Selanjutnya
Keimanan dan Ketakwaan
A. Pengantar
Topik ini berisi pembahasan tentang masalah keimanan dan pengkajian kembali d
dan pengkajian yang begitu intensif, sehingga mudah didapat di tengah masyarak
nilai. Aspek ini belum mendapat perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainny
mengabdikan diri dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya, merupakan nilai keutama
menyempurnakan cabang-cabang keimanan.
Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pan
berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka
akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter Islam, yaitu agama y
membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta, ka
ukuran akal sehat dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus.
Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tercermin dalam aturan mu
dihadapi. Selain itu Islam adalah agama ibadah. Ajaran tentang ibadah didasa
dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoisme, dan sikap ingin menang sendir
dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Penting
berjalan.
Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk di
Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuha
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa meng
maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perka
ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun).Bertuhan
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, mere
tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepad
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa
manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarka
dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya be
(utopia) mereka.
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan k
kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti
terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.
1. Pemikiran Barat
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui ada
yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pen
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan
dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diind
misterius. Meskipun manatidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruh
b. Animisme
c. Politeisme
e. Monoteisme
ا ُفنرأوُلنئف ن
ك ُهررم ُاللنكاَففرروُنن نزنل ُ ا ر
Siapa yang tidak menegakkan hukum sesuai dengan apa yang ditu
kafir.
Kepustak
3. Jusuf, Zaghlul, Dr, SH., Studi Islam, (Jakarta: Ikhwan, 1993), h. 26-37.