FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak setelah penyakit kardiovaskular. Kata kanker berasal dari Bahasa yunani yaitu Karkinos yang menggambarkan tumor karsinoma oleh hipokrates (460-370 SM). Namun, penemuan pertama kanker dibuktikan lewat mumi Mesir yang mengalami kanker tulang di tahun 1600 SM. Sedangkan penemuan tertua kanker payudara di Mesir kuno pada tahun 1500 SM dan tercatat tidak terdapat obat untuk menyembuhkannya (Sudhakar, 2010). Kanker merujuk pada sejumlah kondisi dimana sel tubuh mulai tumbuh secara abnormal dan tidak terkontrol. Pertumbuhan secara cepat dari kanker ini disebut tumor ganas. Sel ini juga dapat menginvasi dan menghancurkan jaringan sehat, termasuk organ- organ. Terkadang kanker dimulai dari satu bagian tubuh lalu akan menyebar ke bagian lain, proses ini disebut metastasis (Alam, et al, 2013). Prevalensi penyakit kanker di dunia cenderung semakin meningkat. Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru, dengan 8 juta di antaranya berakhir pada kematian.4 Laporan tersebut juga menyebutkan jumlah kasus kanker di dunia akan meningkat 2 kali lipat dalam 30 tahun terakhir, dan jika tidak dilakukan penanganan yang tepat akan meningkat 2 kali lipat pada tahun 2020, dan meningkat 3 kali lipat pada tahun 2030. Kanker payudara tumbuh dari jaringan di payudara dan kanker invasif yang paling sering menyerang pada wanita. Tanda dari kanker ini adalah perubahan bentuk payudara, gumpalan di payudara, nipple discharge, dan sedikit sisik merah pada kulit. Faktor resiko dari kanker payudara ini adalah wanita, obesitas, jarang beraktivitas fisik, alkohol, terapi pelepasan hormon saat menopause, radiasi ion, siklus menstruasi yang terlalu cepat atau terlalu lambat (Kabel dan Baali, 2015). Patofisiologi dari kanker payudara biasanya karena interaksi antara faktor lingkungan dengan factor genetik PI3K/AKT pathway dan RAS/MEK/ERK pathway melindungi sel normal untuk apoptosis. Ketika gen yang mengkode pathway ini bermutasi maka sel yang sudah tidak berfungsi secara baik tidak akan melakukan apoptosis dan penyebab awal kanker. Mutasi ini dihubungkan terhadap munculnya estrogen. Selain itu, abnormal dari sinyal factor pertumbuhan dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas. Ekspresi leptinin dari jaringan adipose payudara juga akan meningkatkan proliferasi kanker (Kabel dan Baali, 2015). Tanaman sejak dahulu merupakan sumber obat bagi berbagai tujuan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan termasuk untuk penanganan kanker.6 Dalam 30 tahun terakhir telah ditemukan dan dilansir sebanyak 236 kandidat senyawa aktif (New Chemicals Entities, NCEs) sebagai obat kanker dan hampir 80% di antaranya merupakan senyawa bahan alam, termasuk tumbuhan obat. Vinkristin dan vinblastine merupakan contoh senyawa dari tumbuhan obat yang digunakan untuk pengobatan kanker darah. Beberapa senyawa antikanker baru yang kemudian menyusul dikembangkan antara lain kamptothekin dari tanaman Camptotheca acuminate dan phodopilotoksin (Phodophyllum peltatum), termasuk sejumlah senyawa semisintesis dan turunannya, yaitu topotekan, irridotekan, docetaxel, cabizetaxel, etoposide, dan teniposide. Kecenderungan masyarakat dalam menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi kanker dan tumor secara mandiri tersebut umumnya berdasarkan informasi yang diperoleh melalui media massa. Berbagai tanaman obat Indonesia seperti sirsak, takokak, bidara upas, keladi tikus, benalu, dan duri tujuh merupakan sebagian dari tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan kanker dan tumor oleh berbagai etnis.8 Sebagian masyarakat yang merasakan manfaat pengobatan kanker dan tumor dengan tanaman obat tersebut banyak yang memberikan testimoni di media massa sehingga akhirnya memengaruhi masyarakat dalam memilih cara pengobatan kanker dan tumor Penggunaan tumbuhan obat untuk upaya mandiri dalam mengatasi dan mengobati kanker perlu memperoleh dukungan informasi ilmiah. Oleh karna itu penelitian ini dilakukan untuk melihat aktifitas ekstrak etanol rimpang Etlingera Calophrys dalam menghambat migrasi dan meningkatkan apoptosis kanker payudara subtipe triple negative, yang merupakan jenis kanker payudara yang aggresif dan metastatik. Sebagai model TNBC dipilih sel kanker payudara M.D Anderson – Metastac Breast-231. Pengobatan kanker payudara dengan cara kemoterapi merupakan pilihan potensial yang banyak dipilih oleh penderita kanker di Indonesia. Akan tetapi, pengobatan kanker menggunakan agen kemoterapi cenderung menimbulkan kegagalan dikarenakan rendahnya selektifitas obat-obat antikanker . Maka dari itu, usaha penelitian obat anti kanker dari tanaman rimpang Etlingera Calophrys terhadap pengobatan dan pencegahan kanker khususnya terhadap kanker payudara perlu dilakukan.