Anda di halaman 1dari 14

Antibiotik dan turunannya

Kelompok 4:
Arif Rahman -1701006
Aulia Salsabila -1901083
Fazza Aulia Safli -1901088
Litta Karina -1901093
Nadhiyah Jamil -1901097
Ranti Julianti -1901104

Dosen Pengampu : apt. Dra. Syilfia Hasti, M. Farm


Definisi antibiotik
● Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani yaitu Anti (lawan) dan Bios (hidup)

● Antibiotik adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang
berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusia
Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Dinding sel
Sintesanya tergantung sehingga dinding menjadi sempurna
dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma
dengan akibat pecah.
Contoh: kelompok penisilin dan sefalosporin
2. Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permiabel. Hasilnya
zat-zat penting dari isi sel merembes keluar
Contohnya polipeptida dan polyen

3. Protein sel
Sintesanya terganggu misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida
Mekanisme Kerja Antibiotik
4. Asam – asam inti ( DNA RNA)
RNA: rimfapisin
DNA: asam nalidiksat dan kinolon dan acyclovir

5. Antagonis saingan
Obat menyaingin zat-zat penting untuk metabolisme kuman,
hingga pertukaran zatnya terhenti
Penggolongan atas
dasar mekanisme
kerjanya
 1). Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman.
• 1. Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex: penisilin dan
sefalosporin, polopeptida (polimiksin, basitrasin), rifampisin, asam
nalidiksat dan kuinolon.
• 2. Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex: aminoglikosida,
nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol.

2). Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat menghentikan


pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Ex: sulfonamida, kloramfenikol,
tetrasiklin, makrolida, linkomisin.
Penggolongan
berdasarkan luas
aktivitasnya
 1). Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit) Obat ini terutama
aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja Misal :

• Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin, kanamisin


hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.

• Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat khusus aktif


terhadap kuman Gram-negatif

2. Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas) Bekerja terhadap lebih banyak


kuman baik jenis bakteri Gram-positif maupun jenis kuman Gram-negatif.
Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin
dan rifampisin
KLASIFIKASI
ANTIBIOTIKA
KLASIFIKASI ANTIBIOTIK
1. Golongan Amfenikol
Antibiotik golongan amfenikol memiliki manifestasi haemotoksik. Seperti dalam penelitian kloramfenikol
diketahui dapat mengakibatkan haemotoksik pada manusia dengan menginduksi Dua efek.
• Pertama, sering terjadi retikulositopenia dan anemia ringan, terkadang juga menunjukkan leukopenia
(granulositopenia) dan trombositopenia.

• Kedua, haemotoksik umumnya adalah anemia aplastik. Perubahan ini relatif jarang, tetapi dapat
terlihat pada darah periferal menunjukkan pansitopenia. Efek ini tidak berhubungan dengan dosis
obat

Obat golongan amfenikol terdiri dari azidamfenikol, kloramfenikol, setofenikol dan tiamfenikol

2. Golongan Tetrasiklin
Tertrasiklin telah diketahui memiliki toksisitas pada saraf kranial dan penyumbatan pada
neuromuskuler. Selain itu beberapa kasus penggunaan tetrasiklin pada hipertensi intrakranial jinak
juga dikaitkan dengan induksi neurotoksik

Obat golongan tetrasiklin terdiri dari tetrasiklin, oksitetrasiklin,


klortetrasiklin, demeklosiklin HCl, doksisiklin, minosiklin, tetrasiklin HCl,
doksisiklin HCl, minosiklin HCl, dan tigesiklin
KLASIFIKASI ANTIBIOTIK
3. Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida telah diketahui secara umum menyebabkan ototoksisitas, dijelaskan bahwa antibiotik
aminoglikosida menyebabkan efek samping toksik pada ginjal dan telinga bagian
dalam. Kerusakan pada ginjal bersifat sementara sedangkan kerusakan pada
telinga bagian dalam bersifat permanen

Obat golongan aminoglikosida terdiri dari neomisin, gentamisin, spektinomisin, amikasin, netilmisin,
dibekasin, framisetin sulfat, tobramisin, amikasin sulfat, gentamisin sulfat, netilmisin sulfat, kanamisin
dan kanamisin sulfat

4. Golongan Makrolida
Makrolida secara luas digunakan dalam pengobatan infeksi pernapasan
dan telah dikaitkan dengan efek ototoksisitas dengan kerusakan pada koklea. Hal
ini dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan selain dari gangguan
Pendengaran

Obat golongan makrolida terdiri dari eritromisin, oleandomisin, spiramisin, roksitromisin, azitromisin,
klaritromisin dan axitromisin
KLASIFIKASI ANTIBIOTIK
5. Golongan Polipetida
Turunan antibiotik polipeptida yaitu polimiksin, basitrasin, kolistin,
tirotrisin. Golongan antibiotik polipeptida diketahui memiliki efek neurotoksik
dan nefrotoksik. Ketoksikan antibiotik golongan peptida ini
bergantung pada dosis yang diberikan. Pada dosis rendah polimiksin dalam
bentuk sulfat yaitu polimiksin B lebih toksik, sedangkan dalam bentuk non sulfat
yaitu kolistin bersifat kurang beracun

6. Golongan Linkosamida
Golongan Antibiotik likosamida terdiri dari linkomisin dan klindamisin.
Dalam jurnal-jurnal penelitian banyak dilaporkan bahwa klindamisin tidak
diketahui memiliki efek neurotoksik yang besar, meskipun ada beberapa kasus
yang terjadi namun itu sangatlah jarang dan efek itu dapat berhenti setelah
pemberhentian dari pengobatan klindamisin

7. Golongan Polien
Polien merupakan antibiotik dengan 3 sampai 8 ikatan rangkap terkonjugasi pada cincin makrolakton.
Polien membentuk saluran transmembran dengan cara berinteraksi dengan sterol dalam membran sel
eukariotik, menyebabkan kebocoran molekul kecil dan ion-ion serta kematian sel. Beberapa antibiotik
polien seperti ampoterisin B, kandisidin, nistatin dan pimarisin, efektif sebagai agen antijamur, dan
beberapa dari mereka juga memiliki aktivitas sebagai antivirus, antibakteri atau menstimulasi imun.
KLASIFIKASI ANTIBIOTIK

8. Golongan Antrasiklin
Antrasiklin merupakan golongan antibiotik yang digunakan pada
pengobatan kemoterapi kanker.

Obat-obat golongan antrasiklin meliputi daunorubisin HCl, doksorubisin HCl, epirubisin dan plikamisin
(mitramisin)

Golongan Quinolon
Manifestasi neurotoksik ditemukan pada penggunaan quinolon termasuk
kejang, kebingungan/ensefalopati, mioklonus dan psikosis.
Turunan quinolon atau inhibitor gyrase mencakup levofloksasin, sparfloksasin,
grepafloksasin, trovafloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin dan obat yang
paling sering terlibat menyebabkan efek samping neurotoksik diantara quinolon.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai