Anda di halaman 1dari 8

Dalil Tentang Tasawuf

Serta
Contoh Prilaku Rasul Dan
Sahabatnya

Muhammad Rifky Pardiansyah


Holidiatun Hafizah
Kata Pengantar
Segala puji Syukur atas kehadiran Allah SWT yang maha kuasa limpahan Rahmat serta hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “DALIL TENTANG TASAWUF SERTA CONTOH
PRILAKU RASUL DAN SAHABATNYA”. Sholawat beserta salam tidak lupa pula kita hanturkan kepada
junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kira dari alam yang begitu gelap gulita
hingga alam yang terang benderang.

Kami sangat bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Akhlak Tasawuf dengan
judul “DALIL TENTANG TASAWUF SERTA CONTOH PERILAKU RASUL DAN SAHABATNYA”.
Disamping itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan saya karna telah membantu
mengerjakan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Mudah
mudahan makalah sederhana kami ini dapat dipahami dan di mengerti oleh kita semua. Kami mohon maaf
Dalil Tasawuf dalam Al Qur’an

Beberapa sufi menyandarkan dasar-dasar pemahaman mereka melalui ayat-ayat Al Qur’an. Adapun ayat-ayat tersebut sebagai
berikut:
QS Al Baqarah : 115
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dari ayat tersebut kita belajar untuk memahami rahmat Allah SWT yang maha luas dan kaya.

QS Al Baqarah : 186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Ayat berikutnya membuat kita memahami betapa Allah SWT dekat kepada kita, hamba-Nya.

QS Qaf : 16
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya.”
QS Qaf : 16
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Dari ayat ini kita belajar bahwa Allah SWT senantiasa dekat dengan hamba-Nya, melebihi nadi di lehernya.

QS Al Kahfi : 65
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan
kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Dalam ayat ini kita belajar bahwa rahmat Allah SWT senantiasa luas kepada hamba-Nya.
Dalil tasawuf berdasarkan kisah
rasul
Dari berbagai hadits, Rasulullah SAW diketahui hidup dengan sangat sederhana.
Bahkan terkadang Rasulullah mengenakan pakaian tambalan. Beliau tidak makan dan
minum selain yang halal dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT pagi dan malam.
Hingga suatu hari Siti Aisyah bertanya, “Mengapa engkau seperti ini ya Rasulullah,
padahal Allah SWT senantiasa mengampuni dosamu?”

Rasulullah pun menjawab, “Apakah engkau tidak menginginkan aku menjadi hamba
yang bersyukur kepada Allah?”

Tak hanya itu, dalam hadits lain juga banyak dijumpai Rasulullah berbicara tentang
kehidupan tasawuf seperti,
Bentuk formalnya saja, khususnya bidang ilmu yang mengambil bentuk prilaku
lahiriyah sebagaimana yang tampak dalam ilmu syari'at. Formalisme dalam ritual
Islam dipandang amat merugikan, maka Allah mengingatkan kita terhadap adanya
bahaya formalisme, sebagaimana firman Allah:

‫َو ِإَّن َر َّبَك َلَيْع َلُم َم ا ُتِكُّن ُص ُد وُر ُهْم َو َم ا ُيْع ِلُنوَن‬
Artinya: "Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang
disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan." (Q. S. 27. An-Naml,
A. 74).
Contoh perilaku rasul dan sahabat dalam kajian
tasawuf
Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam
perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan perilaku nabi Muhammad SAW.
Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalawat
(mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengasingan diri Nabi SAW digua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalawat.
Kemudian puncak kedekatan Nabi SAW dengan Allah SWT tercapai ketika melakukan Isra Mikraj. Di dalam Isra
Mikraj itu nabi SAW telah sampai ke Sidratulmuntaha (tempat terakhir yang dicapai nabi ketika mikraj di langit
ke tujuh), bahkan telah sampai kehadiran Ilahi dan sempat berdialog dgn Allah. Dialog ini terjadi berulang kali,
dimulai ketika nabi SAW menerima perintah dari Allah SWT tentang kewajiban shalat lima puluh kali dalam
sehari semalam. Atas usul nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan
alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya. Kemudian Nabi Muhammad SAW terus berdialog
dengan Allah SWT. Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan sufisme dikemudian hari.
Kesimpulan

Kesimpulan Tasawuf bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Prinsip-prinsip ajaran
Tasawuf telah ada dalam Islam semenjak Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, bahkan
kehidupan rohani Rasul dan para sahabat menjadi salah satu panutan di dalam melakukan
amalan-malannya. Ini merupakan sangkalan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tasawuf
merupakan produk asing yang dianut oleh umat Islam. Inti dari ajaran tasawuf ialah mendekatkan
diri kepada Allah dengan melalui tahapan-tahapan (ajaran)Nya yaitu maqamat danahwal. Ajaran-
ajaran tasawuf ini bersumber dari Al-Qur’an, Hadits dan perbuatan-perbuatan sahabat .

Anda mungkin juga menyukai