KELOMPOK 2
1.FERA RATNA SARI
2.INDAH LESTARI
3.MITHA OKTARIA
4.ROSIATI PURNAMA SARI
5.RYAN HARRI WIJAYA
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIFITAS OBAT
ANTI KANKER
Melfalan (Alkeran)
o sering digunakan untuk pengobatan
Mieloma
Adenokarsinoma
Ovarium
Kanker payudara
oDosisi oral :0,15-0,3 mg/kg bb/hari 4-6 hari
Ifosfamid (holxan)
oSering digunakan untuk pengobatan
karsinoma bronki
Pankreas
Payudara
Endometrial
Serviks dan ovarium
Tumor testis
Sarkoma jaringan lunak Dan limfoma
oDosis I.V. : 50-60 mg/kg bb/ hari selama 5 hari
1. Antibiotika antikanker
Beberapa antibiotika, yang mula-mula dikembangkan sebagai senyawa antibakteri teryata didapatkan
mempunyai efek sitotoksik tinggi.Efek samping tersebut dievaluasi dan kemudian dikembangkan
menjadi obat-obat kanker pada umumnya antibiotika antikanker sukar diabsorbsi padaran cerna
sehingga diberikan melalui parenteral.
contoh: mitosin ,daktonomisin ,daunorubisin, doksorubisin, plikamisin,bleomisin, dan mitramisin.
a. Mitomisin c, didapat dari kultur streptomyces caespitolus dan s.berticillatus.
Mekanisme kerja sebagai sebagai anti kanker adalah dengan corss linking complengmentari DNA-
strands sehingga menghambat sintesis ADN.
b. Daktinomisin, diisolasi dari kultur strep tomiyces chrysomalus, s.parvulus dan S.antibioticus.
Daktinomisin mempunyai gugus kromofor aktinosin yang dapat mengintkalasi melalui interaksi
ali muatan, gugus guanin dari pasangan guanin-sitosin dobel heliks AND.
c. Turunan antrasiklin, seperti doksurobisin ,epirubisin,idarubisin dan daunorubisin, didapat
kultur streptomyces peucetius bekerj sebagai anti kanker dengan menghambat proses replikasi
dan transkripsi AND.
d. Plikamisin (mitracin,mitramycin), didapat dari kultur-mstreptomycis plicatus
,S.tanashiensis dan S.argillaceus. Mekanisme kerjanya dengan menghambat DNA-dependent
RNA nukleo tidiltransferase sehingga menghambat sintesis AND dan ARN.
e. Bleomisin (bleocin), adalah campuran glikopeptida yang diisolasi dari kultur-streptomyces
D.Hormon
• contoh hormon dan anti hormon yangdigunakan sebagai anti kanker adalah
1.Hormon androgen
2.Hormon estrogen
3.Hormon progestin
4.Glukokortikoid
5.Anti estrogen
6.Anti androgen
• Mekanisme kerja hormon androgen ,progesti, estrogen dan hormon adrenokortikoid dengan mengikat, secara khas
reseptor pada sitoplasma dan mengubah struktuk reseptor
• Contoh
1.Tamoksifen sitrat (novaldex,tamofen,tadex)
2.Flutamid (fugerel)
3.Magestrol asetat (megace)
E.GOLONGAN LAIN-LAIN
1. Mitotan adalah antikanker dgn mekanisme kerja yg belum diketahui secara pasti,tetapi menimbulkan efek
sitoksik,selektif pada sel kortek ardrenalis dan secara efektif merusak mitokrondia, menyebabkan kematian sel dan
antropi kelenjar
2.L-asparaginase adalah ezim yg diisolasi dari Escherichia coli.
3.Sisplatinum (cisplatin,plantinol, platamin ). Adalah senyawa turunan plantinum (IV) Yg digunakn untuk pengobatan
kanker ovarian, testikular,kepala dan leher,karsinoma pda kandung kemih ,serviks,paru,isofagus,dan lambung serta
sarkoma osteogenik.
4.Hidroksiurea.
5.Mitosaktron HCL (Novantrone)
6.Asam klodronat di-na ( Ostac)
7.Goserelin asetat( zoladex)
8.Leuprolida
Hubungan Struktur Aktivitas
Obat Antihistamin
Oleh : Indah Lestari
NIM : 154820103014
Hubungan Struktur Aktivitas Obat
Antihistamin
Histamin adalah senyawa normal yang ada didalam jaringan tubuh, yaitu pada
jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai
proses fisiologis penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikat ion pada
kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antige-antibodi,
bila ada rangsangan senyawa alergen.
Efek histamin :
1. merangsang sekresi asam lambung
2.mempercepat kerja jantung
3. menghambat kontraksi uterus
4. meningkatkan kontraksi otot polos bronkus dan usus
5. Vasodilatasi kapiler sehingga permeabel terhadap cairan dan plasma
protein sehingga menyebabkan sembab, gatal,dermatitis dan urtikaria
• Histamin dapat menimblkan efek bila berinteraksi dengan reseptor
histaminergik, yaitu reseptor H1,H2 dan H3. Interaksi histamin dengan
reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos usus dan bronki
,meningkatkan permaebilitas vaskular dan meningkatkan sekresi mukus,
yang dihubungkan dengan cGMP dalam sel.
pengertian
diuretika dibagi
menjadi tujuh a. Diuretika osmotik
kelompok yaitu
Diuretika osmotik
Diuterika pembentuk Diuretika osmotik adalah
asam natriuretik dapat
Diuretika merkuri meningkatkan ekskresi
organik Natrium dan air. Efek samping
Diuretika penghambat diuretika osmotik yaitu
karbonik anhidrase gangguan keseimbangan
Diuretika turunan elektrolit,dehidrasi, mata
tiazida kabur, nyeri kepala dan
Diuretika hemat takikardia.
kaliaum Contoh :
Diuretika loop manitol,glukosa,sukrosa dan
urea.
Mekanisme terjadinya
b. Diuretika efek diuresis oleh
pembentuk asam amonium klorida melalui
reaksi
Diuretika pembentuk
asam adalah senyawa
anorganik yang dapat
menyebabkan urin bersifat
asam dan mempunyai efek
diuretik. Efek samping
yang ditimbulkan iritasi
lambung, penurunan nafsu
makan,mual, asidosis dan
ketidaknormalan fungsi
ginjal. Contoh : amonium
klorida, amonium nitrat
dan kalsium klorida
c. Diuretika
merkuri organik
Hubungan struktur-aktivitas
Diuretika merkuri
organik mempunyai R= gugus aromatik,heterosiklik atau alisiklik yang
rantai yang terdiri terikat pada rantai propil melalui gugus karbamoil.
dari 3 atom c dan Gugus R sangat menentukan distribusi dan kecepatan
satu atom Hg pada ekskresi diuretika.
salah satu ujung X= biasanya gugus metil,dapat pula gugus etil. Secara
rantai yang mengikat umum pengaruh gugus terhadap sifat senyawa adalah
gugus hidrofil kecil.
X= substituen yang bersifat hidrofil. Biasanya x adalah
gugus teofilin yang dapat menurunkan toksisitas
obat,mengurangi efek iritasi setempat,meningkatkan
kecepatan absorpsi dan juga mempunyai efek diuretik
( terjadi potensiasi )
D. DIURETIKA PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE
Senyawa penghambat
karbonik anhidrase adalah
saluretik digunakan secara
luas untuk pengobatan
sembab yang ringan dan
moderat,sebelum dikemukan
diuretika turunan tiazida.
Efek samping yang di
timbulkan golongan ini
antara lain adalah gangguan
saluran cerna, menurunkan
nafsu
makan,parestesia,asidosis
sistemik,alkalinisasi urin
dan hipokalami
Hubungan struktur-aktivitas
MEKANISME
KERJA
DIURETIKA LOOP
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS
SENYAWA PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
c. Teori Klatrat
Pauling (1961) mengemukakan suatu teori anestesi yang
penekanannya tidak pada fasa lemak sistem saraf pusat tetapi
pada fasa air yang dikenal dengan teori klatrat dan teori
air. Obat anestesi yang berupa gas atau larutan mudah
menguap dan bersifat inert, seperti xenon dan kloroform.
2. Teori Biokimia
Quastel (1963), menjelaskan mekanisme kerja anestetika sistemik
secara biokimia dengan memperkenalkan teori penghambatan oksidasi.
Pada percobaan in vitro terlihat bahwa senyawa anestetika sistemik
dapat menekan uptake oksigen diotak dengan cara menghambat
oksidasi koenzim NADH (nikotinamid-adenin-dinukleotida) menjadi
NADH+. Pencegahan proses oksidasi ini menimbulkan penekanan
fungsi siklus asam sitrat karena NAD+ terlibat dalam proses
dekarboksilasi oksidatif dalam siklus asam trikarboksilat (siklus kreb).
Berdasarkan cara pemberiannya anestetika sistemik dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu :
a. Anestetika Inhalasi, senyawa yang dapat menimbulkan efek
anestesi, dan diberikan secara inhalasi. Mempunyai 2 keuntungan yaitu
: kedalaman anestesi dapat diubah dengan cepat dengan mengubah
kadar obat dan kemungkinan terjadinya depresi pernapasan sesudah
operasi kecil karena obat dieliminasi dengan cepat
Berdasarkan struktur kimianya anestetika inhalasi yang berupa cairan
mudah menguap dapat dibagi menjadi 2 kelompom yaitu :
1. Turunan eter
contoh : dietileter, vinil eter, enfluran, isofluran dan
metoksifluran
Sedatifa dan hipnotika adalah senyawa yang dapat menekan sistem saraf
pusat sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas. Sedatif
digunakan untuk menekan kecemasan yang diakibatkan oleh ketegangan
emosi dan tekanan kronik yang disebabkan oleh penyakit atau faktor
sosiologis, untuk menunjang pengobatan hipertensi, untuk mengontrol
kejang dan untuk menunjang efek anestesi sistemik. Sedangkan hipnotika
digunakan untuk pengobatan gangguan tidur seperti insomnia.
MEKANISME KERJA
Secara umum golongan ini bekerja dengan mempengaruhi fungsi
pengaktifan retikula, rangsangan pusat tidur dan menghambat fungsi pusat
arousal. Beberapa obat sedatif-hipnotika seperti turunan alkohol, aldehida
dan karbamat adalah senyawa yang berstruktur tidak khas dan kerjanya
dipengaruhi oleh sifat fisika kimia.
Berdasarkan struktur kimia sedatif-hipnotika dibagi menjadi 6
kelompok yaitu :
1. Turunan Barbiturat, turunan ini bekerja sebagai penekan pada
aksis serebrospinal dan menekan aktivitas saraf, otot rangka, otot
polos dan otot jantung.
mekanisme kerja
turunan barbiturat bekerja dengan menekan transmisi sinaptik
pada sistem pengaktifan retikula diotak dengan cara mengubah
permeabilitas membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel
postsinaptik dan menyebabkan deaktivasi korteks serebral.
Hubungan struktur dan aktivitas
a. Masa kerja obat terutama tergantung pada substituen-substituen
diposisi 5 yang mempengaruhi lipofolitasnya. Aktivitas hipnotik
akan meningkat dengan meningkatnya lipofilitas dan aktivitas
optimum dicapai bila jumlah atom C pada kedua substituen antara
6-10. bila jumlah atom C ditingkatkan lagi aktivitasnya akan
menurun menghasilkan senyawa konvulsan atau menjadi tdak aktif.
b. Pada seri yang sama, isomer dengan rantai cabang
mempunyai aktivitas lebih besar dan masa kerja yang lebih
pendek
c. Pada seri yang sama, analog alil, alkenil dan sikloalkenil yang
tidak jenuh mempunyai aktivitas lebih besar dibanding analog
jenuh dengan jumlah atom C yang sama.
d. Substituen alisiklik da aromatik memberikan aktivitas yang
lebih besar dibanding substituen alifatik dengan jumlah atom
C yang sama
e. Pemasukan atom halogen pada substituen 5-alkil akan
meningkatkan aktivitas
f. Pemasukan gugus-gugus yang bersifat polar, seperti gugus OH,
NH2, RNH, CO, COOH dan SO3H, pada substituen 5-alkil akan
menurunkan aktivitas secara drastis.
g. Metilasi pada N1 atau N3 akan meningkatkan kelarutan dalam
lemak dan menyebabkan awal kerja obat menjadi lebih cepat dan
masa kerja obat menjadi lebih singkat. Makin besar jumlah atom
C makin meningkat kelarutan dalam lemak, menurunkan sifat
hidrofil sampai melewati batas yang diperlukan untuk timbulnya
aktivitas, sehingga aktivitasnya akan menurun secara drastis.
h. Penggantian atom O dengan atom S pada atom C2 menyebabkan
awal kerja obat menjadi lebih cepat dan masa kerja obat lebih
singkat.
i. Turunan yang strukturnya stereoisomer mempunyai aktivitas
yang kurang lebih sama
Contoh turunan barbiturat :
a. Barbital (veronal), turunan dengan masa kerja panjang.
Digunakan sebagai hipnotik oral, awal kerjanya 0,5-1 jam
dengan masa kerja 8-12 jam.
b. Fenobarbital (fenobarbiton, Luminal), digunakan sebagai
sedatif, hipnotik dan antikejang. Awal kerjanya lambat ±
1 jam dengan masa kerja yang cukup panjang 10-16 jam.
c. Amobarbital (Amytal), turunan dengan masa kerja yang
sedang, awal kerjanya ± 0,5 jam dengan masa kerjanya
3-6 jam.
d. Pentobarbital Na (Nembutal), turunan dengan masa
kerja pendek, diberikan secara oral dan I.V. Kadar darah
tertinggi obat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian
oral, dengan waktu paruh plasma 15-48 jam.
2. Turunan Benzodiazepin, obat paling banyak digunakan
sebagai sedatif-hipnotik karena mempunyai efikasi dan batas
keamanan lebih besar dibandin turunan sedatif-hipnotik lain,
antara lain menyangkut efek samping, pengembangan
toleransi, ketergantungan obat, interaksi obat dan kematian
akibat kelebihan dosis.
Mekanisme kerja
menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan
retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas
membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel
postsinaptik dan terjadi deaktivasi korteks serebral.