Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘K3 dan HK. Ketenagakerjaan”
Pada Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan
Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
DISUSUN OLEH :
Yaumil Furqan
( 21090116060022 )
Dosen pengampu
Eko Julianto Sasono SH,SST,MT
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi
beserta isinya dengan begitu sempurna. Dan sungguh berkat limpahan rahmat dan hidayah-
NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah K3 dan HK.
ketenagakerjaan. Dan saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan , saya mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar kinerja saya lebih
baik lagi kedepannya .
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi
yang bermanfaat bagi semua pihak.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama
bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan
devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian
sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jenderal Perikanan 2004).
Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk
prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk
mengatasi krisis ekonomi (Dahuri, 2000).Trend kegiatan ekspor produk perikanan dan
kelautan memacu perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk mengoptimalkan salah satu
potensi yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan bersaing.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam dunia ketenagakerjaan
yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para pekerja/buruh yang masih aktif bekerja.
Untuk masalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kerja tidak menimbulkan permasalahan terhadap kedua belah
pihak yaitu pekerja dan pengusahanya karena antara pihak yang bersangkutan sama-sama
telah menyadari atau mengetahiu saat berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga masing-
masing telah berupaya mempersiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi secara sepihak
yaitu oleh pihak pengusahanya. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah,
kemudian disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang berdampak pada
banyak industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan dengan sangat tidak terencana. Dalam menjalani pemutusan hubungan
kerja, pihak-pihak yang bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja/buruh harus benar-benar
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para pekerja/buruh, agar
mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak mereka setelah di PHK.
BAB II
PERMASALAHAN
Berbagai banyak permasalahan yang ada pada perikanan laut. Salah satunya ialah
kesejahteraan dari Nelayan. Kesejahteraannelayan secara ekonomi dan social masih jauh dari
harapan nelayan. Penghasilan darimenangkap ikan belumlah cukup untuk mensejahterakan
keluarga. Penghasilan yangia peroleh belum mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka
ke PerguruanTinggi, belum mampu membiayai perawatan rumah sakit, belum mampu
memberimakan makanan yang bergizi, sehat dan bermutu untuk istri dan anak-anak
mereka,dan belum mampu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Belom masalah putus
hubungan kerja yang sekarang banyak terjadi di dunia kerja tanpa terkecuali sector perikanan
laut. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja yang disebabkan karena
suatu hal yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja /buruh dan
pengusaha/majikan. Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja diatur dalam Undang
Undang Republik Indonesia no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Berikut rumusan
masalah nya.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, sektor perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi
karena beberapa alasan, yakni :
1. Kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus meningkat
2. Pada umumnya output dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumber daya
lokal.
3. Dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar sehingga dapat menyerap
tenaga kerja yang cukup banyak.
4. Umumnya berlangsung di daerah-daerah.
5. Industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari memiliki sifat dapat
diperbaharui, sehingga mendukung adanya pembangunan yang berkelanjutan.
Maka laju penangkapan ikan di perairan yang telah kelebihan tangkap harus dikurangi
dan secara bersamaan memperbanyak armada kapal ikan modern untuk beroperasi di wilayah
perairan yang masih underfishing atau yang selama ini dijarah nelayan asing. Selain itu,
setiap kapal ikan dilengkapi dengan sarana penyimpanan ikan (cold storage) untuk
mempertahankan kualitas ikan sampai di tempat pendaratan ikan. Sedangkan dari sisi
pelabuhan pendaratan ikan selain harus memenuhi standar sanitasi dan higienis juga harus
dilengkapi dengan pabrik es, gudang pendingin, pabrik pengolahan ikan, mobil pengangkut
ikan berpendingin, koperasi penjual alat tangkap, BBM, beras, dan perbekalan melaut, serta
pembeli ikan. Terakhir, perlu dilakukan rehabilitasi ekosistem-ekosistem pesisir yang telah
rusak serta mengendalikan pencemaran dan mengembahgkan kawasan konservasi laut.
Solusi lain untuk membangun industri perikanan berkualitas yang bisa dilakukan
adalah dengan menerapkan industri perikanan terpadu. Dengan kebijakan tersebut, kapal
asing tidak diusir secara total dari perairan Indonesia melainkan diperlakukan dengan sistem
tertentu. Sistem terebut adalah dengan dilakukan kerja sama antara kapal asing dengan
pengusaha Indonesia, dimana awak kapalnya pun harus dari Indonesia. Namun sebelumnya,
pemerintah terlebih dahulu harus membenahi data yang berkaitan dengan potensi sumber
daya ikan Indonesia, karena lemahnya data perikanan akan menjebak Indonesia pada
ketentuan illegal, unreported, unregulated (IUU) fishing yang sedang diperangi.
Kelebihan lain dari kebijakan industri perikanan terpadu adalah adanya kewajiban
bagi perusahaan asing untuk membeli ikan nelayan lokal. Sayangnya rendahnya kualitas hasil
tangkapan nelayan lokal berpengaruh pada nilai jual yang bahkan bisa mengakibatkan
terjadinya penolakan pembelian. Selain itu untuk menciptakan kelancaran dalam pelaksanaan
kebijakan industri perikanan terpadu, pengurusan izin yang lambat/berliku harus dipangkas.
Perlu buku pedoman mengenai cara-cara investasi di bidang perikanan yang tidak hanya
bertujuan menciptakan kemudahan berinvestasi (insentif/fasilitasi), tetapi juga menciptakan
transparansi karena proses perizinan di bidang perikanan rawan pungutan liar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi perikanan di Indonesia sangat besar dilihat dari luasnya wilayah perairannya.
Potensi yang besar tersebut membuat prospek industri perikanan di Indonesia semakin cerah.
Akan tetapi, prospek yang besar tetap tidak akan membantu perekonomian Indonesia menjadi
lebih baik apabila tidak dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan industri
perikanan di Indonesia secara luas mulai dari sektor hulu sampai hilir. Seperti melakukan
pemerataan distribusi nelayan dan kapal ikan sesuai dengan potensi wilayah dan sumber daya
yang lestari. Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan
Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja
dengan alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan
perusahaan. Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal
1 ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau
buruh dan pengusaha.
B. Saran
Saran yang bisa diberikan adalah hendaknya dalam pemutusan hubungan kerja harus
sesuai dengan undang undang yang berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak
yang merasa di rugikan. Seharusnya jika ingin melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
harus beracuan dengan Undang Undang, agar tidak ada yang dirugikan baik pihak perusahaan
ataupun pihak karyawan. Dan apabila karyawan telah di PHK dari suatu perusahaan,
sebaiknya memiliki pekerjaan pengganti. Agar perekonomiannya tetep berjalan baik. Bisa
memulai dengan berwirausaha atau membuat peluang kerja baru.
DAFTAR PUSTAKA
http://advokatku.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemutusan-hubungan-kerja.html.
http://perikanan38.blogspot.com/2015/09/masalah-dalam-pembangunan-perikanan-laut.html
https://economy.okezone.com/read/2016/09/19/320/1493070/7-000-karyawan-di-phk-luhut-
dicurhati-asosiasi-perikanan