Anda di halaman 1dari 30

AGAMA SEBAGAI

PONDASI DALAM
IPTEK
Kelompok 6
1. Ainul Hakim Mahbubah
2. Dinda Nurdianti
3. Hanna Zhafira Salsabella Yan Putri
4. Muhammad Raihan Suryaman
5. Mustika Faridah
6. Ridha Rolista
7. Silvany Imtiyaaz Faadhilah
AGAMA SEBAGAI PONDASI
DALAM IPTEK

01 Vaksin Halal atau 03 Transfusi Darah dan


Haram? Transplantasi Organ
Tubuh

02 Hukum Alkohol dalam 04


Batasan-Batasan
Obat, Produk Kesehatan
Pengobatan Alternatif
dan Produk Kosmetik
dalam Islam
01
Vaksin Halal atau
Haram?
Definisi Vaksin

Vaksin adalah suatu zat yang merupakan merupakan suatu bentuk


produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari
kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Vaksin Menurut Pakar Kesehatan

Aktivis Yayasan Orangtua Peduli Endah Citraresmi menyebutkan bahwa vaksin berasal dari
virus atau bakteri yang sudah dilemahkan dengan tujuan membentuk kekebalan tubuh
manusia akan suatu penyakit tertentu. Vaksin yang diberikan sejak dini telah terbukti
menurunkan angka kematian sejumlah penyakit beresiko tinggi.
Pada laporan 2019, kasus campak tercatat menurun hingga lebih dari 99 persen dibandingkan
dengan awal abad 20. Kasus pertusis mampu ditekan lebih dari 92 persen, gondongan 98
persen, rubella lebih dari 99 persen, difteri 99 persen. Bahkan, kasus polio hampir hilang
100 persen dan cacar (smallpox) sudah tidak lagi ditemukan.
Vaksin Menurut Para Ulama

• Dikutip dari situs NU Online, beberapa organisasi keagamaan seperti PBNU dan fatwa MUI No.4
Tahun 2016, telah memberikan pernyataan tentang diperbolehkan menggunakan vaksin.
• Fatwa MUI tersebut menimbang ketentuan umum imunisasi/vaksinasi sebagai proses untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
• MUI mendukung program imunisasi.
• Imam Suyuthi menyebutkan kaidah fiqih dalam kitab al-Asybah wan Nazhair, yaitu kondisi darurat itu
membolehkan hal-hal yang terlarang. Teori darurat ini hukum asalnya adalah haram, tapi hukum haram
itu bisa berubah menjadi halal atau mubah dalam kondisi darurat.
• Imunisasai/vaksinasi dalam Islam menimbang al-hajat, yang merupakan kondisi terdesak.
Dalil Yang Menjadi Rujukan
• Ketika Syaikh  Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang hal ini,“Apakah hukum
berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa penyakit seperti imunisasi?”
Beliau menjawab,“La ba’sa (tidak masalah) berobat dengan cara seperti itu jika
dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab lainnya. Dan
tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau menghindari wabah yang
dikhawatirkan.” Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits shahih (yang artinya),“Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah pada pagi
hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau racun”

• QS. An-Nisa ayat 9 yang artinya “Dan hendaklah orang-orang takut (kepada Allah), bila
seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang
mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”.
02
Hukum Alkohol
dalam obat,
produk kesehatan
dan produk
kosmetik
DEFINISI

Obat adalah bahan atau paduan bahan,


termasuk produk biologi yang digunakan untuk Kosmetik adalah zat perawatan yang
mempengaruhi atau menyelidiki sistem digunakan untuk meningkatkan penampilan
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka atau aroma tubuh manusia. Kosmetik
penetapan diagnosis, pencegahan, umumnya merupakan campuran dari
penyembuhan, pemulihan, peningkatan beragam senyawa kimia, beberapa terbuat
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. dari sumber-sumber alami dan kebanyakan
Dan produk kesehatan yaitu segala macam dari bahan sintetis. contohnya : Parfum
barang dagang yang khususnya hanya untuk
mengobati atau menyembuhkan penyakit.
Pendapat Para Ahli Kesehatan

• Menurut Ahli kesehatan Raehanul, bahwa hukum menggunakan hand


sanitizer menggunakan alkohol. Alkohol diangap sebagai khamar, perlu
diluruskan, tidak semua alkohol khamar. Jadi perlu dibedakan antara
alkohol dan minuman beralkohol. Bedakan antara alkohol dan minuman
beralkohol, khamar adalah minuman beralkohol yang dudah dicampur-
campur, sehingga alkohol itu sedikit, sedangkan alkohol dalam produk
kesehaan seperti hand sanitizer memiliki kandungan alkohol 70-90% dan
jika diminum menyebabkan kematian.
• Pakar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zulies Ikawati
menerangkan, keberadaan alkohol sebagai pelarut dalam obat dan kosmetika
sangatlah dibutuhkan. Alkohol jenis etanol dan metanol sangat baik sebagai pelarut
bahan baku obat dan kosmetik. Ada di antaranya yang tidak dapat larut, kecuali
hanya dengan alkohol.

• Wakil Direktur Lembaga Pengawasan Pangan Obat dan Makanan Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM-MUI) Bidang Auditing, Ir Muti Arintawati Msi, menerangkan,
tidak seluruh jenis alkohol diharamkan. Menurutnya, hanya kosmetika yang
mengandung alkohol jenis ethyl alcohol (etanol dan methylated spirit) yang dinilai
haram. Jenis ini banyak digunakan pada lotion aftershave maupun parfum wanita.
Zat ini dapat diserap oleh kulit. Sedangkan, jenis cetyl alcohol dan cetearyl alcohol
dikategorikan halal.
Pendapat Para Ulama

• Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata, mayoritas ulama memandang dan


menghukumi bahwa khamer/alkohol adalah haram. Dengan pandangan syariat tentang
buruk dan kotornya, serta perintah untuk menjauhinya,menunjukkan bahwa Khamer
itu najis.
• Menurut Rabi‟ah al-Ra‟y guru Imam Malik, Imam al-Hasan alBashri, al-Muzani
(murid Syafi‟i) Imam al-Laits bin Sa‟d dan beberapa ulama muta’akhirin dari
Baghdad dan Irak. Mereka berpendapat bahwa khamer dan alkohol adalah suci.
• Sa‟id bin al-Haddad al-Qurawi berdalil tentang kesucian khamer atau alkohol
dengan alasana bahwa ketika itu, khamer ditumpahkan di jalanan kota Madinah.
• Pendapat Sa‟id al-Haddad al-Qurawi tentang kesuciannya dipatahkan oleh imam al-
Qurthubi bahwa ditumpahkannya khamer di ruas-ruas jalan Madinah bukan lantas
hukum alkohol ataupun khamer suci. Hal ini dapat dijawab bahwa pendapat Sa‟id
tersebut merupakan qiyas ma’a al-fariq (menganalogikan dua objek yang sifatnya
berlainan).

• Menurut LP POM MUI, alkohol yang dimaksudkan dalam parfum adalah etanol.
Menurut fatwa MUI, etanol yang merupakan senyawa murni bukan berasal dari industri
minuman khamer sifatnya tidak najis. Hal ini berbeda dengan khamer yang bersifat
najis.

• Ibnu abbas RA. Berkata : diharamkan khamr karena zatnya dan yang memabukkan
dari setiap minuman
Dalil Al-Qur’an atau Hadist yang Menjadi Rujukan

1. “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” [QS. al-Maidah (5): 90]
2. “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya
…” [QS. al-Baqarah (2): 219]
3. Dari Ibn Umar (diriwayatkan) bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah
melaknat khamr, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya, penahan
atau penyimpannya, pembawanya, dan penerimanya. [HR. Abu Dawud]
4. Dari Ibn Umar (diriwayatkan) ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda semua
yang memabukkan adalah khamr dan semua yang memabukkan adalah haram. [HR. Muslim]
Fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2009
• Penggunaan alkohol/etanol hasil Fatwa MUI 13 Juli 2013
industri khamr untuk produk Dalam sidang tersebut dinyatakan,
makanan, minuman, kosmetika, dan penggunaan kosmetika untuk kepentingan
obat-obatan hukumnya haram. berhias hukumnya boleh dengan syarat
• Penggunaan alkohol/etanol hasil bahan yang digunakan halal dan suci,
industri non khamr (baik merupakan ditujukan untuk kepentingan yang
hasil sintesis kimiawi [dari dibolehkan secara syar’i, dan tidak
petrokimia] ataupun hasil industri membahayakan.
fermentasi non khamr) untuk proses Penggunaan kosmetika dalam yang
produksi produk makanan, minuman, dikonsumsi atau masuk ke tubuh yang
kosmetika, dan obat-obatan menggunakan bahan najis atau haram
hukumnya mubah, apabila secara hukumnya ialah haram.
medis tidak membahayakan.
03
Transfusi Darah
dan Transplantasi
Organ
Definisi

Transfusi Darah
Merupakan pemindahan Transplantasi
darah atau suatu komponen Organ
(donor) kepada orang lain.
Proses pendonoran tubuh kepada
orang yang membutuhkan organ
tersebut demi menunjang
hidupnya
Tipe Donor

Tipe Donor 1 Tipe Donor 2 Tipe Donor 3


Donor dalam Donor dalam Donor dalam keadaan
keadaan sehat keadaan koma mati
Pendapat Pakar Kesehatan

Indonesia mengatur transplantasi dalam Undang-


undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 1981
Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis serta Transplantasi Organ atau Jaringan
Tubuh Manusia.  
Menurut Soekidjo Notoatmojo,
Transplantasi organ atau jaringan tubuh dilakukan dengan ketentuan:
c. Dilakukan di fasilitas
a. Hanya untuk tujuan b. Hanya dapat dilakukan oleh pelayanan kesehatan
kemanusiaan dan tenaga kesehatan yang tertentu.
dilarang untuk mempunyai keahlian dan
dikomersiaalka. kewenangan

d. Pengambilan organ tubuh f. Pengambilan dan pengiriman


dari seorang donor harus e. Transplantasi sel hanya specimen atau bagian organ
memperhatikan kesehatan dapat dilakukan apabila tubuh
pendonor yang telah terbukti keamanan hanya dapat dilakukan oleh
bersangkutan dan kemanfaatannya. tenaga kesehatan
Pendapat Para Ulama
• Zallum, berpendapat bahwa syara 'membolehkan seseorang mendonorkan sebagian organ tubuh ketika ia
hidup, dengan syarat suka rela atau tidak dipaksa oleh seseorang. Organ yang didonorkan gagal organ vital,
seperti jantung dan hati.
• Mujtana, mengatakan bahwa hukum transplantasi organ tubuh, sebagai berikut:
(1) Apabila transplantasi dilakukan dengan tidak ada hajat syar'i, yakni untuk pengobatan, maka hukumnya
haram. Sebab ada unsur "taghoyyurul khilqoh" (perubahan ciptaan) dan dikhawatirkan mencerminkan sikap
tidak rela menerima taqdir Illahi.
(2) Apabila ada hajat syar'iyyah, transplantasi organ tubuh dengan tujuan untuk memulihkan penyakit, yang
termasuk masalah hajiyah (primer), maka hukumnya boleh.
• Menurut jumhur ulama kebolehan transplantasi donor yang telah meninggal alasannya bahwa
transplantasi merupakan salah satu jenis pengobatan
• Jumhur ulama Fiqh yang terdiri dari sebagian ulama Mahab anaf, Malik, Syafi' dan anbali, berpendapat
bahwa memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Dan
selaras juga dengan qaidah fiqhiyyah: "Darurat akan membolehkan yang diharamkan." Selanjutnya, dalam
qaidah fiqhiyah yang lain disebutkan: "Bahaya harus dihilangkan.
Prinsip-prinsip islam dalam
Ayat-ayat Al- memandang haramnya
transplantasi dari organ
Qur’an manusia

mengenai darah 1. QS. An-Nisa (4): 29


2. QS Al-Baqarah, 2: 195
3. QS Al-Maida, 5: 32
4. Al-Isra, 17: 70
1. Al-Baqarah: 173 5. Al-Balad. 90: 8-9
2. Al-Maidah: 3 6. HR. Ibnu Majah
3. Al-An’am: 119
04
Batasan-
Batasan
Pengobatan
Alternatif
dalam Islam
Makna Berobat

Dalam bahasa arab, usaha untuk mendapatkan kesembuhan biasa disebut dengan
istilah At-Tadawi yang artinya menggunakan obat; diambil dari akar kata dawa (mufrad)
yang bentuk jamaknya adalah Adwiyah. Kalimat dawa yang biasa diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia dengan arti obat; adalah segala yang digunakan oleh manusia untuk
menghilangkan penyakit yang mereka derita. Sementara penyakit yang akan diobati,
dalam bahasa arab biasa disebut dengan istilah Daa-un, bentuk masdar dari kata Daa-
un. Bentuk jamak dari kalimat “Adaa-u” adalah “Adwaa-u”.
Pendapat Para Ulama

1. Imam Muslim 2. Ahmad, Al-Bukhari 3. Abu Daud


Setiap penyakit pasti dalam Al-Adabul Sesungguhnya Allah telah
memiliki obat. Bila Mufrad, Abu Dawud, Ibnu menurunkan penyakit dan
sebuah obat sesuai Majah, dan At-Tirmidzi: obatnya,
dengan (HR. Ahmad, Al-Bukhari demikian pula Allah
penyakitnya maka dia dalam Al-Adabul Mufrad, menjadikan bagi setiap
akan sembuh dengan Abu Dawud, Ibnu Majah, penyakit ada obatnya.
seizin Allah Subhanahu dan At-Tirmidzi, beliau Maka berobatlah kalian
wa berkata bahwa hadits ini dan janganlah berobat
Ta’ala.” (HR. Muslim) hasan dengan yang haram.” (HR.
shahih). Abu
Dawud)
Pengobatan Cara Islam (Secara
Ketuhanan dan Nabi)

3. Bekam
1. Ruqyah Syar’iyah Al-Hijamah berasal
Ruqyah ini adalah dari bahasa Arab yaitu
ruqyah yang lepas dari 2. Madu hajama, yang berarti
kesyirikan, menghisap dan hijama
sebagaimana yang yang artinya pelepasan
dijelaskan para ulama darah kotor.
Batasan-Batasan Pengobatan Alternative
dalam Islam

Tidak menyembelih Tidak menggunakan


untuk selain Allah jampi-jampi atau jimat

0101 02 02 03 03 04 04
Tidak meminta Tidak menggunakan
bantuan makhluk gaib sesaji
dan sejenisnya
Tidak menggunakan obat Tidak boleh menipu
yang haram pasien

05 06 07 08

Pengobatan itu bisa Tidak menjanjikan


diterima nalar dan jaminan kesembuhan
akal sehat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai