DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Kelompok 8
3
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian Obat Antikanker..........................................................................6
1. Senyawa Pengalkilasi................................................................................6
2. Antimetabolit.............................................................................................7
4. Hormon....................................................................................................18
5. Golongan Lain- lain.................................................................................19
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) kanker masih merupakan
penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler, dan setiap tahun
jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun
mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker.
Dua per tiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara yang sedang
berkembang (Anonim, 1994).
Myeloma multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah klone dari
sel plasma yang abnormal berkembang biak, membentuk tumor di sumsum tulang
dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di
dalam darah atau air kemih. Penyakit ini menyerang pria dan wanita, dan biasanya
ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Sel plasma yang abnormal hampir selalu
menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal dan pembentukan antibodi
yang normal berkurang. Sebagai akibatnya, penderita lebih mudah terkena infeksi
(Anonim, 2006).
Pengobatan kanker, seperti pemberian obat antikanker, kemoterapi, dan
operasi, tergolong sangat mahal. Selain itu, tidak jarang pasien tidak berhasil lepas
dari penyakit kanker meskipun sudah melakukan berbagai usaha pengobatan
medis. Di masyarakat, pengobatan ala timur sering dijadikan alternatif jika cara
konvensional tidak dapat dilakukan. Bahkan telah muncul paradigma baru dalam
dunia pengobatan modern, yaitu back to nature atau kembali ke alam (Mangan,
2003).
Secara fitokimia, kulit batang tanaman Sukun (Artocarpus communis)
mengandung flavonoid menunjukkan sifat sitotoksik kuat terhadap sel murin
leukemia P-388 dan beberapa sel kanker lainnya (Syah, 2005). Dengan demikian,
dilakukan penelitian kajian sitotoksik fraksi semipolar ekstrak aseton kulit batang
Sukun (Artocarpus communis) terhadap sel myeloma sebagai usaha untuk
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat Antikanker
Obat antikanker adalah senyawa kemoterapeutik yang digunakan untuk
pengobatan tumor atau kanker. Tujuan utama kemoterapi kanker adalah merusak
secara selektif sel tumor yang berbahaya tanpa mengganggu sel normal. Obat
antikanker sering disebut juga sebagai sitotoksik. sitostatik atau antineoplasma.
Obat antikanker dibagi menjadi : Senyawa pengalkilasi, antimetabolit, antikanker
produk alam, hormon, dan golongan lain-lain.
Terapi pengobatan kanker
1. Senyawa Pengalkilasi
Agen pengalkilasi merupakan salah satu golongan obat antikanker yang
bekerja dengan membentuk senyawa kationik yang diikuti pemecahan cincin
membentuk io karbonium reaktif, ion ini bereaksi melalui reaksi alkilasi,
membentuk ikatan kovalen dengan gugus pendonor elektron yang terdapat pada
struktur asam amino. Reaksi ini membentuk cross lingking antara dua rangkaian
DNA dan mencegah mitosis. Sehingga proses pembentukan sel terganggu dan
terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker (Siswandono, 2008).
Terdapat beberapa toksisitas yang umum terjadi ketika menggunakan obat
golongan ini antara lain, yaitu neurotoksisitas, oral toksisitas, toksisitas pada
rambut, toksisitas hematologi, toksisitas gastrointestinal toksisitas pulmo
(Remesh, 2003). Insiden busulfan dapat menyebabkan pulmotoksisitas yaitu (4 %)
(Sweetman, 2009).
Pada beberapa kasus di Amerika, obat ini terkadang dapat menyebabkan
terjadinya Acute Myelogenous Leukemia (AML)dan Myelodysplastic Syndrome
(MDS). Kejadian paling sering yaitu diawali dengan MDS yang kemudian
berkembang menjadi AML. Penelitian telah menunjukkan bahwa leukemia terjadi
sekitar 2 tahun setelah pengobatan menggunakan obat antikanker golongan agen
pengalkilasi, dan risiko semakin meningkat setelah 5 sampai 10 tahun pada
pemakaian obat antikanker golongan agen pengalkilasi. Insiden dari AML periode
yaitu sekitar 1%-10% (Sweetman, 2009).
7
Mekanisme kerja :
5-fluorourasil menjadi aktif setelah mengalami anabolisme menjadi 5-
fluoro-2’deoksiuridin 5’-monofosfat. Hasil anabolisme merupakan senyawa
penghambat timidilat sintetase, enzim yang mengkatalis metilasi asam
deoksiuridilat menjadi asam timidilat. Hal ini berhubungan dengan aktivitas
antikanker karena hambatan enzim menyebabkan kematian sel kanker.
a) 5-fluorourasil (Adrucil), terutama digunakan untuk pengobatan tumor padat,
seperti kanker usus besar, rektal lambung, pankreas dan karsinoma payudara.
Absorpsi obat dalam saluran cerna rendah sehingga diberikan secara intravena.
Waktu paro plasma 5-fluorourasil ± 10 menit dan akan hilang dalam waktu ± 3
jam. Metabolitnya, 5-fluoro-2’deoksiuridin-5’monofosfat, tetap tinggal dalam
jaringan selama beberapa hari. Dosis I.V : 7-12 mg/kgbb 1 dd, selama 4 hari
berturut-turut.
b. Antagonis Purin
Pada umumnya antagonis purin adalah pra-obat dan menjadi aktif setelah
mengalami anabolisme menjadi nukleotida atau kadang-kadang menjadi turunan
difosfat atau trifosfat.
Contoh antagonis purin : 6-merkaptopurin, azatioprin dan tioguanin
a) 6-merkaptopurin (Puri-Nethol) dapat menggantikan secara spesifik
hipoxantin, suatu senyawa antara pada sintesis DNA. Dalam tubuh, 6-
10
double heliks ADN secara kuat dengan menginterkalasi gugus kromofor planar
(pada cincin B dan C) pada dua pasangan basa. Komplek antibiotika-ADN ini
ditunjang oleh interaksi antara substituen pada cincin A (gugus gula amino)
dengan celah kecil dari heliks. Turunan antrasiklin bekerja secara tidak khas
pada siklus kehidupan sel, meskipun menunjukan aktivitas yang lebih besar
selama fase S. Turunan antrasiklin digunakan untuk pengobatan mielositik dan
limfositik leukemia akut, penyakit hodgkin, beberapa limfoma, sarcoma, dan
karsinoma. Doksorubisin (Adriamisin), dosis I.V.: 60-75mg per m², dengan
selang 3 minggu. Epirubisin HCL (farmorubisin), 4-epidoksorubisin, dosis I.V.
:60-90 per m², dengan selama 3 minggu. Idarubisin HCL (Zavedos), dosis :
I.V. :8-12 per m², selama 3-5 hari,kadang-kadang dikombinasikan dengan
sitarabin.
d) Plikamisin (Mitracin, Mitramycin) didapat dari kultur Streptomyces plicatus,
S.tanashiensis dan S. argillaceus. mekanisme kerjanya dengan menghambat
DNA- dependent RNA nukleotidiltarnsferase sehingga menghambat sintesis
ADN dan ARN. Plikamisin mengikat secara khas gugus guanine pada double
heliks ADN, dan tidak menginterkalasi pasangan basa ADN. Untuk mengikat
ADN, gugus kromofor antibiotika ini harus dalam bentuk kompleks dengan
logam divalent (Mg atau Ca). plikamisi bekerja secara tidak khas pada siklus
kehidupan sel, meskipun menunjukan aktivitas yang lebih besar selama fase S.
Plikamisin digunakan untuk pengobatan tumor embrional pada testis, penyakit
paget dan kanker tulang. Dosis I.V. infuse : 25-30 µg/kg bb/ hari, selama 8-10
hari.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Myeloma multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah klone
dari sel plasma yang abnormal berkembang biak, membentuk tumor di sumsum
tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang
terkumpul di dalam darah atau air kemih. Penyakit ini menyerang pria dan
wanita, dan biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Sel plasma yang
abnormal hampir selalu menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal
dan pembentukan antibodi yang normal berkurang. Sebagai akibatnya,
penderita lebih mudah terkena infeksi
Obat antikanker adalah senyawa kemoterapeutik yang digunakan untuk
pengobatan tumor atau kanker. Tujuan utama kemoterapi kanker adalah
merusak secara selektif sel tumor yang berbahaya tanpa mengganggu sel
normal. Obat antikanker sering disebut juga sebagai sitotoksik. sitostatik atau
antineoplasma. Obat antikanker dibagi menjadi: Senyawa pengalkilasi,
antimetabolit, antikanker produk alam, hormon, dan golongan lain-lain.
B. Saran
Diharapkan untuk penulis berikutnya, jika makalah ini dijadikan
bahanacuan untuk menulis makalah selanjutnya dapat dicari atau digali lagi
informasiterbaru dari senyawa antikanker lainnya yang terbaru dari jurnal atau
buku-buku pendukung lainnya
21
DAFTAR PUSTAKA
Kimia Medisinal, 2016. “Kimia Medisinal Edisi II”. Surabaya : Airlangga
Universitas Press.
Mutschler, Ernst, 1991. “Dinamika Obat” Bandung : ITB