Assalamualaikum wr.wb.
ALHAMDULILLAHILLAZI ANZALAS SAKINATA FI QULUBIL MUMININ,
LIYAZDADU IMANAM MAA IMANIHIM. Ash-sholatu wassalamu ala asyrofil ambiya-i wal
mursalain. Waala alihi washohbihi ajmain, amma badu. Qolallohu taala fi kitabihil karim,
wahuwa ashdaqul qo-ilin, audzu billahi minasy syaithonirrojim. Bismillahirrohmanirrohim :
Islam mula pertama diserukan, sambutan antusias justru datang dari kabilah Khozroj dan Aus di
Madinah. Karena saking antusiasnya warga Madinah menyambut seruan Islam, sehigga sejarah
telah mencatat telah terjadi 2 kali BAIATUL AQOBAH. Baiat atau ikrar setia itu dilakukan
oleh kelompok Madinah isinya menyatakan masuk Islam dan benjanji untuk melaksanakan
ajaran-ajarannya secara sempurna.
Hadirin Rohimakumulloh.
Bahkan menjelang BAIATUL AQOBAH yang kedua sekelompok orang Madinah yang
berjumlah 73 orang pergi ke Makkah sambil menunaikan ibadah Haji, mereka bermaksud
menjemput Rasulullah SAW untuk diboyong ke Madinah. Karena mereka tahu keberadaan Nabi
di Makkah saat itu dalam kondisi berbahaya.
Secara manusiawi sebenarnya Rasulullah SAW saat itu sudah berhasrat untuk segera
meninggalkan Makkah dan pergi ke Madinah. Akan tetapi hal ini belum bisa dilakukan
mengingat belum ada perintah resmi dari Allah SWT.
Maka dengan demikian, hadirin.
Dari peritiwa ini pelajaran yang dapat kita petik adalah bahwa segala tindakan hidup kita di
dunia ini harus selalu berpedoman pada agama. Bukan sekedar mengejar kesenangan sesaat,
demi kepentingan pribadi atau golongan sehingga tidak mempedulikan apakah itu sejalan dengan
ajaran Islam atau tidak.
Ketiga, demi mengenang peristiwa besar ini. Momentum hijrah dijadikan sebagai penanggalan
kalender perhitungan qomariyah oleh para shohabat yang tergolong pada as-sabiqunal awwalun.
Melalui proses musyawarah yang cukup argumentatif, para sahabat menawarkan tiga pilihan
peristiwa yang akan dijadikan tonggak penanggalan qomariyah ini. Peristiwa kelahiran Nabi,
Isra Miraj, dan Hijrah. Maka dipilihlah peristiwa hijrah dengan alasan bahwa hijrah itu jika
diaplikasikan secara lebih luas dapat terjadi setiap saat dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Hal ini sangat relefan dengan makna firman Allah : audzubillahi minasy syaithonirrojim :
Artinya : Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. (QS. An-Nisa : 100)
Hadirin rohimakumulloh.
Jika diartikan secara lebih luas, maka hijrah itu artinya berjalan, bergerak, bangkit dari keadaan
yang kurang baik menuju kehidupan yang lebih baik dalam koridor Ridlo Allah SWT. Jadi,
segala upaya yang dilakukan demi mengubah perilaku menuju kehidupan yang lebih baik demi
menggapai Ridlo dan kasih sayang Allah SWT, itu dikatakan HIJRAH.
Demikianlah uraian sederhana yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata-kata yang
kurang berkenan.
Sebelum berakhir, izinkanlah sebelum menutup pidato ini mengutip syair yang sering
dipopulerkan oleh Bapak KH. Zainudin MZ :
waqod yurja lijarihi bisaifi bur-un
wala burul lima jaroha lisan;
jika pedang lukai tubuh, ada harapan untuk sembuh
jika ucapan lukai perasaan, ke mana obat hendak dicari.