Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Nur Rohmawati

NIM : 30902000209
KELAS : B

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


ISLAM DISIPLIN ILMU 3 PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FIK
UNISSULA
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Januari 2023
Jam : 09.00 – 10.00
Dosen Pengampu: H.Samsudin, S.Ag.,M.Ag

Jawablah Pertanyaan berikut ini dengan jelas dan gamblang

1. Bahwa dalam kondisi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, pengambilan katup jantung
orang yang telah meninggal untuk kepentingan orang yang masih hidup dapat
dibenarkan oleh hukum Islam dengan syarat. Jelaskan syarat tersebut.
Jawab : Bahwa dalam kondisi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, pengambilan katup
jantung orang yang telah meninggal untuk kepentingan orang yang masih hidup dapat
dibenarkan oleh hukum Islam dengan syarat ada izin dari yang bersangkutan (lewat
wasiat sewaktu masih hidup) dan izin keluarga/ahli warisnya. Izin dari keluarga atau
yang bersangkutan sendiri memeliki peran penting dimana keluarga atau orang yang
bersangkutan memberikan izin yang berarti keluarga mengetahui dan telah
mengikhlaskan organ tersebut untuk orang lain.

2. Hasil riset menunjukkan bahwa zat-zat yang diketahui mengandung unsur atau bahan
yang berasal dari organ (bagian) tubuh atau ari-ari (tembuni) manusia terbukti cukup
efektif untuk merawat kulit, seperti mencegah kerut, mencegah penuaan dini, dan
mempertahankan kesegaran kulit. Bagaimana pandangan Islam mengenai penggunaan
organ tubuh, ari-ari, dan air seni manusia bagi kepentingan obat-obatan dan kosmetika?
Jawab : Menurut Fatwa Musyawarah Nasional VI MUI Nomor : 2/MUNAS
VI/MUI/2000 Tentang Penggunaan Organ Tubuh Ari-ari dan Air Seni bagi Kepentingan
Obat-obatan dan Kosmetik, Yaitu:
1) Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan
 Penggunaan obat-obatan adalah mengkonsumsinya sebagai pengobatan
dan bukan menggunakan obat pada bagian luar tubuh;
 Penggunaan air seni adalah meminumnya sebagai obat;
 Penggunaan kosmetika adalah memakai alat kosmetika pada bagian luar
tubuh dengan tujuan perawatan tubuh atau kulit agar tetap –atau menjadi
—baik dan indah;
 Dharurat adalah kondisi-kondisi keterdesakan yang bila tidak dilakukan
akan dapat mengancam eksistensi jiwa manusia.
2) Penggunaan obat-obatan yang mengandung atau berasal dari bagian organ
manusia (juz’ul-insan) hukumnya adalah haram.
3) Penggunaan air seni manusia untuk pengobatan, seperti disebut pada butir 1.b
hukumnya adalah haram.
4) Penggunaan kosmetika yang mengandung atau berasal dari bagian organ
manusia hukumnya adalah haram.
5) Hal-hal tersebut pada butir 2, 3, dan 4 di atas boleh dilakukan dalam keadaan
dharurat syar’iyah.

3. Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus
fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Rumus
umum senyawa alkohol tersebut adalah R-OH atau Ar-OH di mana R adalah gugus alkil
dan Ar adalah gugus aril. Bagaimana pandangan Islam tentang penggunaan
alkohol/etanol hasil industri khamr untuk kepentingan medis?
Jawab : Menurut Fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Hukum Alkohol, Yaitu :
1) Penggunaan alkohol/etanol hasil industri khamr untuk produk makanan,
minuman, kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya haram.
2) Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik merupakan hasil sintesis
kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industri fermentasi non khamr) untuk
proses produksi produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan,
hukumnya mubah, apabila secara medis tidak membahayakan.
3) Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik merupakan hasil sintesis
kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industri fermentasi non khamr) untuk
proses produksi produk makanan, miinuman, kosmetika dan obat-obatan,
hukumnya haram, apabila secara medis membahayakan.

4. Dalam hal terjadi kondisi kedaruratan (dharurah syar'iyah) atau kebutuhan mendesak
(hajah syar'iyah), penggunaan human diploid cell untuk vaksin hukumnya boleh, dengan
syarat. Jelaskan syarat-syarat tersebut.
Jawab : Dalam hal terjadi kondisi kedaruratan (dharurah syar'iyah) atau kebutuhan
mendesak (hajah syar'iyah), penggunaan human diploid cell untuk bahan obat atau
vaksin hukumnya boleh, dengan syarat :
1) Syarat yang pertama yakni tidak ada bahan lain yang memiliki khasiat dan fungsi
serupa dengan bahan yang berasal dari tubuh manusia.
Tidak ada bahan yang khasiat dan fungsi nya sama dengan bahan dari tubuh
manusia.
2) Syarat kedua, obat yang menggunakan sel dari tubuh manusia hanya dipergunakan
untuk pengobatan berat.
Obat yang dari bahan sel tubuh manusia hanya dipergunakan untuk pengobatan
yang berat atau hanya untuk penyakit tertentu yang bersifat berat.

5. Pelaksanaan operasi plastik dilakukan terhadap orang yang mempunyai organ tubuh
yang yang cacat, tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan yang semakin
maju, operasi plastik juga dilakukan terhadap orang yang organ tubuhnya sempurna
(normal) agar kelihatan lebih menarik. Jelasakan tindakan operasi plastik yang
dibolehkan dalam Islam.
Jawab : Operasi Plastik yang Diperbolehkan dalam Hukum Islam.

1) Operasi plastik yang dilakukan dengan tujuan untuk pengobatan.


Operasi plastik ini dilakukan atas dasar untuk pengobatan dengan harapan supaya
sembuh dari penyakitnya bukan atas dasar kecantikan dll.
Hal ini sesuai dengan sebuah hadist yang menganjurkan agar kamu sekalian
berobat, karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali dia mau
berusaha dan berdo’a.
Sebagaimana dalam HR. Al-Hakim :
“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan (pula) obat untuknya. “
(HR. al-Hakim).
2) Operasi plastik yang dilakukan dalam keadaan dlorurot,
Karena jika tidak dilakukan operasi maka akan terjadi efek lain yang lebih besar.
Sesuai dengan kaidah fiqih yaitu;
‫الضرورات تبيح المخظورات‬
Artinya: “Keadaan dlarurat itu membolehkan (hal- hal) yang dilarang”.
3) Operasi plastik yang dilakukan akan membawa maslahat yang lebih besar dari
pada madlorotnya,
Sesuai dengan kaidah fiqih yang
Artinya: “Menghindari kerusakan didahulukan atas menarik kemaslahatan”.

Anda mungkin juga menyukai