Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ALIRAN SALAMULLAH

Disusun oleh :

1. Candra dwi setiawan (C2015019)


2. David kurniawan (C2015020)
3. Desy nur khasanah (C2015021)
4. Desy wulan pambudi (C2015022)
5. Dewi wahyu puji lestari (C2015023)
6. Diana damayanti (C2015024)
7. Dicky anjar rezaldi (C2015025)
8. Dwi kusumaningsih (C2015026)
9. Dwi winarsih (C2015027)
10. Endah trie wahyuni (C2015030)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH


SURAKARTA

TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


petunjuk, rahmat, ilmu, serta kasih sayang-Nya kepada seluruh
manusia. Atas ridha-Nya pula, akhirnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pengkaderan 1,
dengan judul “Aliran Salamullah”.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak


yang turut mendukung terselesaikannnya makalah ini antara lain :

1. Ibu maryatun selaku dosen pembimbing


2. Orang tua yang selalu mendukung penulis
3. Semua pihak yang mendukung terselesaikannya makalah ini

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian. Harapan
saya, semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua sebagai umat islam.

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Aliran Salamullah ..............................................................


B. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah.........................................................
C. Pencetus Pemahaman Baru ..................................................................
D. Faktor-faktor Terjadinya Aliran Sesat .................................................
E. Sebab-sebab Adanya Aliran Sesat .......................................................
F. Menyikapi Kasus Aliran Sesat .............................................................
G. Cara Agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat ................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis
baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta secara keseluruhan. Problem
aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat. Aliran
sesat bukan fenomena baru, selain dia menggambarkan anomali, juga
kemungkinan adanyadeviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yangabnormal.
Baik berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun
abnormalitas psikologis. Sedangkan deviasi dapat bersifat individual,
situasional dan sistematik. Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur
hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal
dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan
moral. Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh
ktirerium kategori yang tidak tegas. Salah satu yang mungkin untuk
menyatakan kesesatan adalah definisi atau batasan ketidaksesatan yang
bersifat formalitas atau diakui sebagai batasan institusional.
Walaupun sudah jelas dituangkan dalam Firman Allah SWT : “Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Al-
Maidah 5:3).
Merebaknya panji-panji yang bertentangan dengan ensensi ajaran agama
Islam dewasa ini, tentu melahirkan problematika yang serius, yang patut di
diskusikan, mengingatkan tidak ada perubahan aturan ibadah yang telah
ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu pemikiran manusia yang
bertentangan dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah
aliran Salamullah yang ditokohi oleh Lia Edan atau Lia Aminuddin pada tahun
1997.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebgai berikutnya:
1. Bagaimana latar belakang munculnya aliran “Salamullah” ?
2. Mengapa aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat ?
3. Bagaimana cara menyikapi aliran tersebut?

C. Tujuan
Dari penjelasan makalah ini kami sebagai penulis bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam disamping itu untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas tentang
pemikiran aliran-aliran sesat Islam yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat ditentukan
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran “Salamullah”
2. Mengetahui sebab aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat
3. Mengetahui cara menyikapi aliran sesat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Aliran Salamullah


Salamullah artinya adalah : keselamatan dari Allah, Salam Keselamatan
dari Allah. Namun itu diberikan Malaikat Jibril untuk murid-murid Malaikat
Jibril yang beragama Islam dan sedang membawakan takdir Allah pada akhir
zaman, yaitu takdir kemahdian, kebangkitan Nabi Isa, pengadilan Allah di
bumi, dan membangun surga kerajaan Allah di muka bumi. Salamullah
bersaudara dengan penempuh jalan Perennial serta memeluk agama lain yang
juga menjadi murid-murid Malaikat Jibril di dalam komunitas surgawi yang
diberi nama Kaum Eden.

B. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah


Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia eden (lahir di Surabaya,
Jawa Timur, 21 Agustus 1947; umur 67 tahun) adalah pemimpin kelompok
kepercayaan bernama Kaum eden. Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya
bernama Abdul ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah Islam
aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan Aminuddin
day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai empat orang anak.
Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh
pedidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunya profesi
sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus
mengenai merangkai bunga di TVRI.

C. Pencetus Pemahaman Baru


Selain menganggap dirinya sebagai penyebar wahyu Tuhan dengan
perantara jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk
meramalkan kiamat. Dia juag telah mengarang lagu, drama dan juga buku
sebanyak 232 halaman berjudul, “Perkenan Aku Menjelaskan sebuah takdir”
yang ditulis dalam waktu 29 jam.
Pada tahun 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia
sebelum hari kiamat untuk membawa kemanan dan keadilan di dunia. Selain
itu, dia juga menyebabkan dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, iu dari
Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah
reinkarnasi Isa.
Pemahanan yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih 100
penganut pada awal diajarkannya. Penagnut agama ini terdiri dari pakar
budaya, golongan cendikiawan, artis musik, drama dan juga pelajar . merak
disebut sebagai pengikut Salamullah.
Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indosenia (MUI) telah
melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah
menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu
membalas balik dengan mengeluarkan “Undang-undang Jibril” (Gabriel’s
edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan
telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.
Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap
kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos Nyi Roro Kidul yang
didewakan sebagai Ratu Laut Selata. Pada tahun 2000, Salamullah ini
diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok
Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang
terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain
seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa rahmat
yang dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia.
Sejak tahun 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan
bahwa setiapagaa adalah benar.kelompok yang di ketuai Lia Eden ini yang
kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden.

D. Faktor-faktor Terjadinya Aliran Sesat


Secara sosiologis, bermunculan banyak aliran sesat dan fenomena
masyarat mudah “percaya” dengan gejala janji-janji yang instan, ini dapat
terjadi karena beberapa factor, diantaranya adalah :
a. Ketika masyarakat sedang mengalami diorientasi hidup
b. Ketika masyarakat mengalami frustasi seacar sosial, politik, dan ekonomi
(atau ketika masyarakat terlalu lama berada dalam kondisi “penderitaan”).
c. Ketika masyarakat tidak mampu menghadapi kenyataan hidup yang serba
sulit. Kondisi seperti ini yang disebut dengan disorientasi hidup, akibatnya
mereka akan sangat mudah diombang-ambing oleh situasi (keadann0,
karena mereka berharap dapat menemukan kepuasan yang mereka cari,
meskipun kadang akal sehat mereka tidak lagi berfungsi sepenuhnya.

E. Sebab-sebab Adanya Aliran Sesat


1. Kurang efektifnya dakwah atau lemahnya pembinaan umat beragama
secara internal.
2. Adanya pihak eksternal yang memicu, sebagaimana tercantum dalam Al
Qur’an surat Al Baqarah ayat 109 dan 120 : “Banyak di antara ahli Kitab
menginginkan sekiranya mereka dapat mengambalikan kamu setelah kaum
beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka,
setelah kebenaran jelas bagi meraka. Maka maafanlah dan berlapang dada-
lah sampai memberikan perintah_nya. Sungguh Allah kuasa atas segala
sesuatu” (QS.Al Baqarah : 109). “ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk (yang
sebenarnya)’. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka itu
(kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan
penolong dari Allah” (QS. Al Baqarah : 120).
3. Pengaruh globalisasi dan informasi yang membawa pahm-paham yang
bertentangan dengan nilai-nilai islam. Rasa frustasi umat akibat kondisi
keterpurukan ekonomi yang lemah sehingga membuat seseorang kuran
mendalami ajaran agamanya dan dapat dikatakan bahwa “kefakiran itu
menyebabkan kekafiran”.

F. Menyikapi Kasus Aliran Sesat


Departemen Agama telah membentuk tim kecil yang bertugas meneliti
lebih lanjut tentang keberadaan aliran sesat. Menurut Dirjen Bimbanga Islam,
Nasaruddin Umar, pemerintah tidak boleh gegabah dalam menyikapi kasus
ini. Oleh karenanya, perlu dibentuk tim kecil untuk meneliti aliran itu.
Hasil dari penelitian tim kecil ini akan menjadi bahan acuan Depag untuk
membuat rekomendasi tentang status al-Qiayadah al-Islamiyah yang kemudian
diteruskan kepada pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian. Salah satu cara
yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “Aliran Sesat” agama adalah
dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi atau debat publik. Melalui
kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut “aliran sesat” akan
dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi pemahaman keagamaan
mereka selama ini. Jika pemahaman yang selama ini mereka pahami dan
yakini ternyata keliru, maka mau tak mau akan ada proses “penyadaran”
secara sendirinya.
Dengan digelarkan berbagai dialog, diskusi, atau debat antar pihak-pihak
yang berkepentingan dengan kasus “aliran sesat” ini, maka diharapkan
nantinya tidak muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak bertanggungjawab.
Setiap kali ada isu bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah sebaiknya isu ini
tidak dilempar ke publik terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang secara
langsung berkepentingan dengan masalah ini.seperti Depag dan MUI, perlu
melakukan dialog, diskusi, atau debat dengan aliran yang dianggap “sesat” itu.
Hingga pada akhirnya biarlah “consensus publik” yang akan menilai apakah
aliran ini-itu sesat atau tidak.
Tentunya, cara diatas akan terasa efektif karena masyarakat juga akan
mendapat pencerahan bahwa kita perlu bersikap santun dan bijak dalam
menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap “sesat” oleh kelompok
atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit demokratisasi yang
perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan keberagaman kita di tanah
air. Kapan lagi masyarakat kita dicerahkan melalui dialog dengan penuh
keterbukaan, bukan klaim sesat semata? Waallahu A’lam.
G. Cara Agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat
Secara ringkas, ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang
terhindar dari pengaruh aliran sesat, antara lain :
1. Mempelajari ilmu agama. Selain karena hukumnya wajib, dengan
mempelajari agama seseorang akan mampu mengatahui ajaran-ajaran yang
sesuai tidak sesuai dengan Islam namun disamarkan seolah merupakan
ajaran agama Islam. Hadirilah majelis-majelis ta’lim yang di bimbingan
oleh ustadz yang terpercaya.
2. Kenali dan pahami ciri-ciri aliran sesat.
3. Sering bergaul dengan ahlul ‘ilmu, yaitu orang-orang yang memiliki
kapasitas ilmu agama yang baik, atau orang-orang yang semangat
menuntut ilmu agama.
4. Jadilah insan yang ilmiah, yang senantiasa melakukan sesuatu atas dasar
yang kokoh.
5. Taruhlah rasa curiga bila menemukan sekelompok orang yang berdakwah
islam namun dengan cara sembunyi-sembunyi dan takut diketahui orang
banyak.
6. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau ustadz yang terpercaya
ketika menemukan sebuah keganjilan dalam praktek beragama.
7. Berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari kesesatan dan
mantapkan dalam kebenaran.
Sebagaimana di contohkan pula oleh Rosullullah shallallahu’alaihi wa
sallam beliau berkata : Yaa muqollibal quluub,ntsabbit qolbii ‘alaa diinik.
Artinya : “Ya Allah, Dzat Yang Maha Membolak balikkan Hati, tetapkanlah
hatiku pada agama-Mu”. (HR. Muslim). Terkhir, penulis menasehati diri
sendiri dari kaum muslimin sekalian agar membudayakan sukap saling
menasehati dalam kebaikan. Karena Rasulllullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabsda, Agama adalah nasehat; (HR. Bukhari dan Muslim). Maka tulisan
ini adalah bentuk nasehat di balik sebuah harapan besar agar kaum muslimin
sekalian terhindar dari jalan jalan kesehatan da bersatu di jalan kebenaran.
Sehingga jika pembaca menemukan ciri-ciri aliran sesat sebagaimana telah
disebutkan, kewaajiban pertama adalah menasehati. Bukan menyesat-
nyesatkan, mencaci-maki, melakukan aksi anarkis apalagi memvonis kafir.
Sebab, terjerumus dalam jalan kesesatan belum tentu kafir. Dan juga kami
mengharap melalui masukan dari rekan-rekan sekalian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aliran sesat bulan emata msalah kesesatan berpiki, tetapi juga masalah
psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dinamika kehidupan
yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai yang
ditawarkan oleh kapitalisme dan liberalism menyebabkan orang-orang dengan
kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang sesat dan menyesatkan
tanpa disadarinya. Meskipun kasus-kasus demikian jarang menjadi ranah para
psikologis dan psikiater tetapi fakta menunjukkan bahwa problem psikologis
dengan gejala psikiater delusi, halusinasi dan mimpi aneh menjadi bagian yag
perlu dicermati secara ilmiah terutama pada para pemimpin aliran dan
gerakan.
Hal ini penting agar dapat melakukan deteksi dini akan adanya keanehan
perilaku. Apabila bila informasi (dakwah) yang disajikan kurang sistematis,
memberi solusi dan menyehatkan jiwa akan semakin mudah terbentuknya
komunitas atau gerakan kesesatan dengan variasi yang tidak pernah berhenti.
Lebih parah lagi apabila kesesatan dibiarkan sejak awal dan menunggu
menguat menjadi komunitas besar, maka kesesatan akan dipahami sebagai
keniscayaan kebenaran. Sudah saatnya dakwah dikelola dengan lebih
membumi dan menjadi solusi bagi persoalan hidup serta ketersediaan system
sosial yang mampu mencegah kesesatan semakin mendapat uang.
Sementara bagi mereka yang brau terlibat / terkena / terjebak / tertipu oleh
aliran ( pikiran, pengetahuan, dan keyakinan) sesat agar diberi kesempatan
untuk memperoleh informasi yang memadai, medalam dan intensif agar
mereka menyadari kekeliruannya. Kesempatan tersebut disertai sikap empati,
memaklumi, tidak menghakimi, bersifat argumentatife dan penuh kasih saying
dalam kearngka dakwah. Sedangkan bagi kesehatan yang bersifat pasif, telah
menjadi gerakan, dipimpin dengan terencana dan terstruktur maka segera
dihentikan agar tidak menyebabkan komplikasi sosiologi dsb psikologis yang
merepotkan.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua
hal, kalian tidak akan sesat jiak berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabullah (Al Qur’an dan Sunna (Hadist). “ (HR. Al Hakim. Syaikh Al
Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadist ini hasan). Dari
hadist ini jelaslah bahwa cara agar terhindar dari kesesatan adalah berpegang
teguh terhadap Al Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, Yaitu dengan
mempelajarinya, lalu mengamalkannya.
Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Berkata “tidaklah aku biarkan satupun yang
Rasulullah SAW kecuali aku mengamalkan karena aku takut jika
meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang. “(HR. Bukharidan
Muslim). Pada hadist tersebut terdapat isyarat pentingnya mempelajari ilmu
agama. Yaitu Al Qur’an dan Hadist. Karena pada hakekatnya, orang yang
terjerumus dalam kesesatan adalah orang yang tidak paham dan tidak mengerti
ilmu agam dengan baik dan benar. Sebagaimana Allah Ta’ala mensifatkan
orang-orang musyrikin yang sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al
Furqan : 44).
Karena ilmu agama kan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan
kesesatan. Semakin tinggi ilmunya, semakin tebal perisainya terhadap
kemaksiatan dan kesesatan.
DAFTAR PUSTAKA

Apologetics Index (2006). Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden dari www.religionnewsblog.com
Majelis Ulama Indonesia (MUI), “10 (sepuluh) Kriteris Aliran Sesat”, 9
November 2007. Diakses dari http://www.media-islam-sepuluh-kriteria-
aliran-sesat.or.id
Martin van Bruinesse, “Gerakan sempalan di kalangan umat Islam Indonesia :
latar belakang sosial-budaya” (“sectarian movements in Indonesia Islam :
Social and cultural background”), dalam Ulumul Qur’an vol. III no.1, 1992
Yahdillah, “Aliran Sesat Dalam Perspektif Psikolog”, 20 Juli 2008. Diakses dari
http://www.ilmupsikologi.com/?p=51
Eka Hendry Ar., “Memahami Aliran Sesat di Indonesia : Tinjauan Sosiologi”, 22
April 2009. Diakses dari
http://caireumediasipontianak.com/main.php?op=informasi&subinformassi=1
&mode=detail&id=23&lang=id
An-Natijah,”Timbulnya Aliran sesat”, 29 Juli 2008. Diakses dari
http://mimbarjumat.com/archives/104.
Yulian Purnama, “Aliran Sesat, Kenali dan Hindari’, 12 Maret 2009 (“Buletin At-
Tauhid). Diakses dari http://buletinmuslim.or.id/manhaj/aliran-sesat-jauhi-
dan =hindari.
Mohm Yasin,”Pseudo-Mujtahid dan Menjemurnya Aliran Sesat”, Koran Suara
Karya, Edisi 29 Agustus 2009.
R. Hrair Dekmenjian, “Islamc Revival, Catalysts, Categories, and Consequences”
Diversuty and Unity, 1988. (dalam Moeflich hasbullah, 2009 Copy and WIN
: http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai