Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI

ANTIKANKER
KELOMPOK 3
ANNISSA MAULANI
ARI DAS WINANDA
ATIKA PUTRI
ISNA ALMAULIA
MALSA YULIA SARI
PITRIA RAHMA WULANDARI
SUCI APRILIA
MHD.FAHMI
RANDY FADHILAH M
VIRGIAWAN SAPUTRO
YOGI ERAL TANTIO
ZULIKHO AULIA
DEFENISI ANTIKANKER
• Anti kanker atau yang sering disebut obat sitostatika
merupakan suatu obat yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat mekanisme proliferasi sel kanker.
• Obat spesialistik untuk kasus-kasus kanker
• Memiliki toksisitas selektif

• Dibutuhkan imun respon yang baik


• Batas keamanan sempit.
• Terapi antikanker dapat diberikan secara per oral atau secara
parenteral. Dengan adanya obat antikanker diharapkan memiliki
toksisitas selektif, artinya hanya menghancurkan sel kanker tanpa
harus merusak jaringan normal disekitarnya.
• Tetapi obat antikanker memiliki efek toksik, Efek toksik yang
sering muncul antara lain : mual, muntah, tubuh terasa
lemas,gangguan hematologis, gangguan gastrointestnal, toksisitas
pada rambut,neurotoksisitas, toksisitas saluran kemih, kelainan
metabolik, hepatotoksisitas,sitotoksisitas, kardiotoksisitas,
toksisitas paru, toksisitas gonad, gangguan indera perasa kelainan
otot dan saraf, kelainan pada darah, kulit kering, produksi hormon
tidak stabil, dan lain-lain.
SIFAT UMUM KANKER
• Pertumbuhan berlebihan,umumnya berbentuk tumor
• Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip
jaringan mudigah
• Bersifat infasif,yaitu mampu tumbuh di jaringan sekitarnya
(perbedaan dengan jaringan normal)
• Bersifat metastatik,yaitu menyebar ke tempat lain dan
menyebabkan pertumbuhan baru
• Memiliki heriditas bawaan,yaitu turunan sel kanker juga dapat
menimbulkan kanker
• Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul
dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan
katabolisme karbohidrat untuk energi
METODA PENGOBATAN
KANKER PADA SAAT INI
• Metoda pengobatan kanker pada saat ini
• Pada tumor yang belum bermetastasis dilakukan pembedahan
(guna mengeluarkan sel sel secara radikal) dan penyinaran
(membakar dan merusak sel sel)
• Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sestemik
dengan kemoterapi.
• Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, yang berarti
menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal.
• Pada umumnya antikanker menekan pertumbuhan sel dan
menimbulkan toksisitas karena menghambat pembelahan sel
normal yang proliferasinya cepat, misal sumsum tulang, epitel
germinativum, mukosa sel cerna, folikel rambut dan jaringan
limfosit.
OBAT ANTIKANKER YANG
SEKARANG DIGUNAKAN
• Golongan alkilator, yaitu pengikat alkil dengan nukleoprotein
• Contoh : klorambusil, siklofosfamid, busulfan, karmustin, dll.
• Golongan antimetabolit, yang mengganggu kebutuhan nutrisi untuk
kehidupan sel
• Contoh : fluorourasil, sitarabin, metotreksat, dll.
• Golongan hormon, yang mengurangi kemungkinan perkembangan sel.
Hormon ini umumnya digunakan sebagai terapi penunjang.
• Contoh : dietilestradiol,testosteron propionat, dll.
• Antibiotik, berikatan dengan DNA sehingga fungsi DNA terganggu
• Contoh : antrasiklin, bleomisin, daktinomisin, dll.
• Alkaloid vinka, berikatan secara spesifik dengan tubulin, komponen
protein mikrotubulus, spindle mitotik, dan memblok polimerisasinya,
sehingga sel terhenti dalam metatase.
• Contoh : vinblastin, vinkristin.
EFEK NON TERAPI
• Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit.
• Semuanya dapat menyebabkan efek toksik berat sampai
menyebabkan kematian.
• Karena antikanker umumnya bekerja pada sel yang aktif maka efek
sampingnya juga terutama mengenai jaringan dengan proliferasi
tinggi, yaitu sistem hemopoetik dan gastrointestinal.
Contoh
Timbulnya leukopenia, trombositopenia atau anemia, merupakan
petunjuk untuk menghentikan terapi pada penderita yang pada awal
terapi mempunyai sistem hemopoetik yang normal.
Pengobatan dapat diteruskan setelah sistem hemopoetik pulih
kembali.
Gangguan sal cerna yang berupa anoreksia, mual, muntah, diare, dll
adalah efek samping pada hampir semua obat antikanker.
OBAT ANTIKANKER YANG UTAMA TERDAPAT
DALAM DOEN

1. Klorambusil Merupakan mustar nitrogen (gol alkilator) yang


kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. Digunakan untuk
pengobatan paliatif leukemia limfositik kronis, kombinasi dengan
metotreksat atau daktinomisin untuk karsinoma ovarium dan testis.
ES depresi sumsum tulang pada pemakaian jangka panjang, berupa
leukopenia, trombositopenia dan anemia. Diberikan PO, sediaan
tablet 2 mg.
2. Siklofospamid Merupakan alkilator yang paling banyak digunakan.
Sediaan bentuk kristal 100, 200, 500, 1200 mg untuk suntikan dan
tablet 25 dan 50 mg.
• Busulfan (gol. Alkilator)
• Fluorouarsil (gol antimetabolit)
• Sitarabain (gol antimetabolit)

• Metroteksat (gol antimetabolit)


• Vinkristin (gol alkaloid vinka)

• Bleomisin (gol antibiotik)


• Doksorubisin (gol antibiotik)

• Prokarbazin (derivat methilhidrazin)


PRINSIP KEMOTERAPI
KANKER
• Sel kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kira-kira 109 sel,
jumlah yang dapat dibasmi + 99,9% jadi yang tersisa 106 sel
• Adanya hubungan dosis – respon yang jelas

• Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat

• Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin karena pada keadaan


dini jumlah sel kanker lebih sedikit dan fraksi yang dalam
pertumbuhan (yang lebih sensitif terhadap obat) lebih besar
• Kemoterapi harus tertuju kepada sel kanker tanpa menyebabkan
gangguan menetap pada jaringan normal
KEMOTERAPI HARUS TERTUJU KEPADA SEL
KANKER TANPA MENYEBABKAN GANGGUAN
MENETAP PADA JARINGAN NORMAL
• Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan,
pertumbuhan tumor mengikuti fungsi ”Gompertzian:, mula-mula
bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat (banyak sel berada
dalam Go)
• Beberapa sitostatik dan hormon memperlihatkan efek selektif relatif
terhadap sel dengan tipe histologik ttt.
• Terapi kombinasi, untuk mendapatkan sinergisme tanpa menambah
toksisitas. Untuk mencapai hasil yg baik terapi kombinasi harus
memenuhi syarat sbb :
• Masing-masing obat harus mempunyai mekanisme kerja yang
berbeda
• Efek toksik masing-masing obat harus berbeda
• Masing-masing obat harus diberikan pada masa siklus sel, dimana
obatnya paling efektif.
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
BERDASARKAN IARC
MONOGRAPHS,VOLUME-1
GRUP KETERANGAN OBAT ANTIKANKER
Grup 1 Karsinogen terhadap manusia Chlorambucil, Cyclophosphamide,
Etoposide, Melphalan, Thiotepa,
Tamoxifene.

GRUP Kemungkinan besar karsinogenik Doxorubicin, Azacitidine,


2A terhadap manusia. Procarbazine, Teniposide.

GRUP Kemungkinan karsinogenik Dacarbizine, Daunorubicin,


2B terhadap manusia Mitomycin, Mitoxantrone,
Sterptozocin.
GRUP Tidak diklasifikasikan Dloroxifene,5-Fluorouracil,
3 karsinogenik pada manusia. Ifosfamid, 6-mercaptopurine,
Methrotrexat, Toramifene.
GRUP Kemungkinan besar tidak -
4 karsinogen terhadap manusia
GOLONGAN PENGALKILASI
• Agen pengalkilasi merupakan salah satu golongan obat
antikanker yang bekerja dengan membentuk senyawa kationik
yang diikuti pemecahan cincin membentuk io karbonium
reaktif, ion ini bereaksi melalui reaksi alkilasi, membentuk
ikatan kovalen dengan gugus pendonor elektron yang terdapat
pada ruktur asam amino. Reaksi ini membentuk cross lingking
antara dua rangkaian DNA dan mencegah mitosis. Sehingga
proses pembentukan sel terganggu dan terjadi hambatan
pertumbuhan sel kanker (Siswandono, 2008).
GOLONGAN
ANTIMETABOLIT
• Antimetabolit merupakan obat antikanker yang bekerja
menghambat enzim-enzim yang diperlukan untuk
memproduksi basa yang menjadi bahan penyusun DNA
(Cheung-Ong, 2013). Antimetabolit dan juga asam folat
dapat mencegah terjadinya pembelahan pada sel kanker.
Obat ini juga memiliki toksisitas yang hampir sama
dengan golongan agen pengalkilasi yaitu neurotoksisitas,
oral toksisitas, toksisitas pada rambut , toksisitas
hematologi, toksisitas gastrointestinal (Remesh, 2003).
Methrotrexat merupakan salah satu dari golongan
antimetabolit yang memiliki efek pulmotoksisitas (7 %)
(Sweetman, 2009).
GOLONGAN PRODUK
BAHAN ALAM
• Pada golongan produk bahan alam terdapat sub golongan
penghambat enzime topoisomerase, yang dapat
menyebabkan leukimia, utamanya yaitu Acute Myelogenous
Leukemia (AML). Leukimia berkembang lebih cepat pada
pengobatan dengan menggunakan obat golongan ini apabila
dibandingkan dengan golongan agen pengalkilasi. Kasus
leukimia ditemukan setelah pemakaian 2 sampai 3 tahun yang
diawali dengan Myelodysplastic Syndrome
GOLONGAN HORMON
• Penelitian toksisitas akut dan kronik telah menunjukkan
bahwa sebagian besar temuan yang diamati terkait dengan
efek hormonal dari obat antikanker golongan hormon salah
satunya toremifen. Toremifen berguna dalam mengobati
kanker payudara, seiring dengan kemajuan di bidang
kedokteran, terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan
bahwa penggunaan toremifen dalam jangka waktu lama dapat
berpotensi menyebabkan kanker endometrium sekunder pada
wanita
GOLONGAN TARGET
MOLEKULAR
• Obat golongan ini bekerja melawan sel kanker dengan
menargetkan pada gen atau protein tertentu. Vemurafenib
dan Darafenib adalah obat yang menargetkan protein BRAF.
Orang yang menggunakan obat ini memiliki risiko yang lebih
tinggi terhadap karsinoma sel skuamosa pada kulit (Choi,
2016).
GOLONGAN LAIN-LAIN

• Obat golongan ini digunakan dalam pengobatan kanker,


mekanisme kerja obat ini masih belum bisa dijelaskan secara
rinci. Akan tetapi obat golongan ini sudah lama digunakan dan
terbukti dapat mengobati kanker selama beberapa dekade ini.

Anda mungkin juga menyukai