Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ILMU KALAM KERANGKA BERPIKIR ALIRAN – ALIRAN ILMU KALAM

Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : ilmu kalam

Dosen Pengampu : Abdul Karim Lubis, M.A.

Disusun oleh :
Siska (12205060)
Faiq dzamir

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu kalam ini tepat pada
waktu yang sudah ditentukan. Sesuai dengan materi kami yaitu “Kerangka berpikir aliran
ilmu kalam “ maka semuanya akan kami bahas pada karya ilmiah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Karim Lubis, M.A. selaku
dosen pada mata kuliah ilmu kalam. Kami mohon arahan dan bimbingannya agar karya
ilmiah kami bisa lebih baik lagi. Mengingat bahwa kami masih dalam proses belajar, atas
banyaknya kekurangan dalam karya ilmiah ini kami mohon maaf. Kami ucapkan terima
kasih. Kritik dan saran sangat kami perlukan guna kesempurnaan pada karya ilmiah
berikutnya. Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat menambah informasi kepada para
pembaca terkait pada makalah kami.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mengkaji aliran – aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami kerangka berpikir
dan peroses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam menyelesaikan persoalan –
persoalan kalam. Yang memiliki dua metode yaitu metode rasional yang memiliki perinsif – perinsif
yaitu: Hanya terkait pada dogma – dogma yang dengan jelas disebut dalam al – qur’an dan hadis
nabi yaitu hadis qath’i dan memberikan kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan
berkehendak serta memberikan daya yang kuat pada akal.

Adapun metode berpikir tradisional berpikir memiliki perinsif – perinsif yaitu: Terkait pada dogma –
dogma dan ayat – ayat yang mengandung arti zhanni, Tidak memberikan kebebesan kepada manusia
dalam berkehendak dan berbuat, yang memberikan daya yang kecil pada akal.

Menurut Harun Nasution kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan kalam dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa penbunuhan utsman bin affan, yang terbentuk dalam
penolakan mu’awiyah atas kekhalifaan Ali bin Abi thalib. Persoalan ini telah menimbukan 3 aliran
teologi dalam islam yaitu: Aliran khawarij, aliran ini berpendapat atau menegaskan bahwa orang
yang berdosa besar atau kafir dalam arti telah keluar dari islam maka wajib dibunuh. Aliran murji’ah
yaitu menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap mu’min dan bukan kafir,
adapun dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau
menghukumnya.Aliran mu’tazilah.

Rumusan masalah

Seperti apakah kerangka berpikir aliran – aliran ilmu kalam ?


Apakah latar belakang perbedaan pendapat dalam islam ?

Bagai manakah persoalan – persoalan kalam?

Tujuan

Untuk mengetahui kerangka berpikir aliran – aliran ilmu kalam.

Untuk mengetahui latar belakang perbedaan pendapat dalam islam.

Untuk mengetahui persoalan – persoalan kalam

BAB II

PEMBAHASAN

Kerangka Berpikir Aliran – Aliran Ilmu Kalam

Sebelum kita membahas tentang kerangka berpikir ilmu kalam, kita harus memahami apa depenisi
dari ilmu kalam itu sendiri. Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama yaitu:

Ilmu ushuludin
Ilmu tauhid
Fiqih ak-bar
Teologi islam

Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah keTuhanan
dengan menggunakan argomentasi logika atau filsafat’ secara teoritis ‘

Sebagaimana sumber ilmu kalam, Al –Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah keTuhanan seperti :

Surah al – iklas ( 112 ) : 3- 4 ayat ini menunjukan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan,
serta tidak ada sesuatupun didunia ini yang tanpak sekutu baginya.

Surah asy –syura ( 42 : 7 ayat ini menunjukan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun didunia ini. Ia
maha mendengar dan maha mengetahui.

surah. Ali – imron ( 3) : 84 – 85, ayat ini menunjukan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk
jalan kepada para nabi.

Ayat – ayat diatas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan,tuntunan, dan hal – hal lain yang
berkaitan dengan ekstensi Tuhan, yaitu pembicaraan tentang hal – hal yang berkaitan dengan
keTuhanan itu disistimatiskan yang pada giliranhnya menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan
istilah ilmu kalam.

Latar Belakang Perbedaan Pendapat Dalam Islam


Latar belakang ilmu kalam muncul karena disebabkan oleh dua faktor yaitu :

Faktor internal adalah yang menyebabkan timbulnya ilmu kalam karena masalah – masalah politik
karena akal pikiran mereka mulai memfilsafatkan agama, dan karena Al – Qur’an itu tidak hanya
sebagai seruan dakwah.

Faktor eksternal yang menyebabkan timbulnya ilmu kalam karena kebanyakan orang – orang
memeluk agama islam sesuda kemenangannya, karena golongan islam yang terdahulu terutama
mu’tazilah lebih mementingkan atau memusatkan perhatian untuk dakwah islamiyah dan
membantah orang orang yang membanta alasan orang – orang yang memusuhi islam.

Mengkaji aliran – aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami kerangka berpikir
dan peroses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam menyelesaikan persoalan –
persoalan kalam.

Adapun perbedaan metode berpikir secara garis besar dapat dikategoikan menjadi dua macam yaitu
kerangka berpikir tradisional metode tradisional dan berpikir rasional .

Metode rasioal memiliki perinsif – perinsif sebagai berikut :

Hanya terkait pada dogma – dogma yang dengan jelas disebut dalam al – qur’an dan hadis nabi yaitu
hadis qath’i

Memberikan kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak serta memberikan daya
yang kuat pada akal.

Adapun metode berpikir tradisional memiliki perinsif – perinsif yaitu:

Terkait pada dogma – dogma dan ayat – ayat yang mengandung arti zhanni.

Tidak memberikan kebebesan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat.

Memberikan daya yang kecil pada akal.

Aliran antroposentris

Aliran ini menganggap bahwa hakikat realitas transenden bersifat intracosmos dan impersonsl, ia
berhubungan erat dengan masyarkat cosmos baik yang natural maupun yang supernatural dengan
demikian manusia harus mampu menghapus, keperibadian kemanusiannya. Untuk meraih
kemerdekaan lilitan natural.

Teologi teosentris

Aliran ini mengagap bahwa hakikat realitas transenden bersifat supercosmos personal dan
ketuhanan. Kadang kala manusia teoritis untuk manusia yang statis sering kali terjebak dalam
kepasraan mutlak kepada Tuhan sikaf kepasraan menjadikan penguasa mutlak yang tidak dapat
diganggu gugat.

Aliran tioritis menggap bahwa daya yang menjadi potinsi perbuatan baik atau jahad manusia bisa
datang sewaktu dari Tuhan, bahkan manusia dapat dikatakan tidak mempunyai daya sama sekali
terhadap segala perbuatannya aliran teologi tergolong dalam kategori Jabariayah.

Aliran konvergensi / sentesis

Aliran ini menganggap bahwa hakekat realitas terensinden bersifat super sekaligus intracosmos dan
sifat lain yang dikotomik. Aliran konvergensi memandang bahwa pada dasarnya, segala sesuatu itu
selalu berada dalam ambigu ( serba ganda ) baik substansional maupun formal. Substansi atau
sesuatu mempunyai nilai – nilai batinyah, hawiyah, dan enternal.

Aliran ini berkaitan bahwa hakikat daya manusia merupakan proses kerjasama antara daya yang
transendental ( Tuhan ) dalam bentuk kebijakan dan daya temporal ( manusia ) dalam bentuk teknis.
Kesimpulannya aliran ini berpendapat bahwa kehendak manusia yang perofan selalu berdampingan
dengan Tuhan yang sakral dan menyatu dalam daya manusia. Aliran yang dapat di masukan kedalam
kategori ini adalah asy’ariyah.

Aliran Nihilis

Aliran ini menganggap bahwa hakikat realitas transendental hanyalah ilus. Aliran ini pun menolak
Tuhan yang mutlak, tetapi menerima berbagai variasi Tuhan cosmos. Manusia hanyalah bintik kecil
dari aktivitas mekanisme dalam suatu masyarakat yang serbah kebetulan.

Persoalan – Persoalan Kalam

Menurut Harun Nasution kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan kalam dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa penbunuhan utsman bin affan, yang terbentuk dalam
penolakan mu’awiyah atas kekhalifaan Ali bin Abi thalib.

Persoalan ini telah menimbukan 3 aliran teologi dalam islam yaitu:

Alira khawarij

Aliran ini menegaskan bahwa orang yang berdosa besar atau kafir dalam arti telah keluar dari islam
maka wajib dibunuh.

Aliran murji’ah
Aliran ini menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap mu’min dan bukan kafir,
adapun dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau
menghukumnya.

Aliran mu’tazilah

Aliran ini menegaskan bahwa tidak menerima kedua pendapat kahawarij dan murji’ah, karena bagi
mereka orang yang berdosa bukan kafir tetapi bukan pula mu’min. Mereka mengambil antara
mu’min dan kafir, yang dalam bahasa arabnya dikenal dengan istilah Al- Manzilah Manzilatan ( posisi
diantara 2 posisi.

Dalam islam timbul pula dua aliran dalam tiologi yang terkenal dengan nama “ Qadariyah” dan
“Jabariyah”. Menurut Qadariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan
perbuatannya. Adapun jabariah adalah bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
kehendak dan perbuatannya.

Aliran – aliran khawarij. murji’ah dan mu’tazilah tak mempunyai wujud lagi, kecuali dalam sejarah.
Adapun yang masih ada sampai sekarang adalah aliran asy’ariyah dan maturidiyah yang keduanya
disebut “ Ahluussunnah Wal Jam’ah “.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu yang berkaitan dengan dzat, sifat, asma,
perbuatan,tuntunan, dan hal – hal lain yang berkaitan dengan ekstensi Tuhan, yaitu pembicaraan
tentang hal – hal yang berkaitan dengan keTuhanan itu disistimatiskan yang pada giliranhnya
menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.

Anda mungkin juga menyukai