Anda di halaman 1dari 3

1. Karakteristik Camptothecin Camptothecin adalah suatu senyawa yang awalnya diisolasi dari Camptotheca acuminate dan Nyssaceae tree.

Senyawa ini termasuk golongan alkaloid yang memiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi dan dapat mengiduksi terjadinya apoptosis sel (kematian sel). Spesifikasinya adalah sebagai berikut (Product Data Sheet, 2014) : Rumus molekul Berat molekul Titik didih : C20H16N2O4 : 348.4 : 264-267 C

Panjang gelombang max : 220, 254, 290, 370 nm

Gambar 1. Struktur Camptothecin (Chang et al., 2000) Berdasarkan uji kualitatif, senyawa ini memberikan respon negatif terhadap uji fenol, uji indol, uji fragendrof dan uji meyer. Bukan merupakan garam kristalin. Senyawa ini juga tidak dapat dimetilasi melalui reaksi terhadap diazometan atau dimetil sulfat pada kondisi yang bervariasi. Reaksi dengan karbonat atau bikarbonat tidak terjadi (Wall dan Wani, 1995). Karakteristik struktural dari Camptothecin disebabkan oleh lima cincin sebagai struktur dasar yang terdiri dari subunit quinoline 20S-isomer Camptothecin yang dimurnikan menghambat topoisomerase I sebanyak 10-100 kali lebih potensial dari pada 20R-isomer. Potensi dapat meningkat oleh adanya substitusi yang tepat pada posisi C-9 dan C-10 dari sebuah cincin aromatik dari bagian quinoline

Keberadaan lakton (ester yang mengalami siklisasi) dalam struktur tersebut yang mejadi dasar dari aktivitas biologis yang dimiliki Camptothecin. Namun lakton ini juga rentan terhadap terjadinya hidrolisis reversible spontan sehingga bentuk lakton ini utuh pada pH asam. Cincin lakton ini akan terbuka pada pH netral dan basa. Reaksi ini reversible tergantung pada pH, jika pH kembali asam maka cincin lakton akan kembali ke bentuk semula (Garcia et al.,. 2002 ; Kruszewska, 2010). Kruszewski dan

2. Camptothecin Sebagai Obat Antikanker Dalam beberapa tahun terakhir, topoisomerase telah menjadi target populer untuk perawatan kemoterapi kanker. Diperkirakan bahwa inhibitor topoisomerase memblokir langkah ligasi siklus sel, menghasilkan single dan double helix tak terbentuk sehingga membahayakan integritas genom. Oleh karena itu, inhibitor enzim ini kemudian menyebabkan apoptosis dan kematian sel. Champtothecin merupakan senyawa yang termasuk dapat menghambat kerja enzim topoisomerase I. Sehingga senyawa ini dapat digunakan sebagai obat antikanker. Camptothecin memiliki target untuk menghambat kerja enzim topoisomerase I, suatu enzim yang bertanggungjawab atas replikasi DNA. Topoisomerase I adalah protein (Mr 100.000) yang kovalen mengikat DNA beruntai ganda melalui reversible reaksi transesterifikasi .Camptothecin berinteraksi dengan enzim ini dengan mencegah pembentukan komplek topoisomerase I-DNA. Aktivitas antileukimia dan antitumor dimiliki oleh senyawa ini. Senyawa ini juga potensial sebagai agen kemoterapi AIDS dan sebagai anti-HIV (Kruszewski dan Kruszewska, 2010 ; Garcia et al.,. 2002 ; Das et al., 2001). Camptothecin mengikat dan menstabilkan komplek topoisomerase I-DNA yang terpotong. Meskipun obat tidak mempengaruhi aksi pembelahan awal topoisomerase I, namun langkah religation dihambat, mengarah ke akumulasi DNA yang berantai tunggal. Lesi ini tidak dengan sendirinya beracun untuk sel, karena helai mudah religate pada penghapusan obat. Namun, tabrakan replikasi DNA dengan

terner obat-enzim DNA kompleks menghasilkan untai ganda ireversibel yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel (Garcia et al.,. 200). Bioaktivitas antileukimia dari Camptothecin ditunjukkan pada penelitian yang menguji senyawa ini pada sel leukemia pada tikus. Hasilnya adalah terjadi perpanjangan hidup tikus sebesar 100% dengan dosis 0,25-1,0 mg/kg. senyawa ini juga aktif pada penyakit karsinoma hati dan tumor. Camptothecin juga dapat menghambat retrovirus HIV (human immunodeficiency) dengan menginhibisi Tat_mediated transcription dari promoter virus. Senyawa ini bersifat sangat toksik dan memiliki kelarutan yang rendah (Das et al., 2001).

Anda mungkin juga menyukai