Anda di halaman 1dari 22

ASTRONOMI

“FALKIYAH”

Anahatta Krisniati (170210102082)


Moch. Bachrul Ulum (170210102087)
Firda Fauziyah (170210102089)
Yuniar Intan Pratiwi (170210102110)
PEMBAHASAN

1. Pengenalan Ilmu Falak, Ilmu Hisab dan Rukyatul Hilal


2. Pentingnya mempelajari Ilmu Falak dan Hisab Rukyat
3. Peranan Ilmu Falak dan Hisab Rukyat
4. Kegunaan Ilmu Falak dan Hisab Rukyat
5. Pengenalan bola dunia
6. Pengenalan pembagian waktu
7. Pengenalan istilah matahari yang digunakan
8. Pengenalan istilah bulan yang digunakan
9. Pengenalan interpolasi dan membuat sisipan data
A. Pengenalan Ilmu Falak, Ilmu Hisab dan Rukyatul Hilal

Ilmu Falak
a). Pengertian
Kata ‫) اـلفـلـك‬al-falak) artinya beredar, peredaran, atau peredaran bintang-
bintang, sebagaimana Firman Allah “wa kullu fi falak yasbahun” (dan
masing-masing beredar pada garis edarnya QS. Yasin [36] : 40). Ilmu falak
secara terminology adalah ilmu pengatahuan yang mempelajari benda-
benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda
langit lainnya degan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit
itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain.
b) Ruang lingkup pembahasan

Ilmu Falak dikelompokkan ada 2 macam :


1. Ilmu Falak ‘Ilmiy adalah ilmu yang membahas teori dan konsep benda-benda
langit, misalnya dari asal muasal kejadiannya (cosmogony), bentuk dan tata
himpunannya (cosmologi), jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan
jaraknya (astrometrik), gerak dan daya tariknya (astromekanik), dan kandungan
unsur-unsurnya (astrofisika). Ilmu falak yang demikian ini disebut Theoritical
Astronomy.
2. ilmu falak ‘amaly adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahui
posisi dan kedudukan benda langit antara satu dengan yang lainnya. Ilmu falak
‘amaly ini disebut Practical Astronomy. Ilmu falak ‘amaly inilah yang oleh
masyarakat umum dikenal dengan Ilmu Falak atau Ilmu Hisab.
Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu
Falak ini mempelajari 4 bidang, yaitu :

1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat


2. Waktu-waktu sholat
3. Awal bulan hijriyyah
4. Gerhana matahari dan bulan.
c) Tujuan mempelajari Ilmu Falak
1. Menjelaskan berbagai konsep tentang dasar-dasar Astronomi yang berkaaitan
dengan penentuan waktu-waktu ibadah
2. Menjelaskan peranan Ilmu Falak pada awal penentuaan waktu Sholat
3. Melakukan penghitungan awal waktu Sholat dengan benar
4. Menyusun jadwal waktu Sholat dan Imsyakiah
5. Menghitung sekaligus mengukur arah Kiblat
6. Menghitung sekaligus memprediksikan kapan waktu-waktu ibadah seperti
awal dan akhir puasa itu tiba
7. Membuat kalender Masehi atau Hijriyah
8. Mengkritisi arah kiblat dan mushala yang ada dan diasumsikan tidak sesuai
dengan teori-teori Ilmu Falak
9. Menumbuhkan sifat toleran bila dari hasil hisab dipridiksi akan terjadi
perbedaan dalam berhari Raya misalnya
Ilmu Hisab
Kata ‫( الـحـسـاب‬al-hisab) artinya hitungan, perhitungan, sebagaimana
dalam Firman Allah “lita’lamu ádada al-sinin wa al-hisab” (agar kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) QS. Yunus [10]:5. Ilmu
Falak juga disebut Ilmu Hisab, karena kegiatan yang menonjol dari ilmu ini
ialah memperhitungkan posisi dan kedudukan benda-benda langit. Ilmu
Hisab : Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas tentang
seluk beluk perhitungan peredaran kedudukan benda-benda langit. Ilmu
falak atau ilmu hisab disebut juga ilmu faraidh. Dalam istilah bahasa Inggris
disebut dengan Arithmatic.
Rukyatul Hilal
Kata ‫ الـرؤيـة‬: ru’yah (rukyat) artinya melihat. Dalam kamus Munjid
halaman 243, kata ‫ الـرؤيـة‬: al ru’yat : ‫ الـنظـر بـالـعـيـن أوبـالعــقـل‬: al
nadhar bi al ‘ain au bi al aql = melihat dengan mata, atau melihat dengan
akal. Atau ‫ الـرؤيـة‬: al ru’yat : ‫ الـنظـر بـالـعـيـن والـقـلـب‬: al nadhar bi al ‘ain
au bi al aql = melihat dengan mata, atau melihat dengan akal, atau
dengan hati. Jadi kata ‫ الـرؤيـة‬: ru’yah, maknanya ‫الـنظـر بـالـعـيـن‬
‫“ أوبـالعــقـل أوبـالـقـلـب‬melihat dengan mata, atau melihat dengan akal,
atau melihat dengan hati
B. Pentingnya mempelajari Ilmu Falak dan Hisab Rukyat

Pentingnya adalah untuk mengetahui arah dan waktu-waktu ibadah sbb :


1. Dimana arah kiblat, ketika akan mengerjakan shalat.
2. Kapan waktu shalat yang lima dapat dikerjakan.
3. Kapan memulai dan mengakhiri ibadah puasa atau Idul Fitri 1 Syawal.
4. Kapan memulai menunaikan ibadah haji, wukuf di padang arafah, puasa
sunah arafah, idul Adha, mabit, waktu melontar jumrah.
5. Kapan mengerjakan shalat sunnah gerhana bulan dan matahari.
6. Kapan mengeluarkan zakat maal, dan lain-lain.
C. Peranan Ilmu Falak dan Hisab Rukyat

1. Tanpa Ilmu Falak, umat Islam akan kesulitan dalam penentuan arah
kiblat. Dengan mengetahui ilmu tersebut, orang Islam dapat
menentukan arah kiblat secara mudah, benar, tepat dan akurat. Baik
dengan menggunakan alat kompas, theodolit, GPS dan bayang-bayang
matahari. Mengetahui arah kiblat yang tepat menambah kenyakinan
dalam beribadah.
2. Tanpa Ilmu Falak, umat Islam akan kesulitan menentukan awal waktu
shalat, apalagi kalau terjadi mendung dan hujan. Dengan mudah cukup
menggunakan jadwal waktu shalat yang telah diprogram dibuat jadwal
dan disesuaikan dimana tempat dipermukaan bumi ini.
3. Tanpa Ilmu Falak, umat Islam akan kesulitan melakukan rukyatul hilal,
dan menentukan awal bulan qamariyah khususnya awal Ramadhan, Syawal
dan Dzulhijjah. Dimana daerah yang mengalami banyak awan, mendung dan
curah hujan yang tinggi akan kesulitan menentukannya. Dengan Ilmu Hisab
Hakiki Kontemporer, pelaksanaan rukyatul hilal dan penetapan awal bulan
qamariyah akan mudah ditentukan dengan tetap dan akurat.

4. Tanpa Ilmu Falak, umat Islam akan kesulitan melaksanakan shalat


sunnah gerhana bulan dan matahari. Dengan Ilmu Hisab, gerhana dapat
diperidiksikan jauh-jauh hari sampai tahun yang dikehendaki atau sampai
habis umur kehidupan manusia.
D. Kegunaan Ilmu Falak dan Hisab Rukyat
1) Untuk menentukan arah kiblat dan bayang-bayang arah kiblat surau, mushalla,
masjid, dan lapangan shalat Ied
2) Untuk membuat jadwal waktu shalat di seluruh permukaan bumi
3) Untuk melakukan rukyatul hilal awal bulan qamariyah
4) Untuk penentuan penetapan awal bulan qamariyah teruma awal bulan Ramadhan,
Syawal dan Dzulhijjah.
5) Untuk membuat kalender Hijriyah dan Miladiyah.
6) Untuk mengetahui peristiwa kelahiran, kematian dan peristiwa-peristiwa lainnya.
7) Untuk menghitung khaul zakat maal
8) Untuk membuat terjadinya peristiwa gerhana bulan dan matahari
9) Dengan mengetahui arah dan waktu-waktu ibadah secara mudah benar, tepat dan
akurat, semuanya untuk menambah kenyakinan dalam beribadah, serta
hanya litatmainna al-qulub dan litadabbur al ayatillah.
E. Pengenalan Bola Dunia

Earth, al ardl dalam istilah bahasa Indonesia


dikenal dengan bola dunia atau bumi. Di
samping diberikan gambar bola dunia, lintang
dan bujur tempat : Depag [1981:257]. Bumi
adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk
hidup, termasuk manusia. Sumber daya
mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap
penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.
F. Pengenalan pembagian waktu

= Lintang pengamat/lintang tempat, diukur dari equator (garis khatulistiwa) ke


arah kutub utara bumi, disebut Lintang Utara (LU) diberi tanda positif (+).
Diukur dari equator (garis khatulistiwa) ke arah kutub selatan bumi, disebut Lintang
Selatan (LS) diberi tanda negatif (-)

Λ = Meridian/bujur tempat. Diukur dari Greenwich di dekat London.


Persisnya kota Greenwich atau Observatorium Greenwich terletak 97 km (20 mil) ke
arah tenggara dari kota London. Diukur dari Greenwich ke arah Timur untuk
Bujur Timur (BT) dengan tanda (+), dan ke arah Barat untuk Bujur Barat (BB)
dengan tanda (-). l Bujur Timur (BT) = 0o s/d +180o BT, dan l Bujur Barat (BB) =
0o s/d - 180o BB.
Hubungan meridian/bujur tempat dengan waktu :

 1 putaran ditempuh 360o sama dengan 24 jam


 ½ putaran ditempuh 180o sama dengan 12 jam
 ¼ putaran ditempuh 90o sama dengan 6 jam
 15o sama dengan 1 jam (60 menit)
 1o sama dengan 4 menit
 0o 4' sama dengan 1 menit

Waktu zone

Waktu Zone adalah waktu yang ditempuh dalam 1 kali putaran 360 o sama dengan
waktu 24 jam. Setiap zone waktu setempat besarnya 15o atau 360 / 24 = 15o = 1 jam
= 60 menit. Dengan demikian perbedaan setiap zone waktu besarnya 15o = 1 jam.
Waktu lokal (Local Mean Time) adalah waktu yang sesuai dengan waktu bujur
setempat. Misalnya : 105 (WIB) berbeda 7 jam dari UT (waktu Greenwich). Jadi 105o /
15o = 7 WIB, 120o / 15o = 8 WITA, 135o / 15o = 9 WIT
G. Pengenalan istilah Matahari yang digunakan

1. Ecliptic Longitude
2. Ecliptic Latitude
3. Apparent Right Ascension
4. Apparent Declination
5. True Geosentric Distange
6. Semi Diameter
7. True Obliquity
8. Equation of Time
H. Pengenalan Istilah Bulan yang Digunakan

1. Apparent Longitude
2. Apparent Latitude
3. Apparent Right Ascention
4. Apparent Declination
5. Horizontal Parallax
6. Semi Diameter
7. Angle Bright Limb
8. Fraction Illum
I. Penggunaan Interpolasi Atau Mencari Sisipan Data

Data Matahari dan bulan

Data Matahari dan Bulan tersebut di atas disajikan berdasarkan


waktu Greenwich/ Greenwich Mean Time (GMT). Untuk mengubah GMT menjadi
waktu-waktu daerah di Indonesia, digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Waktu Indonesia Barat (WIB) = GMT + 7 jam
Waktu Indonesia Tengah (WITA) = GMT + 8 jam
Waktu Indonesia Timur (WIT) = GMT + 9 jam
Atau sebaliknya :
GMT = WIB - 7 jam
GMT = WITA - 8 jam
GMT = WIT - 9 jam
Untuk mencari data Matahari dan Bulan bagi wilayah Indonesia, waktu-waktu daerah
di Indonesia terlebih dahulu harus diubah menjadi GMT
Contoh :
Mencari Deklinasi Matahari dan Bulan pada pukul 18.00 WIB tanggal 7 Mei 1993

Langkah 1
Mengubah WIB menjadi GMT, dengan rumus :
GMT = WIB - 7 jam, maka
GMT = 18.00 WIB - 7 jam = 11.00 GMT. Jadi jam 18.00 WIB = jam 11.00 GMT

Langkah 2
Mencari data Deklinasi Matahari dan Bulan dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat
pada jam 11.00 GMT. tanggal 7 Mei 1993 hasilnya :
Deklinasi Matahari jam 11. 00 GMT = 16° 52' 57"
Deklinasi Bulan jam 11.00 GMT = - 21° 43' 32"
Membuat Penyisipan Data / Interpolasi

Oleh karena data Malahari dan Bulan dalam buku Ephemeris atau Almanak atau Al
Falakiyah ini disajikan pada setiap jam, maka untuk memperoleh data pada
pecahan jam, diperlukan langkah-langkah penyisipan/interpolasi.
Rumus : Interpolasi = A – (A – B ) x C / I
Contoh :
Mencari Deklinasi Bulan pada pukul 18:10:12.45 WIB pada tanggal 7 Mei 1993

Langkah 1 :
Mengubah WIB menjadi GMT dengan rumus :
GMT = WIB – 7 jam
GMT = 18:10:12.45 WIB – 7 jam = 11 : 18 : 3.45 GMT
Langkah 2 :

Data yang diketahui jam 11:10:12.45 GMT (pedoman jam 11.00,


sedangkan selebihnya 0:10:12.45 sebagai nilai C). Interpolasi yang
dilakukan antara jam 11.00 dan jam 12.00, berarti berjalan/selisih 1
jam sebagai nilai I.
Mencari Deklinasi Bulan sebagai berikut :
Jam 11.00 GMT = - 21° 43' 32" (sebagai nilai A)
Jam 12.00 GMT = - 21° 46' 51" (sebagai nilai B)
Jadi :
Interpolasi= A – ( A – B ) x C / I
- 21° 43' 32" – (- 21° 43' 32" - -21° 46' 51" ) x 0° 10' 12.45" / 1
= - 21° 44' 05.85"
TERIMAKASIH
GAESS

Anda mungkin juga menyukai