Farmasi Komunitas
FARMASI
KLINIS
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
ROLE
MODEL
x
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
Pada tahun 1965, pioneer farmasi klinis di UCSF mengusulkan proposal ke pimpinan RS :
School will establish a staff “Drug Station” on the hospital wards
Will relieve nurses of certain drug-related duties
Will make it possible for the physician (If he so wishes), to discuss drug usage with the
pharmacist at the time the decision is being made
Will provide students with experience in applying classroom knowledge to practical aspects
of drug usage in therapeutic situations
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
DIPERLUKAN
di indonesia ?????
“Clinical Pharmacy is not a new fashion
but a necessity”
?????
1. Rumah sakit tidak mampu lagi menahan biaya kesehatan termasuk belanja obat
2. Pengembangan dalam ilmu kedokteran, farmakologi, dan teknologi yang terus berlangsung dengan pesat
dokter memerlukan bantuan dan masukan farmasis
3. Farmasis “overtrained & underutilised”
4. Globalisasi dan pendirian rumah sakit asing serta penempatan pekerja asing akan merugikan RS Indonesia
dan meningkatkan pengeluaran negara
5. Pasien menuntut dan mengharapkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Masa Depan
PHARMACEUTICAL CARE
“A practice in which the practitioner takes responsibility for a patient’s drug therapy
needs and is held accountable for this commitment” (Cipolle, Strand and Morley ;
1998)
Tahap Proses
Pelayanan Kefarmasian / Pharmaceutical Care
1. Penilaian (Assessment) menjamin semua terapi obat yang diberikan kepada pasien terindikasi berkhasiat,
aman dan sesuai serta untuk mengidentifikasi setiap masalah terapi obat yang muncul atau memerlukan
pencegahan dini
2. Pengembangan perencanaan perawatan (Development of a care plan) :
Menyelesaikan setiap masalah terapi yang muncul
Mencapai tujuan terapi individual
Mencegah masalah terapi obat yang berpotensi terjadi kemudian
3. Evaluasi Mencatat hasil terapi, untuk mengkaji perkembangan dalam pencapaian tujuan terapi dan menilai
kembali munculnya masalah baru
Farmasi Klinik di......
EROPA
Tahun 1979 Didirikan European Society of Clinical Pharmacy (ESCP)
Tahun 1983 ESCP mengkompilasi dokumen pendidikan berisi persyaratan dan standar untuk
keahliann dan ketrampilan seorang farmasis klinik
Tahun 1983, Federation Internationale Pharmaceutique (FIP) mempublikasikan prosiding simposium
bertemakan “Roles and Responsibilities of the Pharmacy in Primary Health Care” didapat
kesimpulan peran klinis seorng farmasis
Tahun1992 ESCP mempublikasikan “The Future of Clinical Pharmacy in Europe” Merefleksikan
perubahan cepat peran farmasis di sistem pelayanan kesehatan
Tujuan menyeluruh aktivitas farmasi klinis : Meningkatkan penggunaan obat yang tepat dan rasional
Farmasi Klinik di......
AUSTRALIA
90% RS Swasta dan 100% RS Pemerintah memberikan pelayanan farmasi klinik
Organisasi farmasis yang bekerja di RS di Australia : The Society of Hospital Pharmacist of
Australia (SHPA) yang didirikan tahun 1941
Tahun 1996 SHPA mempublikasikan standar pelayanan farmasi klinik di Australia
Standar ini digunakan untuk pelayanan, kebijakan pemerintah dan pendidikan farmasi di
Australia
Farmasi Klinik di......
INDONESIA
Upaya untuk mulai menerapkan strategi pendidikan dan pelatihan seperti yang dilakukan di negara
maju :