Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zahralya Permata

Kelas : XII BOGA 1

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

.ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
‫ َأ َّما بَ ْعدُ؛‬.‫صحْ بِ ِه‬
َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ ِ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش‬
َ ‫َر ْي‬

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat Islam, sehingga
atas izin-Nya kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah dan salat Jumat pekan ini, 8 November
2022.

Salawat serta salam pada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam beserta keluarga
dan para sahabatnya. Amma ba'du.

ُ ِ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ ْال َمل‬. َ‫ب ْال ُمنَافِقِ ْينَ َو ْالكَافِ ِر ْين‬
‫ك‬ ِ ْ‫ق َعلَى قُلُو‬ َ َ ‫ َو َج َع َل الضِّ يا‬، َ‫ب ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ال ُمْؤ ِمنِ ْين‬
ِ ْ‫الح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َز َل ال َّس ِك ْينَةَ َعلَى قُلُو‬
َ
َ ْ ً
َ‫ث َرحْ َمة لِل َعال ِم ْين‬ ‫اَل‬ َ
ِ ْ‫صلِّ َو َسل ِّم َعلى َسيِّ ِدنَا َو َموْ نَا ُم َح َّم ٍد ال َم ْبعُو‬ َّ ‫َأل‬ ْ ْ ُ ُ ُ َّ ‫َأ‬ ُ
َ ‫ اللهُ َّم‬.‫ َو شهَد ن ُم َح َّمدًا َع ْبدهُ َو َرسُوْ لهُ الصَّا ِدق ال َوع ِد ا ِمي ِْن‬. ‫لحق ال ُمبِي‬ ْ ‫َأ‬ ُ‫ْن‬ ْ ُّ َ ‫ْا‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫صحْ بِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ اَل حَوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬
َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬

‫ق هَّللا َ يَجْ َعل لَّهُ َم ْخ َرجًا َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن‬ ِ ‫ قَا َل هللاُ تَ َعال َى فِي ِكتَابِ ِه ْالك‬.ِ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللا‬
ِ َّ‫ َو َمن يَت‬:‫َري ِْم‬ ِ ْ‫اضرُوْ نَ ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ َحفِظَ ُك ُم هللاُ ُأو‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َوِإي‬ َ ‫َأيُّها َ ْا‬
ِ ‫لح‬
ُ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسب‬ ُ ‫َحي‬

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah

saya mengajak diri sendiri dan para jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan
kita kepada Allah subhanahu wata’ala, mempertajam kesadaran ilahiah, mempertebal sikap berserah
diri kepada-Nya.

Hadirin,

Tak ada manusia yang tak membutuhkan rasa aman. Namun dalam realitas kehidupan, kesulitan,
musibah, atau kondisi tak aman mustahil dihindari. Manusia memang hidup dalam serba-dua
kemungkinan: siang dan malam, sehat dan sakit, hidup dan mati, aman dan taka man, dan sebagainya.

)٤٩( َ‫َي ٍء َخلَ ْقنَا زَ وْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬


ْ ‫َو ِم ْن ُك ِّل ش‬

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (QS
Adz-Dzariat[51]: 49).

Indonesia mengalami berbagai musibah, mulai dari angin besar, banjir, tanah longsor, kecelakaan, dan
lainnya. Yang perlu disikapi dari musibah ini adalah mengembalikan semuanya kepada Yang Maha
Memiliki, Allah subahanhu wata’ala. Bumi, langit, dan seisinya adalah milik Allah maka Allah berhak mau
menjadikannya seperti apa. Bahkan seandainya seluruhnya diluluhlantakkan manusia tidak akan bisa
berbuat apa-apa.

Namun demikian, manusia juga harus bermuhasabah (introspeksi), apakah musibah yang ia terima
merupakan bentuk ujian, peringatan, atau yang lain. Sehingga, manusia lebih berhati-hati dalam
menjaga amanah alam ini. Allah berfirman:

)٤١( َ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬ ِ َّ‫ت َأ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).(QS. Ar-rum[30]: 41).

Imam Jalaludin dalam Tafsir Jalalain menjelaskan lafal ‫اس‬ ِ َّ‫ت َأ ْي ِدي الن‬
ْ َ‫( بِ َما َك َسب‬karena perbuatan tangan
ِ ‫ ِمنَ ْال َم َعا‬, yang berarti “karena maksiat”.
manusia) dengan arti ‫صى‬

Artinya bahwa kerusakan di bumi ataupun di langit timbul karena ulah manusia, persisnya sebab
kemaksiatan yang mereka lakukan. Kemaksiatan di sini tentu bukan hanya berbentuk pelanggaran atas
norma “halal-haram” yang biasa kita dengar, seperti minuman keras, berjudi, zina, atau sejenisnya.
Selain berkenaan dengan urusan privat, kemaksiatan juga bisa berupa dosa yang berkaitan dengan
masyarakat dan lingkungan. Segala bentuk perbuatan merusak alam adalah kemaksiatan. Karena
dengan merusak alam secara tidak langsung telah mengurangi keseimbangan alam, sehingga akan
menyebabkan masalah pada hari ini dan masa-masa yang akan datang.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Orang yang berilmu dan beriman akan menjadikan musibah sebagai momentum meningkatkan
kebaikan. Baik kebaikan itu tertuju kepada Allah maupun kepada makhluk itu sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

‫صبْ ِم ْنهُ رواه البخاري‬


ِ ُ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا ي‬

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan musibah/cobaan”
(HR Bukhari).

Segala musibah yang menimpa menjadi alat untuk berdzikir dan muhasabah diri, sehingga manusia
dapat mengambil sisi positif terutama dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada
Allah subhanahu wata’ala.

Bukan sebaliknya: saling menghujat, saling menyalahkan antarsesama, rakyat dengan pemerintahnya,
atasan dengan bawahannya, dan sebagainya. Namun benar-benar menjadikan musibah sebagai
pembenahan terhadap diri dan lingkungan agar tercipta kehidupan yang lebih baik, aman, dan tentram.
Selain dari kebaikan-kebaikan yang bersifat relatif, kesabaran dalam menerima musibah adalah cara
Allah menghapuskan dosa-dosa.

‫ اِاَّل َكفَّ َر هللاُ بِهَا ِم ْن َخطَايَاهُ رواه البخاري‬k‫ب َواَل هَ ٍّم َواَل ح ُْز ٍن َحتَّى ال َّشوْ َكةَ يُشَاقُّهَا‬ َ ‫ب َواَل َو‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫ُصيْبُ ْال ُمْؤ ِمنَ ِم ْن ن‬
ٍ ‫َص‬ ِ ‫َماي‬

“Tidak ada yang menimpa seorang mukmin dari kelelahan, penyakit, kesusahan, kesedihan, hingga duri
yang menusuk tubuhnya, kecuali Allah menghapus kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhari).

Yang ditekankan dalam konteks musibah adalah kesabaran menghadapinya. Memang, di kalangan
ulama berbeda pendapat apakah kesabaran atau musibah itu sendiri yang menyebabkan terhapusnya
dosa-dosa.

Menurut Syekh Izuddin bin Salam sebagaimana dijelaskan dalam kitab Irsyadul Ibad, sesungguhnya
musibah yang menimpa orang mukmin tidak mengandung pahala, sebab musibah bukanlah atas
usahanya. Akan tetapi, pahala itu terletak pada kesabaran atas musibah tersebut. Namun, dijelaskan
berikutnya bahwa musibah adalah pelebur dosa sekalipun orang mukmin yang ditimpanya tidak sabar,
sebab tidak ada syarat bagi pelebur dosa untuk diusahakan oleh seorang mukmin.

Dengan demikian, musibah adalah sarana untuk mengingat sang pemberi musibah, upaya untuk
meningkatkan kualitas keimanan, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada
Allah setelah merasakan kenikmatan di balik musibah yang menimpanya. Mahasuci Allah yang
senantiasa memberikan yang terbaik untuk makhluk-Nya.

Semoga kita semua senantiasa dijadikan orang-orang yang mampu menyikapi segala musibah sebagai
sarana peningkatan iman dan takwa. Sehingga hilangnya musibah berbekas kebahagiaan baik untuk
dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam bish shawab.

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم ِتاَل َوتَهُ ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوَأقُوْ ُل‬
ِ ‫َري ِْم َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
ِ ‫آن ْالك‬
ِ ْ‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
‫قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ ه َُو‬

Anda mungkin juga menyukai