UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Implikasi Keperawatan Pemberian Obat
Golongan Kemoterapi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penggolongan obat kemoterapi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laili Nur Azizah, S.Kep, Ners,
M.Kep, ibu Indriana Noor Istiqomah, S.Kep, Ners, M.Kep dan bapak Syaifuddin Kurnianto,
S.Kep, Ners, M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Farmakologi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
2.3 Indikasi................................................................................................................. 8
2.6 Peringatan............................................................................................................. 10
iii
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15
4.2 Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................................. 17
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1) Mendeskripsi Obat Kemoterapi Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
2) Menjelaskan Cara Kerja Obat Kemoterapi
3) Mengindikasikan Obat kemoterapi Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
4) Menjelaskan Kontra Indikasi Obat Kemoterapi
5) Menjelaskan Efek Samping Dilakukannya Kemoterapi
1
6) Menjelaskan Peringatan Obat kemoterapi Secara Umum
7) Menjelaskan Dosis / Aturan Pakai Obat Kemoterapi
1.3 Manfaat
Kemoterapi membawa ragam manfaat. Di antaranya adalah: Memperkecil
ukuran tumor ganas dan meringankan rasa sakit. Mencegah penyebaran,
memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang
ke bagian tubuh lain (metastasis).
2
BAB 2
Cyclophospamide Streptozocin
Thiotepa Dacarbazine
3
Cyclophospamide Cisplatin
Mephalan Ifosphamid
Antibiotik
Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya
dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama
berguna untuk tumor yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama
dengan cara menghambat sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini
antara lain : Bleomicin, Mitoxantron, Idarubicin, Mithramicin, Daunorubicin,
Epirubicin, Actinomicin D, Mitomicin, dan Doxorubicin.
Idarubicin
Bleomicin
Daunorubicin Mitomicin
4
Epirubicin
Actinomicin D Doxorubicin
Antimetabolit
Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja dengan
cara menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki
struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan
sel, sedangkan ada juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang
penting untuk pembelahan. Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel
yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini antara lain : Azacytidine,
Fludarabin, Metotrexate, Capecitabine, Cladribin, Thioguanin, Mitoguazone,
Cytarabin, Mercaptopurin, Luekovorin, Pentostatin, Hydroxyurea,
Metothrexate, Capecitabine, Fluorouracil, Mitoguazon, Gemcitabine, dan
Pentostatin
Pentostatin
Cladribin
Azacytidine
5
Cytarabin
Thioguanin
Gemcitabine Fluorouracil
Metotrexate
Luekovorin
Mercaptopurin
Fludarabin
Hydroxyurea Metothrexate
Capecitabine
Capecitabine
6
Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan
dengan protein mikrotubuler inti sel tumor, menghambat sintesis dan dan
polimerisasi miktotubul sehingga menyebabkan mitosis berhenti pada
metaphase, dan menyababkan replikasi sel terganggu.Yang termasuk golongan
ini antara lain : Paclitaxel (Taxol), Docetaxel, Vinblastine, Vinorelbin,
Vindesinsulfat, dan Vincristine.
Vindesinsulfat
Vinorelbine
Docetaxel Vincristine
7
Kemoterapi kanker berusaha keras menyebabkan kejadian sitotoksik yang letal
atau apoptosis terhadap sel kanker sehingga dapat menghentikan perkembangan
tumor. Terapi tambahan (adjuvant) adalah terapi yang ditambahkan pada terapi utama
untuk menghancurkan sisa sel-sel kanker yang mikroskopik yang mungkin masih
ada.Tidak jarang walaupun pada terapi utama penderita kelihatan telah bebas kanker
setelah beberapa lama timbul residif atau metastase.Ini berarti waktu selesai terapi
utama masih ada sisa kanker yang mikroskopik.
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker.12
Frekuensi pemberian kemoterapi dapat menimbulkan beberapa efek yang dapat
memperburuk status fungsional pasien. Efek kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang,
gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, kehilangan berat badan, perubahan rasa,
konstipasi, diare dan gejala lainnya alopesia, fatigue, perubahan emosi, dan perubahan
pada sistem saraf.
Obat kemoterapi terutama bekerja pada DNA yang merupakan komponen utama
gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Oleh karena itu, obat
kemoterapi tidak hanya bekerja pada sel kanker tetapi juga pada sel yang sehat.
Mekanisme obat kemoterapi yaitu :
a. Menghambat atau mengganggu sintesa DNA atau RNA
b. Merusak replikasi DNA
c. Mengganggu transkripsi DNA oleh RNA
d. Mengganggu kerja gen
8
4. Indikasi penggunaan obat vincristine . FDA mengindikasikan penggunaan
vincristine pada kasus-kasus sebagai berikut :
-ALL acute lymphocytic leukemilym
-ALL sel-B
-Limfoma Burkitt
9
Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang
diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat terjadi
akibat kemoterapi antara lain:
2.7 Dosis
a) Pemberian dosis obat alkylating agents digunakan sebagai obat kemoterapi kanker
dosis yang digunakan sebesar 40-50 mg/kg BB intravena atau 1-5mg/BB peroral
perhari
b) Pemberian dosis obat antibiotics yaitu bervariasi tergantung jenis kanker yang
ditangani pemberian dosis berdasarkan usia pasien
c) Pemberian dosis obat antimetabolit yaitu dewasa awal 75 mg/m² per hari melalui
injeksi subkutan atau infus intravena selama 10- 40 menit selama 7 hari. Diikuti
dengan masa istirahat 21 hari siklus 28 hari dapat ditingkatkan menjadi 100
mg/m² hari jika ada tidak manfaatnya setelah 2 siklus dan tidak ada toksisitas
selain mual dan muntah yang terjadi. Durasi pengobatan yang disarankan minimal
10
4 sampai 6 siklus dilanjutkan selama pasien mendapat manfaat atau sampai
perkembangan penyakit menyesuaikan dosis mungkin diperlukan untuk toksisitas
hematologis.
d) Dosis Mitotic Spindle / Antimikrotubuler akan disesuaikan dengan kondisi pasien,
respon terhadap pengobatan, ada tidaknya kombinasi dengan obat lain, serta
protokol kemoterapi berdasarkan jenis kanker.
11
BAB 3
12
karakteristik obat, pemberian/kumulatif, dan berbeda pada setiap pasien, kemudian
efek samping mancakup fisik dan psikologis.
1. Protokol kemoterapi
2. Efek samping dan toksisitas
3. Nilai laboratorium
4. Inform concent
5. Kesiapan pasien
6. Pengetahuan pasien & keluarga
7. Safe handling prosedur
8. Menjadwalkan kemoterapi dan melakukan aktivitas harian
9. Menyiapkan biaya kemoterapi yang mungkin dibutuhkan
10. Mengetahui efek samping kemoterapi yang mungkin terjadi
11. Persiapan sebelum kemoterapi pertama kali
12. Memeriksa kesehatan gigi
13. Memeriksa kondisi tubuh secara keseluruhan
14. Pemasangan intravena dan Bergabung dengan support group
13
3.5 Evaluasi Keperatan
a) Respon pasien atau keluarga
1) Menjelaskan protocol obat yang diberikan, jadwal, cara control,
pemeriksaan laboratorium
2) Menjelaskan dan melakukan secara mandiri untuk meminimalkan
komplikasi
3) Mengetahui dan bertindak bila ada perubahan yang harus dilaporkan atau
ditangani dengan segera
4) Menjaga area penusukan vena sentral, inplant fort, intacavity cateter
3.6
14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :
Alkilating Agent, Antibiotik, Antimetabolit, Mitotic Spindle / antimikrotubuler,
Topoisomerase Inhibitor, Cytoprotective Agents, dan Obat yang lain yang tidak
termasuk dalam golongan tersebut.
Kemoterapi kanker berusaha keras menyebabkan kejadian sitotoksik yang letal
atau apoptosis terhadap sel kanker sehingga dapat menghentikan perkembangan
tumor. Obat kemoterapi terutama bekerja pada DNA yang merupakan komponen
utama gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Oleh karena itu,
obat kemoterapi tidak hanya bekerja pada sel kanker tetapi juga pada sel yang
sehat. Mekanisme obat kemoterapi yaitu :Menghambat atau mengganggu sintesa
DNA atau RNA, Merusak replikasi DNA, Mengganggu transkripsi DNA oleh
RNA, Mengganggu kerja gen.
Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang
diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat
terjadi akibat kemoterapi antara lain:mual, muntah, diare, alopesia,
trombositopenia, neuropati, myalgia. Selain itu dapat berupa toksisitas
hematologi, Toksisitas gastrointestinal, Toksisitas folikel rambut berupa alopesia
serta toksisitas sistem
4.2 Saran
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang efektif dan terbukti mampu
menyelamatkan jutaan jiwa. Namun, di baik itu, kemoterapi juga memiliki efek
samping yang beragam. Efek samping dari kemoterapi bisa berbeda pada tiap
orang, termasuk tingkat keparahannya. Maka dari itu harus senantiasa
berkonsultasi dengan dokter ketika ingin mengonsumsi obat-obatan lain,
termasuk obat alergi, herbal, atau pereda nyeri dan juga disarakan untuk
menghindari menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi
atau konsentrasi tinggi usai menjalani kemoterapi
15
DAFTAR PUSTAKA
Yusmaidi, Y., Rafie, R., Nur, M., & Nabilah, B. (2020). Derajat Toksisitas Trombosit
pada Penderita Kanker Kolorektal yang Mendapat Kemoterapi CapeOX. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 313-320.
Darmawan, E., Melani, R., & Raharjo, B. Gambaran Hubungan Regimen Dosis Danefek
Samping Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto Periode Bulan Januari-Februari Tahun 2019. Majalah Farmaseutik,
15(2), 113-122.
Setiawan, SD (2015). Pengaruh kemoterapi pada pasien kanker terhadap kecemasan.
Jurnal Mayoritas , 4 (4).
Sintia Mariani, K. (2018). Profil Penggunaan Obat Sitostatika Pada Pasien Kanker Rawat
Inap Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang
Tahun 2018 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).
Anwar, A. D., Harsono, A. B., Sasotya, R. M. S., Amarullah, M. N., & Hidayat, D. (2013).
Bandung Controversies and Consensus in Obstetrics & gynecology. Jakarta: CV
Sagung Seto.
16
LAMPIRAN
NAMA DAGANG
NOMOR NDC
NAMA GENERIK PABRIK OBAT
DOSIS OBAT
PEMBERIAN PERINGATAN
INFORMASI
PENIMPANAN
TANGGAL
KADALUWARSA
PABRIK OBAT & NOMOR LOT
17