Anda di halaman 1dari 7

Konsep Ketuhanan dalam Islam

Selanjutnya
Keimanan dan Ketakwaan

A. Pengantar

Topik ini berisi pembahasan tentang masalah keimanan dan pengkajian kembali d
dan pengkajian yang begitu intensif, sehingga mudah didapat di tengah masyarak
nilai. Aspek ini belum mendapat perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainny
mengabdikan diri dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya, merupakan nilai keutama
menyempurnakan cabang-cabang keimanan.

Sesungguhnya amalan lahiriah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak


nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai-nilai tersebut senantiasa mengalir dalam ha

Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah da


Jika tidak pandai membina jiwa generasi mendatang, “dengan menanamkan nila
tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin merek
menyempurnakan dari sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera
ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas Islam.

Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pan
berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka
akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter Islam, yaitu agama y
membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta, ka
ukuran akal sehat dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus.

Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tercermin dalam aturan mu
dihadapi. Selain itu Islam adalah agama ibadah. Ajaran tentang ibadah didasa
dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoisme, dan sikap ingin menang sendir
dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Penting
berjalan.

B. Siapakah Tuhan itu?

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipaka


manusia, misalnya dalam surat al-Furqan ayat 43.

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai T

Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk di

Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuha

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa meng
maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perka
ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun).Bertuhan
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh ma


olehnya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di da


memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang d

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, mere
tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepad
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa
manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarka
dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya be
(utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan k
kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti
terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.

C. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

1. Pemikiran Barat

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah ko


lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengala
yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederha
mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Ro
tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui ada
yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pen
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan
dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diind
misterius. Meskipun manatidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruh

b. Animisme

Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai


baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu y
sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senan
kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efe
roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu usaha untuk m

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasa


lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekua
jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidang
d. Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawa


tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan m
mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengak
disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).

e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Da


bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan


(1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia m
monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan
mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golonga


terutama di Eropa Barat mulai menantang evolusionisme dan memperkenalkan t
ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevansi atau
bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat
kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme dan monoteisme adalah ber

2. Pemikiran Umat Islam

Dikalangan umat Islam terdapat polemik dalam masalah ketuhanan. S


mengatakan bahwa Tuhan mempunyai kekuatan mutlah yang menjadi penentu se
faham yang mengatakan bahwa manusialah yang menentukan nasibnya. P
menimbulkan suatu dis-integrasi (perpecahan) umat Islam, yang cukup meny
Jabariah oleh penguasa Qadariah pada zaman khalifah al-Makmun (Dinasti Abba
masalah politik umat Islam setelah Rasulullah Muhammad meninggal. Sebagai ke
sebagai pelanjut Rasulullah. Berikutnya digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab, Us

Embrio ketegangan politik sebenarnya sudah ada sejak khalifah Ab


Anshar (pribumi Madinah), sekelompok orang Muhajirin yang fana
dan kelompok mayoritas yang mendukung kepemimpinan Abu Baka
politik tidak muncul, karena sikap khalifah yang tegas, sehingga
gerakannya.

Ketika khalifah dipegang oleh Usman Ibn Affan (khalifa ke 3), ke


diterapkan oleh penguasa (wazir) pada masa khalifah Usman men
Abdul Muthalib. Akibatnya terjadi ketegangan,yang menyebabkan
bergejolak pada khalifah berikutnya, yaitu Ali Ibn Abi Thalib. Denda
harus dibalas dengan darah, menjadi motto bagi kalangan opo
Pertempuran antara dua kubu tidak terhindarkan. Untuk men
mengadakan perjanjian damai. Nampaknya bagi kelompok Muawi
memenangkan pertempuran. Amru bin Ash sebagai diplomat Mu
paling bersalah, sementara pihaknya tidak bersalah. Akibat perjanji
dirasakan oleh pihak Ali bahwa perjanjian itu merugikan pihaknya,
yaitu : kelompok yang tetap setia kepada Ali, dan kelompok yang
Muawiyah. Kelompok pertama disebut dengan kelompok SYIAH,
demikian umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok politik, yaitu
3) Kelompok Khawarij.

Untuk memenangkan kelompok dalam menghadapi oposisinya,


Kelompok yang satu sampai mengkafirkan kelompok lainnya. Men
baik pihak Muawiyah maupun pihak Ali dinyatakan kafir. Pihak
sedangkan pihak Ali dikatakan kafir karena tidak bersikap tegas ter
berdasarkan ketentuan Allah. Mereka mengkafirkan Ali dan para pe
44

‫ا ُفنرأوُلنئف ن‬
‫ك ُهررم ُاللنكاَففرروُنن‬ ‫نزنل ُ ا ر‬
Siapa yang tidak menegakkan hukum sesuai dengan apa yang ditu
kafir.

Munculnya doktrin saling mengkafirkan antara satu kelompok deng


cendikiawan. Pada suatu mimbar akademik (pengajian) muncul pert
Al-Bashry. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan adanya per
Sebagian pendapat mengatakan bahwa mereka itu adalah mukmin
politik yang terlibat tahkim perjanjian antara pihak Ali dan pihak M
yang mengatakan mereka itu mukmin beralasan bahwa iman itu
mengetahui hati seseorang kecuali Allah. Sedangkan pendapat l
melainkan berwujud dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Berarti o
Kalau mereka bukan mukmin berarti mereka kafir.

Sebelum guru besarnya memberikan jawaban terhadap pertanya


peserta pengajian yang bernama Wasil ibnu Atha mengajukan jaw
kafir melainkan diantara keduanya. Hasan Al-Bashry sebagai pem
jawaban Wasil. Komentarnya bahwa pelaku dosa besar termasuk
fasik. Wasil membantah komentar gurunya itu, karena orang yang
Akibat polemik tersebut Wasil bersama beberapa orang yang sepen
Hasal Al-Bashry. Peserta pengajian yang tetap bergabung bersama
telah memisahkan diri dari kelompok kita.) Dari kata-kata inilah
(Lebih jelasnya lihat Harun Nasution dalam Teologi Islam).

Kelompok Muktazilah mengajukan konsep-konsep yang bertentang


teologi yang diakui oleh penguasa politik pada waktu itu, yaitu Su
Doktrin Muktazilah terkenal dengan lima azas (ushul al-khamsah) ya

1. meniadakan (menafikan) sifat-sifat Tuhan dan menetapkan za

2. Janji dan ancaman Tuhan (al-wa’ad dan al-wa’id)

3. Keadilan Tuhan (al-‘adalah)

4. Al-Manzilah baina al-manzilatain (posisi diatara dua posisi)

5. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.

Dari lima azas tersebut – menurut Muktazilah – Tuhan terikat denga


berkewajiban memasukkan orang yang baik ke surga dan wajib m
kewajiban lain. Pandangan-pandangan kelompok ini menempatkan
ini dimasukkan ke dalam kelompok teologi rasional dengan sebutan

Sebaliknya, aliran teologi tradisional (Jabariah) berpendapat bahwa


Ia maha kuasa, memiliki kehendak mutlak. Kehendak Tuhan ti
menempatkan orang yang baik ke dalam neraka dan sebaliknya m
kalau Ia menghendaki. Dari faham Jabariah inilah ilmu-ilmu kebatina

3. Konsep Ketuhanan dalam Islam

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yait


dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang mematuhinya di s
konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah.
benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula be
surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:

‫اف‬ ‫ا ُأنلننداددا ُيرفحبِبوُّننهرلم ُنكرح ب‬


‫ب ُ ا‬ ‫ ُردوُفن ُ ا ف‬
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan t
Allah.

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah men


mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka c
Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan
mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith,hal 29).
kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan
dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul per
Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam
dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang dibawa M
yakini tentu tidak demikian kejadiannya.

Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam di


sebagai berikut;

‫ا ُفنأ نانىَّ ُيرلؤفنركوُّنن‬


‫س ُنوُاللقننمنر ُلنينرقوُّلران ُ ا ر‬
‫ضنوُّنساخنر ُالاشلم ن‬
‫ن‬

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit d


pasti akan menjawab Allah.

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum


Seseorang baru laik dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah
konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memeranka
Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur a

Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaiman


pernyataan lain sebagai jawaban atas perintah yang dijaukan pada
terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah
serta Rasullullah sebagai Uswah hasanah.

Kepustak

1. Abdurrahim, Muhammad, Imaduddin, Kuliah Tauhid, (Jakarta: Yayasan S

2. Al-Ghazali, Muhammad Selalu Melibatkan Allah, (Jakarta: PT. Serambi Ilm

3. Jusuf, Zaghlul, Dr, SH., Studi Islam, (Jakarta: Ikhwan, 1993), h. 26-37.

4. Kadir, Muhammad Mahmud Abdul, Dr. Biologi Iman, (Jakarta: al-Hidayah

5. Khan, Waheduddin, Islam Menjawab Tantangan Zaman, (Bandung: Pener


6. Suryana, Toto, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Tiga Mutiara, 1996),

7. Daradjat, Zakiah, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1

Anda mungkin juga menyukai