Anda di halaman 1dari 22

IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN

OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI

Disusun oleh kelompok 9 :

Amanda Dwi Blesysky 202303101071

Regita Wahyu Datiningtyas 202303101115

Erdiani Eftaria Pranata 202303101121

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Implikasi Keperawatan Pemberian Obat
Golongan Kemoterapi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penggolongan obat kemoterapi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laili Nur Azizah, S.Kep, Ners,
M.Kep, ibu Indriana Noor Istiqomah, S.Kep, Ners, M.Kep dan bapak Syaifuddin Kurnianto,
S.Kep, Ners, M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Farmakologi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lumajang, 30 Agustus 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1


1.2 Tujuan.................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat.................................................................................................................. 2

BAB 2 KONSEP OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI

2.1 Deskripsi Obat...................................................................................................... 3

2.2 Cara Kerja Obat.................................................................................................... 8

2.3 Indikasi................................................................................................................. 8

2.4 Kontra Indikasi..................................................................................................... 9

2.5 Efek Samping....................................................................................................... 9

2.6 Peringatan............................................................................................................. 10

2.7 Dosis / Aturan Pakai............................................................................................. 10

BAB 3 IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT GOLONGAN


KEMOTERAPI

3.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................................... 12

3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................... 12

3.3 Intervensi Keperawatan........................................................................................ 12

3.4 Implementasi Keperawatan.................................................................................. 13

3.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................... 14

iii
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15

4.2 Saran..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 16

LAMPIRAN.................................................................................................................. 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Table Obat 2.1 Alkilating Agent...................................................................................3

Table Obat 2.2 Antibiotik.............................................................................................4

Table Obat 2.3 Antimetabolit.......................................................................................5

Table Obat 2.4 Mitotic Spindle / Antimikrotubuler .....................................................7

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk di
Indonesia. Berdasarkan data WHO tahun 2015 ada 5 jenis kanker yang menyebabkan
jumlah kematian pasien kanker meningkat yaitu kanker paru-paru, kanker hati, kanker
otak, kanker usus, kanker payudara. kanker merupakan penyakit mematikan kedua
setelah penyakit kardiovaskuler (WHO, 2016).
Pengobatan kanker dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah
kemoterapi. Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling banyak
digunakan saat ini. Kemoterapi menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping
kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang diberikan. Berdasarkan
National Cancer Institute, efek samping yang dapat terjadi akibat kemoterapi antara
lain mual, muntah, diare, alopesia, trombositopenia, neuropati, myalgia. Selain itu
dapat berupa toksisitas hematologi seperti anemia, neutropenia, dan trombositopenia.
Toksisitas gastrointestinal seperti anoreksia, nausea, dan vomiting. Toksisitas oral
seperti stomatitis, disfagia, diare, ulserasi mulut, oesofagitis, dan proctitis dengan
nyeri serta pendarahan.
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat sitostatika. Obat sitostatika
adalah obat-obatan yang digunakan untuk membunuh atau memperlambat
pertumbuhan sel–sel kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran
kanker sebelum operasi, merusak sel–sel kanker yang tertinggal setelah operasi dan
mengobati berbagai macam kanker (Kelvin dan Tyson, 2011).

1.2 Tujuan
1) Mendeskripsi Obat Kemoterapi Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
2) Menjelaskan Cara Kerja Obat Kemoterapi
3) Mengindikasikan Obat kemoterapi Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
4) Menjelaskan Kontra Indikasi Obat Kemoterapi
5) Menjelaskan Efek Samping Dilakukannya Kemoterapi

1
6) Menjelaskan Peringatan Obat kemoterapi Secara Umum
7) Menjelaskan Dosis / Aturan Pakai Obat Kemoterapi

1.3 Manfaat
Kemoterapi membawa ragam manfaat. Di antaranya adalah: Memperkecil
ukuran tumor ganas dan meringankan rasa sakit. Mencegah penyebaran,
memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang
ke bagian tubuh lain (metastasis).

2
BAB 2

KONSEP OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI

2.1 Deskripsi Obat


Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan : Alkilating
Agent, Antibiotik, Antimetabolit, Mitotic Spindle / antimikrotubuler, Topoisomerase
Inhibitor, Cytoprotective Agents, dan Obat yang lain yang tidak termasuk dalam
golongan tersebut.
 Alkilating Agent
Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat sintesa DNA
dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan silang DNA,
mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus
amino, karboksil, sulfidril, atau fosfat, dan merupakan golongan sel spesifik
fase non spesifik. Yang termasuk golongan ini antara lain: Amsacrine,
Mephalan, Busulfan, Streptozocin, Chlorambucil, Dacarbazine,
Cyclophospamid, Procarbazin, Ifosphamid, Carboplatin, Thiotepa, dan
Cisplatin.

Table obat 2.1

Cyclophospamide Streptozocin

Busulfan Carboplatin Chlorambucil

Thiotepa Dacarbazine

3
Cyclophospamide Cisplatin

Mephalan Ifosphamid

 Antibiotik
Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya
dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama
berguna untuk tumor yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama
dengan cara menghambat sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini
antara lain : Bleomicin, Mitoxantron, Idarubicin, Mithramicin, Daunorubicin,
Epirubicin, Actinomicin D, Mitomicin, dan Doxorubicin.

Table obat 2.2

Idarubicin
Bleomicin

Daunorubicin Mitomicin

4
Epirubicin
Actinomicin D Doxorubicin

 Antimetabolit
Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja dengan
cara menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki
struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan
sel, sedangkan ada juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang
penting untuk pembelahan. Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel
yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini antara lain : Azacytidine,
Fludarabin, Metotrexate, Capecitabine, Cladribin, Thioguanin, Mitoguazone,
Cytarabin, Mercaptopurin, Luekovorin, Pentostatin, Hydroxyurea,
Metothrexate, Capecitabine, Fluorouracil, Mitoguazon, Gemcitabine, dan
Pentostatin

Table obat 2.3

Pentostatin

Cladribin
Azacytidine

5
Cytarabin
Thioguanin

Gemcitabine Fluorouracil

Metotrexate
Luekovorin

Mercaptopurin
Fludarabin

Hydroxyurea Metothrexate

Capecitabine
Capecitabine

 Mitotic Spindle / Antimikrotubuler

6
Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan
dengan protein mikrotubuler inti sel tumor, menghambat sintesis dan dan
polimerisasi miktotubul sehingga menyebabkan mitosis berhenti pada
metaphase, dan menyababkan replikasi sel terganggu.Yang termasuk golongan
ini antara lain : Paclitaxel (Taxol), Docetaxel, Vinblastine, Vinorelbin,
Vindesinsulfat, dan Vincristine.

Table obat 2.4

Vindesinsulfat
Vinorelbine

Vinblastine Paclitaxel (Taxol)

Docetaxel Vincristine

2.2 Cara Kerja Obat

7
Kemoterapi kanker berusaha keras menyebabkan kejadian sitotoksik yang letal
atau apoptosis terhadap sel kanker sehingga dapat menghentikan perkembangan
tumor. Terapi tambahan (adjuvant) adalah terapi yang ditambahkan pada terapi utama
untuk menghancurkan sisa sel-sel kanker yang mikroskopik yang mungkin masih
ada.Tidak jarang walaupun pada terapi utama penderita kelihatan telah bebas kanker
setelah beberapa lama timbul residif atau metastase.Ini berarti waktu selesai terapi
utama masih ada sisa kanker yang mikroskopik.
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker.12
Frekuensi pemberian kemoterapi dapat menimbulkan beberapa efek yang dapat
memperburuk status fungsional pasien. Efek kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang,
gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, kehilangan berat badan, perubahan rasa,
konstipasi, diare dan gejala lainnya alopesia, fatigue, perubahan emosi, dan perubahan
pada sistem saraf.
Obat kemoterapi terutama bekerja pada DNA yang merupakan komponen utama
gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Oleh karena itu, obat
kemoterapi tidak hanya bekerja pada sel kanker tetapi juga pada sel yang sehat.
Mekanisme obat kemoterapi yaitu :
a. Menghambat atau mengganggu sintesa DNA atau RNA
b. Merusak replikasi DNA
c. Mengganggu transkripsi DNA oleh RNA
d. Mengganggu kerja gen

2.3 Indikasi Obat


1. Indikasi Alkilating Agent sebagai agen antineoplastik untuk kasus keganasan,
terutama untuk kanker produk darah seperti limfoma maligna, penyakit
Hodgkin, limfoma limfositik, limfoma Burkitt, atau leukemia, dan agen
imunosupresif pada kasus sindrom nefrotik kelainan minimal pada anak.
2. Indikasi antibiotik umumnya diberikan untuk berbagai macam infeksi yang
sudah terbukti atau dugaan kuat tentang bakteri penyebab infeksi tersebut,
seperti : pneumonia, appendicitis, infeksi kulit luas, meningitis dan sepsis.
3. Indikasi penggunaan Antimetabolit adalah untuk mengobati beberapa jenis
kanker, serta mengontrol gejala psoriasis dan rheumatoid arthritis. Selain itu,
methotrexate dapat menjadi pilihan untuk pengobatan mikosis fungoides,
penyakit Crohn, dan kehamilan ektopik

8
4. Indikasi penggunaan obat vincristine . FDA mengindikasikan penggunaan
vincristine pada kasus-kasus sebagai berikut :
-ALL acute lymphocytic leukemilym
-ALL sel-B
-Limfoma Burkitt

2.4 Kontra Indikasi Obat


1. Kontra Indikasi Khemoterapi
1) Kontra indikasi absolut
a) Penyakit stadium terminal
b) Hamil trimester pertama kecuali keguguran
c) Septicemia
d) koma
2) Kontra indikasi relative
a) Usia lanjut terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan
sensivitasnya rendah
b) Status penampilan yang sangat jelek
c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti: hati, ginjal,
jantung, sumsum tulang belakang, dsb.
d) Dementia
e) Penderita yang tidak dapat mengunjungi kilinik secara teratur
f) Tidak ada kooperasi dan penderita
g) Tumor resisten terhadap obat
h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai
i) Dsb.

2.5 Efek Samping


Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, obat ini berefek
menghambat atau membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri termasuk
sel normal seperti sel akar rambut, sel darah dan sel selaput lender pada mulut. Oleh
sebab itu, pemberian obat sitostatika harus di bawah pengawasan dokter yang
berpengalaman dan tenaga.

9
Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang
diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat terjadi
akibat kemoterapi antara lain:

a) mual, muntah, diare, alopesia, trombositopenia, neuropati, myalgia.


b) Selain itu dapat berupa toksisitas hematologi seperti anemia, neutropenia, dan
trombositopenia.
c) Toksisitas gastrointestinal seperti anoreksia, nausea, dan vomiting. Toksisitas
oral seperti stomatitis, disfagia, diare, ulserasi mulut, oesofagitis, dan proctitis
dengan nyeri serta pendarahan.
d) Toksisitas folikel rambut berupa alopesia serta toksisitas sistem syaraf berupa
neurotoksisitas (Remesh, 2012). Salah satu efek samping yang sering
ditemukan akibat kemoterapi adalah alopesia.

2.6 Peringatan Obat


Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, obat ini berefek
menghambat atau membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri termasuk
sel normal seperti sel akar rambut, sel darah dan sel selaput lender pada mulut. Oleh
sebab itu, pemberian obat sitostatika harus di bawah pengawasan dokter yang
berpengalaman dan tenaga medis lainnya untuk mencegah timbulnya efek samping
yang serius. Pasien kanker seperti pasien risiko tinggi lain yang membutuhkan
perawatan anestesi khusus dan pertimbangan yang layak.

2.7 Dosis
a) Pemberian dosis obat alkylating agents digunakan sebagai obat kemoterapi kanker
dosis yang digunakan sebesar 40-50 mg/kg BB intravena atau 1-5mg/BB peroral
perhari
b) Pemberian dosis obat antibiotics yaitu bervariasi tergantung jenis kanker yang
ditangani pemberian dosis berdasarkan usia pasien
c) Pemberian dosis obat antimetabolit yaitu dewasa awal 75 mg/m² per hari melalui
injeksi subkutan atau infus intravena selama 10- 40 menit selama 7 hari. Diikuti
dengan masa istirahat 21 hari siklus 28 hari dapat ditingkatkan menjadi 100
mg/m² hari jika ada tidak manfaatnya setelah 2 siklus dan tidak ada toksisitas
selain mual dan muntah yang terjadi. Durasi pengobatan yang disarankan minimal

10
4 sampai 6 siklus dilanjutkan selama pasien mendapat manfaat atau sampai
perkembangan penyakit menyesuaikan dosis mungkin diperlukan untuk toksisitas
hematologis.
d) Dosis Mitotic Spindle / Antimikrotubuler akan disesuaikan dengan kondisi pasien,
respon terhadap pengobatan, ada tidaknya kombinasi dengan obat lain, serta
protokol kemoterapi berdasarkan jenis kanker.

11
BAB 3

IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI

3.1 Pengkajian Keperawatan


1) Identitas pasien.
2) Mengkaji riwayat alergi obat, terutama golongan kemoterapi Kondisi klinis
terkait.
3) Riwayat kehamilan dan menyusui pada pasien wanita.
4) Riwayat penggunaan obat, untuk mencegah adanya reaksi yang tidak diinginkan
karena adanya interaksi dari obat lain.
5) Sikap atau pola kebiasaan pasien terhadap penggunaan obat, seperti
ketergantungan pada suatu obat atau kebiasaan pasien pada waktu minum obat,
misalnya memakai air minum, pisang, dan lain-lain.
6) Pola fungsi kesehatan pasien.
7) Pemeriksaan Fisik
8) Data penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, diagnostic atau radiologi

3.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan kondisi klinis terkait yang memiliki indikasi untuk diberikannya
obat kemoterapi yang sebelumnya telah dilakukan pengkajian. Maka, dapat
ditentukan beberapa diagnosa keperawatan, diantaranya :
1. Kelemahan / keletihan (00093)
2. Risiko cideran (00086)
3. Risiko infeksi (00004)
4. Nyeri (00132)

3.3 Intervensi Keperawatan


Tujuan pemberian Kemoterapi adalah untuk pengobatan, mengurangi massa
kanker selain dengan pembedahan atau radiasi. Meningkatkan kelangsungan hidup
dan memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi komplikasi akibat penyebaran sel
kanker. Cara kerja kemoterapi adalah untuk menghambat pertumbuhan dan
penyebaran sel kanker. Kemoterapi dapat menimbulkan gejala efek samping berbeda
meskipun dengan dosis dan obat yang sama, efek samping di pengaruhi oleh

12
karakteristik obat, pemberian/kumulatif, dan berbeda pada setiap pasien, kemudian
efek samping mancakup fisik dan psikologis.
1. Protokol kemoterapi
2. Efek samping dan toksisitas
3. Nilai laboratorium
4. Inform concent
5. Kesiapan pasien
6. Pengetahuan pasien & keluarga
7. Safe handling prosedur
8. Menjadwalkan kemoterapi dan melakukan aktivitas harian
9. Menyiapkan biaya kemoterapi yang mungkin dibutuhkan
10. Mengetahui efek samping kemoterapi yang mungkin terjadi
11. Persiapan sebelum kemoterapi pertama kali
12. Memeriksa kesehatan gigi
13. Memeriksa kondisi tubuh secara keseluruhan
14. Pemasangan intravena dan Bergabung dengan support group

3.4 Implementasi keperawatan


1) Selalu menerapkan prinsip 7 benar dalam pemberian obat.
2) Sebelum pemberian obat memastikan pasien tersebut benar yang akan diberikan
obat.
3) Mengidentifikasi riwayat alergi serta kontraindikasi obat kemoterapi
4) Memastikan jika hasil pemeriksaan mikrobiologik telah diambil dan diketahui
hasilnya sebelum diberikannya obat kemoterapi.
5) Memastikan obat yang akan diberikan benar obat, dosis, rute, dan waktunya sesuai
dengan order resep yang telah ditentukan
6) Menjelaskan kepada pasien maupun keluarga terkait jenis obat, alasan pemberian,
serta efek samping sebelum pemberian obat.
7) Melakukan monitor tanda vital pasien sebelum pemberian obat.
8) Prinsip penggunaan penggunaan antimikroba yaitu dengan spektrum sempit, pada
indikasi dan dosis yang adekuat, serta interval dan lama pemberian yang tepat.

13
3.5 Evaluasi Keperatan
a) Respon pasien atau keluarga
1) Menjelaskan protocol obat yang diberikan, jadwal, cara control,
pemeriksaan laboratorium
2) Menjelaskan dan melakukan secara mandiri untuk meminimalkan
komplikasi
3) Mengetahui dan bertindak bila ada perubahan yang harus dilaporkan atau
ditangani dengan segera
4) Menjaga area penusukan vena sentral, inplant fort, intacavity cateter
3.6

14
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :
Alkilating Agent, Antibiotik, Antimetabolit, Mitotic Spindle / antimikrotubuler,
Topoisomerase Inhibitor, Cytoprotective Agents, dan Obat yang lain yang tidak
termasuk dalam golongan tersebut.
Kemoterapi kanker berusaha keras menyebabkan kejadian sitotoksik yang letal
atau apoptosis terhadap sel kanker sehingga dapat menghentikan perkembangan
tumor. Obat kemoterapi terutama bekerja pada DNA yang merupakan komponen
utama gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Oleh karena itu,
obat kemoterapi tidak hanya bekerja pada sel kanker tetapi juga pada sel yang
sehat. Mekanisme obat kemoterapi yaitu :Menghambat atau mengganggu sintesa
DNA atau RNA, Merusak replikasi DNA, Mengganggu transkripsi DNA oleh
RNA, Mengganggu kerja gen.
Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang
diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat
terjadi akibat kemoterapi antara lain:mual, muntah, diare, alopesia,
trombositopenia, neuropati, myalgia. Selain itu dapat berupa toksisitas
hematologi, Toksisitas gastrointestinal, Toksisitas folikel rambut berupa alopesia
serta toksisitas sistem

4.2 Saran
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang efektif dan terbukti mampu
menyelamatkan jutaan jiwa. Namun, di baik itu, kemoterapi juga memiliki efek
samping yang beragam. Efek samping dari kemoterapi bisa berbeda pada tiap
orang, termasuk tingkat keparahannya. Maka dari itu harus senantiasa
berkonsultasi dengan dokter ketika ingin mengonsumsi obat-obatan lain,
termasuk obat alergi, herbal, atau pereda nyeri dan juga disarakan untuk
menghindari menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi
atau konsentrasi tinggi usai menjalani kemoterapi

15
DAFTAR PUSTAKA

Yusmaidi, Y., Rafie, R., Nur, M., & Nabilah, B. (2020). Derajat Toksisitas Trombosit
pada Penderita Kanker Kolorektal yang Mendapat Kemoterapi CapeOX. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 313-320.
Darmawan, E., Melani, R., & Raharjo, B. Gambaran Hubungan Regimen Dosis Danefek
Samping Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto Periode Bulan Januari-Februari Tahun 2019. Majalah Farmaseutik,
15(2), 113-122.
Setiawan, SD (2015). Pengaruh kemoterapi pada pasien kanker terhadap kecemasan.
Jurnal Mayoritas , 4 (4).
Sintia Mariani, K. (2018). Profil Penggunaan Obat Sitostatika Pada Pasien Kanker Rawat
Inap Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang
Tahun 2018 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).
Anwar, A. D., Harsono, A. B., Sasotya, R. M. S., Amarullah, M. N., & Hidayat, D. (2013).
Bandung Controversies and Consensus in Obstetrics & gynecology. Jakarta: CV
Sagung Seto.

16
LAMPIRAN

NAMA DAGANG
NOMOR NDC
NAMA GENERIK PABRIK OBAT

DOSIS OBAT

PEMBERIAN PERINGATAN

INFORMASI
PENIMPANAN
TANGGAL
KADALUWARSA
PABRIK OBAT & NOMOR LOT

KUANTITAS STATUS RESEP

17

Anda mungkin juga menyukai