multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pertumbuhan berlebihan (tumor) Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan Bersifat invasif Bersifat metastatik Memiliki heriditas bawaan Pergeseran metabolisme serta peningkatan katabolisme karbohidrat
Selain itu sel kanker dapat menyebabkan : 1. 2. 3. Desakan akibat pertumbuhan tumor Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker
Di negara yang telah maju, kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Diagnosa dini - tingkat penyembuhan makin meningkat - pembedahan dan kemoterapi Berhasil bila dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi Obat antikanker obat spesialistik Agen-agen Kemoterapi Yang Berguna Untuk Penyakit Neoplastik KELAS TIPE AGEN NAMA GENERIK (NAMA LAIN) Mechloretamine PENYAKIT* Penyakit Hodgkin, limfoma nonHodgkin Cyclophosphamide Nitrogen Mustard Alkylating Agents Ifosfamide Leukemia limfositik akut dan kronik; penyakit Hodgkin; limfoma nonHodgkin; mieloma multipel; neuroblastoma; kanker payudara, paru, ovarium; tumor Wilm; kanker serviks, testis; sarkoma jaringan lunak Mieloma multipel; kanker payudara, ovarium
Melphalan (L-sarcolysin) Chlorambucil Leukemia limfositik kronik, makroglobulinemia primer, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin
Hexamethylmelamine Thiotepa
Alkyl Sulfonate
Leukemia granulositik kronik Penyakit Hodgkin, limfoma nonHodgkin, tumor-tumor otak primer, mieloma multipel, melanoma maligna
Nitrosourea
Streptozocin (streptozotocin)
Dacarbazine (DTIC; Triazene dimethyltriazenoimidazolecarboxamide) Temozolomide Antimetabolit Analog-analog asam Folat Metothrexate (amethopterin)
Glioma, melanoma maligna Leukemia limfositik akut; koriokarsinoma; mycosis fungoides; kanker payudara, kepala dan leher, paru; sarkoma osteogenik
Analog-analog pirimidin
Kanker payudara, kolon, lambung, pankreas, ovarium, kepala dan leher; lesi-lesi kulit premalignan (topikal)
Gemcitabine
Leukemia sel berambut, mycosis fungoides, leukemia limfositik kronik, limfoma sel kecil
Alkaloid-alkaloid Vinca
Vinblastine (VLB)
Vincristine
Leukemia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilm, rhabdomyosarkoma, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, kanker paru sel kecil
Taxane
Paclitaxel, Docetaxel
Epipodophylotoxin
Etoposide Teniposide
Kanker testis, kanker paru sel kecil dan kanker paru lainnya, payudara; penyakit Hodgkin, limfoma non Hodgkin, leukemia granulositik akut, sarkoma Kaposi
Camptothecins
Topotecan Irinotecan
Antibiotika
Dactynomycin (actinomycin D)
Doxorubicin
Sarkoma jaringan halus (soft tissue), osteogenik dan lainnya; penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin; leukemia akut; kanker payudara, genitourinarius, tiroid, paru, lambung; neuroblastoma
Bleomycin
Kanker testis, kepala dan leher, kulit, esofagus, paru dan saluran kencing; penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin
Mitomycin (mitomycin C)
Kanker lambung, serviks, kolon, payudara, pankreas, kandung kemih, kepala dan leher
Enzim-enzim
-Asparaginase
Interferon-alfa
Leukemia sel berambut, sarkoma Kaposi, melanoma, karsinoid, sel renal, ovarium, kandung kemih, limfoma nonHodgkin, mycosis fungoides, myeloma multipel, leukemia granulositik kronik Melanoma maligna, kanker sel ginjal
Interleukin 2
Agen-agen Lainnya
Kanker testis, ovarium, kandung kemih, kepala dan leher, paru, tiroid, serviks dan endometrium; neuroblastoma, sarkoma osteogenik
Anthracenedione
Mitoxantrone
Urea terganti
Hydroxyurea
Penyakit Hodgkin
Imatinib
Prednison
Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma non-Hodgkin, penyakit Hodgkin, kanker payudara
Progestin
Estrogen-estrogen
Antiestrogen
Tamoxifen, Anastrozole
Kanker payudara
Androgen-androgen
Kanker payudara
Flutamide Leuprolide
SIKLUS SEL Sel tumor berada dalam 3 keadaan, yaitu : 1. Siklus proliferatif (sedang membelah) terdiri dari : 2. 3. Fase mitosis (M) Fase pascamitosis (G1) Fase sintesis DNA (S) Fase pramitosis (G2)
Ditinjau dari siklus sel, obat dapat dibagi dalam 2 golongan : 1. Cell cycle specific (CCS) Obat-obat yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-fase tertentu dari siklus sel. Misalnya : vinkristin, vinblastin, merkaptopurin, hidroksiurea, metotreksat dan asparaginase. 2. Cell cycle nonspecific (CCNS) Misalnya : alkilator, antibiotik antikanker (daktinomisin, daunorubisin, doksorubisin, plikamisin, mitomisin), sisplatin, prokarbasin dan nitrosourea. S G0 G1 M Gambar Fase Sel Kanker Kerja Antikanker Pada Proses Dalam Sel 1. Alkilator (mustar nitrogen) Berikatan kovalen dengan 2 gugus asam nukleat pada rantai yang berbeda membentuk cross linking sehingga terjadi kerusakan fungsi DNA (sifat sitotoksik dan mutagenik dari alkilator). 2. Antimetabolit Antipurin dan antipirimidin Mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh (menghambat sintesis DNA sel kanker). Antagonis folat Membasmi sel dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein. 3. Alkaloid Vinka Berikatan dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindel mitotik dan memblok polimerisasinya sehingga sel terhenti dalam metafase. 4. Antibiotik Antrasiklin Berinterkalasi dengan DNA sehingga fungsi DNA terganggu dan pita DNA putus. Bereaksi dengan sitokrom P450 reduktase membentuk zat perantara yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel. Aktinomisin Memblok polimerase RNA. Menyebabkan putusnya rantai tunggal DNA. G2
Invitro : menyebabkan akumulasi sel pada fase G 2, aberasi kromosom, fragmentasi dan translokasi kromatid.
Asparaginase Menghidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia kematian sel.
Efek Nonterapi Sistem hemopoetik : anemia, leukopenia, trombositopenia. Sistem gastrointestinal : anoreksia ringan, mual, muntah, diare dan stomatitis, ulserasi oral dan intestinal, perforasi, diare hemoragik. Reaksi kulit : eritema, urtikaria, erupsi makulopapuler sampai sindrom Stevens-Johnson. Sifat teratogenik : efek toksik pada janin yaitu pada sistem hemopoeitik, hati dan ginjal.
Efek nonterapi khusus dari beberapa antikanker Alkilator Depresi hemopoetik yang irreversibel terutama bila diberikan setelah pengobatan anti kanker lain atau setelah radiasi. Antimetabolit Depresi hemopoetik & gangguan saluran cerna menyebabkan stomatitis aftosa.
Asparaginase Toksik terhadap hati, ginjal, pankreas, SSP dan mekanisme pembekuan darah. Dapat menekan sistem imun dan bersifat antigenik; reaksi alergi ringan sampai anafilaksis.
PRINSIP KEMOTERAPI KANKER Suatu tumor ganas harus dianggap sebagai sejumlah sel yang seluruhnya harus dibasmi (total cell-killed).
Hal-hal di bawah ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengobatan : 1. 2. Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira 10 9. Jumlah yang dapat dibasmi diperkirakan 99,9%, jadi sel kanker yang tersisa sekurang-kurangnya 10 6 sel. Adanya hubungan dosis respons yang jelas. Berkurangnya sel kanker ternyata berbanding lurus dengan dosis. Efek non terapi juga berbanding lurus dengan dosis. 3. Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat. Untuk dosis total yang sama pemberian dosis besar secara intermiten memberikan hasil yang lebih baik dan imunosupresi yang lebih ringan dibandingkan dengan pemberian dosis kecil setiap hari. 4. Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin.. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikit dan fraksi sel kanker yang dalam pertumbuhan (sensitif terhadap obat) lebih besar.
Selain itu kemungkinan terdapatnya klonus resisten terhadap obat (drug resistant clonus) lebih kecil; obat lebih sukar mencapai bagian dalam tumor yang besar karena karena vaskularisasi; dan pasien dengan tumor yang kecil umumnya masih berada dalam kondisi umum yang baik sehingga lebih kemoterapi dan sistem pertahanan tubuhnya masih utuh. 5. Kemoterapi harus tertuju pada sel kanker tanpa menyebabkan gangguan menetap pada jaringan normal. Obat kanker yang ada saat ini umumnya bersifat sitotoksik baik terhadap sel normal maupun sel kanker. Sel sistem imun yang rusak akibat kemoterapi menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi dan juga memberi peluang untuk pertumbuhan tumor. Respons imun selular memegang peranan penting penting dalam pertahanan tubuh terhadap kanker. 6. Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan. Pertumbuhan tumor mengikuti fungsi Gompertzian, mula-mula bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat (banyak sel berada dalam G0). tahan terhadap efek samping
7. Terapi kombinasi. Dasar pemberian dua atau lebih antikanker ialah untuk mendapatkan sinergisme tanpa menambah toksisitas. Selain meningkatkan indeks terapi, kemoterapi resistensi terhadap obat-obat tersebut. Untuk mencapai hasil yang baik terapi kombinasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Masing-masing obat harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda Efek toksik masing-masing obat harus berbeda Masing-masing obat harus diberikan pada masa siklus sel dimana obatnya paling efektif. kombinasi mungkin juga dapat mencegah atau menunda terjadinya
Dosis masing-masing obat pada terapi kombinasi harus ditentukan melalui penelitian atau pengalaman yang disertai pengetahuan mendalam mengenai farmakologi obat maupun penyakitnya.