Anda di halaman 1dari 5

Alhamdulillah, atas izin Allah, di hari yang mulia ini kita

dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang yang


insyaallah dimuliakan-Nya, di tempat yang mulia ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Baginda Nabi SAW.

Mari, kita jaga dan tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan
mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sungguh, siapa yang takwa, merekalah yang derajatnya tinggi di
hadapan Allah SWT.
Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga,
dan Semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini,
untuk Selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
swt, Dengan cara mengerjakan semua kewajiban-kewajiban dan
Meninggalkan semua larangan, menambah ibadah, menguatkan
Keimanan, dan memantapkan keyakinan kepada-Nya. Sebab, tidak
ada Bekal yang lebih baik untuk kita bawa menuju akhirat selain
ketakwaan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah


Adalah dengan cara tunduk patuh pada semua ajaran Islam dan
Mengikutinya dengan penuh ikhlas, mengerjakan semua perintah
dan Menjauhi semua larangan. Termasuk dalam hal ini adalah
dengan Mengagungkan setiap sesuatu yang diagungkan oleh Allah,
seperti Bulan Rajab, atau bulan haram lainnya. Mengagungkan apa
yang diagungkan oleh Allah merupakan salah satu Bukti ketakwaan
dalam diri umat Islam. Hal ini sebagaimana tertulis Dalam Al-Qur’an,
Allah berfirman:
Artinya, “Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah,
maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj
&22': 32)
Kita sebagai umat Islam, sudah seharusnya tidak menyia-nyiakan
kesempatan yang diberikan oleh Allah di bulan Rajab ini, di mana
semua amal ibadah dan kebaikan dilipatgandakan pahalanya, setiap
doa akan diterima, dan semua dosa-dosa akan diampuni. Selain itu,
kemuliaan bulan ini karena disandarkan langsung kepada-Nya, dan
disebut dengan bulan Allah.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Setiap 27 Rajab, kita diingatkan peristiwa yang luar biasa, Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW. Dimna Kita telah memasuki bulan Rajab
bulan di mana terdapat peristiwa agung yang senantiasa diperingati
kaum muslimin yaitu peringatan Isra dan Mi'raj, salah satu peristiwa
yang sangat penting dalam sejarah dakwah Islam. Peristiwa diisra
dan dimi'rajkannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Isra mi'raj
adalah peristiwa bersejarah, perjalanan spiritual yang pernah dialami
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang memiliki nilai-nilai luhur
yang akan tetap aktual sepanjang zaman. Oleh karena itu adalah hal
yang sangat wajar kalau peristiwa penting ini selalu diperingati oleh
umat Islam di seluruh penjuru bumi, termasuk di negeri kita tercinta
ini.
Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang ‘sulit dinalar
logika’. Bagaima mungkin, perjalanan sejauh itu hanya di tempuh
dalam satu malam. Perjalanan dari Masjidil Haram menuju Baitul
Maqdis, dan dari Baitul Maqdis menuju langit dunia sampai akhirnya
Nabi Muhammad saw bertemu dengan Rabb-nya langsung
Kalimat pertama yang diucapkan Nabi Muhammad saat tiba di
Sidratul Muntaha adalah “Attahiyyatul mubarakatush shalawatuth
thayyibatu lillah”. “Kemudian salam baginda Nabi itu dijawab oleh
Allah, ‘Assalamualaiku ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa
barakatuh’,” jelas ulama keturunan Nabi Muhammad dari jalur
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini. Tidak hanya itu Rasulullah meminta
salam keselamatan kepada Allah bukan untuk dirinya saja. Di
hadapan Allah, Nabi Muhammad memohon keselamatan juga untuk
umatnya.

“Baik umat yang sudah ada pada zamannya maupun umat yang
ketika itu belum dilahirkan,” jelasnya. Kalimat salam dan doa
keselamatan yang diucapkan kepada Allah itu adalah
“Assalamualaina wa ala ibadillahis shalihin”. “Doa itu tidak berhenti
pada zaman itu saja, melainkan masih tetap berlaku hingga
sekarang,”
Peristiwa yang dialami Nabi Muhammad dari Makkah menuju Baitul
Maqdis lalu tiba di langit ketujuh merupakan perjalanan yang jauh
dan sulit diterima akal sehat karena butuh penjelasan secara logika.
Kendati begitu, peristiwa tersebut tertuang dalam Al-Quran Surah Al-
Isra ayat 1.

‫ُسْب َح اَن اَّلِذ ي َأْس َر ٰى ِبَعْب ِدِه َلْي اًل ِم َن اْل َمْس ِج ِد اْل َح َر اِم إِ َلى اْل َمْس ِج ِد اَأْلْق َص ى اَّلِذ ي َباَر ْك َنا َح ْو َلُه‬
‫ِلُنِر َيُه ِم ْن آَياتِ َناۚ ِإَّنُه ُهَو الَّسِميُع اْل َبِص يُر‬
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang
telah Kami berkahi sekeliling agar Kami perlihatkan ke arahnya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad mendapatkan


‘oleholeh’ yang sangat monumental dan menjadi hal yang paling
sering Disebut pada bulan Rajab yakni perintah shalat lima waktu.
Maka Kurang lengkap rasanya jika peringatan Isra Mi’raj yang sering
dilakukan Masyarakat di Indonesia tidak mengangkat dan membahas
tentang Shalat. Baik pembahasan tentang shalat dari perspektif fiqih,
tasawuf, Kesehatan, maupun dari perspektif lain yang mampu
meningkatkan Keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Pembahasan tentang shalat ini penting untuk diingatkan kembali


Kepada umat Islam pada bulan Rajab ini sebagai upaya untuk
Menguatkan kembali kesadaran bahwa shalat adalah sebuah
Kebutuhan bagi umat Islam. Bukan hanya sekedar kewajiban saja.
Mengapa kita butuh? Karena shalat menjadi satu media penting
untuk Mendekatkan diri dan menyembah Allah swt. Dengan shalat
kita telah Menunjukkan komitmen untuk menjalankan misi utama
diciptakannya Manusia ke dunia yakni untuk beribadah. Hal ini sudah
disebutkan Dalam Al-Qur’an Surat Ad-Dzariyat ayat 56:

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk


beribadah kepada-Ku.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam pelaksanaan shalat sendiri, penting untuk diingat oleh kita
semua untuk senantiasa mengedepankan kualitas shalat. Bukan
hanya kuantitas shalat saja. Kewajiban shalat yang difokuskan
kepada kuantitas atau jumlah saja akan menjadikan diri terbebani
dalam menjalankannya. Jika kewajiban shalat kita kerjakan dengan
mengedepankan kualitas, maka shalat yang dilakukan akan
benarbenar bisa dinikmati dan akan berdampak pada perilaku serta
kualitas kehidupan kita.
Mari di bulan Rajab ini kita jadikan peristiwa Isra Mi’raj sebagai
media untuk lebih menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada
hal-hal yang ghaib serta menjadikan shalat sebagai ibadah yang
benar-benar bisa membuahkan hasil nyata yang berdampak pada
kehidupan diri dan masyarakat sekitar. Upaya ini dilakukan dengan
menjaga kuantitas dan kualitas shalat yang kita lakukan. Semoga
Allah mengabulkan harapanharapan kita. Amin

Anda mungkin juga menyukai