Anda di halaman 1dari 11

Sejarah, Hikmah, dan Makna Peristiwa Isra

Mi’raj
APRIL 14, 2018 / BREAKING NEWS
 

Assalamualaikum sobat fillah,

 Rutin setiap lima kali sehari, kita selalu mengerjakan shalat fardu, Subuh, Dzuhur,
Ashar, Maghrib, dan Isya. Tapi tau nggak sih peristiwa apa yang melatarbelakangi
perintah menunaikan shalat tersebut? Jangan-jangan belum pada tahu lagi. Kalau
belum tahu, sini penulis kasih tahu, hehe

 Jadi, yang melatarbelakangi perintah untuk menunaikan shalat fardhu itu adalah
peristiwa Isra’ Mi’raj. Ini merupakan salah satu mukzizat yang diberikan Allah SWT.
kepada Nabi Muhammad SAW. Kenapa? Karena peristiwa tersebut tidak masuk akal
manusia. Bagaimana tidak, Rasullulah SAW. Menempuh perjalanan dari Masjidil Haram
di Makkah, kemudian ke Masjidil Aqsa di Palestina yang kemudian dilanjut ke Sidratul
Muntaha atau langit ke tujuh dalam satu malam.

 Peristiwa isra’mi’raj ini sangat menarik untuk dikulik, sayangnya masih banyak yang
belum tahu tentang peristiwa luar biasa ini. Untuk itu, penulis akan sedikit berbagi
informasi mengenai fakta serta hal yang melatarbelakangi peristiwa isra’ mi’raj, untuk
memperkaya pengetahuan kita tentang Islam. Dijamin nggak bakal rugi deh, yuk
disimak.

 A. Makna Isra Miraj

Kita bahas secara etimologis dulu ya, Isra memiliki arti berjalan diwaktu malam. Yang
dimaksudkan berjalan diwaktu malam disini adalah perjalanan Rasulullah SAW pada
malam hari dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina.

 Sedangkan Miraj adalah naik atau alat yang digunakan untuk naik. Secara istilah, yang
dimaksudkan naik di sini adalah perjalanan Rasulullah SAW. dari Masjidil Aqsa menuju
langit ke tujuh (Sidratul Muntaha).

 Singkatnya, Isra Miraj adalah perjalanan Rasulullah SAW. pada satu malam ke tiga
tempat sekaligus, yaitu dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di
Palestina dan kemudian naik ke Sidratul Muntaha, yaitu langit tertinggi, langit ke tujuh.
 

B. Dalam Satu Malam

Dalam Jarak yang sangat jauh dan waktu yang relatif singkat, Rasullullah SAW.
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ini hanya memakan waktu yang tidak sampai satu
malam penuh, kurang lebih dua pertiga malam. Ini tentu adalah sesuatu hal yang
sangat luar biasa yang tidak akan pernah didapatkan oleh manusia manapun kecuali
Rasulullah SAW.

 For your information nih sobat fillah, Jarak antara kota Mekkah dengan Palestina itu
mencapai 1500 km. Dan pada masa Rasulullah belum ada pesawat seperti sekarang
ini, onta adalah satu-satunya kendaraan paling canggih pada masa itu. Dan jika
menunggangi onta dari Makkah sampai Palestina dapat memakan waktu hingga 40
hari. Lalu, bagaimana Rasulullah SAW. dapat melakukannya dalam satu malam?. Tidak
lain dan tidak bukan hal tersebut adalah kehendak sang Maha Agung, Allah
SWT.  Inilah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.

Dalam satu malam ini banyak sekali pengalaman luar biasa yang di alami oleh
Rasulullah SAW, salah satunya adalah beliau dipertemukan dengan para Nabi
terdahulu. Selain itu, atas izin Allah SWT, Rasulullah SAW juga diperlihatkan
bagaimana kondisi yang mengerikan di dalam Neraka, serta keindahan yang tidak akan
bisa manusia bayangkan di dalam Surga sehingga memperkokoh beliau dalam
mengemban dakwah.

 Kisah perjalanan luar biasa Rasulullah SAW. Ini diabadikan lho dalam Al Qur’an, yaitu
Surah Al-Isra (17):1, yang artinya:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.

 C. Latar belakang terjadinya Isra Miraj

Peristiwa Isra’ Mi’raj ini berawal dari kesedihan Rasullulah SAW. Atas 3 musibah yang
beliau alami dalam satu tahun sekaligus. Bahkan tahun tersebut disebut sebagai tahun
kesedihan bagi Rasulullah SAW. (Amulhuzni).
 

Musibah yang pertama adalah wafatnya paman tercinta, Abu Tholib. Walaupun Abu
Thalib tidak pernah mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun beliau sangat berjasa
bagi keberlasungan dakwah Rasullah SAW. Beliau seorang tokoh yang disegani di
Tanah Arab. Pada masa hidupnya, beliau  memerintahkan Bani Hasim dan Bani
Muthalib untuk menjaga Nabi Muhammad dari gangguan kafir Quraisy. Abu Tholib rela
menjadi tameng Rasulullah SAW. untuk menjaganya dari kaum kafir Quraisy. Sehingga
membuat kaum Quraisy berfikir dua kali ketika hendak mencelakakan Rasullulah SAW.
Abu Tholib sangat sayang kepada Rasulullah, ia rela melakukan apa saja demi
keberlasungan dakwah, sehingga ketika beliau wafat, Rasulullah SAW. sangat
bersedih.

 Belum lama setelah paman tercintanya wafat, Khadijah RA. Juga di panggil oleh Al
Khaliq. Rasulullah SAW pun sedih kembali. Bagaimana tidak, setelah paman, kini istri
tercintanya pun pergi meninggalkannya. Rasululullah SAW. sangat mencintai Khadijah
RA., beliau adalah manusia pertama yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Selain
itu, beliau juga mengorbankan seluruh hartanya untuk jalan dakwah. Khadijah adalah
sosok istri yang sangat baik, ketika Rasulullah SAW bersedih ataupun gelisah, beliau
datang untuk menenagkan dan menghibur hati Rasulullah.

 Rasulullah sangat sedih yang amat dalam, namun dakwah harus tetap berlangsung.
Rasulullah SAW. kemudian ingin mengajak orang-orang Thoif untuk beriman. Namun
dakwah Rasulullah SAW. tidak di sambut baik oleh mereka. Rasulullah SAW diusir
dengan memberikan cacian bahkan bahkan melempari Beliau dengan batu, hingga
kakinya berdarah.

 Dalam serba kesedihan yang dialami  Rasulullah SAW, beliau menuju Masjidil Haram.


Dan di sana berbaring, dan dari sinilah peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi.

 Dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini menjadi peliur lara (tasliyah) yang sangat luar biasa untuk
Rasulullah SAW atas semua kesedihan yang beliau alami.

 
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW dapat kita petik hikmah. Cerita yang luar
biasa mengajarkan kita akan kekuasaan yang dimiliki oleh Allah SWT. Dalam peristiwa
ini jugalah  disyariatkan kewajiban shalat fardhu 5 waktu bagi seluruh muslim. Ini adalah
salah satu keistimewaan ibadah shalat 5 waktu, jika ibadah lain diwajibkan melalui
wahyu yang diberikan kepada Rasulullah SAW di bumi. Khusus untuk ibadah shalat,
Allah SWT. Panggil langsung Rasulullah ke langit. Selain itu, Shalat juga merupakan
amalan yang akan pertama kali dihisab.

 Rasullulah menceritakan kejadian ini secara rinci dalam sebuah hadits panjang yang
berbunyi:

 Anas bin Malin an Ibnu Hazm menuturkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda : “…Allah
memfardhukan atas umatku 50 shalat. Aku kembali dengan perintah itu sampai aku
melewati Nabi Musa AS. Lalu ia bertanya “ Apakah Allah wajibkan kepada umatmu?”
Aku menjawab. “Allah mewajibkan 50 Shalat”. Musa berkata “Kembalilah kepada Rabb-
mu karena umatmu tidak akan kuat menunaikan perintah itu”. Lalu aku kembali dan
Allah menghapuskan separuhnya. Aku pun kembali kepada Musa dan berkata “Allah
telah menghapuskan separuhnya”. Musa berkata lagi “Kembalilah kepada Rabb-mu
karena umatmu tidak akan kuat menunaikan perintah itu”. Lalu aku kembali dan Allah
menghapuskan separuhnya lagi. Aku pun kembali kepada Musa. Musa berkata lagi.
“Kembalilah kepada Rabb-mu karena umatmu tidak akan kuat menunaikan perintah
itu”. Lalu aku kembali dan Allah berkata. “Shalat itu lima (waktu) dan dinilai lima puluh
(pahalanya) dan perkataan-Ku tidak akan berganti. “Aku kembali kepada Musa, Musa
berkata lagi “Kembalilah kepada Rabb-mu”. Namun, Aku berkata, “Aku sudah malu
kepada Rabb-ku”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 Jika melihat dari hadist di atas, betapa Rasul sangat cinta kepada umatnya. Pada
awalnya Allah menetapkan 50 shalat kepada kaum muslimin. Karena beliau merasa
bahwa umatnya tidak akan mampu melaksanakannya, sehingga Rasulullah SAW
kembali menghadap  Allah SWT dan meminta untuk diberikan keringanan. Atas
permintaan keringanan inilah yang membuat ibadah shalat fardhu hanya 5 kali sehari.

 Kebayang nggak tuh kalau kita shalat 50 kali sehari. Pasti berat banget kan?. Saat ini
kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban tersebut hanya 5 kali sehari,
dan itu pun masih banyak dari kita yang malas atau bahkan dengan sengaja
meninggalkannya.

 
Untuk itu yuk sobat fillah, kita sama-sama memperbaiki ibadah shalat 5 waktu kita.
Dilengkapi dengan shalat-shalat sunnah ya! Karena jika shalat fardhu seseorang ada
kekurangan, maka hal tersebut dapat dilengkapi dengan pahala shalat sunnah ini.
Ibadah shalat 5 waktu adalah amalan yang sangat utama dalam islam, hal ini sesuai
dengan Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi.

 “Yang pertama kali dihisab dari hamba Allah pada Hari Kiamat adalah shalat. Jika
shalatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, jika shalatnya rusak, maka rusak
pula seluruh amalannya”. (HR. Ath-Tharani).

 Bagaimana? Sekarang sudah pada tahu kan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj ini.
Sekarang, kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah meyakininya sesuai dengan
berita tentang perkara ghaib yang Allah SWT atau Rasulullah SAW kabarkan. Dan
jangan lupa untuk terus istiqomah shalat tepat waktu yaa..

 Wassalamualaikum sobat fillah.


Fakta Ilmiah dibalik Waktu Sholat
Shalat adalah suatu kewajiban dari Allah atas setiap orang mukmin. Dimana Allah
memerintahkannya dalam sejumlah firman-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an. Firman
Allah :

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”  

Rasulullah menjadikan shalat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang
lima, seraya berkata,

“Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah
serta berpuasa dibulan Ramadhan.” 

Shalat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam riwayat berikut ini:

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ shalat
sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian,
Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan
untukmu shalat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).”  

Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah
dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku
shalat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Shalat yang lima (waktu) kecuali
kalau engkau mau shalat tathawwu (shalat sunnah).”

Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu
terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu
pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai
masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik
peralihan/perpindahan waktu sholat.

Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya


perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam.
Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi
fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain
karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish
(kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya
menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya.

WAKTU SUBUH

Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan
frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi
yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap
sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri
berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada
waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid
tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada
saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga
inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

WAKTU ZUHUR

Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan
manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning
ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu
ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam
sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

WAKTU ASHAR

Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini
berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria
jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang
menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin
wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara
keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang
sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ
reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

WAKTU MAGHRIB

Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak
nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena
pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada
waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar
dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan
mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena
pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-
bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang
berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa
mengganggu mata(penglihatan) kita.

WAKTU ISYA

Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya
menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang
frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya
akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita
dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita
berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur
untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah
jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan
pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis),
thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk
manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke
korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan
hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai
fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka
sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud).

Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam. Manusia sebaiknya
sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi
seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap
tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena
telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan
maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah
terfikir oleh kita sebelumnya.

Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan
shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa
hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan
semakin sehat.

Keutamaan Shalat Lima Waktu (1)

Saudaraku … banyak di antara yang mengaku muslim yang belum sadar dengan shalat.
Padahal shalat lima waktu punya keutamaan yang begitu besar. Rumaysho.Com insya
Allah akan menjelaskannya dari dalil-dalil yang shahih hingga beberapa point.

1- Shalat adalah sebaik-baik amalan setelah dua kalimat syahadat.

Ada hadits muttafaqun ‘alaih sebagai berikut,

َّ « َ ‫ضل ُ َقال‬
ُ‫الصالَة‬ ُّ ‫ َأ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سول َ هَّللا‬
َ ‫ى ا ْل َع َم ِل َأ ْف‬ ُ ‫ت َر‬ َ َ ‫َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َم ْس ُعو ٍد َقال‬
ُ ‫سَأ ْل‬
.» ِ ‫يل هَّللا‬ َ ‫ى َقال َ « ا ْل ِج َها ُد فِى‬
ِ ِ‫سب‬ ٌّ ‫ت ُث َّم َأ‬
ُ ‫ َقال َ قُ ْل‬.» ‫ن‬Tِ ‫ى َقال َ « بِ ُّر ا ْل َوالِدَ ْي‬ ٌّ ‫ت ُث َّم َأ‬
ُ ‫ َقال َ قُ ْل‬.» ‫ل َِو ْقتِ َها‬

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau, “Shalat pada
waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Terus apa?” “Berbakti pada orang tua“, jawab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.  “Lalu apa lagi”, aku bertanya kembali. “Jihad di jalan
Allah“, jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85)
2- Shalat lima waktu mencuci dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

َ‫ َقالُوا ال‬. » ‫ َما َتقُول ُ َذلِ َك ُي ْبقِى مِنْ دَ َرنِ ِه‬، ‫سا‬ ً ‫ فِي ِه ُكل َّ َي ْو ٍم َخ ْم‬Tُ‫ َي ْغ َتسِ ل‬، ‫ب َأ َح ِد ُك ْم‬
ِ ‫م لَ ْو َأنَّ َن َه ًرا بِ َبا‬Tْ ‫َأ َرَأ ْي ُت‬
» ‫ َي ْم ُحو هَّللا ُ ِب َها ا ْل َخ َطا َيا‬، ‫س‬
ِ ‫ت ا ْل َخ ْم‬ َّ ُ ‫ َقال َ « َف َذلِ َك ِم ْثل‬. ‫ش ْيًئ ا‬
ِ ‫الصلَ َوا‬ َ ‫دَرنِ ِه‬
َ ْ‫ُي ْبقِى مِن‬
“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara
kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa
kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun
kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu,
dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,

َ ‫ َقال َ َقال‬.» ‫ت‬ َ ‫ ِم ْن ُه ُكل َّ َي ْو ٍم َخ ْم‬Tُ‫ب َأ َح ِد ُك ْم َي ْغ َتسِ ل‬


ٍ ‫س َم َّرا‬ ِ ‫ار َغ ْم ٍر َعلَى َبا‬ ٍ ‫س َك َم َث ِل َن َه ٍر َج‬
ِ ‫ت ا ْل َخ ْم‬ َّ ُ ‫َم َثل‬
Tِ ‫الصلَ َوا‬
‫سنُ َو َما ُي ْبقِى َذلِ َك مِنَ الدَّ َر ِن‬ َ ‫ا ْل َح‬
“Permisalan shalat yang lima waktu itu seperti sebuah suangi yang mengalir melimpah
di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap
hari lima kali.” Al Hasan berkata, “Tentu tidak tersisa kotoran sedikit pun (di
badannya).” (HR. Muslim no. 668).

Dua hadits di atas menerangkan tentang keutamaan shalat lima waktu di mana dari
shalat tersebut bisa diraih pengampunan dosa. Namun hal itu dengan syarat, shalat
tersebut dikerjakan dengan sempurna memenuhi syarat, rukun, dan aturan-aturannya.
Dari shalat tersebut bisa menghapuskan dosa kecil -menurut jumhur ulama-,
sedangkan dosa besar mesti dengan taubat. Lihat Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis
Sholihin karya Syaikh Musthofa Al Bugho dkk, hal. 409.

3- Shalat lima waktu menghapuskan dosa

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اِئر‬ ْ ‫ات َما َب ْي َن ُهنَّ ِإ َذا‬


َ ‫اج َت َن َب ا ْل َك َب‬ ٌ ‫ضانَ ُم َك ِّف َر‬ َ ‫س َوا ْل ُج ُم َع ُة ِإلَى ا ْل ُج ُم َع ِة َو َر َم‬
َ ‫ضانُ ِإلَى َر َم‬ ُ ‫ات ا ْل َخ ْم‬
Tُ ‫الصلَ َو‬
َّ
“Di antara shalat yang lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat lainnya, di
antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan lainnya, itu akan menghapuskan dosa di
antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 233).

4- Shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat


Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ‫ َكا َن ْت لَ ُه ُنوراً َو ُب ْرهَانا ً َو َن َجا ًة َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة َو َمنْ لَ ْم ُي َحاف ِْظ َعلَ ْي َها لَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ُنو ٌر َوال‬T‫َمنْ َحا َف َظ َعلَ ْي َها‬
‫ف‬ٍ َ‫ُب ْرهَانٌ َوالَ َن َجاةٌ َو َكانَ َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة َم َع َقا ُرونَ َوف ِْر َع ْونَ َوهَا َمانَ َوُأ َب ِّى ْب ِن َخل‬

“Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada
hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,
dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun,
Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Disebutkan dalam hadits Abu Malik Al Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫الصالَةُ ُنو ٌر‬


َّ ‫َو‬
“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)

Juga terdapat hadits dari Burairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ور ال َّتا ِّم َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة‬ َ ‫اِئين فِى ال ُّظلَ ِم ِإلَى ا ْل َم‬
ِ ‫سا ِج ِد ِبال ُّن‬ Tَ ‫ش‬ َّ ‫ش ِر ا ْل َم‬
ِّ ‫َب‬

“Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap
bahwasanya kelak ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu
Daud no. 561 dan Tirmidzi no. 223. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits
ini shahih)

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Kepribadian khadijah
Setia, Tulus dan Hangat
Setelah dinikahi Muhammad Khadijah pun membuktikan kualitas dirinya sebagai seorang wanita
mulia. Bukan dengan membangga-banggakan harta dan keturunannya, teapi dengan menunjukkan
kesetiaan, ketulusan dan kehangatan.
Khadijah selalu hadir dalam kebimbangan sang suami, utamanya dalam hal-hal yang penting dan
mendasar, seperti soal kebenaran wahyu dan tentang risalah serta status dirinya sebagai seorang
Nabi. Khadijah selalu mendukung dan mendorong suaminya untuk tetap dalam kebenaran. Bahkan
Khadijah merelakan segala yang dimiliki untuk mendukung dakwah Islamnya.
Selain itu, Khadijah sangat menghormati sang suami. Meski suaminya lebih muda, bukan dari
kalangan bangsawan, Khadijah begitu hormat dan taat terhadap suaminya. Rasulullah pun
merasakan kenyamanan sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga.
Sungguh, sekiranya Muslimah zaman ini meniru apa yang ditauladankan Khadijah, insya Allah tidak
akan terjadi yang namanya percekcokan, pertikaian apalagi sampai pada perselingkuhan dan
perceraian. Sebab, hanya cinta yang tumbuh di atas landasan iman dan akhlak semata yang akan
memberikan ketentraman dan kebahagiaan dunia akhirat.
Jadi, carilah calon suami yang memiliki akhlakul karimah, bisa dipercaya (amanah), cerdas
(berketerampilan) dan siap menjadi pemimin rumah tangga. Jangan cari selain itu. Sebab, apa pun
selain yang tumbuh dari landasan iman, pada akhirnya akan berujung pada kesengsaraan dan
penderitaan.
Andaikata seorang Muslimah menemukan sosok lelaki yang demikian itu dari sumber terpercaya
dan telah memiliki bukti yang valid, maka jangan sungkan dan enggan apalagi malu untuk segera
mengkomunikasikan dengan pihak keluarga atau sahabat yang Muslimah pula untuk bersedia
membantu menyampaikan kepada si lelaki dengan harapan perkenan dirinya menikah. Jika Siti
Khadijah bisa, kenapa kita tidak belajar dari Ummahatul Mukmininyang sangat dicintai Nabi itu?*
 

Anda mungkin juga menyukai