Anda di halaman 1dari 2

Artikel Khusus

HARI NATAL – BUKAN HARI RAYA ORANG KRISTEN

1. Wikipedia
Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat
Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember
untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Kata “natal” berasal dari ungkapan
bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Pada negara-negara yang berbahasa Arab, hari
raya ini disebut dengan Idul Milad. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut
Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131),
yang berarti Misa Kristus. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata
"Natal", yang ada hanya kelahiran Yesus.
Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk
dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari
kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang-
orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad-
abad pertama, hidup kerohanian anggota-anggota jemaat lebih diarahkan kepada
kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun
umumnya – terutama oleh Origenes – dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang
orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang
Kristen tidak berbuat demikian.
Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir).
Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius
Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan
keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum
diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam
gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak
Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu
sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10).
Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi.
Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu
Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa
Klaus atau Sinterklas. Natal biasanya merupakan stimulus ekonomi tahunan terbesar di
berbagai negara di dunia. Penjualan barang-barang meningkat tajam di berbagai area
retail, dan pada musim Natal orang-orang membeli berbagai hadiah, dekorasi, dan
persediaan Natal. Industri yang bergantung pada penjualan di musim Natal antara lain
kartu Natal, pohon Natal, dan lain-lain. Studio-studio film merilis berbagai film berbiaya
tinggi pada musim Natal untuk menghibur orang-orang, yang sedang berlibur.

2. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Christmas:


"Natal bukanlah upacara gereja yang pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari
Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada
bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang "Natal Day" dinyatakan sebagai berikut: "Di dalam
kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan
perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja
(seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia
ini."

3. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:


"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya
tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya.
Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.'

4. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan:


"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh
umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-
orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut".
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk
mengenang kematian Yesus Kristus) ... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari
kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat
memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang
diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari".
Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."

Kesimpulan: Kita harus berhati-hati, jangan sampai mengambil sesuatu selain Kristus
untuk tujuan Allah, sebab segala sesuatu selain Dia ialah ragi. Waspadalah, si jahat
sedang bertiarap di sekeliling kita menunggu mangsanya! Kita dapat dengan mudah
menjadi mangsanya sebab dalam sifat alamiah kita ada kecenderungan untuk
mencampurkan ragi ke dalam adonan yang murni, agar orang lebih mudah memahami
perkara-perkara rohani. Satu-satunya cara yang murni dan kudus untuk memberitakan
Injil dan membawa orang Kristen ialah dengan berdoa dan meministrikan Firman.
Janganlah menggunakan cara lain. (PH Matius, berita 38, Witness Lee)

Anda mungkin juga menyukai