Anda di halaman 1dari 30

FARMAKOLOGI KLINIK

PENGGOLONGAN OBAT KANKER PARU, KANKER PAYUDARA, KANKER


KOLON, DAN KANKER PROSTAT

DISUSUN OLEH :

Miftahul Jannah M

1801060

S1-4B

DOSEN PENGAMPU :

ADRIANI SUSIANTY, M.Farm, Apt.

PROGRAM STUDI SI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
A. KANKER PARU

a) Pengertian Kanker Paru


Kanker paru merupakan kanker yang onsetnya dimulai dari paru-paru dimana
terjadi pertumbuhan sel abnormal yang sangat cepat dan tidak terkendali. Pertumbuhan
sel yang tidak normal tersebut dipicu oleh kerusakan DNA diantaranya adanya delesi
pada bagian DNA, inaktivasi gen supresor tumor, aktivasi proto-onkogen menjadi
onkogen, tidak terjadinya apoptosis dan aktivitas dari enzim telomerase.
b) Penggolongan Obat Kanker
Beberapa obat antikanker yang telah dikembangkan saat ini antara lain berupa
obat yang merangsang diferensiasi sel sehingga akan terjadi perubahan sifat dari sel
kanker yang ganas menjadi sel jinak, obat yang dapat meningkatkan efektivitas radiasi
dan obat yang mengubah respon imun sel kanker dengan sel sehat. Selain itu, telah
banyak obat-obatan yang dikembangkan berdasarkan aktivitas molekuler dari sel kanker.
Namun, obat-obatan tersebut mengalami permasalahan dalam hal resistensi dan toleransi
obat serta selektivitas obat itu sendiri disamping dari berbagai efek samping yang dapat
ditimbulkan.
Beberapa golongan obat yang biasa digunakan dalam pengobatan kanker :
c) Mekanisme Kerja Tiap Golongan
1. Alkilator
Berbagai alkilator menunjukan persamaan cara kerja yaitu melalui
pembentukan ion karbonium (alkil) atau kompleks lain yang sangat reaktif. Gugus
alkil ini kemudian berikatan secara kovalen dengan berbagai nukleofilik penting
dalam tubuh misalnya fosfat, amino, sulfhidril, hidroksi, karboksil atau gugus
imidazol. Efek sitotoksik maupun efek sampingnya berhubungan langsung
dengan terjadinya alkilasi DNA ini. Alkilator yang bifungsional misalnya mustar
nitrogen dapat berikatan kovalen dengan 2 gugus asam nukleat pada rantai yang
berbeda membentuk cross-linking sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA.
Alkylating agent melibatkan reaksi dengan guanine pada DNA yang
meliputi 3 mekanisme yaitu pertama, alkylating agent menempelkan gugus alkil
pada basa DNA yang menyebabkan DNA terfragmentasi. Mekanisme kedua,
alkylating menyebabkan pembentukan jembatan silang, ikatan antara atom dalam
DNA. Mekanisme ketiga, alkylating agent menyebabkan mispairing nukleotida
yang menyebabkan mutasi.

2. Antimetabolit
Agen antimetabolit adalah senyawa yang dapat menghambat jalur
metabolik yang penting untuk kehidupan dan reproduksi sel kanker, melalui
penghambatan asam folat, purin, pirimidin dan asam amino, serta jalur nukleosida
pirimidin, yang diperlukan pada sintesis DNĄ, Penghambatan, terlikasi DNA ini
berkembangbiak dan mengalami kematian. Antimetabolit memiliki struktur yang
analog dengan metabolit normal yang diperlukan bagi pertumbuhan dan replikasi
sel. Agen ini dibagi dalam beberapa target kerja, yaitu :
a. Analog Pirimidin
Analog pirimidin umumnya berupa pra-ubat, secara in vivo
mengalami anabolisme menjadi senyawa aktif yang dapat mempengaruhi
sintesis DNA pada fase awal dengan cara menghambatenzim timidilat
sintetase (enzim yang mengkatalisis metilasi asam deoksiuridilat menjadi
asam timidilat) menyebabkan kekosongan asam timidilat sehingga sel
mengalami kematian (thymineless death). Contoh: 6-Fluorourasil, tegafur,
cytarabin,floksuridin.
b. Analog Purin
Analog purin adalah pra-obat dan menjadi aktif setelah mengalami
anabolisme menjadi nukleotida atau menjadi turunan difosfat atau
trifosfat. Contoh: 6-Mercaptopurine, azatioprin, 6-Tioguanin.
c. Analog Asam Fosfat
Analog asam folat bekerja secara tidak khas, dengan menghambat
secara bersaing dihidrofolat reduktasc, suatu enzim yang
mengkatalisisreduksi asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat.
Antagonis folat mengikat enzim tersebut secara kuat dan menyebabkan
hambatan takterpulihkan yang bersifat semu menyebabkan hambatan
sintesis DNA, RNA dan protein. Antagonis asam folat juga menghambat
enzim timidilat sintctase dan menyebabkan kematian sel karena
kekurangan timin. Contoh: methotrexat dan kethotrexat.
Modifikasi basa dari DNA untuk memproduksi analog purin dan pirimidin

3. Produk Alamiah
3.1 Tanaman Alkaloid

Produk tanaman yang banyak digunakan sebagai antikanker adalah


vinkristin dan vinblastin yang merupakan alkaloid dari tanaman Vinca rosea.
Kedua senyawa ini memberi efek sitotoksik melalui ikatan dengan protein
mikrotubular dalam sel, menyebabkan berhentinya proses metafase,
penghambatan sintesis asam nukleat, dan sintesis protein (Katzung, 2004).
Pembentukan kompleks antara alkaloid vinca dan tubulin menghambat
polimerisasi tubulin dan menginduksi depolimerisasi mikrotubuli menyebabkan
berhentinya proses mitosis pada fase metafase (McEvoy, 2004). Proses ini
menyebabkan disfungsi spindle apparatus, pembekuan fase metafase serta
mencegah segregasi kromosom dan proliferasi sel (Mycek et al., 2000).
Produk tanaman lain yang digunakan sebagai antikanker adalah paclitaxel
yang dikenal dengan nama taxol. Paclitaxel didapat dari ekstrak kayu tanaman
Taxus brevifolia (western yew tree) atau ekstrak ranting tanaman Taxus baccata
(McEvoy, 2004). Paclitaxel berkhasiat sebagai sitostatika dengan jalan
menghambat mitosis dan mengikat pada suatu protein yang menghalangi
terjadinya apoptosis. Mekanisme kerja paclitaxel mirip dengan alkaloid vinca
yaitu berikatan dengan tubulin namun berbeda dengan alkaloid vinca ikatan
polimerisasi yang dihasilkan lebih stabil. Fłal ini menginduksi depolimerisasi
mikrotubuli menghasilkan bentukan mikrotubuli yang tetap sehingga
menyebabkan disfungsi mikrotubuli. Proses ini menyebabkan terjadinya kematian
sel (Mycek et al, 2000). Efek samping utama adalah gejala mielosupresi hebat,
terutama neutropenia (reversible), alopesia total, neuropathie, reaksi
hipersensitivitas, demam serta mual dan muntah ringan. Selain itu, paclitaxel
dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas seperti hipotensi, angiodema dan
dyspnoea sehingga diperlukan kortikosteroid dan antihistamin sebagai
premedikasi (Parfitt, 1999). Docetaxel adalah derivat dengan efek dan mekanisme
yang sama dan lebih kurang 2x lebih kuat daripada paclitaxel. Kedua obat bersifat
sangat lipofil dantidak larut dalam air. Ty plasmanya adalah 11 jam. Untuk
mengurangi risiko retensi air, maka terapi diawali dengan premedikasi
dexamethasone 16 mg/hari selama 4-5 hari (Parfitt, 1999).

Produk tanaman lain yang dapat digunakan sebagai antikanker antara lain
adalah etoposide (VP-16) teniposide (VM-26), irinotecan, dan topotecan.
Etoposide dan teniposide merupakan derivat podophyllotoxin, ekstrak dari
Podophyllum peltatum, yang digunakan sebagai antikanker. Kedua senyawa ini
memiliki mekanisme aksi yang hampir sama, yaitu membentuk kompleks dengan
enzim topoisomerase II dan DNA yang menyebabkan fungsi enzim topoisomerase
II terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan DNA yang mengarah
pada kematian sel. Sel pada fase S dan G2 merupakan siklus sel yang paling
sensitif terhadap etoposide dan teniposide (Brunton et al., 2006). Topotecan dan
irinotecan merupakan senyawa sitostatika analog campothecin yang bekerja
spesifik pada fase S siklus sel. Campothecin sendiri merupakan senyawa yang
diisolasi dari Camptotheca acuminate. Topotecan merupakan molekul
semisintetik dari campothecin yang dibuat untuk meningkatkan kelarutan
senyawa dalam air, sedangkan irinotecan merupakan prodrug dari topotecan.
Target kerja dari topotecan dan irinotecan adalah enzim topoisomerase I yang
berfungsi mengurangi torsional stress pada DNA sehingga DNA lebih mudah
mengalami replikasi, rekombinasi, repair dan treanskripsi. Mekanisme kerja
analog campothecin adalah menghambat fungsi enzim topoisomerase I, dengan
membentuk kompleks yang stabil antara enzim topoisomerase I dan analog
campothecin. Hal ini menyebabkan tahap religasi terhambat sehingga akumulasi
DNA single strand yang terpotong bertambah. Replikasi DNA yang terjadi pada
DNA ini menyebabkan kerusakan DNA double strand yang irreversible yang
mengarah pada kematian sel (Brunton et al., 2006). Toksisitas yang biasa terjadi
pada agen antikanker yang berasal dari tanarnan antara lain mual dan muntah,
alopesia, diare, neurotoksisitas dan lain- lain (Mycek et al., 2000).

3.2 Antibiotik
Sebagian besar antibiotik yang digunakan untuk kemoterapi kanker
bekerja dengan membentuk ikatan atau kompleks dengan DNA, sehingga
menghambat sintesis DNA dan atau RNA. Pada akhirnya akan menghambat
sintesis protein melalui penghambatan terhadap sintesis RNA yang tergantung
DNA (DNA-dependent RNA synthesis) (McEvoy, 2004). Efek samping dari
antibiotik kemoterapi antara lain anoreksia, mual dan muntah biasanya terjadi
pada beberapa jam setelah terapi dilakukan. Supresihematopoesis terjadi pada
minggu pertama terapi. Efek samping yang sering terjadi antara lain depresi
sumsum tulang belakang gangguan saluran cema , diare, alopesia.
a. Dactinomycin
Dactinomycin bekerja dengan berikat dengan DNA rantai ganda melalui
interkalasi di antara pasangan basa guaninc-cytocinc sekitarnya.
b. Mitomycin
Mitomycin merupakan agen alkilasi bioreduktif yang mengalami aktivasi
reduktif metabolis melalui reduksi yang dimediaşi enzim untuk
menghasilkan agen alkilasi yang merangkai silang DNA.

c. Anthracyclin
Anthracyclin dapat menimbulkan toksisitas organ dan tumor melalui tiga
aksi meliputi pengikatan afinitas tinggi ke DNA melalui interkalasi,
dengan akibat penyakatan sintesis DNA dan RNA, dan pengguntingan
rantai DNA melalui efeknya pada topoisomerase II; pengikatan ke
membran untuk mengubah fluiditas dan transport ion; pembentukan
radikal bebas semiquinone dan radikal oksigen melalui proses reduksi
dimediasi enzim.
d. Bleomycin
Bleomycin bekerja melalui pengikatan DNA yang menyebabkan
terpecahnya rantai tunggal dan ganda setelah pembentukan radikal bebas,
dan penghambatan biosintesis DNA.

4. Hormon
Terapi menggunakan hormon merupakan salah satu pilihan dalam
manajemen terapi kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon, seperti
kanker prostat, payudara, dan endometrium. Dengan membuang kelenjar
penghasil hormon di dalam tubuh atau memberikan hormon yang bekerja secara
antagonis dapat menginduksi regresi dari sel tumor.
a. Hormon steroid dan obat antisteroid
Hormon steroid mengikat ke protein reseptor dalam sel kanker, dan tingginya
kadar protein reseptor mengindikasikan responsivitas terhadap terapi endokrin
b. Penghambat estrogen dan androgen
Termasuk kelompok ini contohnya tamoxifen yang terbukti sangat berguna
untuk mengobati kanker payudara, dan juga mempunyai aktivitas melawan
kanker endometrium yang resisten progesterone.
c. Agonis hormon perilis-gonadotropin (GnRH)
Termasuk kelompok ini adalah Leuprolide acetate dan goserelin yaitu analog
peptida sintesis dari hormon perilis gonadotropin yang terjadi secara alami
(Gonadotropine-Releasing Hormone = GnRH, LNRH). Analog ini lebih kuat
daripada hormon alami dan berfungsi sebagai agonis GnRH, dengan efek
paradoks, bila diberikan secara terus menerus, pada pituitary stimulasi awal
yang disertai dengan penghambatan rilis FSH(Follicle-stimulating hormone)
dan LH (Luteinizing Hormone).
d. Penghambat aromatase
Termasuk kelompok ini adalah Aminoglutethimide dan Anastrozole.
Aminoglutethimide merupakan penghambat sintesis steroid adrenal pada tahap
pertama. Aminoglutethimide juga menghambat sintesis estron dan estradiol
ekstra-adrenal. Anastrozole merupakan penghambat aromatase nonsteroid
merupakan nonsteroid yang dianggap tidak memiliki efek nyata pada sintesis
glukokortikoid dan mineralokortikoid

5. Isotop Radioaktif
a. Radiodiagnostik
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over

aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang

terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini

dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan

masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan

melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel


glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid

dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.

b. Radioterapi

Bila jaringan terkena radiasi penyinaran, maka jaringan akan menyerap

energi radiasi dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut

dapat menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya

akan menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi dapat

berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan

kehilangan kemampuan untuk berproduksi.

c. Radiasi Pengion

Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila

mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar

dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang

elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran

partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel

netron, alfa, proton.

Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang

mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan

diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembai dari

pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel sehat

merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi.

d) Contoh Obat yang Digunakan

1. Golongan Alkilating Agent


a. Cisplastin

Indikasi : Kanker testis dan kandung kemih, tumor pyelic dan uretra,
karsinoma prostat, karsinoma ovarium, tumor ganas kepala
dan leher, kanker paru paru sel non kecil, karsinoma
esophagus, kanker uterus, leher Rahim, neuroblastoma
Mekanisme obat : obat ini bekerja dengan cara : menghambat sintesa DNA
dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan
transfer gugus alkali pada gugus amino, karboksil, sulfhidril,
atau fosfat. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik
b. Ifosfamide
Indikasi : Limfoma, sarkoma, tumor padat

Mekanisme obat : obat ini bekerja dengan cara : menghambat sintesa DNA
dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan
transfer gugus alkali pada gugus amino, karboksil, sulfhidril,
atau fosfat. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik

2. Golongan Mitotic Spindle / Anti mikrotubuler


a. Vinkristin

Indikasi : Leukemia akut, limfoma, Hodgkin dan non-hodgkin,


rhabdomyosarcoma, neuroblastoma, Wilm’s tumor dan
beberapa tumor padat seperti kanker payudara dan kanker
paru-paru

Mekanisme obat : obat anti kanker yang termasuk golongan mitose spindle
berikatan dengan protein mikrotubular inti sel tumor,
menghambat sintesis dan polimerisasi miktotubul sehingga
menyebabkan mitosis berhenti pada metaphase, dan
menyebabkan replikasi sel terganggu
3. Golongan Topoisomerase Inhibitor
a. Etoposide
Indikasi : Penanganan tumor testis refrakter dan small cell lung
cancer
Mekanisme obat :mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga
menghambat proses transkripsi dan replikasi

4. Golongan Antibiotik
a. Doxorubicin
Indikasi : berbagai tipe neoplasia

Mekanisme obat :menghambat enzim topoisomerase II sehingga


menghambat proses pembelahan sel dan pembentukan
DNA. Bersihan plasma cepat, ekskresi terutama melalui
empedu

B. KANKER PAYUDARA

a) Pengertian Kanker Payudara


Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan sel-sel
payudara. Kanker payudara merupakan masalah paling besar bagi wanita di seluruh dunia
dan menyebabkan kematian utama bagi penderita kanker payudara. Penyakit kanker
payudara masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai
kasus di negara berkembang menunjukkan bahwa penyakit kanker dengan persentase
kasus tertinggi, kurang lebih 43% kasus dan persentase kematian yaitu 12,9%. Menurut
WHO sekitar 8-9% wanita menderita penyakit kanker payudara.

b) Penggolongan Obat Kanker Payudara

Tabel. Klasifikasi Dosis Obat Kanker Payudara


Nama Obat Rute Dosis

1. Zat Alkilasi
a. Cyclophosphamide Oral 50-100 mg/m2/hari
iv 30-50 mg/kg
b. Ifosfamide iv 50 mg/kg/hari
c. Melphalan oral 0,2 mg/kg/hari
d. Klorambusil oral 0,1-0,2 mg/kg/hari
2. Antimetabolit
a. Fluorourasil iv 500-600 mg/m2
b. Methotrexate iv 30-60 mg/m2
3. Antimitotika
a. Etoposida iv 100 mg/m2
b. Paclitaxel iv 175-250 mg/m2
c. Vinblastin 0,1-0,5 mg/kg
d. Docetaxel iv 60-100 mg/m2
4. Antibiotik
a. Doksorubisin 60-75 mg/m2
b. Mitomycin iv 20 mg/m2
c. Mitoxantron iv 12-14 mg/m2
d. Epirubisin iv 100-120 mg/m2
e. Idarubisin iv 12 mg/m2/hari
5. Imunodulansia
a. Siklosporin iv 5-6 mg/kg
b. Bevacizumab iv 3 mg/kg
c. Xetuximab iv 50-200 mg/m2
6. Hormon dan Antihormon
a. Toremifene Oral 60 mg sekali sehari
b. Mifepristone Oral 600 mg
c. Tamoxifen Oral 20-40 mg

1. Obat Golongan Pengalkilasi


Agen pengalkilasi merupakan salah satu golongan obat antikanker yang
bekerja dengan membentuk senyawa kationik yang diikuti pemecahan cincin
membentuk ion karbonium reaktif, ion ini bereaksi melalui reaksi alkilasi,
membentuk ikatan kovalen dengan gugus pendonor elektron yang terdapat pada 8
struktur asam amino. Reaksi ini membentuk cross lingking antara dua rangkaian
DNA dan mencegah mitosis. Sehingga proses pembentukan sel terganggu dan
terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker (Siswandono, 2008).
Terdapat beberapa toksisitas yang umum terjadi ketika menggunakan obat
golongan ini antara lain, yaitu neurotoksisitas, oral toksisitas, toksisitas pada
rambut, toksisitas hematologi, toksisitas gastrointestinal toksisitas pulmo
(Remesh, 2003).
a. Cyclophosphamide
Cyclophosphamide disebut juga cytophosphane, merupakan
alkylating agent dari golongan nitrogen mustard dalam kelompok
oxazophorin. Alkylating antineoplastic agent adalah alkylating agent yang
dapat berikatan dengan kelompok alkil pada DNA. Zat ini menyebabkan
kematian sel dan menghentikan petumbuhan tumor dengan cara cross-link
baik interstrand maupun intrastrand di basa guanin posisi N-7 pada DNA
double helix, ikatan ini menyebabkan DNA akan terpisah atau pecah,
sehingga sel gagal membelah dan mati. Efek utama dari
cyclophosphamide adalah pada metabolitnya yaitu phosphoramide
mustard dan produk toksik yang lain yaitu acrolein. Acrolein dalam
jumlah besar dapat mengiritasi buli dan menyebabkan terjadinya sistitis
hemoragik. Cyclophosphamide di metabolisme di hepar. Metabolit ini
terjadi hanya pada sel-sel yang mengandung sedikit aldehyde
dehidrogenase (ALDH).

Indikasi :Penggunaan cyclophosphamide yang utama adalah


untuk penyakit keganasan. Cyclophosphamide merupakan
salah satu agen kemoterapi spektrum luas yang aktif
terhadap beberapa macam kanker. Berdasarkan cara
kerjanya, cyclophosphamide termasuk dalam siklus sel
spesifik.

Mekanisme kerja :berikatan silang terhadap DNA sehingga


menghambat proliferasi. Mengalami biotransformasi di hati
menjadi bentuk aktif, ekskresi terutama melalui ginja.
Cyclophosphamide merupakan golongan obat antikanker
yang bekerja dengan membentuk senyawa kationik yang
diikuti pemecahan cincin membentuk ion karbonium
reaktif, ion ini bereaksi melalui reaksi alkilasi, membentuk
ikatan kovalen dengan gugus pendonor elektron yang
terdapat pada 8 struktur asam amino. Reaksi ini
membentuk cross lingking antara dua rangkaian DNA dan
mencegah mitosis. Sehingga proses pembentukan sel
terganggu dan terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker.

2. Obat Golongan Antimetabolit


a. Metotrekson
Obat ini menghambat reduksi dari asam folat menjadi
tetrahydrofolic acid (THFA) dengan jalan pengikatan pada enzim
reduktase. THFA penting sekali bagi sintesa DNA dan pembelahan sel.
Antagonis folat ini adalah sitostatika pertama yang efektif pada leukemia
limfe akut dan kanker chorion yang sudah tersebar dengan sekitar 80%
penyembuhan.

Indikasi :  obat ini untuk terapi pengobatan kanker payudara,


kanker kulit, kanker kepala dan leher atau kanker paru-
paru. Obat ini juga digunakan untuk mengobati psoriasis
dan rheumatoid arthritis yang parah yang tidak berhasil
diobati dengan obat-obatan lain.

Mekanisme kerja : Metotreksat (MTX) menghambat enzin


dihidrofolat reduktasi sehingga produksi tertrahidrofolat
terhambat, akhirnya menghambat sintesis DNA. Setelah
pemberian dosis super besar MTX dalam 6-24 jam
diberikan pertolongan (rescue) leukovorin (CF),dapat
membuat sel tumor, terutama sel tumor sistem saraf pusat
terbasmi relatif besar sedangkan rudapaksa jaringan normal
berkurang. Ini merupakan dasar terapi MTX dosis besar
dan pertolongan leukovorin (HDMTX-CFR) merkaptopurin
(6MP) dan tiguanin (6TG) dapat memutus perubahan
hipoxantin menjadi asam adenilat hingga menghambat
sintesis asam nukleat.
Antagonis Folat misalnya metroteksat menghambat
dihidrofolat reduktase dengan kuat dan berlangsung lama.
Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang mengkatalis
dihidrofolat (FH2) menjadi tetrahidrofolat ( FH4).
Tetrahidrofolat merupakan metabolit aktif dari asam folat
yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai
reaksi transfer satu atom karbon pada sintetis protein dan
asam nukleat. Efek penghambatan ini tidak dapat diatasi
dengan leokovorin. Anagonis folat membasmi sel dalam
fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Namun
dengan efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan
protein, metoteksat menghambat sel memasuki fase S,
sehingga bersifat swabatas terhadap efek sitotoksiknya.

b. Fluorourasil (5-FU)
Fluorouracil adalah obat untuk mengobati pertumbuhan kulit pra-
kanker dan kanker. Fluorouracil termasuk dalam kelas obat yang dikenal
sebagai anti-metabolit. Obat ini bekerja dengan menghalangi pertumbuhan
sel tidak normal yang menyebabkan kondisi kulit tersebut.

Indikasi : agen kemoterapi untuk berbagai jenis tumor solid


multipel, seperti kanker payudara dan saluran
cerna. Rata-rata pasien akan mendapat 6 siklus
kemoterapi dengan fluorouracil.

Mekanisme kerja : 5-Fluorouracil merupakan agen kemoterapi utama


yang digunakan untuk terapi kanker kolon. 5-FU adalah
antimetabolit yang bekerja secara antagonis dengan timin
terhadap aktivitas enzim timidilat sintetase (TS). 5- FU
merupakan prodrug, metabolisme 5-FU menghasilkan
fluoridin-5′- trifosfat (FUTP) yang bergabung ke dalam
RNA dan mempengaruhi fungsinya, dan
fluorodeoksiuridilat (FdUMP) yang menghambat replikasi
DNA. Mekanisme utama aktivasi 5-FU adalah konversi
menjadi fluorouridine monophosphate (FUMP) juga secara
langsung oleh orotate phosphoribosyl transferase (OPRT),
atau secara tidak langsung via fluorouridine (FUR) melalui
aksi berurutan dari uridine phosphorylase (UP) dan uridine
kinase (UK). FUMP kemudian difosforilasi menjadi
fluorouridine diphosphate (FUDP), yang dapat juga
difosforilasi lebih lanjut menjadi metabolit aktif
fluorouridine triphosphate (FUTP), atau dikonversi menjadi
fluorodeoxyuridine diphosphate (FdUDP) oleh
ribonucleotide reductase (RR). Di sisi lain, FdUDP dapat
pula di fosforilasi atau didefosforilasi menjadi metabolit
aktif masing-msaing FdUTP dan FdUMP.

Jalur aktivasi alternatif lainnya melibatkan


thymidine phosphorylase yang mengkatalisis konversi 5-
FU menjadi fluorodeoxyuridine (FUDR), kemudian
difosforilasi oleh thymidine kinase (TK) dan menjadi
thymidylate synthase (TS) inhibitor, FdUMP. Ada pula
enzim Dihydropyrimidine dehydrogenase (DPD) yang
mengkonversi 5-FU menjadi dihydrofluorouracil yang
tidak aktif. (DHFU) adalah rate-limiting step katabolisme
5-FU pada sel normal dan sel tumor, dan proporsi dari
pengrusakan menjadi metabolit tidak aktif mencapai 80%.

3. Obat Golongan Antibiotik


a. Doxorubycin
Doxorubicin adalah larutan obat yang termasuk ke dalam jenis
antraksiklin, yaitu antibiotik yang berasal dari bakteri streptomyces, yang
digunakan untuk mengobati kanker. Obat ini termasuk ke dalam obat
resep, sehingga tidak bisa Anda dapatkan dengan bebas di apotek. Selain
itu, obat yang disuntikkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah ini
sebaiknya dilakukan oleh ahli, seperti dokter atau perawat. Cara kerja obat
ini doxorubicin adalah dengan memperlambat atau menghentikan
pertumbuhan sel kanker.

Indikasi : Leukemia akut, tumor Wilm, neuroblastoma,


sarkoma jaringan lunak dan tulang, kanker payudara,
kanker ovarium, kanker kandung kemih (sel transisional),
kanker tiroid, kanker kanker, kanker lambung, limfoma
Hodgkin & non-Hodgkin.

Mekanisme kerja : Doxorubisin ( DOX ) bekerja dengan cara


mengikat DNA sel kanker dan memblok enzim yang
penting seperti topoisomerase II. Hal ini membuat DNA
menjadi kusut dan sel kanker tidak dapat membelah dan
tumbuh. DOX mempunyai mekanisme kerja yang tidak
dapat dipisahkan dengan mekanisme toksisitasnya.
Mekanisme antikanker DOX adalah interkalasi dengan
DNA, inhibisi kerja topoisomerase II, menghambat religasi
untai DNA, dan mengganggu membran fluiditas. Gugus
kuinon DOX dapat membentuk radikal semikuinon yang
berperan dalam pembentukan radikal bebas oksigen.
Penurunan efektifitas DOX dalam pengobatan kanker dapat
disebabkan pengurangan dosis atau penundaan terapi.
Reactive oxygen species (ROS) timbul di jaringan yang
diberikan DOX. ROS merusak komponen sel seperti lemak
sehingga terjadi peroksidasi lemak yang dapat dinilai
dengan pengukuran kadar malondialdehid (MDA). Selain
itu, ROS mempengaruhi kerja enzim antioksidan termasuk
superoxide dismutase (SOD). DOX dapat menyebabkan
apoptosis sel melalui aktivasi jalur intrinsik (jalur
mitokondria dan jalur retikulum endoplasma). Aktivasi
ersebut akan mengaktifkan kaspase yang berakhir pada
kematian sel.

4. Produk Alamiah
a. Paklitasel
Indikasi : dapat digunakan antara lain untuk kanker
payudara, NSCLC, kanker ovarium, AIDS related sarkoma
Kaposi, kanker kepala & leher, kanker nasofaring, kanker
serviks, kanker gaster.
Mekanisme kerja : Menghambat depolimerisasi mikrotubulus. Kadar
plasma bifasik, nonlinear, metabolisme di hati oleh
cytochrome P450, ekskresi terutama nonrenal. Paclitaxel
bekerja bekerja dengan menginduksi pembentukan
mikrotubulus dan menghambat penguraiannya menjadi
tubulin, sehingga sel akan terhenti pada fase G2-M, dan
terjadi hambatan proliferasi sel. Kemoterapi golongan
taxane juga bekerja menghambat ekspresi onkoprotein Bcl-
2, di mana perannya adalah sebagai protein anti-apoptosis.
Oleh karena itu, dengan hambatan Bcl-2 oleh taxane, maka
akan memicu terjadinya apoptosis sel kanker.
b. Vinblastine
Indikasi : Leukemia akut, limfoma Hodgkin dan non-
Hodgkin, neuroblastoma, rabdomiosarkoma, osteosarkoma,
sarkoma Ewing, fungoides mikosis, tumor Wilms, kanker
payudara, kanker serviks, kanker paru
Mekanisme kerja : mencegah polimerisasi tubulin menjadi
mikrotubulus. Cepat terdistribusi ke jaringan,
dimetabolisme luas di hati, ekskresi terutama melalui
saluran empedu.
c. Mitoxantrone
Indikasi : dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
kanker prostat, multiple sclerosis (MS), kanker payudara,
dan juga penyakit non-hodgkin’s lymphoma. Dengan
mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh, mitoxantrone
memperlambat aktivitas Multiple Sclerosis dan mengurangi
frekuensi kambuh.

Mekanisme kerja : Mitoxantrone merupakan salah satu anti kanker


(antineoplastic or cytotoxic) dalam obat kemotrapi. Kanker
dikenal sebagai penyakit yang disebabkan karena
pembelahan sel yang tidak lagi terkontrol oleh jaringan
normal. Mitoxantrone diterima secara cepat oleh jaringan,
secara efektif dapat menurunkan perkembangan dari
penyakit dengan beberapa mekanisme yang berbeda.
Seperti contoh, obat ini dapat menekan proliferasi sel T, sel
B, dan makrofag. mitaxantrone dapat bekerja sedemikian
rupa dalam DNA untuk menurunkan replikasi sel. Obat ini
akan dieksresikan lewat urin dan empedu.
5. Golongan Imunodulansia
a. Cyclosporin
Siklosporin adalah obat dari jenis imunosupresan atau penekan
sistem kekebalan tubuh. Kemampuannya ini dapat membuat tubuh lebih
mudah menerima zat atau senyawa lain dari luar tubuh tanpa melakukan
perlawanan dengan mengerahkan sistem imun, sehingga obat ini dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya penolakan organ pada pasien
transplantasi organ jantung, hati atau ginjal.
Indikasi :  digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit
yang diakibatkan oleh terlalu aktifnya sistem imun seperti
psoriasis dan dermatitis atopik.

Mekanisme kerja : Siklosporin merupakan senyawa yang diekstrak


dari jamur tanah yang memiliki kemampuan
imunosupresan kuat yang spesifik mempengaruhi sel T
(limfosit T). Senyawa ini akan menghambat aktivasi
kalsineurin yang bertugas mengaktifkan sel T.

Selain itu senyawa ini juga menghambat produksi


interleukin-2 yang merupakan protein yang mengatur
aktivitas sel darah putih (leukosit dan limposit) yang
menjadi kunci dalam sistem kekebalan tubuh. Interleukin-2
atau IL-2 inilah yang akan merespon jika ada infeksi
bakteri di tubuh, dan memisahkan zat asing dan komponen
tubuh.

Oleh karena itu dengan menekan produksi IL-2


penolakan terhadap organ implan atau zat asing dapat
dicegah sehingga organ tersebut bisa tumbuh menyatu
dengan tubuh.

6. Golongan Hormon dan Antihormon


a. Tamoxifen
Tamoxifen berasal dari golongan selective estrogen receptor
modulator  (SERM) yang berfungsi sebagai antagonis estrogen. Sebanyak
60-70% kanker payudara mengekspresikan reseptor estrogen. Obat ini
secara umum digunakan untuk pengobatan kanker payudara yang
mengekspresikan reseptor estrogen sebagai ajuvan setelah pembedahan
atau radiasi. Pada kanker payudara, obat ini berperan sebagai sitostatik.
Indikasi : salah satu obat yang digunakan untuk menangani
kanker payudara, serta menurunkan risiko kanker payudara
pada wanita risiko tinggi.
Mekanisme kerja : Tamoxifen bekerja dengan cara memblokir atau
mencegah dampak estrogen di jaringan payudara.
Estrogen sendiri adalah hormon wanita yang diproduksi
secara alami oleh tubuh. Hormon ini dapat meningkatkan
pertumbuhan sel kanker

C. KANKER KOLON

a) Pengertian Kanker Kolon


Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau
pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker ini
bisa dinamai kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya
kanker. Kanker usus besar atau kanker kolon adalah jenis kanker yang berasal dari
usus besar (kolon). Biasanya dimulai sebagai polip adenomatous yang kecil, dan
bukan berupa kanker. Namun, karena polip ini tumbuh, mereka dapat mengambil sifat
kanker. Polip juga dapat terbentuk dalam usus besar, tetapi hanya beberapa inci dari
bagian bawah. Dalam kasus ini, kanker ini disebut sebagai kanker kolorektal (usus
dan saluran pembuangan).

b) Pengobatan Kanker Kolon

1. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker kolorektal dapat dilakukan sebagai terapi ajuvan,
neoaduvan atau paliatif. Terapi ajuvan direkomendasikan untuk KKR stadium III dan
stadium II yang memiliki risiko tinggi. Yang termasuk risiko tinggi adalah: jumlah KGB
yang terambil performance status (PS) 0 atau 1. Selain itu, untuk memantau efek
samping, sebelum terapi perlu dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap, uji fungsi hati,
uji fungsi ginjal (ureum dan kreatinin), serta elektrolit darah.
a) 5-Flourourasil (5-FU)
Secara kimia, fluorourasil suatu fluorinated pyrimidine, adalah 5-fluoro-
2,4 (1H,3H)-pyrimidinedione. 5-Fluorourasil (5-FU) merupakan obat kemoterapi
golongan antimetabolit pirimidin dengan mekanisme kerja menghambat metilasi
asam deoksiuridilat menjadi asam timidilat dengan menghambat enzim timidilat
sintase, terjadi defisiensi timin sehingga menghambat sintesis asam
deoksiribonukleat (DNA), dan dalam tingkat yang lebih kecil dapat menghambat
pembentukan asam ribonukleat (RNA). Kontraindikasi pada pasien dengan status
nutrisi buruk, depresi sumsum tulang, infeksi berat dan hipersensitif terhadap
fluorourasil.
b) Capecitabine
Capecitabine adalah sebuah fluoropirimidin karbamat, yang dirancang
sebagai obat kemoterapi oral, merupakan prodrug fluorourasil yang mengalami
hidrolisis di hati dan jaringan tumor untuk membentuk fluorourasil yang aktif
sebagai antineoplastik. Mekanisme kerjanya sama seperti fluorourasil.
Capecitabine diabsorbsi cepat dan luas dalam saluran gastrointestinal yang
kemudian dimetabolisme menjadi 5’-deoksi-5-fluorocitidin (5’- DFCR), 5’-
deoksi-5-fluorouridin(5’-DFUR) dan fluorourasil, selanjutnya fluorourasil
dikatabolisme di hati menjadi dihidro-5- fluorourasil (FUH2), asam 5-fluoro-
ureido-propionat (FUPA) dan αfluoro-β-alanin (FBAL).
c) Oxaliplatin
Oxaliplatin merupakan derivat generasi ketiga senyawa platinum dan
termasuk dalam golongan obat pengalkilasi (alkylating agent). Oxaliplatin
berbeda dari cisplatin dalam hal gugus amin yang digantikan oleh
diaminocyclohexane (DACH). Oxaliplatin sedikit larut dalam air, lebih sedikit
dalam metanol, dan hampir tidak larut dalam etanol dan aseton. Secara kimia
nama lengkapnya adalah oxalato (trans-L-1,2-diamino-cyclohexane) platinum.
Mekanisme kerja oxaliplatin sama seperti senyawa dasar platinum lainnya.
Setelah mengalami hidrolisis intraselular, platinum berikatan dengan DNA
membentuk ikatan silang yang menghambat replikasi DNA dan transkripsinya
sehingga menyebabkan kematian sel.Apoptosis sel-sel kanker terjadi karena
terbentuk lesi DNA, menghentikan sintesis DNA, menghambat sintesis RNA, dan
merangsang reaksi imunologis. Oxaliplatin juga menunjukkan efek sinergik
dengan obat-obat sitotoksik lainnya. Sitotoksitasnya bersifat non spesifik siklus
sel.
d) Irinotecan
Irinotecan adalah bahan semisintetik yang mudah larut dalam air dan
merupakan derivat alkaloid sitotoksik yang diekstraksikan dari tumbuhan seperti
Camptotheca acuminata. Irinotecan dan metabolit aktifnya yakni SN-38
menghambat aksi enzim Topoisomerase I, yakni suatu enzim yang menghasilkan
pemecahan DNA selama proses replikasi DNA. Irinotecan dan SN-38 mengikat
DNA Topoisomerasi I sehingga mencegah pemecahan DNA yang menghasilkan
dua DNA baru serta kematian sel. Irinotecan bekerja pada fase spesifik siklus sel
(S-phase). Irinotecan digunakan dalam beberapa terapi kanker seperti kanker
kolorektal, servik uteri, lambung, glioma, paru, mesothelioma, dan kanker
pankreas. Efek samping yang dapat timbul pada pemberian irinotecan yakni diare,
gangguan enzim hepar, insomnia, alergi, anemia, leukopenia, neutropenia,
trombositopenia, bradikardia, oedem, hipotensi, demam, dan fatigue.

2. Terapi Biologis (Targeted therapy)

a. Bevacizumab
Bevacizumab merupakan rekombinan monoklonal antibodi manusia yang
berikatan dengan semua isotipe Vascular Endothelial Growth FactorA (VEGF-A /
VEGF)., yang merupakan mediator utama terjadinya vaskulogenesis dan
angiogenesis tumor, sehingga menghambat pengikatan VEGF ke reseptornya, Flt-
1 (VEGFR-1) dan KDR (VEGFR-2 Bevacizumab diberikan secara infus intravena
dalam waktu 30-90 menit dengan dosis 5 mg/kg bila dikombinasi dengan regimen
kemoterapi siklus 2 mingguan (FOLFOX atau FOLFIRI) dan dosis 7,5 mg/kg bila
dikombinasi dengan regimen kemoterapi siklus 3 mingguan (CapeOx).
Bevacizumab diberikan sebelum oxaliplatin.
b. Cetuximab
Cetuximab merupakan antibodi monoklonal chimeric mouse/rekombinan
manusia yang mengikat secara spesifik reseptor faktor pertumbuhan epidermal
(EGFR, HER1, c-ErB-1) dan secara kompetitif menghambat ikatan EGF dan ligan
lain. Ikatan dengan EGFR akan menghambat fosforilasi dan aktivasi reseptor
kinase terkait, menghasilkan hambatan pertumbuhan sel, induksi apoptosis, dan
penurunan matrix metalloproteinase serta produksi VEGF.Pemberian cetuximab
diindikasi pada pasien metastasis kanker kolorektal dengan KRAS dan NRAS
wild type. Bila kedua hasil RAS tersebut hasilnya wild type, perlu
dipertimbangkan pemeriksaan BRAF, dan pemberian cetuximab efektif bila
didapatkan BRAF wild type. Pasien dengan KRAS/NRAS, BRAF dan TP53 wild-
typeakan memberikan hasil yang maksimal pada pemberian terapi dengan
cetuximab, oxaliplatin dan fluorourasil oral. Kombinasi cetuximab dengan
oxaliplatin pada regimen FOLFOX atau CapeOx tidak mempunyai keuntungan
dan harus dihindari. Oleh karena itu pemberian cetuximab sebaiknya dikombinasi
dengan irinotecan (FOLFIRI).
c. Ziv-Aflibercept
Aflibercept merupakan protein rekombinan yang memiliki bagian reseptor 1
dan 2 VEGF manusia yang berfusi pada porsi Fc dari IgG1 manusia. Didesain
sebagai perangkap VEGF untuk mencegah aktivasi reseptor VEGF dan
selanjutnya menghambat angiogenesis. Obat ini secara signifikan menunjukkan
peningkatan response rates, PFS, dan OS bila dikombinasi dengan FOLFIRI pada
lini kedua.
d. Panitumumab, Regorafenib, BIBF 1120, Cediranib Panitumumab, regorafenib, BIBF
1120, dan cediranib merupakan targeted therapy yang belum tersedia di Indonesia.
Panitumumab merupakan antibodi monoklonal murni dari manusia. Mekanisme
kerjanya sama dengan cetuximab. Kedua antibodi monoklonal ini diindikasi pada
pasien metastasis kanker kolorektal dengan KRAS dan NRAS wild type. Bila kedua
RAS tersebut jenisnya wild type, perlu dipertimbangkan pemeriksaan BRAF.
D. KANKER PROSTAT

a) Pengertian Kanker Prostat


Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat,
dan umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Sebagian besar penderita kanker
prostat berusia di atas 65 tahun. Kanker ini tidak bersifat agresif dan berkembang secara
perlahan.
Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar kandung kemih.
Kelenjar ini merupakan bagian dari sistem reproduksi dan posisinya mengelilingi saluran
yang membawa urine dari kandung kemih ke penis. Prostat juga berfungsi sebagai
penghasil semen, yaitu cairan yang dikeluarkan bersama sperma saat ejakulasi.

b) Pengobatan Kanker Prostat


1. Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam tatalaksana kanker
prostat. Radioterapi dalam tatalaksana kanker prostat dapat diberikan sebagai
terapi kuratif definitif, kuratif ajuvan, salvage dan paliatif.
a. Radioterapi definitif pada kanker prostat, dapat diberikan pada kanker
prostat dengan stratifikasi rendah (NCCN kategori 2A), intermedia
(NCCN kategori 2A) dan tinggi dan stadium lokal lanjut (NCCN kategori
1). Radioterapi pada kelompok stratifikasi rendah, merupakan salah
pilihan pengobatan selain observasi dan prostatektomi radikal. Target
radiasi Radiasi eksterna definitif pada kanker prostat dapat diberikan
dengan radioterapi lokal prostat dan vesika seminalis pada stratifikasi
resiko ringan dan intermedia; dan radioterapi seluruh pelvis dan di booster
prostat dan vesika seminalis pada kanker prostat stratifikasi resiko tinggi
dan stadium lokal lanjut yang tidak dilakukan limfadenektomi pelvis.
Untuk menilai kemungkinan keterlibatan kelenjar getah benik (KGB)
pelvik dapat dilakukan dengan formula Roach atau normogram Partin.
Proses simulator dengan CT-Scan, pasien diposisikan dalam posisi supine,
kontras uretrogram dapat digunakan untuk membantu deliniasi apeks
prostat dan diafragma pelvis. Pasien sebaiknya di simulasi dalam posisi
buli penuh dan rektum kosong. Apabila rektum berisi, sebaiknya
dilakukan simulasi denga CTScan ulang.
b. Radioterapi Ajuvan dan Radioterapi Salvage, radioterapi pasca
prostatektomi radikal dapat diberikan sebagai radioterapi ajuvan dengan
indikasi tertentu atau radioterapi salvage bila dinyatakan kambuh.
Radioterapi ajuvan pasca prostatektomi radikal (NCCN kategori 2A, EAU
grade A, level 1b) diberikan pada salah satu dari indikasi berikut:
 Ekstensi ekstra prostat (pT3a)
 Keterlibatan vesika seminalis (pT3b)
 Batas sayatan positif
c. Radioterapi paliatif diberikan pada kanker prostat yang sudah
bermetastases ke tulang dan menimbulkan rasa nyeri. Tujuan paliatif
diberikan untuk meredakan gejala sehingga meningkatkan kualitas hidup
pasien. Radioterapi pada tatalaksana metastases tulang merupakan salah
satu modalitas terapi selain imobilisasi dengan korset atau tindakan bedah,
bisfosfonat, terapi hormonal, terapi target donosumumab, terapi
radionuklir dan kemoterapi.

2. Kastrasi dan Hormon Refrakter (Castration and Hormone Refractory Prostate


Cancer / CRPC- HRPC)
Didefinisikan sebagai tahap lanjut kanker prostat yang tetap progresif
dalam terapi penekanan androgen (androgen deprivation therapy/ADT), dengan
manifestasi berupa kombinasi dari peningkatan kadar serum (Prostate Specific
Antigen/PSA), bertambahnya keluhan klinis atau munculnya metastasis baru.
CRPC masih responsif terhadap terapi hormon lini kedua, termasuk penghentian
anti-androgen, estrogen dan kortikosteroid. sedangkan HRPC adalah resisten
terhadap semua tindakan hormonal.

3. Metastasis Tulang pada CRPC


a. Pencegahan Metastasis Tulang pada CRPC
 Pemantauan dengan pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD)tiap 2
tahun bagi yang tanpa risiko dan tiap 1 tahun bagi pasien yang
memiliki risiko (kurangnya asupan kalsium, alkohol dan merokok).
b. Pengobatan Metastasis Tulang pada CRPC
 Sekali timbul kecurigaan awal, perlu diperiksa segera dengan MRI dan
diterapi kortikosteroid dosis tinggi.
 Terapi bone cement tulang belakang.
 Konsultasikan dengan bedah saraf terhadap kemungkinan terjadi
dekompresi tulang belakang yang dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai