Anda di halaman 1dari 5

Cabang k-44 (tdk mencela org muslim > menjaga Lisan)

Sbelum nya perlu disyukuri bahwa kita diberi nikmat lidah/lisan: [al-Balad/90:8-9]
ِ ‫﴾ول َِسا ًنا َو َش َف َتي‬
‫ْن‬ ِ ‫َأ َل ْم َنجْ َع ْل َل ُه َع ْي َني‬
َ ٨﴿‫ْن‬
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata(8) lidah dan dua buah bibir. Senada
dengan HR. Bukhori-Muslim:
ْ ‫ان يُْؤ ِم ُن ِباهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ َخ ْيرًاَأ ْولِيَصْ ُم‬
‫ت‬ َ ‫ َم ْن َك‬ 
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam.”
Lidah snjata bermata dua (cendikiawan muslim, Dr. Said):
a) dlm rangka mentaati Allah (dzikir,tilawah,amar ma’ruf,dll.)
َ ‫َأ ْر َب ٌع َمنْ ُأ ْعطِ َي ُهنَّ َف َقدْ ُأ ْعطِ َي َخ ْي َر ال ُّد ْن َيا َواآْل خ َِر ِة َق ْل ًبا‬
‫ َول َِسا ًنا َذاك ًِرا َو َبدَ ًنا َع َلى‬, ‫شاك ًِرا‬
‫ َو َز ْو َج ًة اَل َت ْبغِي ِه ُحو ًبا فِي َن ْفسِ َها َو َمالِ ِه‬, ‫ص ِاب ًرا‬ َ ‫ا ْل َباَل ِء‬
 “Ada 4 perkara, jika seseorang diberinya, berarti ia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu:
hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir, badan yang sabar akan musibah, & isteri yang tidak
durhaka, berbuat dosa dlm dirinya & harta suaminya“(HR. Thabrani)
b) dlm rangka memperturutkn syaitan (mencela, bohong,ghibah,,dll.) sesuai HR.Bukhori:
َ‫ت َوِإنَّ ْال َعبْد‬ َ ‫ان هَّللا ِ اَل ي ُْلقِي َل َها َبااًل َيرْ َف ُع ُه هَّللا ُ ِب َها‬
ٍ ‫دَر َجا‬ ِ ‫ِإنَّ ْال َعبْدَ َل َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َم ِة ِمنْ ِرضْ َو‬
َ‫َل َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َم ِة ِمنْ َس َخطِ هَّللا ِ اَل ي ُْلقِي َل َها َبااًل َيه ِْوي ِب َها فِي َج َه َّنم‬
“Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk
keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah
menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar2 berbicara dengan
satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dg sebab 1 kalimat
itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam.” (tdk terduga akibatnya, Ibn Hajar Alasqolani)
taat pda syaitan > Bencana lidah > ada 2:
1) berbicara bathil:
 berakibat fatal walaupun tdk tahu pasti apa yg diucapkan, sesuai HR.Muslim:
‫ار َأب َْعدَ َما َبي َْن ْال َم ْش ِر ِق‬
ِ ‫ِإنَّ ْال َعبْدَ َل َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َم ِة َما َي َت َبيَّنُ َما فِي َها َيه ِْوي ِب َها فِي ال َّن‬
ِ ‫ب َأب َْعدَ َما َبي َْن ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬
‫ب‬ ِ ‫َو ْال َم ْغ ِر‬
“Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang ia
tidak mengetahui secara jelas maksud yang ada di dalam kalimat itu, namun dengan sebab
satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka lebih jauh dari antara timur dan barat.”
- mencela:
a. Manusia
‫ِين آ َم ُنوا اَل َيسْ َخرْ َقو ٌم مِّن َق ْو ٍم َع َسى َأن َي ُكو ُنوا َخيْراً ِّم ْن ُه ْم َواَل ِن َساء مِّن‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َّ‫ِّن َساء َع َسى َأن َي ُكنَّ َخيْراً ِّم ْنهُن‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan
yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik… (QS.
Alhujurat(49):11)
ُ ‫ال ِكبْر َب َط ُر ْال َح ِّق َو َغ ْم‬
ِ ‫ط ال َّن‬
‫اس‬
“sombong ialah menentang perkara hak dan menghina org lain”(HR.muslim)
QS.azzumar:72 = (Jahannam) seburuk2 tempat bgi yg sombong
b. Makhluk lainnya:
1. Hewan:
Dari Zaid bin Khalid, dia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Janganlah kamu mencela ayam jantan, karena ayam jantan itu membangunkan (orang)
untuk shalat”. [HR. Abu Dawud)
2. Angin :
ْ ‫يح َو ِمنْ َخي ِْر َما فِي َها َو ِمنْ َخي ِْر َما ُأرْ سِ َل‬
‫ت ِب ِه‬ ُ ‫َأ‬ َّ
ِ ِّ‫الل ُه َّم ِإ َّنا َنسْ ل َك ِمنْ َخي ِْر َه ِذ ِه الر‬
ْ ‫يح َو ِمنْ َشرِّ َما فِي َها َو ِمنْ َشرِّ َما ُأرْ سِ َل‬
‫ت ِب ِه‬ ُ
ِ ِّ‫َو َنعُوذ ِب َك ِمنْ َشرِّ َه ِذ ِه الر‬
‘Wahai Allâh! Kami mohon kepada-Mu dari kebaikan angin ini, dan dari kebaikan
yang ada pada angin ini, dan dari kebaikan yang angin ini dikirim. Dan kami
berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan dari keburukan yang ada pada
angin ini, dan dari keburukan yang angin ini dikirim”. [HR. Tirmidzi)
3. Penyakit (demam): Ummu Saib demam (‫ك هَّللا ُ فِيهَا‬ َ ‫)اَل َب‬, demam menghilangkan dosa2
َ ‫ار‬
- Banyak org mampu mnahan yg haram, zina, curi, tpi tdk bsa mnjaga lisan
- Menyesatkan
2) diam dari yg Haq yg wajib diucapkn
- diam > tdk mendakwahkan yg haq: kpd yg belum tahu: QS.16/125, 2/119, hadits :balligu anni
- diam ktk melihat kemungkaran,
 Hikmah mnjaga lisan:
1) Lurusnya lidah berkaitan dg lurusnya hati & iman orang
D
‫ ٌل ْال َج َّن َة اَل‬D‫د ُخ ُل َر ُج‬Dْ D‫ا ُن ُه َواَل َي‬D‫ َتقِي َم ل َِس‬D‫ ُه َح َّتى َي ْس‬D‫اَل َيسْ َتقِي ُم ِإي َمانُ َع ْب ٍد َح َّتى َيسْ َتقِي َم َق ْل ُب ُه َواَل َيسْ َتقِي ُم َق ْل ُب‬
‫ َيْأ َمنُ َجا ُرهُ َب َواِئ َق ُه‬Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga
hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah,
sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak
aman dari kejahatan-kejahatannya, ia tidak akan masuk surga.[8]
d

Buah Manis Menjaga Lisan


(1). Menjaga lisan adalah sebab diampuniya
dosa-dosa dan sekaligus akan memperbaiki
amal. Allah Ta’ala berfirman :
‫يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم‬ ً‫ هَّللا َ َوقُولُوا َق ْوالً َسدِيدا‬D‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ً ‫از َف ْوزاً َعظِ يما‬ َ ‫َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمن يُطِ عْ هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa
mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar. “ (Al Ahzab : 70-71)

(2). Menjaga lisan merupakan jaminan bagi


hamba untuk masuk surga. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
‫ َمنْ َيضْ َمنْ لِي َما َبي َْن َلحْ َي ْي ِه َو َما َبي َْن ِرجْ َل ْي ِه َأضْ َمنْ َل ُه ْال َج َّن َة‬ 
“Barangsiapa yang menjamin untukku sesuatu yang berada di antara
jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan
menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)

Pemberi jaminan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jaminannya


adalah masuk surga. Cara untuk mendapatkannya yaitu seorang hamba
menjaga kemaluannya dan lisannya. 

(3). Menjaga lisan menyebabkan keselamatan di


dunia dan di akhirat. Diriwayatkan dari ‘Uqbah
bin ‘Aamir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “
Wahai Rasulullah, apakah keselematan itu ? “.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
Dَ ‫ َوا ْبكِ َع َلى َخطِ يَئ ِت‬، ‫ك‬
‫ك‬ Dَ ْ‫ َو ْل َي َسع‬، ‫ك‬
َ ‫ك َب ْي ُت‬ َ ‫َأ ْمسِ كْ َع َلي‬ 
َ ‫ْك ل َِسا َن‬
“Jaga lisanmu, tetaplah tinggal di rumahmu, dan tangisilah dosa-
dosamu.“ (HR. Tirmidzi, shahih)

Dari sahabat ‘Abdullah bin Amru, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda : 

‫ت َن َجا‬
َ ‫ص َم‬
َ ْ‫َمن‬
“Barangsiapa yang diam niscaya ia akan selamat. “ (HR. Tirmidzi, shahih)

(4). Seluruh anggota badan akan lurus dan


istiqomah dengan lurusnya lisan, sebagaimana
anggota badan akan menyimpang karena
penyimpangan lisan. Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
‫ ا َّت ِق هَّللا َ فِي َنا‬: ‫ان َف َتقُو ُل‬ َ ْ‫ِإ َذا َأصْ َب َح ابْنُ آدَ َم َفِإنَّ اَأْلع‬
Dَ ‫ضا َء ُكلَّ َها ُت َك ِّف ُر اللِّ َس‬
‫ت اعْ َو َججْ َنا‬ َ ْ‫ َوِإنْ اعْ َو َجج‬، D‫ت اسْ َت َق ْم َنا‬ َ ‫َفِإ َّن َما َنحْ نُ ِب‬
َ ْ‫ك ؛ َفِإنْ اسْ َت َقم‬
“Jika manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota badannya
menyalahkan lisan. Mereka berkata, “ Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah
dalam urusan kami karena sesungguhnya kami tergantung pada dirimu, Jika
kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau
menyimpang, maka kamipun akan menyimpang. “ (HR. Tirmidzi, shahih) 

(5). Menjaga lisan akan mengangkat derajat


seorang hamba sehingga menjadi tinggi
kedudukannya dan mendapatkan kebahagian
berupa keridhoaan Allah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
‫ان هَّللا ِ اَل ي ُْلقِي َل َها َبااًل َيرْ َف ُع ُه هَّللا ُ ِب َها‬
ِ ‫ِإنَّ ْال َع ْب َد َل َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َم ِة ِمنْ ِرضْ َو‬
ٍ ‫َد َر َجا‬
‫ت‬
“Sungguh seorang hmba mengucapakan sebuah kalimat yang Allah ridhoi,
yang dia tidak memperhatikannya, namun dengan sebab itu Allah
mengangkatnya beberapa derajat. “ (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

ْ ‫ظنُّ َأنْ َت ْبلُ َغ َما َب َل َغ‬


‫ت‬ ِ ‫ِإنَّ َأ َح َد ُك ْم َل َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َم ِة ِمنْ ِرضْ َو‬
ُ ‫ان هَّللا ِ َما َي‬
Dُ‫ َف َي ْك ُتبُ هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل َل ُه ِب َها ِرضْ َوا َن ُه ِإ َلى َي ْو ِم َي ْل َقاه‬ 
“Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang mengandung
keridhoan Allah, dia tidak menyangka ucapannya begitu tinggi nilainya, maka
Allah ‘Azzza wa Jalla akan menuliskan keridhoan baginya sampai hari
kiamat.“ (HR. Tirmidzi, shahih)

(6). Menjaga lisan adalah pokok dari segala


kebaikan. Hal ini ditunjukkan oleh hadits
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memberi
wasiat kepada Muadz bin Jabal radhiyalllahu
‘anhu. Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
‫ك ُكلِّ ِه‬ َ ‫َأاَل ُأ ْخ ِبر‬
َ ِ‫ُك ِب َماَل كِ َذل‬
“ Maukah Engkau aku kabarkan dengan sesuatu yang menjadi kunci itu
semua? ” 

Aku menjawab, “Ya, wahai Nabi Allah.” 

Lalu beliau memegang lisannya dan bersabda, 

‫ك َه َذا‬
َ ‫ُكفَّ َع َل ْي‬
“Tahanlah lisanmu ini.” 

Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah sungguh kita akan diadzab
disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?” 

Beliau menjawab, 

‫ار َع َلى وُ جُوه ِِه ْم َأ ْو َع َلى‬ ِ ‫اس فِي ال َّن‬ َ ‫ك ُأم‬


Dَ ‫ َو َه ْل َي ُكبُّ ال َّن‬،‫ُّك َيا ُم َع ُاذ‬ َ ‫َث ِك َل ْت‬
‫صاِئ ُد َأ ْلسِ َنت ِِه ْم‬
َ ‫َم َناخ ِِر ِه ْم ِإاَّل َح‬
“Celakalah engkau Wahai Muadz !Tidaklah manusia itu disungkurkan ke
dalam neraka di atas muka dan hidung mereka, melainkan disebabkan
ucapan lisan mereka.” (HR. Tirmidzi, shahih)

Senada dengan makna hadis di atas, Yunus bin


‘Ubaid rahimahullah berkata : 

‫ما رأيت أحداً لسانه منه على بال إال رأيت ذلك صالحا ً في سائر‬
‫عمله‬
“Tidaklah aku menjumpai seseorang yang memperhatikan lisannya,
melainkan hal tersebut berpengaruh baik terhadap seluruh
aktivitasnya.” (Jaami’ul ‘Uluw wal Hikam)

Yahya bin Abi Katsiir rahimahullah berkata :

ُ
‫منطق‬ َ
‫ وال فس َد‬، ‫عرفت ذلك في سائر عمله‬ َّ‫منطق رجل إال‬
ُ ‫ما ص َل َح‬
َ
‫عرفت ذلك في سائر عمله‬ َّ‫قط إال‬ ُّ ‫رجل‬ 
ٍ
“ Tidaklah seseorang ucapannya baik, kecuali akan tampak pada semua
aktifitasnya. Dan tidaklah jelek ucapannya, kecuali akan tampak pula pada
semua aktifitasnya.“ (Hilyatul Auliyaa’)

(7). Menjaga lisan merupakan tanda keimanan


dan ciri kebaikan agama seseorang yang
menunjukkan kuatnya iman dan hubungannya
dengan Allah Ta’ala. Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : 
ْ ‫ل َخيْرً ا َأ ْو لِ َيصْ م‬Dْ ُ‫ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف ْل َيق‬
‫ُت‬ َ ‫ َمنْ َك‬ 
“Barangispa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia
berkata yang baik atau diam. “ (HR. Bukhari dan Muslim)

‫م َق ْل ُب ُه َح َّتى َيسْ َتقِي َم‬Dُ ‫ َواَل َيسْ َتقِي‬، ‫م َق ْل ُب ُه‬Dَ ‫اَل َيسْ َتقِي ُم ِإي َمانُ َع ْب ٍد َح َّتى َيسْ َتقِي‬
‫لِ َسا ُن ُه‬
“Tidak akan lurus di atas jalan istiqomah iman seorang hamba sebelum
istiqomah hatinya, dan tidak akan istiqomah hatinya sebelum istiqomah
lisannnya”. (HR. Ahmad, shahih)

Sumber: https://muslim.or.id/57826-buah-manis-menjaga-lisan.html

Anda mungkin juga menyukai