?
3. Apa fungsi pasar modal syariah?
4. Apa saja instrument pasar modal syariah?

C. Tujuan Masalah
Mengenai rumusan masalah di atas dapat disimpulkan mengenai tujuannya sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip pasar modal syariah.
3. Untuk mengetahui fungsi pasar modal syariah.
4. Untuk mengetahui instrument pasar modal syariah.

D. Metode
Metode yang digunakan penulis untuk menyusun makalah ini adalah study pustaka yaitu
usaha untuk menghimpun informasi-informasi yang relavan dari buku-buku dan
sumber-sumber baik tercetak ataupun elektronik lain.

vi
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal Syariah


Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual
dalam pasar modal merupakan perusahaan untuk menjual efek-efek di pasar modal
yang disebut emiten, sedangkan pembeli disebut investor.
Pasar modal Syari’ah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip Syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas
dari hal- hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi.
Pasar modal Syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai dengan
prinsip- prinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah adalah efek yang dimaksudkan
dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad,
pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip
Syari’ah yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-
MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) dalam bentuk fatwa.
Jadi yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. 1

B. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah


1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan usaha
yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
2. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan
investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan.
3. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
4. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi
kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik
pada investor maupun emiten.2

1
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal Syariah
2
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta:Sinar
Grafika, 2011) h. 34)

vii
Adapun Prinsip Pasar Modal Syariah Berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-
MUI/III/2011 menegaskan bahwa prinsip pasar modal syariah tidak boleh
mengandung aktivitas seperti dijelaskan di bawah ini.
1. Tadlis: Merupakan usaha penjual untuk membatasi objek investasi sehingga
pembeli melihat objek dalam kondisi yang baik, padahal terdapat beberapa
kekurangan produk yang tidak disebutkan oleh penjual. Prinsip pasar modal ini
dilarang dan diharamkan dalam praktiknya.
2. Taghrir: Merupakan aktivitas yang dilakukan dengan mempengaruhi orang lain
melalui kebohongan secara lisan atau tindakan sehingga orang tersebut
terdorong melakukan transaksi. Ketidakjujuran adalah aspek terlarang dalam
syariat Islam. Sehingga prinsip ini tidak sejalan dengan syariah.
3. Tanajusy: Prinsip ini menunjukkan seorang pembeli berpura-pura dalam
melakukan penawaran suatu produk padahal ia tidak mempunyai keinginan
untuk membeli. Hal ini dilakukan dengan tujuan menimbulkan kesan produk
diincar oleh banyak pembeli sehingga pembeli lainnya yang ingin membeli akan
tergesa-gesa untuk segera membelinya.
4. Ikhtikar: Merupakan kegiatan menimbun yang dilakukan penjual sehingga
nantinya ketika produk langka, ia mampu menjualnya dengan harga tinggi.
Prinsip ini tidak boleh diterapkan dalam pasar modal bersifat syariah karena bisa
merugikan konsumen.
5. Ghisysy: Strategi penjual dengan menyembunyikan kondisi negatif atau tidak
normal suatu barang kepada pembeli. Sehingga produk yang dipaparkan hanya
dari segi keunggulan saja.
6. Ghabn: Merupakan penipuan yang dilakukan penjual di mana produk yang
ditukarkan atau dibeli tidak sesuai dengan akad transaksi. Kegiatan menipu atau
memberikan produk tidak sesuai perjanjian awal merupakan hal yang tidak
terpuji dan tidak sesuai prinsip syariah.
7. Ba’i Alma’dum: Merupakan jual beli yang tidak produk atau obyeknya. Sehingga
penjual menjual suatu barang yang belum dimilikinya. Prinsip ini tentu tidak
sejalan sesuai syariah, karena pembeli tidak mengetahui barang secara spesifik
dan berpotensi tertipu.
8. Riba: Ialah tambahan biaya yang dibebankan oleh penjual kepada pembeli atas
pokok pinjaman berupa bunga sehingga menguntungkan penjual. Oleh karena
itu, prinsip pasar modal syariah menggunakan sistem bagi hasil.

C. Fungsi Pasar Modal Syariah


Menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syari’ah secara umum berfungsi :
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan

viii
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan


likuiditas. ” perihal posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya.”
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan
mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja bisnis
sebagaimana tercermin pada harga saham. 3

D. Instrument Pasar Modal Syariah


Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek)
yang umum diperjualbelikan melalui pesar modal. Efek adalah setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga kormesial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda
bukti utang, right, warrans, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen
yang ditetapkan oleh Bepepam LK sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di
pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen paling
umum diperjualbelikan melalui bursa efek antara lain ;
1. Saham syari’ah atau stoks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagi modal
pada perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilik saham merupakan
pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin basar
kekuasanya di perusahaan tersebut.4
2. Obligasi (sukuk) atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti utang
dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji lainya serta
pelunasan pokok penjamin yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. 5
3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi
Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi
pada saat jatuh tempo.6
4. Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik

3
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 114)
4
Ibit, h. 133
5
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah
6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk
Reksadana Syariah

ix
harta (sahib al-mal/ Rabb al-Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib
al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan
pengguna investasi.7
5. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah) adalah efek yang diterbitkan oleh
kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolionya terdiri dari aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan
yang timbul kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan,
Efek bersifat investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.8
6. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/ Rights Issue Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak yang melekat pada saham yang
termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang memungkinkan para pemegang
saham yang ada untuk membeli Efek baru; termasuk saham, efek yang dapat
dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain.
Hak tersebut wajib dapat dialihkan.9
7. Warran Syariah, Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk
dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga
tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya
tersebut.10

7
Andri Soemitra, op.cit, h. 152
8
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) Syariah
9
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 66/DSN/MUI/2008 Tentang Waran Syariah
10
Ibid, h.133

x
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah : kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsipsyariah. Pasar Modal Syariah di
Indonesia secararesmidiluncurkanpadatahun2003. Pasar modal secara umum
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada pasar
perdana maupun pada pasar sekunder. Adapun risiko yang terjadi semata-mata
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal ini
terus berkembang.

B. Saran
Marilah kita mendalami lagi tentang pasar modal syariah dengan menerapkan
ketentuan-ketentuan hukum syariah Islam.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar


Modal Syariah
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika, 2011) h. 34)
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,
2010), cet ke-2, h. 114)
Ibit, h. 133
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang
Obligasi Syariah
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah
Andri Soemitra, op.cit, h. 152
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 66/DSN/MUI/2008 Tentang Waran
Syariah
Ibid, h.133

xii

Anda mungkin juga menyukai