Anda di halaman 1dari 3

Tiga Teguran Nabi di Akhir Zaman

Oleh: H. Muhammad Nasir

Para hadirin yang dimuliakan oleh Allah. Mari pada kesempatan siang ini melalui mimbar Jumat
ini, kami sebagai khatib berpesan pada diri kami sendiri dan para hadirin untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Yang dengan cara inilah insyaallah
takwa akan sanggup menghantarkan kita hidup penuh dengan kebahagiaan , keselamatan baik di
dunia maupun di akhirat nanti. Yaitu menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah.

Kita mengingat sejarah kira-kira pada 4 abad yang lalu di mana Islam telah mengalami puncak
keemasan di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW. Islam menjadi kebanggaan umat. Pengaruh
Islam dengan cepat menyebar hampir ke seluruh dunia. Padahal pada saat itu umat Islam sangat
minim. Ini semua tidak lain berkat kekuatan Aqidatul Islam yang tertanam di jiwa mereka dan
ketaatan menjalankan agama atau syariat yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya
berdasarkan suatu hukum yang bersumber kepada Al Quran maupun al Hadis. Sungguh Islam
pada satu itu sangat jaya.

Maka tidak salah jika Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa al islamu ya’lu wala yu’la
alaihi. Akan tetapi pada saat itu juga Rasulullah SAW. memperingatkan pada para sahabat
bahwa nanti Islam hanya tinggal nama. orang banyak mengaku bahwa dirinya adalah muslim,
dia adalah orang Islam, ktp Islam, tapi sayang nama hanya tinggal nama, apa yang dia lakukan
tidak sesuai dengan konsep Al Quran maupun al Hadis .

Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. Yang diriwayatkan dari imam baihaqi yang
bersumber dari Sayyidina Ali Karamallahu wajhahu yang berbunyi:

Artinya secara bebas, akan datang kepada manusia, kata Nabi di akhir zaman nanti di mana
Islam nanti hanya tinggal nama. Banyak orang mengaku dirinya muslim tapi tadi saya katakan
bahwa kelakuannya tidak mencerminkan keislamannya. Dia mengaku sebagai seorang muslim,
tapi selalu melanggar syariat-syariat yang sudah ditentukan baik oleh Allah maupun Rasul-Nya.
Tidak sedikit zaman sekarang orang di sana-sini mengaku dirinya adalah Islam, tapi maaf apa
yang dia ucapkan tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan. Sering kali benturan dengan fakta ,
kadang kala omongannya A di satu tempat ditempat yang lain B. Inilah yang menyebabkan
semakin lama Islam akan semakin luntur, Islam hanya tinggal nama seperti kata Rasulullah
SAW. Nah, dengan demikian marilah kita semua sebagai orang muslim, ya mudah-mudahan
Allah menakdirkan kita betul-betul muslim bukan hanya sekedar nama orang muslim tapi juga
kelakuannya betul-betul muslim sesuai apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Kita sangat prihatin dalam keadaan seperti sekarang, tidak sedikit saudara kita yang mengaku
muslim tapi kelakuannya adalah mabuk-mabukan, berbuat zina, merampok, selalu menganggu
orang lain. padahal semua ini dilarang di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan demikian,
apalagi melakukan dengan kekerasan. Islam bagaimanapun tetap mempunyai nilai rahmatan lil
alamin, ini yang pertama yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Yang kedua wala yabqo minal quran illa rasmuhu, Al Quran nanti akhir zaman hanya tinggal
tulisan. Sekarang memang banyak orang muslim yang punya Al Quran, tapi juga banyak pula
orang muslim yang tidak punya Al Quran. Banyak saudara kita yang bisa membaca Al Quran,
tapi belum tentu mereka bisa mengamalkan apa yang ada di dalam Al Quran. Andaikata kita
semua lari kembali kepada konsep Al Quran, dengan apa yang kita baca di dalamnya, lalu kita
amalkan maka insyaallah hidup kita akan tenang, bahagia, selamat baik di dunia maupun di
ahkirat.

Kenapa? Rasulullah SAW. pernah menyampaikan dalam sebuah hadis:

‫القرآن َشافِ ٌع ألصْ َحابِ ِه‬


Al Quran sanggup memberikan syafaat, pertolongan kepada siapapun yang membacanya, baik
itu berkaitan masalah di dunia maupun nanti di akhirat. Dengan demikian marilah melalui
mimbar jumah ini kita biasakan untuk membaca Al Quran. Ditarget kalau bisa dalam satu bulan
kita bisa mengkhatamkan Al Quran, syukur tiap hari jumat kita bisa mengkhatamkan Al Quran.
Betapa dimanjakannya oleh Allah SWT orang yang membaca Al Quran. Sungguh sangat
dimanjakan oleh allah.

Kita baru membaca alif lam mim, itu ada tiga huruf, tiga puluh kebaikan insyaallah diberikan
Allah kepada kita. Lalu bagaimana kalau kita membaca sekian banyak surat dalam Al Quran.
Syukur kalau kita bisa mengkhatamkan Al Quran begitu banyaklah pahala yang diberikan oleh
Allah kepada kita. Namun maaf, bukan hanya sekedar kita baca, alangkah indah dan baiknya
kalau kita bisa mengamalkan Al Quran. Kita lihat zaman sekarang mungkin saudara-saudara kita
yang pernah membaca Al Quran di antara ayat yang dibaca adalah innamal khomru wal maysir.
Tahu mereka bahwa khomr itu dilarang di dalam Islam, tapi lihat dalam kenyataan masih banyak
saudara kita yang mabuk-mabukan, yang teler baik itu secara sembunyi maupun terang-terangan.
Padahal bukan hanya Al Quran yang melarang, tapi pemerintah pun juga melarang. Nah dengan
demikian kita mohon kepada Allah, mudah-mudahan kita bukan hanya sekedar membaca Al
Quran, tapi bisa mengamalkan tafsir Al Quran. Amin ya rabbal alamin.

Yang ketiga wamasajiduhum amiratun wahiya khorobun minal hudyi. Masjid di akhir zaman
kata Nabi insyaallah bagus-masjid. Masjid dimana-mana besar, indah, sayangnya kata Nabi,
“Wahiya khorobun minal hudyi,” sayang seribu sayang masjid itu sepi dari hidayah. Memang
banyak orang yang berjamaah terutama di kota-kota besar wabil khusus pada hari raya baik Idul
Fitri maupun Idul Adha. Banyak berjamaah sampai-sampai masjid tidak cukup menampung
jamaah tetapi sayang setelah pelaksanaan shalat kelakuaannya masih kembali kepada perbuatan-
perbuatan yang sebelumnya dia lakukan. Menandakan bahwa “wahiya khorobun minal hudyi”
jauh dari hidayah.

Masjid itu memberikan hidayah kepada jamaah. Kadang kala masih ada kita berjamaah di satu
masjid setelah melaksanakan jamaah sandal ilang, sepatupun lenyap. Inilah yang mungkin
digambarkan Rasulullah wahiya khorobun minal hudyi. Dengan demikian bolehlah masjid kita
diperindah, diperbagus, diperbesar, tapi kita mohon kepada Allah mudah-mudahan masjid juga
bisa memberikan hidayah kepada para jamaah, kepada orang lain bukan hanya yang berjamaah
sehingga mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Yang terakhir apa yang disampaikan oleh Nabi seperti menjadi sebuah kenyataan, wa
‘ulamauhum syarrun man tahta adimi as sama’i min ‘indihim takhruju al fitnah wa fii him
ta’udu.

Ulama akhir zaman kata Nabi lebih jelek daripada umatnya, masyarakatnya dibawah langit ini.
Kenapa? Karena dari merekalah timbullah fitnah dan akan kembali fitnah itu pada mereka. Kita
lihat zaman sekarang, para kyai walaupun tidak semuanya, hanya beda baju, hanya beda
golongan, partai kadang kala satu sama yang lain saling mencemooh, mencaci maki, saling
menghina. Kadang kala hanya mempertahankan kelompoknya dan saling menyalahkan. Tidak
bersumber dari Al Quran dan hadis yang seharusnya adalah ulama warasatul anbiya’,
seharusnya para ulama menyelamatkan umat justru kadang kala para ulama membingungkan
umat. Lalu, kalau masyarakat bingung, siapa yang harus kita jadikan imam? Mungkin satu-
satunya cara yang tepat buat kita tidak lain hanyalah memohon kepada Allah mudah-mudahan
kita semua bisa kembali kepada konsep Al Quran dan hadis sekaligus kita diberikan hidayah oleh
Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

Mudah-mudahan khutbah yang singkat ini bisa memberikan hikmah dan manfaat kepada kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai