KIMIA MEDISINAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
CHELVIN (1704057)
KELAS :B
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Zaman yang sangat modern ini, ilmu berkembang dengan pesat. Manusia
semakin haus akan ilmu-ilmu baru, sehingga para ilmuwan terus menggali atau
meneliti semua kemungkinan untuk dijadikan penemuan baru yang dapat mengatasi
atau membantu kemudahan manusia dalam menjalani kehidupan sehari. Belakangan
ini, ilmu farmasi sedang berkembang dengan pesat diseluruh dunia untuk mencari
obat-obat baru yang dapat menyembuhkan pasien. Salah satu bidang ilmu farmasi
adalah kimia medisinal. Ilmu ini mempelajari hubungan struktur aktivitas obat.
Hubungan struktur aktivitas obat ini berkaitan dengan struktur dari suatu
senyawa aktif obat dengan efek yang ditimbulkannya. Struktur senyawa aktif obat ini
akan berikatan dengan reseptor target yang berkaitan dengan efek farmakologis yang
akan ditimbulkan.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan utama kemoterapi kanker adalah merusak secara selektif sel tumor
yang berbahaya tanpa mengganggu sel normal. Tujuan ini sering mengalami
kegagalan dan sampai sekarang masih sedikit sekali obat antikanker yang bekerja
secra selektif untuk pengobatan jenis kanker tertentu. Kegagalan tesrsebut
disebabkan antara lain oleh:
1. Perbedaan morfologi dan biokimia sel normal dengan sel kanker kecil sekali
sehingga obat antikanker tidak ada yang selektif terhadap sel tumor tertentu.
2. Banyak sel kanker bukan sesuatu yang asing bagi tuan rumah (host), sehingga
tidak menimbulkan respons imunologis. Hal ini berbeda pada pada infeksi
mikroba dimana pertahanan imunologis host berperan penting dalam membantu
kerja obat kemoterapi.
3. Sel kanker cepat menjadi kebal terhadap obat antikanker.
4. Belum ada cara ideal untuk memperkirakan kegunaan terpetik obat antikanker.
5. Banyak obat kanker bersifat sangat toksik, misalnya dapat menekan respons
kekebalan
6. Banyak obat antikanker bersifat karsinogenik, teratogenik dan mustagenik.
Siklus kehidupan sel dan tempat kerja obat antikanker dijelaskan secara skematik.
Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu senyawa pengalkilasi,
antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan lain-lain.
A. SENYAWA PENGALKILASI
Senyawa pengalkilasi adalah senyawa reaktif yang dapat mengalkilasi ADN, ARN
dan enzim-enzim tertentu. Senyawa ini digunakan terutama untuk pengobatan kanker
pada jaringan limfoid dari sistem retikuloendotel, seperti limfosarkoma dan penyakig
Hodglin, leukemia limfositik dan mieloma. Efek sampingnya cukup besar yaitu dapat
merusak sumsum tulang, menyebabkan leukopnia dan trombositopenia serta menekan
kekbalan.
Mekanisme kerja
Senyawa pengalkilasi dapat membentuk senyawa kationik antara yang tidak stabil,
diikuti pemecahan cincin membentuk ion karbonium reaktif. Ion ini bereaksi melalui
reaksi alkilasi, membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus donor elektron,
seperti gugus-gugus karboksilat, amin, fosfat dan tiol, yang terdapat pada struktur
asam amino, asam nukleat dan protein, yang sangat dibutuhkan untuk proses
biosintesis sel. Reaksi ini membentuk hubungan melintang (Cross-linking) antara dua
rangkaian ADN dan mencegah mitosis. Akibatnya proses pembentukan sel terganggu
dan terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker.
Mekanisme reaksi alkilasi senyawa nitrogen mustar dengan protein sel kanker
dijelaskan sebagai berikut:
Struktur dan dosis senyawa pengalikasi dapat dilihat pada tabel 30, sedang
pembentukan senyawa antara reaktif beberapa senyawa pengalkilasi dapat dilihat
pada tabel 31.
Tabel : 30
Tabel : 31
Contoh:
1. Anatgonis Pirimidin
Mekanisme kerja :
Contoh :
Pada umumnya natagonis purin adalah pra-obat dan menjadi aktif setelah
mengalami anabolisme menjadi nukleotida dan kadang-kadang menjadi turunan
disfosfat atau trifosfat. Contoh antagonis purin : 6-merkatopurin, azatiopri dan
tioguanin.
Antagonis asam folat bekerja secara tidak khas, dengan menghambat secara
bersaing dihidrofolat reduktase, suatu enzim yang mengkatalisis reduksi asam
dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat. Antagonis asam folat mengikat enzim
tersebut secara kuat dan menyebabkan hambatan takterpulihkan yang bersifat semu.
Dasar kekuatan pengikatan adalah pada cincin disminopiridin yang terprotonasi pada
pH fisiologis. Asam tetrahidrofolat dimetabolisis menjadi beberapa koenzim yang
memegang peran penting dalam reaksi pemindahan karbon, yang terlibat dalam
sintesis timidilat, purin, metionin dan glisin. Oleh sebab itu penghambatan enzim
dihidrofolat reduktase menyebabkan hambatan sintesis ADN, ARN dan protein.
Anatagonis asam folat juga menghambat enzim timidilat sintetase dan menyebabkan
kematian sel karena kekurangan timin. Contoh antagonis asam folat : aminopterin,
metotreksat dan ketotreksat. Aminopterin dan metotreksat mempunyai struktur mirip
dengan asam folat.
Metotreksat (ametopterin, Farmitexat), adalah antagonis asam folat yang
ditimbun dalam sel tumor melalui mekanisme pengangkutan aktif. Senyawa ini
menghambat sintesis ADN pada fase S siklus kehidupan sel sehingga sel tumor
mengalami kematian. Metotreksat digunakan untuk pengobatan leukemia
limpositik, leukemia limpoblastik akut dan leukemia meningeal. Pada pemberian
secara oral, absorpsi metotreksat tergantung dosis. Pada dosis rendah, absorpsi
obat lebih cepat dibanding dosis tinggi. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 1-2
jam dan ± 50% obat terikat oleh protein plasma. Dosis aral atau IM : 15-30
mg/hari dan dapat ditingkatkan 3-5 kali bila diperlukan.
4. Antagonis Asam Amino
Glutamin dan asam glutamat bukan merupakan nutrien penting pada sel normal,
tetapi banyak sel tumor memrlukan kedua senyawa diatas untuk proses
kehidupannya. Glutamin dan asam glutamat merupakan donor atom nitrogen dan
gugus amino pada purin, guanin dan sitosin.
Antikanker produk alam adalah senyawa yang dihasilkan dari produk alam dan
berkhasiat sebagai antikanker. Antikanker produk alam dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu antibiotika antikanker, antikanker produk tanaman dan antikanker produk
hewan.
1. Antibiotika Antikanker
Paklitaksel, senyawa diterpenoid yang berasal dari kulit kayu tanaman Taxus
brevifola. Mekanisme kerja sebagai antikanker dengas cara meningkatkan
polimerisasi tubulin, kestabilan polimer mikrotubuli akan menyebabkan hambatad
mitoeis pada fase Gy dan M. Contoh :
1) Posisi 3 dan 10 harus dalam bentuk teresterifikasi. Hidrolinia ester pada C-3
menyebabkan senyawa kehilangan aktivitas.
2) Modifikasi struktur dapat dilakukan pada gugus OH panda C-2' dan C-7, pada
urmumnya dilakukan dengan menambahkan gugus yang mudah larut dalam
nir (hidrofil), untuk meningkatkan kelarutan senyawa dalam sir, karena
paklitaksel mempunyai kelarutan yang sangat rendah. Dosis IV.: 175 mg /m
selama 3 bari, dan diberikan setiap 3 minggu.
3. Antikanker Produk Rekayasa Genetika
Contoh : aatineoplaston, interferon a-2a, interferon a-2b dan avaron. Interferon a-
2a (Roferon-A) dan interferon a-2b (Intron-A) mengandung 165 asam amino,
dihasilkan melalui teknologi rekombinan ADN menggunakan rekayasa genetik pada
strain E. coli. Mekanisme kerja antikanker masih belum jelas, meskipun demikian
diketahui bahwa pada percobaan in vitro Roferon-A menunjukkan aktivitas
antiproliferasi pada bermacam-macam tumor manusia. Roferon-A digunakan untuk
pengobntan hairy cells leukemia. Turunan interferon lebih banyak digunakan sebagni
antivirus. Dosis IM. : 3 juta IU/hari, selama 4-6 bulan.
D. HORMON
Beberapa neoplasma dapat dikontrol dengan baik oleh hormon seks, seperti
hormon androgen, progentin dan estrogen, serta hormon adrenokortikoid. Biasanya
untuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan, dikombinasi dengan obat
antikanker yang lain. Dalam klinik digunakan untuk pengobatan penyebaran
neoplasia, hormon androgen untuk karsinoma payudara, estrogen untuk karsiaoma
payudara dan prostat.
Contoh :