Anda di halaman 1dari 10

Khutbah Pertama

َ ‫ساَل ُم عَ لَى‬
‫سيِّ ِدنَا‬ َّ ‫ وَ الصَّ اَل ُة وَ ال‬، َ‫اض ِح ْال ُع َماَل ِء وَ ْال ُمنَا ِف ِقيْن‬
ِ ‫ وَ َف‬، َ‫ ُمعِزِّ ْالمُوَ ِّح ِديْن‬، َ‫ خَ ا ِذ ِل ا ْل َكا ِف ِريْن‬، َ‫َاص ِر ْال ُمْؤ ِم ِنيْن‬
ِ ‫الحَ مْ ُد ِللَّ ِه ن‬
َ‫ث رَ ْح َم ًة ِل ْلعَالَ ِميْن‬ِ ْ‫ ْال َم ْبعُو‬، َ‫ وَ َقاِئ ِد ْالغِرِّ ْالمُحَ ِّج ِليْن‬، َ‫َام ْالمُجَ ا ِه ِديْن‬
ِ ‫هللا ِإم‬
ِ ‫ْن عَ ْب ِد‬
ِ ‫مُحَ َّم ٍد ب‬.

‫صيْنَ لَ ُه‬ َ ‫شيْ َء َق ْب َل ُه وَ اَل‬


ِ ‫ مُخْ ِل‬،ُ‫شيْ َء بَعْ َده‬ َ ‫ اَل‬،ُ‫ وَ َهزَ َم ْاَأل ْحزَ ابَ وَ ْح َده‬،ُ‫ وَ َأعَ َّز ُج ْن َده‬،ُ‫ نَصَ رَ عَ ْب َده‬،ً‫هللا وَ ْح َده‬َ ‫ش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل‬ْ ‫وَ َأ‬
‫ وَ نَصَ حَ ْاُأل َّم َة‬،‫ َأدَّى ْاَألمَانَ َة وَ بَلَ َغ الرِّ سَالَ َة‬،‫هللا‬ َ َ‫ش َه ُد َأنَّ ِإمَا َمنَا وَ َقاِئ َدنَا و‬
ِ ‫سيِّ َدنَا مُحَ مَّد ًا رَ سُوْ ُل‬ ْ ‫ وَ َأ‬، َ‫ال ِّديْنَ وَ لَوْ َك ِر َه ْال َكا ِف ُروْ ن‬
ُ‫هللا حَ تَّى َأتَا ُه ْاليَ ِقيْن‬
ِ ‫شفَ ْال َغ َّم َة وَ جَ ا َه َد فِيْ س َِب ْي ِل‬ َ ‫وَ َك‬

َ‫س ِديدًا * يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأعْ مَالَ ُك ْم وَ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم وَ مَن ي ُِطعْ اللَّه وَ رَ سُولَ ُه َف َق ْد َفاز‬
َ ‫يَا َأيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه وَ ُقولُوا َقوْ اًل‬
‫َفوْ زً ا عَ ِظيمًا‬

‫َصمُو ْا ِبحَ ْب ِل اللّ ِه جَ ِميعًا وَ الَ تَ َف َّر ُقو ْا‬ ْ ‫يَا َأيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُو ْا اتَّقُو ْا اللّ َه حَ َّق تُقَا ِت ِه وَ الَ تَمُوتُنَّ ِإالَّ وَ َأنتُم ُّم‬
ِ ‫س ِلمُونَ * وَ اعْ ت‬

‫أما بعد‬

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,


Pengertian takwa secara bahasa
Kata takwa sudah terlalu sering kita dengar di berbagai kesempatan. Tapi apakah
sesungguhnya definisi dari takwa itu secara syar’i dari sudut pandang agama Islam?

Sebab, sebagian kalangan terlalu menyederhanakan makna takwa sehingga kadang


kata ini disematkan kepada orang non muslim sekalipun.

Misal dengan mengatakan, dia seorang kristen yang bertakwa. Padahal ini adalah
istilah Syar’i dalam Islam dan sebuah atau kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Tidak mungkin orang non Muslim bisa meraih gelar takwa. Tapi kita bisa mengatakan
dia seorang non muslim yang relijius, atau taat dalam agamanya.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menerangkan asal kata taqwa secara bahasa
berarti qillatul kalaam, atau sedikit bicara.
Sedangkan kata taqwa yang kita maksudkan di sini diambil dari al-itqaa’ yang berarti
menjadikan anda sebagai penghalang antara anda dengan apa yang anda tidak
sukai. Kata taqwa merupakan bentuk kata benda (isim) dari kata kerja ittaqa dan
mashdarnya adalah al-itqaa’.
Pengertian takwa secara syar’i
Adapun pengertian taqwa secara syar’i, para ulama memberikan definisi dengan
berbagai ungkapan yang berbeda-beda.

1. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa takwa adalah melakukan apa


saja yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa saja yang Allah larang.
[Majmu’ Fatawa: 3/120]
2. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa takwa hakikatnya adalah
beramal dengan ketaatan kepada Allah sebagai bentuk iman dan
mengharapkan pahala baik dengan melaksanakan perintah atau
meninggalkan larangan.
Seseorang melaksanakan apa yang Allah perintahkan karena beriman dengan
perintah tersebut dan membenarkan janji-Nya, serta meninggalkan apa yang Allah
larang karena beriman dengan larangan tersebut dan takut dengan ancaman-Nya.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Thalaq bin Hubaib,”Apabila terjadi fitnah, maka
padamkanlah fitnah tersebut dengan takwa. Orang-orang bertanya,”Apakah takwa
itu?” Dia menjawab,”Anda beramal dengan mentati Allah, berdasarkan cahaya dari
Allah, dengan mengharapkan pahala Allah.

Dan Anda meninggalkan maksiat kepada Allah, berdasarkan cahaya dari Allah karena
anda takut terhadap hukuman dari Allah.” Ini adalah pendapat terbaik tentang
batasan dari takwa.” [Zaadul Muhajir, hal. 10].

3. Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa takwa adalah ungkapan yang


mencakup makna melakukan berbagai ketaatan dan meninggalkan berbagai
kemungkaran.” [Tafsir Ibnu Katsir: 1/284]
4. Suatu kali Umar bin Khathab bertanya kepada Ubay bin Ka’ab radhiyallahu
‘anhuma tentang takwa, maka Ubay menjawab,”Apakah anda pernah melalui
jalan yang berduri?” Umar menjawab,”Ya.” Ubay bertanya,”Apa yang anda
lakukan di jalan tersebut?” Umar menjawan,”Aku terus berjalan dengan sikap
waspada atau hati-hati.” Ubay berkata,”Itulah Takwa.” [Tafsir Al-Qurthubi:
1/203]
Dalil Takwa Kepada Allah
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Di dalam al-quran banyak sekali ayat yang memerintahkan agar kita bertakwa
kepada ALlah Subhanahu wa Ta’ala. Namun tidak memungkinkan untuk
dikemukakan seluruhnya dalam kesempatan ini. Untuk diketahui, Syaikh Muhammad
Shalih Al Munajjid mengatakan bahwa kata takwa dalam Al-Quran digunakan
dengan makna-makna berikut ini:

1. Takwa bermakna rasa takut dan hormat


Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

ِ ‫ي َفاتَّق‬
‫ُون‬ َ ‫وَ ِإيَّا‬

dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.  [Al-Baqarah: 41]. maksudnya adalah
takutlah dan hormatlah kepada-Ku.
demikian pula dalam firman Allah:
‫وَ اتَّقُوا يَوْ مًا تُرْ جَ عُونَ ِفي ِه ِإلَى اللَّ ِه‬

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu  [Al-
Baqarah: 281], yaitu takutlah terhadap hari tersebut dan apa saja yang terjadi pada
hari tersebut.
2. Takwa bermakna Taat dan ibadah
Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala

‫يَا َأيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه حَ َّق تُقَا ِت ِه‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa


kepada-Nya;  [Ali Imran: 102]
yaitu taatilah Allah dengan seenar-benar taat dan beribadahlah kepada-Nya dengan
sebenar-benar ibadah. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat
tersebut dengan mengatakan,”Agar mentaati Allah dan jangan dimaksiati, agar Allah
diingat dan jangan dilupakan, serta agar Allah disyukuri dan tidak dingkari nikmat-
Nya.” [Tafsir Ath-Thabari: 3/375]

3. Takwa dengan makna membersihkan diri dari dosa-dosa


Inilah makna takwa secara istilah. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫وَ مَنْ ي ُِط ِع اللَّ َه وَ رَ سُولَ ُه وَ يَخْ شَ اللَّ َه وَ يَتَّ ْق ِه َفُأو ٰلَِئكَ ُه ُم ا ْلفَاِئ ُزون‬

Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat
kemenangan. [An-Nur: 52]
Ciri Orang Bertakwa
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Orang-orang yang bertakwa itu memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang mudah dikenali
di kalangan manusia dan jelas disebutkan dalam Al-Quran Al-Karim.

Ciri-ciri mereka dalah sebagai berikut:

1. Beriman kepada yang ghaib dengan keimanan yang kokoh.


Allah Ta’ala berfirman,

َ‫صاَل َة وَ ِممَّا رَ زَ ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفقُون‬ ِ ‫ٰ َذلِكَ ا ْل ِكتَابُ اَل رَ يْبَ ۛ ِفي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمتَّقِينَ الَّذِينَ يُْؤ ِمنُونَ ِبا ْل َغ ْي‬
َّ ‫ب وَ يُ ِقيمُونَ ال‬

2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.  [Al-
Baqarah: 2-3]
2. Mereka suka memaafkan dan berlapang dada.
Allah Ta’ala berfirman,

‫وَ َأنْ تَ ْعفُوا َأ ْقرَ بُ ِللتَّ ْقوَ ٰى‬

dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa.  [Al-Baqarah: 237]
3. Tidak melakukan dosa besar dan tidak terus menerus tenggelam dalam
dosa-dosa kecil. Bila terjerumus ke dalam dosa mereka segera bertaubat
dari dosa tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ان تَ َذ َّك ُروا َفِإ َذا ُه ْم ُمب‬


َ‫ْصرُ ون‬ ِ َ ‫ش ْيط‬
َّ ‫س ُه ْم طَاِئفٌ مِنَ ال‬
َّ ‫ِإنَّ الَّذِينَ اتَّ َقوْ ا ِإ َذا َم‬

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-
kesalahannya. [Al-A’raf: 201]
4. Jujur dalam perkataan dan perbuatan
Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ْق وَ صَ َّدقَ ِب ِه ۙ ُأو ٰلَِئكَ ُه ُم ا ْل ُمتَّقُون‬


ِ ‫وَ الَّ ِذي جَ ا َء ِبالصِّ د‬

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka


itulah orang-orang yang bertakwa. [Az-Zumar: 33]
5. Mengagungkan syiar-syiar Alla dan manasik-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ٰ َذلِكَ وَ مَنْ يُ َعظِّ ْم‬


ِ ‫شعَاِئرَ اللَّ ِه َفِإنَّ َها مِنْ تَ ْقوَ ى ا ْل ُقلُو‬
‫ب‬

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah,


maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. [Al-Hajj: 32]
Yang dimaksud dengan mengagungkan syiar -syiar Allah adalah seorang Muslim itu
menghormati larangan-larangan Allah dengan tidak melanggarnya dan
menghormati perintah-perintah Allah dengan melaksanakannya dengan sebaik-
baiknya.

6. Berbuat adil dan menghukum dengan adil.


Allah Ta’ala berfirman,

َ‫اعْ ِدلُوا ُهوَ َأ ْقرَ بُ ِللتَّ ْقوَ ٰى ۖ وَ اتَّقُوا اللَّ َه ۚ ِإنَّ اللَّ َه خَ ِبي ٌر ِبمَا تَعْ َملُون‬
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Maidah: 8]
7. Mengikuti jalan para Nabi, orang-orang yang jujur serta para pembaharu
kepada kebaikan (mushlihun) yang bersama mereka.
Allah Ta’ala berfirman,

َّ ‫يَا َأيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه وَ ُكونُوا مَعَ ال‬
َ‫صا ِدقِين‬

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. [At-Taubah: 119]

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Sesungguhnya takwa kepada Allah Ta’ala itu bermanfaat di dunia dan akhirat.
Meninggikan derajat di dunia dan akhirat, mengantarkan kepada kebaikan di dunia
dan akhirat serta menghindarkan dari keburukan dunia dan akhirat.

Berikut ini buah-buah dari sikap takwa dan faedah-faedah yang didapatkan oleh
orang yang bertakwa sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-
Munajjid:

1. Takwa merupakan sebab mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala


Hal ini sebagaimana dalam hadits dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Sesungguhnya, pada hari Allah menciptakan langit dan bumi
Allah menciptakan seratus rahmat.Setiap rahmat memenuhi antara langit dan bumi.

Dari sana Allah membagi satu rahmat di antara para makhluk. Dengan rahmat
tersebut seorang ibu menyayangi anaknya, dengan rahmat tersebut binatang buas
dan burung-burung meminum air, dengan rahmat tersebut mahluk saling mengasihi
satu sama lain.

Apabila kiamat telah tiba Allah membatasi rahmat tersebut hanya untuk orang-orang
bertakwa dan menambahkan kepada mereka 99 rahmat yang tersisa.”

[diriwayatkan oleh Al-Hakim (7628) dan dia berkata,”hadits shahih berdasarkan syarat
Muslim dan juga diriwayatkan oleh Muslim dari Salman tanpa ada lafazh
‘Qashsharoha ‘alal muttaqiin” “Allah membatasinya pada orang-orang bertakwa.”]

Suatu hari ada seorang pengemis meminta kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu
‘anhuma. lantas dia berkata kepada anaknya,”Berilah satu dinar.” ( yang setara sekira
1 juta rupiah)
Lantas anaknya memberinya. Setelah pengemis tersebut pergi, anaknya yang
bernama ‘Uqail berkata,”Semoga Allah menerima sedekahmu wahai ayah.”

Abdullah bin Umar berkata,”Andaikan aku mengetahui bahwa Allah telah menerima
satu sujud saja dariku atau satu dirham sedekahku, tidak ada perkara ghaib yang
lebih aku sukai melebihi kematian. Tahukah kamu, Allah menerima amal dari siapa?
Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang yang bertakwa.” [Tarikh Dimasyqi :
31/146]

2. Takwa sebab selamat dari siksa dunia


Allah Ta’ala berfirman,

َ‫وَ نَ َّج ْينَا الَّذِينَ آ َمنُوا وَ َكانُوا يَتَّقُون‬

Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang
yang bertakwa. [Fushilat: 18] maksudnya adalah dari siksa dunia
3. Takwa mengantarkan kepada ridha Allah dan menghapus keburukan,
menyelamatkan dari neraka dan mendapatkan surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ِ ‫سيَِّئا ِت ِه ْم وَ َأَلدْخَ ْلنَا ُه ْم جَ ن‬


‫َّات النَّ ِع ِيم‬ ِ ‫وَ لَوْ َأنَّ َأ ْه َل ا ْل ِكتَا‬
َ ‫ب آ َمنُوا وَ اتَّ َقوْ ا لَ َكفَّرْ نَا عَ ْن ُه ْم‬

Dan sekiranya ahli kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-
kesalahan mereka dan mereka tentu Kami Masukkan ke dalam surga-surga yang
penuh kenikmatan. [Al-Maidah: 65]
4. Takwa adalah sebab kemuliaan di sisi Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berfirman,

‫ِإنَّ َأ ْكرَ َم ُك ْم ِع ْن َد اللَّ ِه َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإنَّ اللَّ َه عَ ِلي ٌم خَ ِبي ٌر‬

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. [Al-Hujurat: 13]
5. Kecintaan Allah, para malaikat dan manusia kepada orang bertakwa
Allah berfirman,

َ‫بَلَىٰ مَنْ َأوْ َفىٰ ِب َع ْه ِد ِه وَ اتَّقَىٰ َفِإنَّ اللَّ َه يُحِبُّ ا ْل ُمتَّقِين‬

(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan
bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. [Ali
Imran: 76]
Apabila Allah Ta’ala mencintai seseorang, maka Allah memanggil Jibril agar
mencintainya kemudian para penduduk langit akan mencintainya dan setelah itu
para penduduk bumi akan mencintainya.

6. Allah akan memberikan pertolongan dan dukungan-Nya kepada orang bertakwa.


Allah Ta’ala berfirman,

َ‫وَ اتَّقُوا اللَّ َه وَ اعْ لَمُوا َأنَّ اللَّ َه مَعَ ا ْل ُمتَّقِين‬

Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.
[Al-Baqarah: 194]

Kebersamaan (ma’iyyah) di ayat ini adalah kebersamaan dengan pertolongan,


dukungan dan penyelesaian. Allah Ta’ala memberikannya kepadanya para nabi yang
bertakwa.

7. Mendapatkan kabar gembira.


Kabar gembira di sini bisa berupa pujian dari manusia, atau kabar gembira dari
malaikat saat akan meninggal dunia. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫الَّذِينَ آ َمنُوا وَ َكانُوا يَتَّقُون‬. َ‫َأاَل ِإنَّ َأوْ ِليَا َء اللَّ ِه اَل خَ وْ فٌ عَ لَي ِْه ْم وَ اَل ُه ْم ي َْحزَ نُون‬

ِ ‫َات اللَّ ِه ۚ ٰ َذلِكَ ُهوَ ا ْل َفوْ ُز ا ْلع‬


‫َظي ُم‬ ِ ‫لَ ُه ُم ا ْلبُشْ رَ ٰى ِفي ا ْلحَ يَا ِة ال ُّد ْنيَا وَ ِفي اآْل خِرَ ِة ۚ اَل تَ ْب ِدي َل ِل َك ِلم‬

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di
akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian
itu adalah kemenangan yang besar.  [Yunus: 62-64]
8. Takwa adalah sebab mendapatkan hidayah al-Quran
Allah Ta’ala berfirman,’

َ‫ٰ َذلِكَ ا ْل ِكتَابُ اَل رَ يْبَ ۛ ِفي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمتَّقِين‬

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
[Al-Baqarah: 2]

9. Diberi ilmu yang bermanfaat


Allah Ta’ala berfirman,
‫وَ اتَّقُوا اللَّ َه ۖ وَ يُ َعلِّ ُم ُك ُم اللَّ ُه‬

Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; [Al-Baqarah: 282]

10. Mendapatkan rezeki bashirah


Orang yang bertakwa itu memiliki bashirah, dan furqan yang dengannya bisa
membedakan antara haq dan bathil. Dia memiliki cahaya dari Rabbnya yang
menerangi jalannya.

Allah Ta’ala berfirman,

‫يَا َأيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإنْ تَتَّقُوا اللَّ َه ي َْج َع ْل لَ ُك ْم ُفرْ َقانًا‬

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu Furqaan. [Al-Anfal: 29]
11. Takwa merupakan jalan keluar dari segala kesempitan dan sumber rezeki dari
arah yang tidak disangka-sangka oleh orang yang bertakwa tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,

ُ‫ْث اَل ي َْحت َِسب‬


ُ ‫وَ مَنْ يَت َِّق اللَّ َه ي َْج َع ْل لَ ُه مَخْ رَ ًجا وَ يَرْ زُ ْق ُه مِنْ حَ ي‬

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.[Ath-Thalaq: 2-3]
12. Dimudahkan segala urusannya
Allah Ta’ala berfirman,

‫وَ مَنْ يَت َِّق اللَّ َه ي َْج َع ْل لَ ُه مِنْ َأمْ ِر ِه يُسْرً ا‬

Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalaq: 4]
13. Orang yang bertakwa diberi rezeki berupa barokah dari langit dan bumi.
Yang dimaksud dengan barokah adalah bertambah banyaknya sesuatu yang sedikit.

Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ض وَ ٰلَكِنْ َك َّذبُوا َفَأخَ ْذنَا ُه ْم ِبمَا َكانُوا يَ ْك ِسبُون‬


ِ ْ‫سمَا ِء وَ اَأْلر‬ ٍ ‫وَ لَوْ َأنَّ َأ ْه َل ا ْلقُرَ ٰى آ َمنُوا وَ اتَّ َقوْ ا لَ َفت َْحنَا عَ لَي ِْه ْم بَرَ َك‬
َّ ‫ات مِنَ ال‬

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.  [Al-A’raf: 96]
14. Mendapatkan pemeliharaan dan penjagaan
Allah Ta’ala berfirman,

ُ َ‫وَ ِإنْ تَصْ ِبرُ وا وَ تَتَّقُوا اَل ي‬


َ ‫ض ُّر ُك ْم َك ْي ُد ُه ْم‬
‫ش ْيًئا‬

Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. [Ali Imran: 120]
Dengan takwa Allah menghindarkan orang yang bertakwa dari kejahatan para
penjahat dan tipu daya orang-orang yang zhalim.

15. Terpeliharanya keluarga, harta dan berbagai maslahat setelah kematiannya.


Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ضعَا ًفا خَ ا ُفوا عَ لَي ِْه ْم َف ْليَتَّقُوا اللَّ َه وَ ْليَقُولُوا َقوْ اًل‬
‫س ِديدًا‬ ِ ‫وَ ْليَخْ شَ الَّذِينَ لَوْ تَرَ ُكوا مِنْ خَ ْل ِف ِه ْم ُذرِّ يَّ ًة‬

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.  [An-Nisa’: 9]
Allah Ta’ala memberikan bimbingan kepada para orang tua yang khawatir
meninggalkan keturunan yang lemah dengan bertakwa dalam seluruh keadaan
mereka agar anak-anak mereka terpelihara.

16. Allah Ta’ala memberinya ganti yang lebih baik dari apa yang telah dia tinggalkan.
Dari Abu Qatadah dan Abu Duhama’, mereka berkata,”Kami mendatangi seorang
pria Arab pedalaman,lantas pria Badui tersebut berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬memegang
tanganku lalu mengajariku ilmu yang Allah Tabaroka wa Ta’ala ajarkan kepadanya.

Beliau bersabda,”Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena


bertakwa kepada Allah ‘Azza wa jalla kecuali Allah akan memberikan kepadamu yang
lebih baik darinya.” [Hadits riwayat Ahmad (20215)]
17. Takwa merupakan sebab dari ketenangan hati.
Imam As-Suyuthi berkata,”Takwa menambah rezeki dan menenangkan hati.” [Syarh
Sunan Ibnu Majah (311)]

َ‫ وَ تَ َقبَّ َل ِمنِّيْ وَ ِم ْن ُك ْم ِتالَوَ تَ ُه ِإنَّ ُه ُهو‬,‫َات وَ ال ِّذ ْك ِر ا ْلحَ ِكي ِْم‬ ِ ‫آن ا ْلع‬
ِ ‫ وَ نَ َف َعنِيْ وَ ِإيَّا ُك ْم ِبمَا ِف ْي ِه مِنَ اآلي‬,‫َظي ِْم‬ ِ ْ‫هللا لِيْ وَ لَ ُك ْم ِفي ا ْلقُر‬ ُ َ‫بَارَ ك‬
‫ ِإنَّ ُه ُهوَ ا ْل َغفُوْ رُ الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ستَ ْغ ِف ُروْ ه‬
ْ ‫َظ ْي َم لِيْ وَ لَ ُك ْم َفا‬
ِ ‫هللا ا ْلع‬
َ ‫ستَغْ ِف ُر‬ ‫َأ‬
ْ ‫ ُقوْ ُل َقوْ لِيْ َه َذا وَ ا‬.‫س ِم ْي ُع ا ْل َع ِل ْي ُم‬
َّ ‫ال‬
‫خطبةالثا نية‬

‫شْأ ِن ِه وَ َأشْ َه ُد‬


‫هللا وَ ْح َد ُه اَل ش َِريْكَ لَ ُه تَعْ ِظ ْيمًا ِل َ‬
‫َ‬ ‫ش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل‬
‫ش ْكرُ لَ ُه عَ لَى تَوْ ِف ْي ِق ِه وَ امْ ِتنَا ِن ِه‪َ ،‬أ ْ‬ ‫الحَ مْ ُد ِللَّ ِه عَ لَى ِإ ْحسَا ِن ِه وَ ْال ُ‬
‫َأ‬
‫ي ْال َك ِري ِْم وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ صْ حَ ِاب ِه وَ مَنْ ت َِب َع ُه ْم‬ ‫َأنَّ مُحَ َّمدًا عَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُ ُه الد ِ‬
‫سلِّ ْم عَ لَى َه َذا الن َِّب ِّ‬ ‫َّاعيْ ِإلَى ِرضْ وَ ا ِن ِه‪ .‬اللَّ ُه َّم صَ ِّل وَ َ‬
‫ْن‪َ .‬أمَّا بَ ْع ُد‬
‫َان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِ‬
‫بِِإ ْحس ٍ‬

‫ي يَا َأيُّ َها الَّذِينَ َآ َمنُوا صَ لُّوا عَ لَ ْي ِه وَ َ‬


‫سلِّمُوا تَ ْ‬
‫س ِليمًا‬ ‫ِإنَّ اللَّ َه وَ َماَل ِئ َكتَ ُه يُصَ لُّونَ عَ لَى الن َِّب ِّ‬

‫س ِليْنَ ‪َ ،‬اللَّ ُه َّم صَ ِّل عَ لَى مُحَ َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل مُحَ َّم ٍد َكمَا صَ لَّ ْيتَ عَ لَى‬ ‫سيِّ ِد ْاَأل َّو ِليْنَ وَ ْاآل ِخ ِريْنَ وَ ِإم ِ‬
‫َام ْالمُرْ َ‬ ‫سلِّمُوْ ا عَ لَى َ‬ ‫َفصَ لُّوْ ا وَ َ‬
‫َاركْ عَ لَى مُحَ َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل مُحَ َّم ٍد َكمَا بَارَ ْكتَ عَ لَى ِإبْرَ ا ِه ْي َم وَ عَ لَى آ ِل‬‫ِإبْرَ ا ِه ْي َم وَ عَ لَى آ ِل ِإبْرَ ا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ حَ ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪ .‬وَ ب ِ‬
‫سلِّ ْم تَ ْ‬
‫س ِل ْيمًا َك ِبيْرً ا‬ ‫‪ِ.‬إبْرَ ا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ حَ ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد وَ َ‬

‫ار‪ ،‬وَ مُنَّ عَ لَ ْينَا ِبالتَّوْ بَ ِة وَ ْاِإلنَابَ ِة وَ ا ْلخَ شْ يَ ِة‪ ،‬اللَّ ُه َّم تَجَ اوَ زْ عَ نْ‬ ‫َأ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْه ِدنَا الصِّ رَ اط َ ْال ُم ْ‬
‫ستَ ِق ْي َم‪ ،‬وَ ْكرَ َمنَا ِب ِذ ْك ِركَ فِيْ اللَّ ْي ِل وَ النَّ َه ِ‬
‫َارنَا وَ َأعْ مَا ِلنَا وَ َأ ْقوَ اتَنَا وَ َأوْ َقاتَنَا‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫اغفِرْ لَنَا وَ لِوَ ا ِل َد ْينَا وَ سَاِئ ِر ْه ِل ْينَا‪ ،‬وَ بَارَ كَ لَنَا فِيْ عْ م ِ‬ ‫سيَِّئا ِتنَا‪ £،‬وَ ْ‬ ‫تَق ِ‬
‫ْصي ِْرنَا وَ َ‬

‫سعْ عَ لَي ِْه ْم فِيْ ْاَألمْ ِن وَ الرِّ زْ ِق‪،‬‬


‫ش ُّر ٍد‪ ،‬وَ َق ْت ٍل وَ ا ْق ِتتَا ٍل‪ ،‬وَ وَ ِّ‬
‫س ِل ِميْنَ مَا نَزَ َل ِب ِه ْم مِنْ ضُرٍّ وَ بَاَل ٍء‪ ،‬وَ َفق ٍْر وَ تَ َ‬
‫اللَّ ُه َّم ا ْك ِشفْ عَ ِن ْال ُم ْ‬
‫وَ جَ نِّ ْبنَا وَ إيَّا ُه ُم ْال ِفتَنَ مَا ظَ َهرَ ِم ْن َها وَ مَا بَطَنَ ‪ِ ،‬إنَّكَ َ‬
‫س ِم ْي ُع الدُّعَ ا ِء‬

‫سنَ ًة وَ ِقنَا عَ َذابَ الن ِ‬


‫َّار‬ ‫رَ بَّنَا َآ ِتنَا ِفي ال ُّد ْنيَا حَ َ‬
‫سنَ ًة وَ ِفي اَآْلخِرَ ِة حَ َ‬

‫ي يَ ِعظ ُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُ ونَ *‬ ‫ْأ‬


‫َان وَ ِإيتَا ِء ِذي ا ْلقُرْ بَى وَ يَ ْن َهى عَ ِن ا ْلف َْحشَا ِء وَ ا ْل ُم ْن َك ِر وَ ا ْلبَغْ ِ‬ ‫عباد هللا‪ِ :‬إنَّ اللَّ َه يَ ُم ُر ِبا ْل َع ْد ِل وَ اِإْل ْحس ِ‬
‫ضوا اَأْل ْيمَانَ بَ ْع َد تَوْ ِكي ِد َها وَ َق ْد جَ َع ْلتُ ُم اللَّ َه عَ لَ ْي ُك ْم َك ِفياًل ِإنَّ اللَّ َه يَ ْعلَ ُم مَا تَ ْف َعلُون‬
‫‪.‬وَ َأوْ ُفوا ِب َع ْه ِد اللَّ ِه ِإ َذا عَ ا َه ْدتُ ْم وَ اَل تَ ْن ُق ُ‬

‫هللا َأ ْكبَ ُر وَ ُ‬
‫هللا يَ ْعلَ ُم مَا تَصْ نَعُوْ نَ‬ ‫ش ُك ُروْ ُه عَ لَى ِن َع ِم ِه ي َِز ْد ُك ْم‪ ،‬وَ لَ ِذ ْك ُر ِ‬
‫َظ ْي َم ْالجَ ِل ْي َل يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪ ،‬وَ ا ْ‬
‫هللا ْالع ِ‬
‫اُ ْذ ُك ُروْ ا َ‬

Anda mungkin juga menyukai